Pages

Friday, October 17, 2025

Prancis mengizinkan Indonesia membeli Rafale? dan Alasan utama kerjasama Indonesia-Prancis

 


Prancis mengizinkan Indonesia membeli Rafale karena adanya kesepakatan strategis yang saling menguntungkan, termasuk transfer teknologi yang menjadi prioritas Indonesia, jaminan suplai suku cadang tanpa ancaman embargo, dan kerja sama industri pertahanan jangka panjang. Selain itu, hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis yang kuat serta kebutuhan Indonesia untuk memodernisasi alutsistanya menjadi faktor penting dalam keputusan ini.

Alasan utama kerjasama Indonesia-Prancis

Transfer Teknologi dan Kemandirian: Kesepakatan ini mencakup transfer teknologi, kerja sama industri, riset dan pengembangan, serta pemeliharaan di dalam negeri. Hal ini sejalan dengan target Indonesia untuk membangun kemandirian di sektor pertahanan.

Jaminan Pasokan dan Tanpa Embargo: Pembelian Rafale dari Prancis memberikan keuntungan berupa jaminan suplai suku cadang yang terjamin dan terhindar dari ancaman embargo, berbeda dengan negara lain yang mungkin lebih rentan terhadap tekanan politik.

Kemitraan Strategis: Kesepakatan ini memperdalam hubungan pertahanan kedua negara dan menempatkan Indonesia sebagai mitra strategis Prancis di kawasan Indo-Pasifik.

Pesawat Tempur Berkualitas Tinggi: Rafale adalah jet tempur generasi 4,5 yang canggih dengan berbagai kemampuan, termasuk kemampuan multi-misi, radar dan sensor yang canggih, serta bahan bakar yang irit.

Kebutuhan Alutsista Indonesia: Pembelian ini juga didasari oleh kebutuhan mendesak untuk mengganti armada lama seperti F-5 yang sudah tua, serta untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia secara keseluruhan.

PT Dirgantara Indonesia dan Havelsan akan bermitra mengembangkan pesawat jenis AWACS (Airborne Early Warning and Control).

 


Perusahaan kedirgantaraan milik negara Republik Indonesia, PT Dirgantara Indonesia dan perusahaan teknologi pertahanan milik negara Turkiye, Havelsan akan bermitra mengembangkan pesawat jenis AWACS (Airborne Early Warning and Control). 

Kesepakatan itu terjalin dalam Indonesia-Türkiye Business Forum yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey di Hotel The Ritz-Carlton, Jakarta, pada ha Rabu, (12/02/2025). 

Untuk proyek pesawat AWACS ini, PT Dirgantara Indonesia menjadi kontraktor utama yang menyiapkan tenaga ahli dalam pembuatan desain, perakitan, produksi, pengujian, serta hingga pemeliharaan. Para teknisi itu akan bekerjasama dengan perwakilan Havelsan. Khusus untuk mesin simulasi, PT Dirgantara Indonesia membuka joint technology development untuk Havelsan. 

Berdiri sejak 1982, Havelsan Turkiye telah mengembangkan 90 persen perangkat lunak sistem pesawat AWACS di Turkiye. Pesawat AWACS tersebut memiliki kemampuan deteksi dini, pengawasan udara, serta manajemen pertempuran berbasis udara yang terintegrasi.

BERITA LAINNYA

TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI dan Havelsan, perusahaan teknologi pertahanan asal Turki, akan bermitra mengembangkan pesawat Airborne Early Warning and Control alias AWACS. Kesepakatan itu terjalin dalam Indonesia-Türkiye Business Forum yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEK) di Hotel The Ritz-Carlton, Jakarta, pada Rabu, 12 Februari 2025.

Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dan Chief Executive Officer Havelsan Mehmet Akif Nacar, dalam agenda tersebut, juga menyepakati kolaborasi pengembangan simulator penerbangan pesawat CN235-220. “Kami optimis dapat menghadirkan solusi yang tidak hanya mendukung kemandirian pertahanan Indonesia, tetapi juga berkontribusi bagi pasar global,” ucap Gita melalui keterangan pers yang diterima Tempo pada hari penandatanganan perjanjian tersebut.

Untuk proyek pesawat ini, PTDI menjadi prime contractor yang menyiapkan tenaga ahli dalam pembuatan desain, perakitan, produksi, pengujian, serta hingga pemeliharaan. Para teknisi itu akan bekerjasama dengan perwakilan Havelsan. Khusus untuk mesin simulasi, PTDI membuka joint technology development untuk Havelsan.

Sebagai pabrikan pesawat pelat merah di Indonesia, PTDI berpengalaman mengembangkan simulator penerbangan untuk berbagai jenis pesawat, mulai dari N250 Engineering Flight Simulator; CN235-220 Operational Flight Trainer; serta N219 Engineering Full Flight Simulator. Perseroan juga pernah menggarap simulator helikopter, yakni NAS332 Full Flight Simulator dan H225M Full Flight Simulator.

Havelsan juga terbiasa menggarap sistem visual canggih yang diharapkan bisa menyokong simulasi berkualitas tinggi. PTDI dan Havelsan menargetkan pengembangan sistem simulator pesawat Level D yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia dan pasar global.

Kolaborasi ihwal AWACS dan simulator penerbangan itu ditandatangani saat gelaran Indonesia-Türkiye Business Forum yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEK) di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025. Pertemuan antar pengusaha Indonesia dan Turki tersebut dilakukan bersamaan dengan kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia.

 

 

 

 

 

Intip "Rahasia" Jet China J-10C: Sehebat Apa Lawan Rafale di Angkasa?



 Jakarta,CNBC Indonesia - Rencana pemerintah membeli Jet Tempur asal China, Chengdu J-10C telah menemui titik terang. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyetujui anggaran senilai US$9 miliar atau setara Rp146 triliun untuk akusisi alat utama sistem senjata (alutsista) modern ini yang nantinya akan menambah kekuatan alutsista Jet Tempur yang dioperasikan oleh TNI-AU.



Chengdu J-10 dengan julukan "Vigorius Dragon" merupakan jet tempur generasi 4,5 dengan kemampuan multirole. Pesawat ini dibuat oleh Chengdu Aircraft Industry Corporation (CAIC) yang merupakan anak perusahaan Aviation Industry Corporation of China (AVIC). Saat ini, hanya ada dua negara yang mengoperasikan J-10 yakni, China dan Pakistan.

Proyek ini berawal pada pertengahan 1980-an melalui program rahasia bernama Project 8610, yang bertujuan mengembangkan pesawat tempur superioritas udara buatan dalam negeri untuk menandingi sistem generasi ke-4 Rusia dan Barat.

Dalam proses pengembangannya, sejumlah analis pertahanan menyebut bahwa desain J-10 memiliki kemiripan dengan proyek jet tempur IAI Lavi asal Israel yang dibatalkan pada 1980-an. Meski demikian, pihak China membantah dugaan tersebut dan menegaskan bahwa J-10 merupakan hasil pengembangan murni industri dirgantara dalam negeri.

Pesawat ini melakukan penerbangan perdananya pada 23 Maret 1998 dan resmi diperkenalkan pada 2005, setelah hampir dua dekade pengujian. Sejak saat itu, J-10 berkembang menjadi platform tempur serbaguna (multirole fighter) dengan kemampuan air-to-air dan air-to-ground.

Hingga kini, J-10 telah berevolusi dengan beberapa varian. Mulai dari J-10A sebagai versi dasar, J-10B, Hingga J-10C dan J-10E. Varian ekspornya, J-10CE saat ini juga dioperasikan oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF). 
J-10C



Berikut ini Spesifikasi Chengdu J-10.

Mesin Hingga Performa J-10

Chengdu J-10 awalnya dirancang untuk menggunakan mesin turbofan buatan dalam negeri Tiongkok, WP-15, namun proyek tersebut akhirnya digantikan oleh mesin dari Rusia yakitu, Salyut AL-31F. Mesin ini mampu menghasilkan daya dorong hingga 27.557 pon (lbf) dengan sistem afterburner, memberikan kemampuan akselerasi luar biasa bagi J-10.

Mesin AL-31F dikenal tangguh dan telah terbukti digunakan pada jet tempur Sukhoi Su-27 Flanker. Versi yang dipasang pada J-10 telah dimodifikasi khusus agar sesuai dengan kebutuhan pesawat tempur China ini.

Mesin WS-10A memiliki dorongan sekitar 24.700 pon, sedikit lebih rendah dibanding AL-31F, namun memberikan keuntungan besar dari sisi kemandirian teknologi dan biaya operasional.

Secara umum, kemampuan mesin ini memungkinkan J-10 untuk terbang dengan kecepatan maksimum Mach 2,2 di ketinggian jelajah tinggi dan mencapai ketinggian operasi hingga 65.000 kaki atau sekitar 19.800 meter. Dengan jangkauan sekitar 2.500-3.000 KM. 

Daya dorong kuat inilah yang menjadikan J-10 mampu bersaing dengan jet tempur sekelas F-16 asal Amerika Serikat atau MiG-29 buatan Rusia.

J-10 juga dilengkapi dengan sistem Fly-by-wire dalam mekanisme kendali pesawat.

Teknologi ini berkeja dengan menerima input dari pilot melalui flight control di cockpit, kemudian diproses oleh komputer sebelum diteruskan ke permukaan kendali seperti sayap dan vertical stabilizer.

Sistem Persenjataan Chengdu J-10

Persenjataan Yang Dapat Dibawa Chengdu J-10

Table with 3 columns and 7 rows. (column headers with buttons are sortable)
1GunType 23-3 twin-barrel cannon, kaliber 23mm
2Jumlah Hardpoints11 (6 di bawah sayap, 5 di bawah badan pesawat)
3Rudal air-to-airPL-8, PL-9, PL-11, PL-12
4Rudal air-to-groundPJ-9, YJ-9K
5Bom Pintar & bom biasaLT-2 (laser-guided), LS-6 (satellite-guided), bom 250–500 kg
6Tangki Eksternal3 tangki bahan bakar eksternal: 1x 450 galon (badan), 2x 212 galon (sayap)
7Pod Avionik & Sistem EksternalFILAT, Blue Sky pod, BM/KG300G jamming pod, KZ900 recon pod, Type Hongguang IR pod

J-10 dibekali dengan Gun Double Barrel Tipe 23-3 dengan kaliber 23 mm yang terpasang di bagian bawah badan pesawat. Selain itu, pesawat ini memiliki 11 titik gantung (hardpoints) yang memungkinkan pembawaan berbagai jenis senjata mulai dari rudal air-to-air dan air-to-ground, serta, bom, maupun rocket pod.



Dalam konfigurasi udara-ke-udara, J-10 mampu membawa rudal seri PL-8, PL-9, PL-11, dan PL-12. Rudal PL-9, misalnya, merupakan rudal jarak pendek berpemandu inframerah yang mampu melaju hingga kecepatan Mach 3, sedangkan PL-12 memiliki jangkauan menengah (beyond visual range/BVR) yang setara dengan AIM-120 AMRAAM milik Amerika Serikat.

Untuk misi udara-ke-darat, J-10 dapat mengangkut rudal PJ-9 dan YJ-9K, serta bom pintar berpemandu laser seperti LT-2, atau bom luncur berbasis satelit LS-6. Pesawat ini juga bisa membawa berbagai jenis bom konvensional dengan berat antara 250-500 kg, menjadikannya ideal untuk operasi serangan darat presisi tinggi.


Pesawat ini juga dapat dilengkapi berbagai pod avionik eksternal untuk meningkatkan efektivitas tempur. Sistem-sistem tersebut memungkinkan J-10 untuk menjalankan misi serangan, pengintaian, hingga peperangan elektronik dengan akurasi tinggi.

                                   Rafale membawa rudal SCLAP, Meteor dan Mica


Perbandingan Dengan Dassault Rafale

Selain Chengdu J-10C, Indonesia juga tengah menanti kedatangan jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation asal Prancis. Pesawat tempur generasi 4.5 ini telah resmi dipesan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2022 sebagai bagian dari upaya modernisasi kekuatan udara nasional.





Rafale
Kementerian Pertahanan RI telah menyepakati pembelian 42 unit jet tempur Rafale dalam kontrak senilai US$ 8,1 miliar, termasuk paket persenjataan dan dukungan logistik komprehensif.


Menurut jadwal, pengiriman unit pertama Rafale ke Indonesia akan dimulai pada awal tahun 2026, menandai babak baru dalam peningkatan kesiapan dan modernisasi pertahanan udara nasional.

Berikut ini perbandingan antara Rafale dan J-10C:

Head to Head Chengdu J-10C Vs Dassaulf Rafale 

Table with 3 columns and 16 rows. (column headers with buttons are sortable)
Negara ProdusenChinaPrancis
Generasi4.54.5
TipeMultirole / Air Superiority FighterMultirole / Air Superiority Fighter
Kecepatan Maksimum (Mach)1.81.8
Jangkauan (km)2.500 – 3.0003.700
Ketinggian Maksimum (ft)59.00050.000
Jumlah Hardpoints1114
RadarKLJ-7A AESAThales RBE2 AESA
Sistem RudalPL-15, PL-10, KD-88, YJ-91Meteor, MICA, SCALP, Exocet
Panjang (m)16,915,3
Rentang Sayap (m)9,7510,8
Tinggi (m)5,435,34
Berat Kosong (kg)8.84010.300
Berat Lepas Landas Maksimum (kg)19.27724.500
Jumlah Pesanan Indonesia*42 Unit42 Unit
Nilai KontrakUS$9 miliarUS$8,1 miliar


CNBC INDONESIA RESEARCH 

research@cnbcindonesia.com

jet-china-j-10c-sehebat-apa-lawan-rafale-di-angkasa

Download Apps CNBC Indonesia sekarang https://app.cnbcindonesia.com/

Monday, October 13, 2025

Sudah Menanti lama akhirnya Indonesia akan punya Kapal induk Giuseppe Garibaldi

kapal induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi


Rencana TNI AL membeli kapal induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi merupakan langkah tepat untuk memperkuat kekuatan maritim Indonesia. Indonesia sudah seharusnya memperkuat kekuatan maritim mengingat statusnya sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Pasifik. Dan sebagai Efek Deterance, serta sebagai modal diplomasi di tingkat global sehingga mempunyai bergaining power dan di segani oleh bangsa-bangsa di dunia.

Dengan kapal Induk TNI AL dapat dengan mudah mengoperasikan armada yang dapat menampung kekuatan udara maupun alat utama sistem senjata (alutsista) tempur.

Tidak hanya itu, kapal induk juga dapat mendukung TNI AL membawa logistik untuk menjalankan misi kemanusiaan atau operasi militer selain perang (OMSP), Namun Demikian TNI AL perlu menyiapkan beberapa kapal pendamping untuk mengawal kapal induk saat beroperasi. Jenis kapal ini perlu diperkuat dengan kapal lain seperti LHD sebelum langkah berikutnya memiliki kapal induk, walaupun saat ini TNI AL sudah memiliki dua frigat terbesarnya (kelasKRI Brawijaya) dan armada kapal selam dari berbagai kelas.
beberapa negara yang tidak pernah membiarkan kapal induk beroperasi sendiri melainkan selalu berada dalam satu gugus tugas.
Setiap kapal induk selalu diiringi oleh dua kapal permukaan, satu kapal selam dan satu kapal suplai.
Hal tersebut dilakukan demi menjaga kapal induk yang merupakan bagian dari salah satu aset penting negara.


Mengutip Pidato dan Arahan Presiden Republik Indonesia sekaligus Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto :

"Presiden Republik Indonesia sekaligus Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kekuatan pertahanan dalam menjaga kedaulatan negara. Penegasan tersebut disampaikan Kepala Negara dalam pengarahan kepada para Komandan Satuan (Dansat) TNI di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 7 Februari 2025.


“Kita tidak bisa melindungi hanya dengan itikad baik. Kita tidak bisa melindungi hanya dengan kata-kata. Kita tidak bisa melindungi hanya dengan tulisan-tulisan. Kita tidak bisa melindungi dengan teori. Melindungi adalah dengan kekuatan. Kalau sebuah negara ingin merdeka sesungguhnya sebuah negara ingin sejahtera, maka harus punya kekuatan untuk melindungi diri, untuk melindungi semua kekayaan alam yang ada,” tegas Presiden Prabowo di hadapan para komandan satuan dari tiga matra TNI."


Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan lebih baik mati daripada bangsa Indonesia dijajah kembali. Prabowomenyampaikan ini dalam sambutannya di pameran Indo Defence di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025). "Kita punya ajaran daripada nenek moyang kita. Lebih baik kita mati daripada dijajah kembali," kata Prabowo. Prabowo juga menyorot soal perang sebagai opsi terakhir bagi suatu negara.


Dia menekankan, bagi Indonesia, perang hanya dilakukan jika sudah terpaksa."Bagi kita, perang itu adalah yang terakhir. Kita perang hanya kalau terpaksa," tuturnya. Dalam kesempatan ini, Prabowo mengatakan perang adalah kegiatan manusia yang destruktif serta menimbulkan kehancuran. Dia juga menyebut, bangsa yang tidak mau investasi di sektor pertahanan biasanya akan menjadi negara budak.


Sejarah manusia mengajarkan bahwa suatu bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri biasanya kedaulatannya dirampas, biasanya kemerdekaannya dirampas, biasanya bangsa itu menjadi bangsa budak," jelasnya. "Ini adalah ajaran sejarah. Karena itu, bangsa Indonesia dari awal mengatakan bahwa bangsa Indonesia cinta damai, tapi bangsa Indonesia lebih cinta kemerdekaan," sambung dia

KF 21 Boramae/IFX/F33

Saya sangat setuju dengan dengan pernyataan dan pengarahan Bapak Presiden RI Prabowo Subianto diatas bahwa "Sejarah manusia mengajarkan bahwa suatu bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri biasanya kedaulatannya dirampas, biasanya kemerdekaannya dirampas, biasanya bangsa itu menjadi bangsa budak," jelasnya. "Ini adalah ajaran sejarah. Karena itu, bangsa Indonesia dari awal mengatakan bahwa bangsa Indonesia cinta damai, tapi bangsa Indonesia lebih cinta kemerdekaan,"

Karenanya dengan investasi terhadap pertahan artinya memperkuat pertahan bangsa dan negaranya begitu pula dengan Pembelian kapal induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi itu bukti nyata untuk memperkuat pertahanan bangsa dan negara Republik Indonesia. Ada yang bilang indonesia belum cocok untuk mempunyai kapal induk, ada yang bilang biaya opersionalnya tinggi, dan lain sebagainya. Saya kira pandangan - pandangan tersebut sudah tidak relevan lagi dengan dinamika yang terjadi sekarang dan untuk masa depan. Karena pergerakan dan persaingan geopolitik makin tajam dan Pertumbuhan , persaingan Teknologi Alutsista terkini makin canggih ( penggunaan drone intai dan serang dengan IA, drone kamikaze dengan IA, Peperangan Elektronik) dan alutsista lainya.

Kalau dibilang indonesia Belum cocok mempunyai kapal induk ini adalah pandangan skeptis yang melemahkan semangat untuk membangun pertahanan dan keamanan yang kuat

Nah kalau di bilang biaya opersinya mahal .... saya tanya anda tau tidak ? anda didalam tidak? kan yang tau Postur TUBUH anggran pertahanan dan keamnan pemerintah, yang mempunyai kebijakan pemerintah  nah maka dari itu kita serahkan kepada Ahlinya siapa itu ya pemerintah dan TNI kita tinggal mendukung dan mensuport pemerintah dan mendoakan pemerintah ini agar dan negara ini agar selalu damai tentram ekonomi stabil ,... ekonomi stabil maka akan tumbuh subur.. nah kalau tumbuh subur banyak uang tuh nah bisa kita beli alutsista alutsista yang canggih lagi supaya pertahan dan kemaman kuat.

Pertahanan dan keamanan mempunya suatu relevansinya sangat kuat dengan keadaan ekonomi sutu bangsa..maka dari itu pertahan dan keaman kita harus kuat supaya ekonomi kita kuat maka rakyat kita akan makmur dan sejahtera.

Saya kira di pemerintahan sana banyak ahlinya kita gak usah kawatir, dukung pemerintah, dukung renstra TNI, Dukung MEF, Dukung modernisasi Pertahan dan kemanan kita baik alutsista, dan SDMnya..dan awasi perjalannya.

Jet tempur gen 5 stealth Kaan


ups maaf ya om terlalu mengebu gebu... karena saya dari dulu mengidamkan indonesia mempunyai kapal induk,mempunyai S400, bahkan S500 trium, ada pesawat AWACS, mempunyai rudal jarak dekat, menengah dan jauh. 


 
setidaknya sudah ada kapal induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi yang akan di beli


setidaknya suda ada NASAMS dari Norwegia dan Trisula-O (Hisar-O) dari Turki, serta sistem lain seperti Oerlikon Skyshield, Mistral, dan StarStreak. Konsep pertahanan udara nasional Indonesia
disebut sebagai Indonesian Archipelagic Air Defense System (IAADS) "Cakra",yang bertujuan untuk mendeteksi, melacak, dan menetralisir ancaman di seluruh wilayah udara kepulauan. Selain sistem rudal, penguatan juga dilakukan melalui penambahan radar dan penerapan konsep Air Defence Identification Zone (ADIZ)

setidaknya sudah ada Rudal balistik Khan


Ya, Indonesia sudah memiliki rudal balistik bernama KHAN,yang dibeli dari Turkiye dan sudah ditempatkan di Kalimantan Timur. Rudal ini merupakan bagian dari upaya modernisasi pertahanan dan ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18 di Tenggarong, dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
KHAN memiliki jangkauan hingga 280 km dan memperkuat kemampuan strategis Indonesia,
serta menjadikan Indonesia negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki rudal
balistik modern.


Detail Rudal KHAN

Asal: Turkiye, diproduksi oleh Roketsan.

Jangkauan: Hingga 280 km.

Fungsi: Menargetkan sasaran bernilai tinggi seperti
bunker, pusat komando, radar, dan fasilitas logistik musuh.

Keunggulan:

Mobilitas tinggi: Dapat dipasang pada platform kendaraan
yang memungkinkan "tembak dan lari" (shoot-and-scoot) untuk
menghindari serangan balasan.

Akurasi tinggi: Diklaim memiliki akurasi yang tinggi dan
terbukti dalam pertempuran.

Tahan berbagai kondisi: Mampu beroperasi dalam segala
cuaca dan medan.

Penempatan: Di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong,
Kalimantan Timur, dan dikirim secara bertahap.

Signifikansi:

Meningkatkan kemampuan pencegahan jarak jauh dan respons
cepat terhadap ancaman regional.

Menempatkan Indonesia sebagai
negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan sistem rudal balistik
modern.
Nah AWACS ini penting dan indonesia harus beli pesawat AWACS biar jet-jet tempur kita tidak buta dalam pertempuran.

Indonesia belum memiliki pesawat AWACS (Airborne Warning and Control System) yang operasional, tetapi memiliki rencana strategis untuk pengadaan dan kerja sama pengembangan dengan negara lain. Rencana ini mencakup potensi akuisisi dan kemitraan dengan Turki untuk mengembangkan pesawat AWACS buatan Indonesia.

Status dan rencana pengadaan

Rencana strategis: Pengadaan pesawat AWACS sudah masuk dalam rencana strategis TNI Angkatan Udara, meskipun prosesnya panjang dan kompleks.

Keterlibatan PTDI: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menjadi kontraktor utama dalam rencana pengembangan ini dan akan bekerja sama dengan perusahaan Turki, Havelsan.

Potensi akuisisi: Ada juga opsi pengadaan pesawat AWACS dari pabrikan Amerika atau Eropa, termasuk Boeing, dengan anggaran yang diperkirakan akan diambil dari pinjaman luar negeri.

Kerja sama pengembangan

Kemitraan dengan Turki: Indonesia dan Turki menjalin kerja sama untuk mengembangkan pesawat AWACS.

(https://www.indonesian-aerospace.com/id/media/berita/detil/1385/erdogan-ke-indonesia-ptdi-dan-havelsan-jalin-kemitraan-garap-pesawat-awacs)

Pembagian peran: PTDI akan berperan sebagai kontraktor utama di Indonesia, sementara Havelsan akan menyediakan keahlian teknis dan perangkat lunak.

Tujuan: Kerja sama ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian teknologi pertahanan nasional dan menciptakan sistem AWACS yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia.


Setidaknya Indonesia sudah Bisa berjalan tegak dan percaya diri dengan Pertahan dan keamananya dan alutsistanya ( di udara akan dihiasi rafele, KF 21 Boramae/IFX indonesia, Jet tempur gen 5 Kaan, ( existing F16,sukhoi, t50, hawk) rencana J-10C dalam pertimbangan dan sederetan drone, darat sudah ada MBT, Medium tank Harimau, ada Rudal balistik Khan, laut ada kapal induk induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi, ada KRI Brawijaya, ada Fregat Merah putih)..pokoknya banyak alutsista baru yang lainyaa...

maka dari itu kita dukung pemerintah untuk memperkuat pertahanan dan keamananya, karena pertahanan dan keamanan merupakan suatu harga mati bagi suatu negara apabila negara tersebut ingin berdaulat dan makmur.

Majuterus pak Prabowo untuk kemajuan dan kekuatan pertahanan dan keamanan dan ekonomi RI, kami rakyat indonesia mendukungmu.


Sumber dari berbagai sumber dan pendapat pri badi


Indonesia defence

 

BERITA POLULER