Pages

Tuesday, July 12, 2011

More Upgrades Seen for USAF F-16s


A U.S. Air Force F-16 sits on the tarmac at the 2011 Paris Air Show / Defense News photo by Bradley Peniston

A U.S. Air Force F-16 sits on the tarmac at the 2011 Paris Air Show / Defense News photo by Bradley Peniston
By DAVE MAJUMDAR • PARIS — The F-35′s delayed arrival means the U.S. Air Force will likely need to upgrade its long-serving F-16s, which make up half the service’s fighter fleet.
Richard Aboulafia, an analyst at the Teal Group, Fairfax, Va., said the Air Force will “look closely at [Active Electronically Scanned Array (AESA)] radar upgrades beyond the current (V)9 program, but also ongoing engine power and reliability improvements, [electronic warfare] and cockpit mods, and of course any necessary structural work for aging airframes.”
Lockheed Martin, which builds the aircraft, has some ideas as to what the service needs to do to keep the Fighting Falcon in fighting trim into the 2030s.
The jet has to have its structural life extended from the standard 8,000 hours to between 10,000 and 12,000 hours. Certain parts of the structure will have to be modified, said Bill McHenry, Lockheed’s F-16 business development chief.
Currently, the Air Force is evaluating the structural life left in its newer Block 40 and 50 F-16s, McHenry said. Those aircraft might have life left in them past 8,000 hours because they have been flown in relatively benign configurations, he said.
The older Block 25s and 30s have been flown hard in configurations that are not conducive to extended airframe life; for example, carrying asymmetrical loads.
McHenry said retrofitting structural upgrades should not be a problem. The key to keeping the aircraft relevant is the avionics.
McHenry said that AESA radars from Raytheon and Northrop Grumman are likely to have to compete to win a contract to replace the existing radar.
Further consideration is being given to adding the Multi-function Advanced Data-Link (MADL) from the F-35 on to the F-16, which would allow the aircraft to be interoperable with fifth-generation stealth fighters. Such upgrades should be fairly simple because of the F-16’s hardware architecture, McHenry said. “We’re very proud of the fact that we offer our customers options,” he said.

DEFENSENEWS

Pembenahan Alutsista Bertahap


Rabu, 13 Juli 2011 01:52 WIB | 156 Views

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (FOTO.ANTARA)
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa pembenahan dan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dilakukan secara bertahap sehingga dapat memenuhi standar kebutuhan pokok minimum.

Kepala Negara menyampaikan hal itu dalam pembekalan kepada calon perwira remaja TNI 2011 di Akademi Angkatan Udara Maguwo Yogyakarta, Selasa malam.

"Tiga tahun terakhir kita lakukan penambahan anggaran pertahanan yang signifikan untuk mengganti alutsista yang saatnya diperbaharui. Karena itu kalian harus ketahui, kita tengah lakukan modernisasi," kata Presiden yang didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dalam acara tersebut.

Kepala Negara mengatakan, imbas dari krisis ekonomi yang terjadi pada 1997 membuat selama hampir beberapa tahun tidak dilakukan modernisasi alutsista TNI karena anggaran yang terbatas dan juga diutamakannya anggaran bagi sektor-sektor yang terkait langsung dengan perekonomian rakyat.

Seiring dengan peningkatan kemampuan ekonomi nasional, kata Presiden, maka selama tiga tahun terakhir pemerintah meningkatkan anggaran pertahanan yang salah satunya dialokasikan bagi pembaruan persenjataan TNI dari setiap matra.

"Semua penting, perang modern, bahkan kekuatan udara tidak boleh diremehkan, kekuatan laut penting dan matra darat miliki porsi yang menentukan dalam sebuah peperangan. Kita akan kembangkan secara pararel sehingga tiga angkatan miliki kemampuan yang makin tinggi sehingga bila ada perang maka kita siap," kata Presiden Yudhoyono.

Modernisasi senjata, katanya, tidak akan bergantung pada produksi luar negeri, namun mendorong penggunaan produk alat pertahanan dalam negeri juga.

"Kita tidak boleh bergantung industri negara lain, kita harus cukupi, itu kebijakan nasional. APBN Rp1200 triliun terbagi habis membangun negeri ini, sektor pembangunan, 33 provinsi, yang tentunya perlu alokasi yang adil dan tepat, dalam konteks itu, karena 10 tahun tidak modernisasi maka pembaharuan alutsista akan dilakukan tanpa timbulkan masalah di sektor lain," tegasnya.

Presiden dijadwalkan akan menyampaikan pandangan tentang sejumlah hal termasuk modernisasi alutsista dengan para perwira tinggi TNI di Akademi Militer Magelang pada Rabu (13/7).

"Besok (Rabu-red) saya akan bicara dengan pimpinan kalian khusus bahas doktrin TNI, pertahanan sejalan dengan minimum essential force. Besok kita akan banyak bicara modernisasi sistem persenjataan dan menjadi tentara yang profesional dan modern," tegasnya dihadapan 635 calon perwira remaja TNI 2011 dari tiga angkatan.

Presiden saat memberikan pengarahan didampingi oleh Panglima TNI, Kapolri, tiga kepala staf angkatan, Menko Polhukam, Menko Perekonomian, Menkeu, Menteri BUMN, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Mensesneg, Seskab dan sejumlah pejabat lainnya.


ANTARA

Presiden: Perwira TNI Harus Profesional

Selasa, 12 Juli 2011 22:14 WIB | 574 Views
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (FOTO.ANTARA)
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan para perwira TNI harus bekerja dan bersikap secara profesional sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik.

Penegasan itu disampaikan Kepala Negara saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja TNI angkatan 2011 di Akademi Angkatan Udara, Maguwo, Yogyakarta, Selasa malam.

"Kalau dalam idealisme, kalian tidak akan berkompromi terhadap sikap dan nilai perilaku yang tidak baik dan bertentangan dengan moral dan etika, jaga itu! Perjalanan kalian akan panjang, hanya dengan energi, semangat dan daya dorong serta keteguhan, semua rintangan dan ujian bisa diatasi," kata Presiden.

Presiden mengatakan profesionalisme TNI juga bisa diwujudkan dalam menjaga kedaulatan negara.

Profesionalisme itu tidak hanya tercermin dari kemampuan TNI menguasai teknologi dan mengikuti perkembangan zaman, namun juga mampu menjalankan tugas pokok yang digariskan sesuai dengan konstitusi, katanya.

"Selain tugas tadi, ada juga tugas militer nonperang seperti menangani bencana dan kontra-terorisme yang harus dilakukan seperti itu. Militer Indonesia ke depan harus persiapkan diri untuk bisa emban semua jenis tugas tadi," tegas Presiden.

Kepala Negara mengatakan, untuk mencapai itu, diperlukan pelatihan yang baik.

Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa ada setidaknya 10 hal yang perlu dipahami oleh para perwira remaja agar mereka dapat tumbuh dan berkarir sebagai tentara profesional dan bisa mencapai puncak karir dalam militer.

"Sejak memulai tugas dan dinas pertama di jajaran angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara, maka kalian harus memiliki semangat berbuat yang terbaik, jangan asal-asalan, jangan sekedar melaksanakan tugas, tetapi berusaha yang terbaik," tegasnya.

Presiden Yudhoyono mengatakan, hal lain yang harus dilakukan dalam menjaga profesionalisme adalah tetap bersaing dengan sehat antarrekan satu angkatan namun tetap beretika dan tidak menggunakan cara-cara yang tidak patut.

"Jangan ingin menonjol dengan menjegal rekan, kawan. Itu kalau menang, semu, kalau berhasil maka tidak riil. Kalau berkompetisi pada standar maka akan baik, fair dan akan berguna bagi organisasi dan jadi modal sepanjang karir," kata Presiden.

Hadir dalam pembekalan itu, Panglima TNI, tiga kepala staf angkatan dan sejumlah menteri seperti Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkeu Agus Martowardojo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Kapolri serta sejumlah pejabat lainnya.

Pembekalan itu merupakan rangkaian kunjungan kerja Presiden di Yogyakarta hingga Kamis (14/7).

Selain memberikan pembekalan pada Capaja AAU, Presiden juga akan memberikan pengarahan kepada perwira tinggi TNI serta silaturahmi di Akademi Militer Magelang pada Rabu (13/7) dan melantik perwira muda TNI lulusan akademi militer, akademi angkatan laut dan akademi angkatan udara 2011 Kamis (14/7).

Data dari Puspen TNI menunjukkan, jumlah perwira TNI baru yang akan dilantik masing-masing Akmil 295 orang, AAL 216 orang dan AAU 124 orang sehingga total berjumlah 635 orang.

Pelantikan perwira muda TNI angkatan 2011 akan dilangsungkan di Lapangan Dirgantara Mako Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Kamis (14/7).

Setelah 2004, pelantikan perwira muda TNI tidak dilangsungkan di Istana Presiden Jakarta, namun secara bergilir di masing-masing akademi.

Pada 2008 berlangsung di Akademi Militer Magelang, pada 2009 di Akademi Angkatan Laut Surabaya. Pada 2010 tidak Prasetya Perwira karena perubahan kurikulum dan pada 2011 dilangsungkan di Yogyakarta.(*)


ANTARA

10 Pesan Presiden bagi Capaja TNI

 
/ www.presidensby.info
Jurnas.com | PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pembekalan kepada 635 Calon Perwira Remaja (Capaja). Pembekalan tersebut dilakukan di Akademi Angkatan Udara, Maguwo, Yogyakarta, Selasa (12/7) malam. "Dua hari lagi, kalian akan dilantik menjadi perwira remaja TNI. Dua hari lagi," kata Presiden.

Sebanyak 635 Capaja yang mengikuti pembekalan tersebut terdiri dari 295 taruna dari Akademi Militer Magelang, 216 kadet Akademi Angkatan Laut Surabaya dan 124 karbol Akademi Angkatan Udara Yogyakarta.

Dalam pembekalan itu, Presiden memberikan 10 amanat. Menurutnya, 10 amanat tersebut akan berpengaruh kepada sukses atau tidaknya para perwira dalam mengabdi kepada nusa dan bangsa. "Selain itu, ini juga menentukan sukses tidaknya perwira menempuh karier kemiliteran di kesatuannya," kata Presiden.

Ada 10 amanat yang disampaikan Presiden, antara lain, menjaga idealisme sebagai perwira TNI, semangat berbuat yang terbaik, membangun daya saing. Kemudian, membangun kemampuan sebagai perwira militer di era modern, menjaga etika profesionalisme perwira TNI, bermental tangguh.

Kemudian, membangun kepercayaan diri yang kuat, tidak memilih tugas dan jabatan, tahan godaan, dan selalu dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

JURNAS

RI-Singapura Latihan Bareng Tanggulangi Bencana


Selasa, 12 Juli 2011 19:19 WIB | 579 Views
(Foto: mindef.sg)
Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces/SAF) menggelar latihan penanggulangan bencana alam dan pemberian bantuan kemanusiaan dalam "Asean Humanitarian Assistance Disaster Relief Exercise" 2011 di Jakarta 12 hingga 14 Juli.

Kepala Dinas Penerangan Umum Mabes TNI Kolonel Cpl Minulyo Suprapto di Jakarta Selasa mengatakan, skenario latihan diawali dengan kegiatan bakti sosial berupa pengobatan gratis kepada masyarakat di Markas Komando Divisi-1/Kostrad, Cilodong.

Latihan yang melibatkan perwakilan dari seluruh negara ASEAN itu diselenggarakan dalam bentuk geladi posko atau "table top exercise" (TTX) di Singapura, sedangkan geladi lapang atau simulasi (Live Simulation) di Lanud Halim Perdanakusuma dan Mako Divif-1/Kostrad, Cilodong.

"Dalam kegiatan itu, Mako Divisi-1/Kostrad diibaratkan sebagai kamp pengungsian dimana didirikan posko kesehatan. Bakti sosial kesehatan TNI dan SAF ini akan memberikan pengobatan umum kepada masyarakat. Disamping itu, juga akan dilaksanakan bedah lapangan dan evakuasi udara sebagai bagian dari skenario latihan yang dirancang mendekati kondisi sebenarnya apabila terjadi bencana alam," tuturnya.

Menurut dia, latihan yang baru kali pertama dilaksanakan di Indonesia dan melibatkan perwakilan dari militer negara ASEAN itu merupakan bentuk kerja sama yang sangat baik.

Ia mengatakan, latihan tersebut berguna untuk menyamakan visi dan persepsi dalam penanggulangan bencana alam dan pemberian bantuan kemanusiaan khususnya prosedur tetap (Standard Operating Procedure) dan Role of Engagement/RoE (aturan pelibatan) penanggulangan bencana yang melibatkan warga negara asing baik sipil maupun militer.

"Hal itu penting, mengingat semakin banyaknya bencana yang terjadi di kawasan ASEAN termasuk di Indonesia. Disamping itu, latihan juga bermanfaat membantu masyarakat di sekitar daerah latihan yang sedang membutuhkan pengobatan selama pelaksanaan bakti sosial kesehatan di Mako Divif-1/Kostrad Cilodong termasuk pemberian bantuan sembako," kata Minulyo.

Ia menambahkan, kegiatan latihan itu tidak hanya dilaksanakan oleh militer dengan militer saja tetapi juga melibatkan komponen lain yang dikemas dalam kerja sama sipil- militer (Cimic/ Civil-Military Cooperation).


Antara

Keluar Komponen Typhoon di Malaysia


11 Juli 2011

Eurofighter Typhoon multi-role combat aircraft (photo : Militaryphotos)
BAE Systems janji jika berjaya raih kontrak pembekalan pesawat tempur pelbagai gunaBAE Systems, syarikat pertahanan dan aeroangkasa global berpangkalan di United Kingdom berada selangkah di hadapan pesaingnya dalam perlumbaan mendapatkan kontrak bernilai berbilion ringgit dari kerajaan Malaysia bagi program penggantian pesawat tempur MiG-29N.

Syarikat itu mendedahkan rancangannya mendirikan kemudahan pengeluaran komponen untuk pesawat tempur jenis Typhoon generasi baru di Malaysia jika berjaya meraih kontrak pembekalan pesawat tempur pelbagai guna (MRCA) berkenaan untuk Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM).

Pengarah Pembangunan Perniagaan Kumpulannya, Alan Garwood CBE, berkata model perniagaan bagi cadangan pembinaan kemudahan pengeluaran komponen untuk Typhoon itu sama seperti penubuhan Composites Technology Research Malaysia Sdn Bhd (CTRM) di Melaka sebelum ini yang meraih manfaat daripada pemindahan teknologi terbaik daripada BEA Systems, selain menjadikannya sebahagian daripada rantaian bekalan global untuk komponen terpilih kepada Airbus dan pesawat tempur jenis Hawk.

“Kami akan, jika mendapat kontrak berkenaan, bekerjasama dengan kerajaan Malaysia dalam pemindahan teknologi dan keupayaan perindustrian, dengan sebahagian besar daripada komponen Typhoon boleh dikeluarkan di negara ini, juga boleh diservis di negara ini.

“Hubungan dua hala Malaysia dan United Kingdom yang akrab terjalin sekian lama, menjadikan Malaysia rakan terdekat British, sekali gus memudahkan kami memindahkan teknologi terbaik,” katanya pada temu bual dengan Berita Harian di Kuala Lumpur minggu lalu.

Pesawat tempur Typhoon generasi baru dibangunkan empat syarikat aeroangkasa utama dunia iaitu BAE Systems, EADS-Military Aircraft (Jerman), Alenia Finmeccanica (Itali) dan EADS-CASA (Sepanyol).

Garwood berkata, Typhoon yang kini digunakan Tentera Udara di Raja British (RAF), tentera udara Jerman, Itali, Sepanyol, Austria dan Arab Saudi, terkenal dengan ketangkasan geraknya, keupayaan bertempur udara, serangan darat, selain dilengkapi empat peluru berpandu baru bagi kedua-dua jarak pendek dan sederhana. Beliau berkata, pesawat tempur itu menerima lebih 700 tempahan setakat ini, selain sudah melengkapkan 100,000 jam penerbangan.

Keanjalan Typhoon memberikannya keupayaan melakukan sesuatu kempen dengan pantas dan tepat selain membolehkannya mengatur kedudukan bagi pelbagai operasi daripada kawalan udara, perkhidmatan sokongan dan pertempuran, katanya.

Lobi daripada syarikat aeroangkasa antarabangsa bagi bersaing mendapatkan kontrak untuk program penggantian pesawat tempur MiG-29N TUDM mula dirasai.

Syarikat aeroangkasa Perancis, Dassault Aviation, baru-baru dilaporkan akan membuka pejabatnya di Kuala Lumpur dalam tempoh terdekat, sekali gus mencadangkan kesungguhan syarikat itu menawarkan pesawat jenis Rafale untuk program MRCA TUDM.

Antara pesaing terdekat BAE Systems yang lain ialah Boeing.

Menhan: Pemerintah Komitmen Reformasi Persenjataan TNI



11 Juli 2011, Jakarta (Investor Daily): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan pemerintah komitmen untuk melakukan reformasi, modernisasi persenjataan TNI sesuai kecenderungan ancaman yang berkembang.

"Diantara reformasi yang telah dilakukan, reformasi alat utama senjata TNI masih sangat lambat dibandingkan negara-negara lain," katanya, saat melepas tim "engineering" pesawat jet tempur KFX ke Korea Selatan, Senin (11/7).

Padahal, lanjut dia, secara makro pertumbuhan ekonomi nasional mengalami peningkatan positif. "Dimana pun, di negara mana pun jika ekonominya baik maka pertahanannya juga harus dibangun kuat," kata Purnomo.

Terkait itu, pemerintah telah menetapkan cetak biru modernisasi persenjataan TNI yakni dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum (minimum essential forces/MEF) hingga 2024 yang dilaksanakan secara bertahap.

"Untuk memenuhi MEF itu ada tiga langkah yang telah kita tetapkan yaitu memprioritaskan produk dalam negeri, untuk persenjataan yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri," ungkapnya.

Langkah kedua, lanjut Purnomo, melakukan kerja sama atau produksi bersama dengan beberapa negara untuk memproduksi suatu persenjataan sekaligus melakukan alih teknologi.

"Ketiga, menunggu sampai industri pertahanan kita benar-benar siap dan mandiri untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI hingga mampu membuat pesawat jet tempur. Ini bisa saja. Tetapi rentang waktunya lebih dari 2024 seperti yang telah kita tetapkan. Jika ini yang kita ambil, modernisasi persenjataan kita makin tertingggal," tuturnya.

Padahal, tingkat dan pola ancaman yang terjadi terus berkembang dan makin beragam, ujar Purnomo.

"Karena itu, pembangunan militer harus tetap dilakukan meski kita belum sepenuhnya mandiri dalam hal itu. Terlebih pertumbuhan ekonomi kita mulai membaik," kata Menhan.

Ia mencontohkan Malaysia mulai mengadakan pesawat jet tempur F-18 Hornet dan Singapura mulai mengadakan pesawat jet tempur F-35.

"Meski kita tidak menginginkan perang, namun pembangunan militer harus tetap dilakukan," kata Menhan menambahkan.

Indonesia dan Korsel sepakat membangun pesawat jet tempur KFX, untuk memenuhi kebutuhan tiga skuadron udara tempur.

Sumber: Investor Daily

BERITA POLULER