Pages

Thursday, July 14, 2011

Hingga 2024, TNI AD Butuh 200 Helikopter


14 Juli 2011

Helikopter Bell 412 buatan PT. DI (photo : Penerbad)
INILAH.COM, Bandung - TNI AD membutuhkan sekitar 200 unit helikopter berbagai jenis untuk menunjang kegiatan militer yang ditargetkan bisa dicapai pada 2024 mendatang.

Jenis helikopter yang dibutuhkan yakni helikopter serbu, angkut, dan komando. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya akan seoptimal mungkin menggunakan produksi PT Dirgantara Indonesia (DI).

"Sekarang masih pada tahap penjajakan dengan PT DI untuk mencapai kebutuhan jangka menengah sampai 2014, dan jangka panjang 2024," kata Wakil KSAD Letjen TNI Budiman kepada wartawan di sela-sela kunjungannya di hanggar PT DI, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Kamis (14/7/2011).

Pemilihan heli buatan PT DI tersebut, kata Budiman, selain harganya lebih murah dibanding produksi luar negeri, jika dikerjakan industri dalam negeri akan menumbuhkan perekonomian Indonesia.

"Kami berupaya seoptimal mungkin gunakan industri dalam negeri. Pasti harga helikopternya lebih murah, dan secara ekonomi akan dinikmati warga negara kita, dan melalui produk industri dalam negeri devisa kita tidak banyak keluar," terangnya. Pihaknya pun akan memesan heli dalam jumlah besar sehingga harganya bisa lebih murah.

TNI siap selaraskan sistem pertahanan



Warta
WASPADA ONLINE

(Istimewa)
DEPOK - Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono mengatakan bahwa sistem pertahanan negara yang ada perlu diselaraskan dengan perkembangan sistem pola pertahanan masa kini.

"Presiden selaku panglima tertinggi mengarahkan kita semua (TNI) untuk menyelaraskan doktrin TNI dengan perkembangan saat ini," kata Agus di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, hari ini.

"Sistem pertahanan yang ada sudah berubah, sehingga yang lama perlu direvisi," tambah Agus menanggapi arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar TNI menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan yang ada saat ini.

Presiden SBY, sebelumnya mengajak jajaran TNI untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan sehingga selalu siap menghadapi ancaman terhadap kedaulatan RI.

"Doktrin TNI dan pelaksanaan di jajaran Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat meski terus dikembangkan, namun dengan perkembangan di masa kini, keseluruhan perangkat doktrin perlu dimutakhirkan, agar bisa ikuti perkembangan jaman, sehingga TNI siap jawab dan hadapi ancaman," tegas presiden.

Untuk mewujudkannya, perlu pembahasan bersama tentang doktrin pertahanan termasuk juga implementasinya di lapangan seperti pemahaman anggota TNI, pola latihan dan juga alutsista yang tersedia. "Mutakhirkan dan rumuskan kembali doktrin dari sisi 'how to defend' dan 'how to fight'. Implementasi harus kita pikirkan bersama-sama," katanya.

"Jadikan rujukan dalam pengembangan organisasi, gelar kekuatan, modernisasi alutsista, pendidikan dan pelatihan serta kesiagaan," tambahnya.

Kepala Negara menilai, pentingnya doktrin karena kaitannya dengan strategi militer khususnya dalam mempertahankan dan mengamankan kedaulatan negara. "Doktrin TNI dan angkatan semua penting karena masih menjadi rujukan dalam 'military campaign' dan 'military operation'," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden menambahkan, "Apa yang saya lihat, rasakan, ketahui, hampir tujuh tahun menjalankan program pemerintahan, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista yang kita lakukan sering tidak terkoordinasi dengan baik dan kurang mengalir dari strategi pertahanan dan doktrin yang dianut, ini yang saya harapkan kita bisa perbaiki bersama."
  

Sistem Pertahanan Perlu Diselaraskan Perkembangan


Kamis, 14 Juli 2011 19:48 WIB | 584 Views
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan bahwa sistem pertahanan negara yang ada perlu diselaraskan dengan perkembangan sistem pola pertahanan masa kini.

"Presiden selaku Panglima Tertinggi mengarahkan kita semua (TNI) untuk menyelaraskan doktrin TNI dengan perkembangan saat ini," kata Agus usai upacara penutupan latihan Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces/SAF) dalam penanggulangan bencana alam dan pemberian bantuan kemanusiaan "ASEAN Humanitarian Assistance Disaster Relief Exercise" 2011 di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Kamis.

Menurut dia, kebijakan strategi pertahanan dan kebijakan umum pertahanan di setiap angkatan, baik Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut perlu diselaraskan karena strategi dan sistem pertahanan perlu mengikuti perkembangan di masa kini.

"Sistem pertahanan yang ada sudah berubah, sehingga yang lama perlu direvisi," kata Agus menanggapi arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar TNI menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan yang ada saat ini.

Presiden SBY sebelumnya mengajak jajaran TNI untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan sehingga selalu siap menghadapi ancaman terhadap kedaulatan RI.

Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pembekalan kepada perwira tinggi TNI dan perwira menengah setingkat kolonel di Gedung Abdul Haris Nasution, Kompleks Akademi Militer Magelang, Rabu (13/7).

"Doktrin TNI dan pelaksanaan di jajaran Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Angkatan Darat meski terus dikembangkan, namun dengan perkembangan di masa kini, keseluruhan perangkat doktrin perlu dimutakhirkan, agar bisa ikuti perkembangan jaman, sehingga TNI siap jawab dan hadapi ancaman," tegas Presiden.

Kepala Negara yang didampingi oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan perlunya pembahasan bersama tentang doktrin pertahanan termasuk juga implementasinya di lapangan seperti pemahaman anggota TNI, pola latihan dan juga alutsista yang tersedia.

"Mutakhirkan dan rumuskan kembali doktrin dari sisi "how to defend" dan "how to fight". Implementasi harus kita pikirkan bersma-sama," katanya.

Ia menambahkan,"jadikan rujukan dalam pengembangan organisasi, gelar kekuatan, modernisasi alutsista, pendidikan dan pelatihan serta kesiagaan."

Kepala Negara menilai pentingnya doktrin karena kaitannya dengan strategi militer khususnya dalam mempertahankan dan mengamankan kedaulatan negara.

"Doktrin TNI dan angkatan semua penting karena masih menjadi rujukan dalam "military campaign" dan "military operation"," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden menambahkan,"apa yang saya lihat, rasakan, ketahui, hampir tujuh tahun menjalankan program pemerintahan, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista yang kita lakukan sering tidak terkoordinasi dengan baik dan kurang mengalir dari strategi pertahanan dan doktrin yang dianut, ini yang saya harapkan kita bisa perbaiki bersama."


Antara

Panglima TNI Tutup Latihan Bersama RI-Singapura


 
Situs Resmi Mabes TNI / Mabes TNI
Jurnas.com | PANGLIMA TNI Laksamana Agus Suhartono, hari ini, Kamis, 14/7, secara resmi menutup latihan bersama TNI dengan Singapore Armed Forces (SAF) dalam rangka pemberian bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana (Humanitarian Assistance Disaster Relief/HADR).

Kegiatan untuk meningkatkan kerja sama militer negara-negara ASEAN, khususnya dalam penanggulangan bencana alam dan pemberian bantuan kemanusiaan ini dimulai sejak Selasa kemarin (12/7) di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad Cilodong Depok.

"Kami sepakat menyelaraskan kerja sama militer di kawasan ASEAN dalam menanggulangi bencana alam serta menguji dan mengembangkan prosedur ketetapan tentang penanggulangan bencana alam di negara-negara anggota ASEAN,"kata Panglima.

Dalam rangka mencapai optimalisasi keberhasilan latihan, maka pada tahap latihan dilaksanakan persiapan berupa initial planning conference (IPC) dan final planning conference (FPC) yang dilaksanakandi Singapura dan Jakarta.

Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari kesepakatan pertemuan para panglima angkatan bersenjata se-ASEAN (ACDFIM) ke-7 di Hanoi Vietnam, Januari lalu. Para peserta adalah personel militer dari 10 negara ASEAN yang mengirimkan masing-masing 5 orang. "Indonesia dan Singapura ini pilot project. Kalau nanti hasilnya bagus, akan kita lakukan di seluruh negara ASEAN,"ujar Panglima.

JURNAS

Lulusan Akademi TNI Bergelar Sarjana


 
Abror Rizki / www.presidensby.info
Jurnas.com | MULAI tahun ini, Lulusan akademi TNI selain dilantik menjadi Letnan Dua, juga berhak menyandang gelar sarjana sains terapan bidang pertahanan (S.S.T. Han).

Sebab, lulusan akademi TNI telah diakui dan disetarakan oleh Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan Nasional sebagai lulusan program diploma IV. "Pemberian gelar kesarjanaan ini didasarkan pada keputusan menteri pendidikan nasional, tertanggal 29 Desember 2010," kata Komandan Jenderal Akademi TNI, Marsekal Muda A Andreas, saat pelantikan 635 perwira remaja TNI, di Maguwo, Yogyakarta, Kamis (14/7).

Pelantikan dilakukan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pidatonya, Presiden mengingatkan, sebagai alat pertahanan negara, perwira TNI harus rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk nusa bangsa.

JURNAS

KSAD Resmi Jadi Jenderal


 
Kostrad / Kostrad
Jurnas.com | KEPALA Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo naik pangkat menjadi Jenderal TNI yang sebelumnya Letnan Jenderal. Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menerima Laporan Korps Kenaikan Pangkat KSAD di gedung Leo Kailola, Komplek Mako Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Rabu (13/07).

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Letkol Dadang Oesman membenarkan berita tersebut. "Iya, hari ini Panglima TNI menerima laporan korps kenaikan pangkat KSAD di Magelang,"kata Dadang di sela kunjungannya ke Markas Detasemen Kavaleri Berkuda di Bandung, Rabu (13/7).

Acara laporan dipimpin oleh Asisten Personel Panglima TNI Marsda TNI Daryatmo. Panglima TNI memberikan ucapan selamat kepada Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo diikuti oleh para hadirin diantaranya, KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, KSAL Laksamana TNI Suparno, Kapolri Jenderal (Pol) Timur

Pradopo, Kasum TNI Letjen TNI Y. Suryo Prabowo, Irjen TNI Marsdya TNI Sukirno, Wakasad

Letjen TNI Budiman, para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, serta segenap Perwira Tinggi lainnya di jajaran TNI.

JURNAS

Pemerintah Tingkatkan Kekuatan Alutsista


 
Desmunyoto P. Gunadi / Jurnal Nasional
Jurnas.com | KESTABILAN sosial politik kawasan regional berpotensi terancam. Ini tidak terlepas dari kepentingan, persaingan dan ketegangan antara negara-negara tertentu di kawasan. "Belanja militer negara-negara di kawasan yang cenderung meningkat, berdampak pada konstelasi kekuatan dan kemampuan militer yang mencolok, sekaligus memunculkan terjadinya pergeseran kekuatan regional," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat pelantikan 635 perwira remaja TNI di Akademi Angkatan Udara, Maguwo, Yogyakarta, Kamis (14/7).

Menurutnya, banyak negara tetangga yang telah memiliki armada tempur udara dengan kemampuan daya jelajah mencapai hampir seluruh wilayah Indonesia. Begitupun dengan kemampuan armada laut yang juga meningkat, dari kapasitas armada laut lepas ke armada samudra. "Kita juga patut mencermati ancaman dan gangguan terhadap keamanan nasional, yang dilancarkan oleh aktor-aktor bukan negara, baik berupa ancaman terorisme maupun pemberontakan bersenjata," kata Presiden.

Atas dasar itu, tegasnya, pemerintah bakal memberikan perhatian besar pada pembangunan TNI hingga mencapai kekuatan pokok minimum (minimum essential force) hingga 2014. "Kekuatan dan kemampuan matra darat, laut dan udara TNI terus kita mantapkan secara optimal dan terpadu agar mampu melaksankan operasi gabungan dan memiliki kemampuan serbu yang tinggi," katanya.

JURNAS

BERITA POLULER