Pages

Wednesday, March 7, 2012

64 pesawat terbang akan meriahkan HUT ke-66 TNI-AU


Kamis, 8 Maret 2012 13:28 WIB | 600 Views
Sukhoi Su-27 Flanker dari Skuadron Udara 11 dari Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makassar, akan juga perpartisipasi dalam peringatan hari jadi ke-66 TNI-AU pada 9 April nanti. Terbang aerobatik akan dilakukan para instruktur penerbang yang tergabung dalam Jupiter Aerobatic Team dari Pangkalan Udara Utama Adi Sutjipto, Yogyakarta. (www.alutsista.blogspot.com)
... Demonstrasi statik, dinamis, terbang formasi, hingga aerobatik akan dilakukan 64 pesawat terbang dari berbagai skuadron udara mereka...
Jakarta (ANTARA News) - Peringatan hari ulang tahun ke-66 TNI-AU pada 9 April nanti akan lebih meriah ketimbang biasanya. Demonstrasi statik, dinamis, terbang formasi, hingga aerobatik akan dilakukan 64 pesawat terbang dari berbagai skuadron udara mereka.


"Ke-66 pesawat terbang berbagai tipe itu akan berpartisipasi. Selain pesawat terbang, 2.500 personel terdiri dari dua brigade dan tujuh batalion upacara akan berparade serta defile. Masyarakat umum bisa menyaksikan semua hal itu dari dekat," kata Kepala Dinas Penerangan TNI-AU, Marsekal Pertama TNI Yunus Azman, di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.

Perencanaan ketat sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Unsur udara dan darat telah disiapkan sedemikian rupa sehingga bisa saling menguatkan makna peringatan hari jadi TNI-AU kali ini.

Sejak 1 April, katanya, pesawat-pesawat terbang yang terlibat telah hadir di apron Terminal Haji, sisi lain Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma itu.

Terminal inilah yang akan dipergunakan menjadi lokasi persiapan utama unsur-unsur pesawat terbang, di sini pula akan dilakukan peragaan statis pesawat-pesawat terbang yang tidak mengudara. Direncanakan, yang menjadi inspektur upacara adalah Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat.

Jenis dan tipe pesawat terbang yang ada dalam daftar arsenal TNI-AU akan dilibatkan semua. Terdiri dari F-5E/F Tiger (tiga unit), Hawk 100/200 (10), F-16 A/B Blok 15 Fighting Falcon (enam), Sukhoi Su-27 dan Su-30 Flanker (enam), 11 C-130 Hercules (sembilan untuk terjun statik, satu latihan terjun bebas, dan 1 tanker udara), dan B-737 200/400 Surveillance.

Masih ditambah CN-235/235 MPA (dua), C-212 Aviocar (dua), KT-1B Wong Bee (delapan, akan menjadi Jupiter Aerobatic Team), helikopter NAS-332/330 Super Puma dan Puma (empat), helikopter EC-120 Colibri, helikopter Bolkow-Blohm, dan Cessna dari Akademi TNI-AU (dua).

"Manuver-manuver yang akan diperagarakan semuanya manuver yang biasa dilakukan pesawat militer. Itu sebabnya tidak ada kalangan sipil yang bisa ikut dalam pesawat-pesawat terbang itu," kata Azman. (*) 
 
sumber : Antara

Demonstrasi operasi militer dilakukan pada 9 April

Kamis, 8 Maret 2012 14:18 WIB | 247 Views
Sejumlah prajurit Korps Pasukan Khas TNI-AU dalam satu defile pasukan. Pasukan berkualifikasi SAR Tempur, Pengendalian Pangkalan, dan Pertahanan Pangkalan, serta satu detasemen kontra terorisme ini juga dikenal dengan nama Korp Baret Jingga. (FOTO ANTARA/Yusran Uccang)
... satu kemampuan Pasukan Baret Jingga itu adalah SAR Tempur; itu pula yang akan diperagakan mereka oleh 23 personel, yang akan menyelamatkan personel TNI-AU di belakang garis pertempuran dan membawa pergi personel itu...
Jakarta (ANTARA News) - Selama ini operasi udara militer relatif sukar dilihat dari dekat oleh masyarakat Indonesia; padahal kepada rakyat Indonesia itulah eksistensi dan tugas pokok TNI termasuk TNI-AU terletak.


Masyarakat umum, terutama yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, akan bisa menyaksikan hal-hal itu pada hari ulang tahun ke-66 TNI-AU, pada 9 April nanti. Lokasinya di Pangkalan Utama TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Dalam keterangan pers di pangkalan udara militer yang dulu bernama Pangkalan Oedara Tjililitan di Jakarta itu, Kamis, Komandan Pangkalan Udara Utama TNI-AU, Marsekal Pertama TNI Adang Supriyadi, menyatakan, pangkalan itu akan menjadi base bagi puluhan pesawat terbang berbagai tipe dan jenis yang dimiliki TNI-AU.

"Tahap pertama adalah gladi posko, dilanjutkan latihan parsial. Lalu dilakukan evaluasi dan diujicobakan dalam formasi sebenarnya pada waktu yang telah ditetapkan," katanya.

Menurut skenario acara, ada dua jenis aktivitas yang dilakukan, yaitu demonstrasi statis dan demonstrasi dinamis di udara. Yang terakhir terdiri dari terbang formasi dan terbang aerobatik.

Di darat, seusai parade dan defile upacara oleh 2.500 personel, 467 personel Korps Pasukan Khas TNI-AU dari markasnya di Pangkalan Udara Sulaeman, Kabupaten Bandung, akan terjun statis memakai sembilan C-130 Hercules. Titik pendaratan di area aman landas pacu Halim Perdanakusuma.

Di ASEAN dan Asia, cuma Indonesia yang memiliki pasukan dengan kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI-AU, yang dulu bernama Pasukan Gerak Tjepat dan Kopasgat. Angkatan Udara Amerika Serikat memiliki pasukan serupa dalam beberapa satuan, yaitu US Air Force Control Combat Team, US Air Force Pararescue, dan US Air Force Air Tactical Control Party.

Selesai itu, dilanjutkan dengan terjun bebas 66 penerjun Korps Pasukan Khas TNI-AU. Mereka akan melakukan penerjunan formasi, dan beberapa di antara mereka membawa bendera raksasa komando utama di lingkungan TNI-AU. Orang terakhir akan membawa bendera biru raksasa Swa Bhuwana Paksa, lambang TNI-AU.

Unjuk kemampuan anti teror menjadi menu berikut. Kali ini oleh 60 personel pasukan khusus Detasemen B-90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI-AU yang berpangkalan di Rumpin, Tangerang. Mereka menyimulasikan penyelamatan sandera dan pemberantasan teroris dalam skenario tertentu.

Salah satu kemampuan Pasukan Baret Jingga itu adalah SAR Tempur; itu pula yang akan diperagakan mereka oleh 23 personel, yang akan menyelamatkan personel TNI-AU di belakang garis pertempuran dan membawa
 
sumber : Antara 

Iran Mampu Tingkatkan Kehadirannya di Laut Atlantik

Panglima Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Mayor Jenderal Ataollah Salehi menyatakan bahwa Angkatan Laut Republik Islam memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehadirannya di Laut Atlantik.

Salehi Senin (5/3) menyatakan bahwa saat ini Angkatan Laut Iran mampu memperpanjang kehadirannya di Lautan Atlantik melebihi Teluk Aden, Laut Mediterania, Kanal Suez, utara Laut India, dan Laut Merah.

Hak ini menunjukkan kemampuan Republik Islam Iran dan tingginya tingkat kesiapan pasukan negara ini, katanya.

Menyinggung manuver maritim Velayat 90, pejabat militer Iran ini mengatakan bahwa manuver militer tersebut merupakan sebuah keberhasilan untuk negara dalam menunjukkan kekuatan dan keamanannya.

Pada 24 Desember 2011 lalu, Angkatan Laut Iran menggelar manuver 10 hari Velayat 90 yang mencakup seluruh area dari timur Selat Hormuz di Teluk Persia hingga Teluk Aden.

Berbagai jenis kapal selam termasuk Tareq dan Ghadir, begitu juga rudal-rudal baru tipe dari darat ke laut dan topedo baru digunakan dalam manuver tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mencapai berbagai terobosan penting di sektor pertahanan dan bahkan berhasil meraih swasembada dalam pengadaan senjata dan perlengkapan militer canggih.

Meski demikian Republik Islam berulangkali menekankan bahwa kekuatan militernya mengandung pesan persahabatan bagi negara-negara tetangga, mengingat doktrin militer Iran berdasarkan doktrin pertahanan dan tidak mengancam negara lain.

sumber  (IRIB Indonesia)

Astross II Gandakan Kuasa Tempur TD


07 Maret 2012

Pembelian Astross II dari Brazil merupakan sebagian dari rancangan jangka panjang sistem pertahanan Tentera Darat di Malaysia. (photo : Kosmo)

KUALA LUMPUR – Tentera Darat (TD) bakal memiliki satu lagi rejimen sistem pelancar roket berganda (SPRB) jenis Astros II buatan Brazil tidak lama lagi bagi menggandakan kuasa tempur negara.

Sebanyak 18 unit SPRB Astross II akan dibeli bagi melengkapkan kekuatan Briged Artileri Roket yang ketika ini mempunyai dua rejimen roket jenis yang sama dan sebuah rejimen artileri pengesan.

Rejimen baharu SPRB Astross II itu nanti dijangka ditempatkan di Sabah.

Difahamkan, pembelian aset terbaharu itu telah dipersetujui Tentera Darat (TD) menerusi belanjawan pertahanan dalam Rancangan Malaysia Ke-10.

Sumber memberitahu, kontrak perolehan akan dimeterai antara Kementerian Pertahanan dengan pembekalnya pada Pameran Perkhidmatan Pertahanan Asia 2012 di sini pada April ini.

“Pembelian ini adalah sebahagian daripada rancangan jangka panjang TD bagi memperkukuhkan kuasa tempur khasnya, Briged Roket.

“Ia juga merupakan strategi bagi memperkasakan sistem pertahanan darat dengan adanya dua rejimen roket di Semenanjung dan di Sabah atau Sarawak,” ujar sumber tersebut di sini semalam.

The Dutch Told to Decide on Leopard Sale by End of March


07 Maret 2012

Dutch's Leopard MBT (photo : Militaryphotos)

Indonesia has given the Netherlands a deadline to decide whether or not to sell its surplus Leopard main battle tanks (MBTs) after which Indonesia will look for other sources, a top defense official said Tuesday.

Defense Deputy Minister Sjafrie Sjamsoeddin said the ministry had given the Dutch until the end of March before deciding to buy the MBTs from other countries.

“We can buy the tanks directly from Germany, although the quantity might be different,” he told reporters at the Defense Ministry after a press conference on the results of a meeting of the Defence Industry Policy Committee (KKIP).

Initially, Indonesia had planned to buy the German-made MBT at a discounted price as the Dutch government was implementing harsh defense budget cutbacks that included disbanding its armored divisions in the wake of the economic downturn in Europe.

The plan was to buy 50 units of the 2A4 and another 50 units of the 2A6 variants of the MBT at a total price of US$280 including the costs to upgrade the A4 variant to the A6 standard.

The Indonesian Army said it needed to modernize its weapons systems with MBTs because it only had light tanks such as the British-made Scorpion and French-made AMX13 which weigh 8 tons and 14 tons respectively.

The Leopard weighs more than 60 tons leading to heavy criticism from lawmakers and NGOs who oppose the buying of the MBT, which is made by German firm Krauss-Maffei Wegmann Maschinenbau (KMW).

Deputy Defence Minister studied the possibility of locally assembling Sherpa tactical vehicle in Indonesia (photo : Bronco1978)


A minority party in the Dutch parliament, the Left Green, has also voiced its concerns at selling the MBTs to Indonesia taking note of what it claims is the possibility of the tanks being used to supress human rights in Indonesia.

Sjafrie has just returned from a tour of several European countries to discuss various aspects of defense cooperation.

In France, Sjafrie studied the possibility of locally assembling Sherpa light tactical, armored vehicles at state-owned arms manufacturer PT Pindad.

(The Jakarta Post)

Kementerian Pertahanan Tak Harus Laporkan Pembelian Alutsista ke Publik

Tak adanya transparansi pembelian alutsista menimbulkan saling tuding antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan Komisi 1 DPR dan ICW, soal isu keganjilan pengadaan pesawat tempur Sukhoi.
Foto: Wikipedia
Pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-30 (foto: dok).
Hampir mustahil pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di berbagai negara dilakukan murni antarpemerintah atau G to G (government to government). Alasan utamanya karena sebagian besar negara tidak lagi menjadi pemilik dari produsen senjata.
Demikian yang diungkapkan pengamat militer dan kebijakan luar negeri dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, kepada VOA, Rabu sore.
Penunjukan pihak ketiga, menurut Andi, adalah langkah wajar, seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan Rosoboronexport; agen penjualan resmi yang ditunjuk pemerintah Rusia untuk pembelian enam pesawat Sukhoi.
“Tidak ada pemahaman bersama tentang proses pengadaan alutsista, tidak ada transparansi data tentang nilai kontrak, dan tentang komponen-komponen yang diatur dalam kontrak tersebut sehingga interpretasinya relatif sederhana,” ujar Andi Widjajanto.

Mengenai tudingan Indonesian Corruption Watch (ICW) soal pemerintah yang tidak transparan, Andi mengatakan berdasarkan UU proses pembelian senjata termasuk hal yang dikecualikan.

Andi menambahkan, “Dalam UU Kebebasan Informasi Publik proses pengadaan senjata memang termasuk dalam hal-hal yang dikecualikan. Kementerian Pertahanan tidak wajib mempublikasikan, bahkan harus menerapkan prinsip kehati-hatian.”
Wella Sherlita
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat memberikan penjelasan mengenai pembelian enam pesawat tempur Sukhoi dari Rusia (7/3).
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah telah melakukan penggelembungan anggaran dalam pembelian enam pesawat Sukhoi. Soal perbedaan harga pesawat yang jauh berbeda, Purnomo mengatakan itu akibat inflasi di Rusia.
“Yang akan kita lakukan adalah membangun skuadron kekuatan tempur kita, yaitu skuadron Sukhoi jumlahnya 16. Kita punya 10 sekarang, jadi masih kurang 6. Enam itulah yang kita beli. Dulu pembelian pertama tahun 2007, lalu sekarang ada kontrak tahun 2012 tentu harganya berbeda. Beli makanan pun tahun 2007 dan 2012 berbeda. Tapi perbedaannya tidak banyak, karena perbedaan itu hanya untuk meng-cover inflasi. Jadi tidak ada perbedaan signifikan yang mengesankan mark-up (penggelembungan angka),” jelas Purnomo.

Sedangkan mengenai perbedaan harga kontrak antara Indonesia dengan Vietnam, Purnomo menegaskan itu karena perbedaan kebutuhan dan spesifikasi pesawat.
“Hati-hati kalau melihat nilai kontrak, karena nilai kontrak kita dengan Vietnam mungkin berbeda. Kalau di kita kontraknya selain beli Sukhoi juga beli peralatan lain. Mesin yang kita dapatkan itu tidak enam sesuai jumlah pesawat, tetapi 12. Jadi tolong jangan dibandingkan apple to apple (persis sama) karena yang dibeli Vietnam mungkin lain dengan yang kita beli. Beli mobilpun kadang-kadang peralatannya beda, velg-nya racing yang satu bukan velg racing, jadi harganya beda,” ungkap Purnomo.

Sebelumnya, Wakil Koordinator ICW Adnan Topan Husodo menuding Kementerian Pertahanan lebih memilih menggunakan skema kredit komersial atau kredit ekspor, yang jangka pengembaliannya cepat, dikenakan biaya-biaya bank, dan bunganya lebih tinggi berdasarkan rate pasar. Padahal pemerintah Rusia telah menyediakan fasilitas kredit untuk pembelian alutsista Indonesia senilai 1 milliar dolar Amerika.
Adnan menilai ada indikasi ketidakwajaran, di mana Indonesia membeli satu Sukhoi dengan harga 83 juta dolar Amerika. Sementara jika dibandingkan dengan harga resmi yang dipublikasikan Rosoboronexport, per Agustus 2011, harga Sukhoi 30 MK sebesar 60-70 juta dolar Amerika per unit.

Tuesday, March 6, 2012

Russian Defense Ministry to Buy 92 Su-34 Fighters

15:10 01/03/2012
MOSCOW, March 1 (RIA Novosti, Alexander Stelliferovsky)
The Russian Defense Ministry has signed a deal for 92 Su-34 Fullback fighter-bombers from the Sukhoi aircraft maker, the ministry said on Thursday.
The deal under which the warplanes are to be delivered by 2020 was signed by Defense Minister Anatoly Serdyukov and Sukhoi General Director Igor Ozar.
This is one of the largest warplane contracts under the government arms procurement program and it will help replace all of the Su-24 bombers currently in service with the “4+ generation” aircraft, Serdyukov said.
The Ministry will take delivery of 10 Su-34s in 2012, all of them to be deployed in the Western Military District. Last year six fighter-bombers were delivered to the Air Force. These come under an initial contract for 32 Su-34s.
At present the Air Force has 12 Su-34s.
Factoring in the new contract, the Air Force will have a total of 124 Su-34s. 
The ministry previously said a total of 70 Su-34s will be delivered by 2015.
Commenting on the deal, Douglas Barrie, air warfare specialist at International Institute for Strategic Studies in London, said “the Su-34 - previously known as the Su-27IB - has been long in the gestation.”
“The program began in the 1980s and has suffered as a result of funding problems. It is entering service well over a decade after it was envisaged originally to be replacing the Su-24 Fencer.”
However the Su-34 will - with the appropriate avionic and weapons systems - provide the air force with a capable long range strike platform, with considerably more punch than the Su-24, he said.
“Work is continuing to integrate modern air-to-surface weaponry now in development in Russia on the Su-34, with trials being carried out at the air force test center at Akhtubinsk.”
The news of the contract comes a week after Russia partially resumed flights of Su-24 Fencer tactical bombers after one of them crashed in Russia’s Urals.
All Su-24s were grounded after the crash, in the woods of the Kurgan region during a routine flight on February 13. Both pilots ejected safely. The crash was the third of a Su-24 in Russia over the last four months. The two previous crashes occurred in October and December 2011.
It has been in service with the Russian Air Force since the mid-1970s. However, in recent years Russia has gradually been phasing out the planes, which have a patchy safety record.
The Defense Ministry earlier said the Air Force will procure over 1,500 new aircraft by 2020.
Russia started the full-scale production of Su-34s in 2008 at a Novosibirsk-based aircraft-manufacturing plant, a subsidiary of the Sukhoi Aircraft Holding.
Designed by Sukhoi, the $36-million Su-34 fighter-bomber is a two-seat strike aircraft fitted with twin AL-31MF afterburner turbojet engines.
It is designed to deliver high-precision strikes on heavily-defended targets under any weather conditions, day or night, and is equipped with a 30-mm GSh-301 cannon, up to 12 Alamo or Archer AAMs, ASMs, and bombs.

sumber : RIA NOVOSTI

BERITA POLULER