Pages

Friday, October 29, 2010

TNI AD Kembali Jawara AARM 2010

 


Indonesia juara Riffle Overall team.

Indonesia jawara Rifle Match4.

Indonesia jawara Pistol Men team.

Sersan Safrin Sihombing jawara Pistol Men Individual Overall.

Indonesia jawaran Pistol Match 4.

Indonesia jawara Pistol Ladies Team.

Indonesia jawara Pistol Ladies Match 3.

Prajurit TNI sapu bersih peringkat 1 hingga 3 Machine Gun Individual Overall Top Gun.

Sersan Oktafarin jawara Pistol Ladies Individual Overall.

Sersan Jaka jawara Pistol Men Match 1.

Sersan Priyanta dan Sersan Saryono jawara Machine Gun Match 2.

Prajurit Lesli jawara Carbine Match 1.

Sersan Denny Mentu jawara Rifle Match 2. (Foto: ACAMM)
 
BERITA HANKAM

Thursday, October 28, 2010

Singapore Takes Part in Exercise Bersama Padu 2010


Singapore Chief of Defence Force Lieutenant General Neo Kian Hong and Malaysia Chief of Defence Force General Tan Sri Dato' Sri Azizan bin Ariffin interacting with exercise participants at Butterworth Air Base during the exercise's opening ceremony.

28 October 2010 -- Exercise Bersama Padu 2010, a major Five Power Defence Arrangements (FPDA) joint exercise hosted by Malaysia, will be concluding tomorrow. A total of 13 ships, 63 aircraft and about 1000 personnel from Australia, Malaysia, New Zealand, Singapore and the United Kingdom participated in the exercise.

Exercise Bersama Padu aims to enhance interoperability and mutual cooperation among the armed forces of the FPDA nations. This year's exercise, which started on 11 Oct 2010, comprised a shore-based planning phase at the Butterworth Air Base in Penang, Malaysia and a sea phase conducted in the South China Sea. The exercise scenario involved air, maritime and land forces from the FPDA nations working together in a multi-threat environment to conduct air defence, naval surface warfare and land integration operations.

Captain Sanipher Sin (first from left) from the Republic of Singapore Navy working with her FPDA counterparts at the Butterworth Air Base during Exercise Bersama Padu 2010.

The Chief of Defence Force of the Singapore Armed Forces, Lieutenant General Neo Kian Hong, will be officiating at the closing ceremony held at the Butterworth Air Base on 29 Oct 2010. The Malaysian Chief of Defence Force General Tan Sri Dato' Sri Azizan bin Ariffin had officiated at the opening ceremony at Butterworth Air Base on 15 Oct 2010.

EX Bersama Padu 2010 - Force Protection

324 Combat Support Squadron is Australia's support squadron permanently based at RMAF Butterworth in Malaysia. The squadron provides essential support to Australian units operating from RMAF Butterworth throughout the year. The squadron comprises Royal Australian Air Force personnel and locally employed civilians who support Australia's national interests in South-East Asia by providing deployed combat and domestic support.

Corporal Richard Kohn and Sergeant Jarrod Fairfield, from 324 Combat Support Squadron's force protection flight, conduct security patrols at 3 Squadron's flightline. (Photo: Australia DoD)

Sergeant Jarrod Fairfield, from 324 Combat Support Squadron's force protection flight, heads towards the warehouse at RMAF Butterworth during Exercise Bersama Padu 2010. (Photo: Australia DoD)

Members of 324 Combat Support Squadron's force protection flight heads toward the flightline during Excercise Bersama Padu 2010. (Photo: Australia DoD)

Mindef

400 Marinir Berangkat ke Wasior


28 Oktober 2010, Surabaya -- KRI dr Soeharso-990 sesaat sebelum diberangkatkan ke Wasior, Papua Barat. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)



Para prajurit Korps Marinir TNI AL memasuki KRI dr Soeharso-990. 400 prajurit yang diberangkatkan ke Wasior, Papua Barat ini berasal dari Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir, Brigif-1 Marinir, Resimen Kavaleri-1 Marinir dan Batalyon Taifib-1 Marinir. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)

Selain prajurit, Marinir juga mengirim sejumlah truk ke Wasior, Papua barat. (Foto: Kuwadi/Dispen Marinir)


BERITA HANKAM

Rusia Uji Coba Tiga Rudal Strategis


0diggsdigg


MOSKOWA, KOMPAS.com - Rusia, Kamis, sukses melakukan uji coba tiga rudal balistik antar-benua yang berbeda sebagai bagian dari uji coba regular atas arsenal strategisnya, lapor kantor-kantor berita setempat.

Pasukan bersenjata memulai uji coba dengan meluncurkan rudal Topol RS-12M (yang disebut SS-25 Sickle oleh NATO) dari kosmodrom Plesetsk, di utara Rusia menuju sasaran di semenanjung Kamchatka di Lautan Pasifik. Rudal antar-benua Topol memiliki jarak tembak 10.000 kilometer. Rudal tersebut pertama diujicoba tahun 1983 dan dimasukkan ke dalam arsenal nuklir Uni Soviet tahun 1988. Peluru kendali itu awalnya dirancang untuk digunakan selama 10 tahun.

Pasukan Rusia pada uji coba itu meluncurkan dua rudal antarbenua dari kapal selam nuklir di laut utara, kata sumber militer yang dikutip kantor-kantor berita Rusia. Rudal yang pertama adalah P-29P (RSM-50), dengan jarak 6.500 kilometer, yang dapat diluncurkan dari kedalaman 50 meter (atau 160 kaki). Beberapa menit kemudian, pasukan meluncurkan rudal Sineva (dirujuk sebagai Skiff oleh NATO) dari Laut Barents. Rudal yang dimasukkan ke dalam arsenal Rusia tahun 2007 dan 2008 itu mencatat jarak tembak terpanjangnya 11.574 kilometer.

"Ketiga uji coba yang berhasil itu mengonfirmasi spesifikasi rudal-rudal tersebut dan kapasitas tempur kekuatan nuklir strategis negara," kata seorang jurubicara kementerian pertahanan pada kantor berita Interfax.

Sumber: KOMPAS

KRI Soeharso Tetap Bertolak ke Wasior


0diggsdigg


suarasurabaya.net| KRI dr. Soeharso-990 akhirnya diberangkatkan ke Wasior Papua Barat sesuai rencana semula. Perubahan tujuan ini diterima tim KRI dr. Soeharso, Kamis (28/10).

Keberangkatan KRI dr. Soeharso-990 merupakan bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Pascabencana Wasior. Kepastian ini ditegaskan Letkol Laut YAYAN SUGIANA Kepala Dispenarmatim.

Sebelumnya, kapal perang TNI AL jenis RS apung itu sempat dialihkan tujuannya dari Wasior ke Mentawai, melihat kondisi daerah itu pasca gempa dan tsunami, Senin (25/10) lalu. Namun, hari ini rupanya, pusat menginstruksikan KRI dr. Soeharso bertolak ke Wasior Papua Barat.

Letkol Laut (P) HERIBERTUS YUDHO WARSONO Komandan kapal KRI dr. Soeharso menambahkan selama ini kebutuhan untuk korban Wasior belum terpenuhi. Selain itu, berbagai bantuan yang telah masuk dan diterima oleh Komando Armatim memang ditujukan untuk korban bencana banjir Wasior.

"Ini sesuai kebijaksanaan pimpinan. Selama ini wasior bahan bantuan blm terpenuhi. Lagipula pesanan dari awal memang ke Wasior, ini yang diutamakan," kata YUDHO pada suarasurabaya.net, Kamis (28/0).

Kapal tersebut akan membawa 80 orang tim medis yang terdiri dari dokter dan asisten dengan keahlian anestesi, bedah tulang, bedah umum, kesehatan gigi, kulit dan kelamin, mata, THT, penyakit dalam, serta perawat. TNI AL juga membawa serta 126 ABK dan 400 orang dari Zeni Marinir, Infanteri dan perbekalan yang siap bertugas di lapangan.

Tidak hanya itu, kapal tersebut juga mengangkut sejumlah bahan bantuan hasil sumbangan dari masyarakat. Diantaranya makanan, obat-obatan, pakaian, genset dan tenda.

Sumber: SUARASURABAYA

Bom Nuklir Kini Tak Butuh Misil, Cukup Taruh di Kargo Pesawat

Jakarta - Bom-bom berhulu ledak nuklir kini tidak lagi harus diluncurkan ke sasaran dengan misil-misil antar negara atau antar benua. Cukup taruh bom di kargo pesawat penumpang dan arahkan pesawat yang sarat penumpang tersebut ke sasaran.

"Ada kecenderungan semacam itu. Itu mengapa kini pemerintah AS sangat teliti mengenai kargo," ujar Robert E Kelley, seorang ilmuwan nuklir Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan Kelley dalam diskusi soal ambisi Nuklir Burma di Hotel Akmani, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (28/10/2010).

Kelley merupakan mantan direktur di international Atomic Energy Agency (IAEA). Dia memiliki 30 tahun pengalaman di US Nuclear Complex. Kelly juga memiliki pengalaman lapangan menginpeksi senjata nuklir di Irak, Afrika Selatan dan Libia.

"Kita tidak bisa mengecek satu per satu bawaan di Kargo dengan seksama. Coba anda bayangkan, ada berapa ribu pesawat yang terbang setiap harinya," jelas Kelley.

Terkait ambisi nuklir Burma, Kelley menilai saat ini Burma, belum dapat membuat bom. Tapi inilah yang sedang mereka persiapkan sekarang.

"Bayangkan sebuah pesawat terbang dari Rangoon. Membawa sebuah bom nuklir dalam kargonya dan penuh penumpang untuk menuju ke satu tempat," terang dia.

Sumber: DETIK

Medvedev dan Obama Akan Bertemu di Jepang

Medvedev dan Obama Akan Bertemu di Jepang
Dimitry Medvedev (ANTARA News/ist)
Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dijadwalkan menggelar pembicaran di sela pertemuan APEC di Jepang bulan depan, kata pihak Kremlin pada Kamis.

"Presiden Rusia dan Amerika akan menjalani pertemuan penuh di sela pertemuan APEC di Yokohama, Jepang pada 13-14 November," sebuah pernyataan menyebutkan tanpa penjelasan lebih lanjut.

Kedua pemimpin tersebut akan bertolak ke Jepang setelah menghadiri pertemuan ekonomi negara G-20 di Korea Selatan pada 11-12 November.

Di dalam pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) ke-21 negara anggota akan membicarakan isu rumit tentang pembukaan pasar mereka untuk negara lainnya.

Namun, APEC telah menghasilkan kemajuan selama bertahun-tahun guna mengupayakan zona perdagangan bebas di wilayah seputaran Pasifik yang dinamis, sebuah inisiatif yang didukung AS sejak lima tahun lalu dengan dimulai dari sekelompok kecil ekonomi mulai mendapatkan momentumnya.

Obama akan bertemu Presiden China Hu Jintao di Korea Selatan pada 11 November sebelum pertemuan negara G-20 di tengah ketegangan ekonomi AS - China dan sengketa wilayah yang meradang antara Beijing dan negara tetangganya.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Ben Rhodes mengatakan bahwa hubungan Obama dengan Medvedev merupakan salah satu yang paling dekat dan aktif dibandingkan dengan pemimpin asing lainnya.

"Mereka akan mendapat kesempatan untuk merundingkan berbagai isu, termasuk perkembangan yang telah dicapai baru-baru ini terkait dukungan AS terhadap rencana Rusia masuk ke dalam WTO, juga tentang kerja sama yang selama ini dilaksanakan seperti non proliferasi, keamanan nuklir, dan isu keamanan lainnya," kata Rhodes.(*)

ANTARA

BERITA POLULER