Pages

Thursday, July 14, 2011

Presiden : TNI Harus Bisa Sesuaikan Perkembangan Pertahanan


Rabu, 13 Juli 2011 13:46 WIB | 734 Views
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (FOTO.ANTARA)
Magelang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak jajaran Tentara Nasional Indonesia untuk terus menyesuaikan diri dengan perkembangan sistem pola pertahanan sehingga selalu siap menghadapi ancaman terhadap kedaulatan RI.

Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pembekalan kepada perwira tinggi TNI dan perwira menengah setingkat Kolonel di Gedung Abdul Haris Nasution, Kompleks Akademi Militer Magelang, Rabu, siang.

"Doktrin TNI dan pelaksanaan di jajaran angkatan laut, angkatan udara dan angkatan darat meski terus dikembangkan, namun dengan perkembangan di masa kini, keseluruhan perangkat doktrin perlu dimutakhirkan, agar bisa ikuti perkembangan jaman, sehingga TNI siap jawab dan hadapi ancaman," tegas Presiden.

Kepala Negara yang didampingi oleh Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan perlunya pembahasan bersama tentang doktrin pertahanan termasuk juga implementasinya di lapangan seperti pemahaman anggota TNI, pola latihan dan juga alutsista yang tersedia.

"Mutakhirkan dan rumuskan kembali doktrin dari sisi "how to defend" dan "how to fight". Implementasi harus kita pikirkan bersma-sama," katanya.

Ia menambahkan,"jadikan rujukan dalam pengembangan organisasi, gelar kekuatan, modernisasi alutsista, pendidikan dan pelatihan serta kesiagaan."

Kepala Negara menilai pentingnya doktrin karena kaitannya dengan strategi militer khususnya dalam mempertahankan dan mengamankan kedaulatan negara.

"Doktrin TNI dan angkatan semua penting karena masih menjadi rujukan dalam "military campaign" dan "military operation"," kata Presiden Yudhoyono.

Presiden menambahkan,"apa yang saya lihat, rasakan, ketahui, hampir tujuh tahun menjalankan program pemerintahan, pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista yang kita lakukan sering tidak terkoordinasi dengan baik dan kurang mengalir dari strategi pertahanan dan doktrin yang dianut, ini yang saya harapkan kita bisa perbaiki bersama."

Dalam pengarahan yang berlangsung mulai pukul 10:00 WIB dihadiri juga oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Syufaat, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Sementara dari jajaran menteri kabinet Indonesia Bersatu II hadir Menko Polhulam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkeu Agus DW Martowardojo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menristek Suharna Surapranata, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menperin MS Hidayat, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Seskab Dipo Alam serta Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo.

Pertemuan dengan para perwira tinggi, dan perwira menengah berpangkat kolonel kemudian berlangsung tertutup dari liputan media.

Presiden pada Kamis (14/7) dijadwalkan melantik dan mengambil sumpah 635 calon perwira remaja TNI angkatan 2011 di Kompleks Akademi Angkatan Udara Yogyakarta.


Antara

SBY: Saat Ini Perang Gerilnya tak Relevan Lagi

SBY: Saat Ini Perang Gerilnya tak Relevan Lagi
Prajurit TNI harus meningkatkan kemampuan tempur dan persenjataan agar dapat membela tegaknya NKRI.

Rabu, 13 Juli 2011 16:28 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Doktrin militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Ketidaksesuaian itu khususnya terkait  antisipasi pelaksanaan operasi militer.

Demikian dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan pengarahan kepada perwira tinggi dan menengah TNI di Akademi Militer TNI Magelang, Rabu (13/7).

Presiden SBY mengatakan, sebetulnya tahun lalu TNI telah mengeluarkan doktrin baru dari Catur Dharma Eka Karma menjadi Tridharma Ekakarma. Kemudian doktrin angkatan (Angkatan Laut, Darat, Udara) juga telah telah dimutakhirkan.

Hanya saja, kata SBY, jika dotrin dimaknai sebagai bagaimana berperang atau melakukan operasi militer untuk menjaga Negara Kesatuan Wilayah Republik Indonesia (NKRI) memang perlu kembali dirumuskan. "Bagaimana kita mampu memadukan semua kekuatan dengan cerdas," ujarnya.

SBY mencontohkan pada model perang sebelumnya, diajarkan untuk menyerang terlebih dahulu jika ada invasi dari luar. Lalu dijemput dan dihadapi melalui pertempuran laut.  Jika gagal masuk tembus ke pantai, tentara melawan di garis-garis pertahanan.

Kalaupun kalah maka masuk ke gunung untuk melakukan perang gerilya. Jika sudah kuat kembali baru melaksanakan serangan balik. "Pertanyaannya apakah masih relevan pola pkir seperti itu, apakah masih tepat dan cocok?" tanya SBY.

Menurutnya model perang gerilya kini akan memakan cost (biaya) yang  sangat tinggi. Pasalnya jika musuh berhasil merebut wilayah Indonesia lalu mengambil industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad maka kerugiannya cukup besar.

Untuk itu, lanjut SBY, peningkatan terhadap alat utama sistem persenjataan (alutsista) terus senantiasa dilakukan. Disamping memadukannya dengan doktrin-doktrin militer, sehingga sistem pertahanan dalam negeri akan semakin baik.

Sumber : Republika

Wednesday, July 13, 2011

Iran Akan Mengirim Armada Lebih Banyak di Perairan Internasional

Sebuah kapal selam Iran
Angkatan Laut Republik Islam Iran akan mempertahankan kehadirannya di perairan internasional guna menjaga kepentingan negara. Wakil Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Laksamana Sayid Mahmoud Mousavi menyatakan, "Angkatan Laut Iran mampu menjaga kepentingan strategis Iran dan akan terus meningkatkan kekuatan militernya di perairan internasional." Demikian dilaporkan IRNA (13/7).
Sayid Mousavi lebih lanjut menjelaskan bahwa Angkatan Laut Iran akan mengirim beberapa kelompok armadanya ke perairan internasional seraya menegaskan, "Angkatan Laut Iran siap hadir di wilayah mana pun dalam rangka menjaga kepentingan negara."
Awal Juli lalu, sebuah kapal selam Iran bersama sejumlah kapal perang dari Armada 14 Angkatan Laut Iran, kembali dari misi selama dua bulan di Laut Merah dan Teluk Aden.
Penempatan kapal selam Iran di Laut Merah merupakan yang pertama dalam misi jarak jauh Angkatan Laut Iran. Iran juga mengirim sejumlah kapal perangnya untuk menghadapi para bajak laut Somalia.
Meningkatnya aksi perompakan di Teluk Aden, telah membuat jalur tersebut menjadi jalur paling berbahaya di dunia.
Pada bulan Februari, dua kapal perang Iran, Khark dan Alvand, melintasi Terusan Suez, rute pelayaran strategis di Mesir, untuk pertama kalinya sejak kemenangan revolusi Islam Iran pada tahun 1979.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mencapai berbagai perkembangan di sektor pertahanan serta swasembada dalam memproduksi dan merawat persenjataan dan perlengkapan logistik.
Namun pada saat yang sama, Iran berulangkali menegaskan bahwa peningkatan kekuatan militernya itu membawa pesan perdamaian bagi negara-negara regional dan tidak mengancam negara mana pun. Karena doktrin pertahanan Republik Islam Iran berdasarkan pada asas pencegahan.
(IRIB/MZ)


IRIB

Prajurit Satkor Koarmabar Gelar Latihan Menembak


 
Desmunyoto P. Gunadi / Jurnal Nasional
Jurnas.com | KEPALA Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), Letkol Laut (KH) Agus Cahyono mengatakan, prajurit Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmabar melaksanakan latihan menembak senjata ringan laras panjang.

Latihan tersebut menggunakan fasilitas milik Satkopaska Koarmabar untuk menyiasati kendala keterbatasan jumlah Amonisi kaliber kecil yang ada di kapal, serta belum adanya sarana lapangan tembak untuk senjata laras panjang di lingkungan Koarmabar.

Disamping itu, penggunaan Gun Simulator dinilai dapat secara efektif dan efisien meningkatkan ketrampilan menembak bagi seluruh anggota KRI. Karena tidak semua prajurit pengawak KRI dalam tugas rutin harian bersentuhan langsung/diperlengkapi dengan senjata laras panjang (anggota navigasi, komunikasi, permesinan dan anggota logistik).

“Situasi pada kegiatan latihan dirasa sangat mendekati dengan kondisi riil yaitu menembak dengan peluru tajam, karena peralatan Gun Simulator yang menggunakan senjata jenis M-16 dan SS-1 dapat menimbulkan hentakan pada senjatanya dan suara letusan peluru, dengan mode sasaran statis (ketepatan menembak) ataupun sasaran bergerak yaitu tembak reaksi,” katanya melalui siaran persnya yang diterima Jurnal Nasional, Rabu (13/7).

Menurut Kadispen Kormabar, latihan ini dimulai Selasa (12/7) hingga minggu kedepan. Latihan ini dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu dan Jumat, sebagai bentuk program pembinaan Operasi dan Latihan di lingkungan Satkor Koarmabar secara bertingkat dan berlanjut.

Komandan Satkor Koarmabar Kolonel Laut (P) Tatit Eko Witjaksono mengatakan latihan menembak ini bertujuan untuk mengasah naluri tempur prajurit Satkor Koarmabar guna meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam menghadapi tuntutan tugas sebagai prajurit matra laut.

JURNAS

Presiden-TNI/Polri Bahas Modernisasi Alutsista


 
/ www.presidensby.info
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan menggelar pertemuan dengan perwira menangah dan perwira tinggi TNI dan Mabes Polri di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Rabu (13/7). Pertemuan tersebut akan membahas tentang cetak biru modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista).

"Besok (hari ini) saya akan bicara dengan pimpinan kalian khusus membahas doktrin TNI. Pertahanan sejalan dengan minimum essential force. Kita akan bicara modernisasi sistem persenjataan dan menjadi tentara yang profesional dan modern," kata Kepala Negara saat memberikan pembekalan kepada 635 Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI 2011, di Akademi Angkatan Udara, Maguwo, Yogyakarta, Selasa (12/7).

Pertemuan tersebut adalah salah satu rangkaian dari kunjungan kepala negara di Yogyakarta dan Jawa Tengah, (12-14 Juli). Selasa lalu, setiba di Yogyakarta, setelah beristirahat sejenak, Presiden beserta Ibu Negara menyempatkan diri berziarah ke makam Sarwo Edhie Wibowo di Purworejo.

Selama di Yogyakarta, Presiden dan rombongan menginap di Gedung Agung yang merupakan Istana Kepresidenan.

JURNAS

Pesawat Tempur Israel Serang Gaza

Rabu, 13 Juli 2011 12:12 WIB | 753 Views
Ilustrasi (ist)
Gaza (ANTARA News)- Pesawat-pesawat tempur Israel Rabu pagi melakukan serangan udara di Jalur Gaza melukai wanita setelah gerilyawan menembakkan rudal ke Israel, kata saksi dan sumber keamanan.

Pesawat-pesawat itu menembakkan dua roket ke sebuah garasi cuci mobil di utara Jalur Gaza, menyebabkan kerusakan parah di tempat itu dan menghancurkan jendela-jendela rumah di dekatnya, kata beberapa saksi.

Seorang wanita terluka di kaki kena hantam sepotong kaca yang terbang akibat serangan rudal, kata Adham Abu Selmia, seorang pejabat darurat.

Serangan Israel itu terjadi tak lama setelah dua rudal Palestina mendarat di Negev Barat di Israel, menyebabkan kerusakan penerangan sebuah rumah.

Laporan-laporan media Israel mengutip para pejabat Israel mengatakan bahwa mereka takut peningkatan kekerasan lintas batas selama musim panas ini.

Pada April, Hamas, yang mengontrol Gaza, mencapai kesepakatan dengan kelompok-kelompok Palestina lain untuk menahan dan berkomitmen lagi untuk gencatan senjata rapuh yang telah digelar sejak akhir serangan besar Israel pada Januari 2009.

Antara

Tuesday, July 12, 2011

More Upgrades Seen for USAF F-16s


A U.S. Air Force F-16 sits on the tarmac at the 2011 Paris Air Show / Defense News photo by Bradley Peniston

A U.S. Air Force F-16 sits on the tarmac at the 2011 Paris Air Show / Defense News photo by Bradley Peniston
By DAVE MAJUMDAR • PARIS — The F-35′s delayed arrival means the U.S. Air Force will likely need to upgrade its long-serving F-16s, which make up half the service’s fighter fleet.
Richard Aboulafia, an analyst at the Teal Group, Fairfax, Va., said the Air Force will “look closely at [Active Electronically Scanned Array (AESA)] radar upgrades beyond the current (V)9 program, but also ongoing engine power and reliability improvements, [electronic warfare] and cockpit mods, and of course any necessary structural work for aging airframes.”
Lockheed Martin, which builds the aircraft, has some ideas as to what the service needs to do to keep the Fighting Falcon in fighting trim into the 2030s.
The jet has to have its structural life extended from the standard 8,000 hours to between 10,000 and 12,000 hours. Certain parts of the structure will have to be modified, said Bill McHenry, Lockheed’s F-16 business development chief.
Currently, the Air Force is evaluating the structural life left in its newer Block 40 and 50 F-16s, McHenry said. Those aircraft might have life left in them past 8,000 hours because they have been flown in relatively benign configurations, he said.
The older Block 25s and 30s have been flown hard in configurations that are not conducive to extended airframe life; for example, carrying asymmetrical loads.
McHenry said retrofitting structural upgrades should not be a problem. The key to keeping the aircraft relevant is the avionics.
McHenry said that AESA radars from Raytheon and Northrop Grumman are likely to have to compete to win a contract to replace the existing radar.
Further consideration is being given to adding the Multi-function Advanced Data-Link (MADL) from the F-35 on to the F-16, which would allow the aircraft to be interoperable with fifth-generation stealth fighters. Such upgrades should be fairly simple because of the F-16’s hardware architecture, McHenry said. “We’re very proud of the fact that we offer our customers options,” he said.

DEFENSENEWS

BERITA POLULER