Pages

Friday, July 22, 2011

Kemhan Dorong Produksi Kapal Perang Dari Dalam Negeri



BATAM - Kementerian Pertahanan akan mendorong peningkatan produksi kapal perang dalam negeri sesuai dengan kebijakan pemerintah dan kebutuhan TNI AL sebagai penggunanya.

"Kapal perang produksi dalam negeri besar manfaatnya, kami akan terus mendorong produksi dalam negeri sesuai dengan anggaran yang tersedia," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Batam, Kamis (21/7).

Menurut dia, di Indonesia ada tiga daerah yang menjadi pusat pembuatan kapal perang TNI AL, yaitu Batam, Surabaya, dan Jakarta.

"Saat ini TNI AL masih membutuhkan tambahan kapal perang untuk memperkuat pertahanan laut Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan Kapal Cepat Rudal 40 meter (KCR-40), buatan putera-puteri Indonesia yang akan digunakan untuk mengamankan perairan Indonesia bagian barat, di Batam, 25 April 2011.

Menteri mengatakan kapal KCR-40 KRI Clurit-641 merupakan kebanggaan karena dirancang dan dibangun anak bangsa yang bekerja di PT Palindo Marine, Batam.

Peluncuran KRI Clurit, kata dia, merupakan jawaban atas rasa tanggung jawab menjaga laut NKRI yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang tinggi.


Wamenhan, Sjafrie Sjamsoeddin di Pulau Nipah, batam

Apalagi, kata dia, selain memiliki kandungan SDA yang tinggi banyak alur perairan NKRI menjadi alur perdagangan internasional.

"Ini sebagai mile stone menuju kemandirian industri pertahanan," kata Menteri.

Ia mengatakan produksi alutsista tidak akan berhenti pada KCR. Pemerintah akan terus melengkapi persenjataan TNI dengan beberapa kapal lain. Selanjutnya, akan dibuat kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Selam.

TNI AL, kata Menteri, membutuhkan kapal yang kuat hingga mampu hadir dan mengamankan perairan di laut jauh.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan TNI AL memesan dua KCR-40, dan berencana memesan 20 kapal lagi dengan jenis yang berbeda.

KCR-40 akan beroperasi di Indonesia bagian barat, disesuaikan dengan kondisi geografis yang dikelilingi pulau-pulau dan selat.

Sumber : ANTARA

PT DI Tengah Kerjakan Heli Super Puma Korean Coast Guard




BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tengah mengerjakan pesanan helikopter Super Puma pesanan pasukan penjaga pantai Korea Selatan senilai US$90 juta (Rp767,52 miliar). Perusahaan plat merah itu juga mengerjakan helikopter untuk Angkatan Laut senilai US$70 juta (Rp596,96 miliar).

"Kami juga tengah mengerjakan helikopter untuk Angkatan Udara," ujar Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso kepada VIVAnews.com

Selain pesanan itu, PT DI juga tengah mengerjakan pesanan komponen Airbus 320 setiap bulannya. Perseroan optimis pesanan komponen itu akan naik 50 persen pada 2015. "Tahun depan diminta naik 20 persen dan mungkin 2015 naik 50 persen dari kapasitas yang sekarang", ujar Budi

Pendapatan PT DI sendiri tahun ini diperkirakan Rp1,6 triliun yang berasal dari penjualan komponen dan pesanan helikopter. Ia menargetkan pendapatan tahun depan dapat mencapai Rp2 triliun. "Sesudah Rp2 triliun baru kami bisa bernafas," tambah Budi.

PT DI sendiri dilingkupi permasalahan modal yang kurang, sehingga tak berani mencari order pesanan. Untuk itu perseroan sangat mengharapkan adanya penyertaan modal negara (PMN). Pemerintah dan Komisi VI telah membahas pemberian PMN sebesar Rp3,9 triliun namun persetujuan belum diketuk palu.

Sumber : VIVANEWS.COM

Kemhan Kembangkan Pulau Nipah


Gedung Posal dari udara di Pulau Nipah. (Foto: Puspenerbal)

21 Juli 2011, Batam (Jurnas.com): Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengunjungi Pulau Nipah, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (21/7). Kunjungan observasi untuk mengetahui sejauh mana infrastruktur yang telah dikembangkan di Pulau Nipah.

Pengembangan Pulau Nipah merupakan bagian dari kebijakan pemerintah khususnya kebijakan defence supporting economy (pertahanan mendukung ekonomi). Kebijakan pemerintah, pembangunan Pulau Nipah menjadi model pulau-pulau terluar lainnya yang memiliki potensi tidak hanya kepentingan kedaulatan pertahanan dan keamanan negara tetapi juga untuk menunjukan kedaulatan ekonomi nasional.

Pengembangan Pulau Nipah merupakan soliditas antara pertahanan dan ekonomi. ”Selain sebagai ujung tombak pulau-pulau terluar, Pulau Nipah juga sebagai ujung tombak pengembangan ekonomi secara keseluruhan" kata Wamenhan.

Pemerintah melalui Kemhan menargetkan dalam dua tahun ke depan Pulau Nipah sudah menjadi kawasan yang melambangkan defence supporting economic.

Kemhan berkepentingan untuk segera memformulasikan rujukan dalam model bagaimana pulau-pulau terluar ini diolah untuk mendukung pertahanan. ”Pada 2014 Pulau Nipah sudah hijau, sudah terbangun infrastruktur pertahanan dan ekonomi,” katanya.

Kunjungan ini diharapkan dapat mendukung tahapan pembangunan yang berhubungan dengan sinkronisasi, keperluan legalitas maupun akselerasinya. Peran pemerintah daerah juga dibutuhkan karena sebagai bagian dari penanggung jawab kewilayahan pemerintahan.

Prajurit Penjaga Perbatasan Perlu Penghargaan

Para prajurit penjaga perbatasan dan pulau terluar Indonesia harus diberikan penghargaan. Penghargaan ini bertujuan agar mereka memiliki kebanggaan terhadap Indonesia. saat memberikan arahan kepada prajurit Satgas Pengamanan Pulau Nipa, Kamis (21/7) Wakil Menteri Pertahanan menyampaikan rasa bangganya kepada para prajurit yang tetap memiliki moril tinggi.

Keberadaraan para prajurit di pulau terluar mempunyai dua makna, pertama sebagai penjaga teritorial terdepan dalam rangka kedaulatan negara di bidang pertahanan negara, dan kedua adalah bagian yang tak terpisahkan dalam rangka mendukung kebijakan ekonomi secara nasional.

Dikatakan Wamenhan, pemerintah melalui Kemhan telah dan terus berupaya memberikan tunjungan bagi prajurit yang melaksanakan tugas pengamanan perbatasan dan pulau terluar. Untuk itu prajurit Pulau Nipa diberikan tunjangan paling tinggi yaitu 150 % dari gaji pokok. Hal ini dikarenakan Pulau Nipa merupakan pulau yang tidak ada penduduknya.

Wamenhan menjelaskan, Pemerintah membedakan hal-hal yang demikian dengan harapan agar moril dan semangat prajurit tetap tinggi dan pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada para prajurit dapat maksimal.

Sumber: Jurnas

Daewoo Penawar Unggulan Tender Kapal Selam


21 Juli 2011

Kontrak pembuatan kapal selam diprediksikan USD 1.08 miliar (photo : asiatoday)

JAKARTA: Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co. menjadi penawar unggulan untuk pembuatan tiga kapal selam yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia. Sumber di pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengungkapkan kepada koran Chosun Ibo dan kemudian dikutip Bloomberg pagi ini menyatakan nilai kontrak pembuatan kapal selam tersebut sebesar US$1,08 miliar.

Dia mengungkapkan Ketua MPR Taufik Kiemas telah menyampaikan kepada PM Korea Selatan Kim Hwang Sik kalau Daewoo hampir dipastikan mendapatkan proyek ini. Taufik Kiemas berkunjung ke galangan kapal Daewoo di Okpo, Pulau Geoje pada Selasa.

Dalam tender pembuatan kapal selam, Daewoo bersaing dengan Jerman, Prancis, dan Rusia. Apabila Daewoo dipastikan memenangkan tender tersebut, bisa dipastikan merupakan ekspor senjata terbesar Korea Selatan.

Nilainya melampaui penjualan 16 pesawat jet latih tempur T-50 Golden Eagle ke Indonesia senilai US$400 juta. Nilai kontrak pengadaan kapal selam ini juga hampir setara dengan total ekspor senjata Korea Selatan pada tahun lalu yang mencapai US$1,19 miliar.

Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Korsel untuk pengembangan jet tempur Korea Fighter Xperiment (KFX) yang diperkirakan anggaran US$8 miliar. Indonesia mendapat porsi anggaran US$1,6 miliar sehingga berhak atas 20% dari laba penjualan dan jatah 50 unit pesawat tempur tersebut.

Rencananya, pesawat tempur KFX didesain sebagai pesawat dengan kursi tunggal yang disokong mesin kembar setara kelas General Electric F414 atau Snecma M88 yang digunakan pada F/A-18E/F Boeing dan Dassault Rafale. Apabila pesawat tempur ini terwujud akan berganti nama menjadi pesawat F-33.Proyek ini ditargetkan rampung pada 2024. Ada tiga tahapan dalam proyek ini yaitu Technical and Development Phase yang akan dimulai akhir Juli 2011, lalu Engineering Development Phase.(mmh)

(Bisnis Indonesia)

Baca Juga :

Seoul Poised to Export Submarines to Indonesia
21 Juli 2011

Indonesia will likely pick Korea as the preferred bidder for its submarine acquisition program, worth $1.08 billion, industrial sources said Thursday.

“France has been practically eliminated from the race,” an official of Korea's Daewoo Shipbuilding and Marine (DSME) said, asking for anonymity.

He said once the deal is sealed, Korea's Daewoo Shipbuilding and Marine will be selling three 1,400-ton submarines to the Southeast Asian country.

The official said the two other bidders, Germany and Russia, were pulled out of the race in March this year for failing to meet the Indonesian Navy’s requirements.

“From April, Indonesia only invited Korea and France to make presentations, automatically disqualifying Germany and Russia” he said.

Son Hyeong-yeong, spokesman of the state-run Defense Acquisition Program Administration, confirmed that Korea has offered to export three submarines to Indonesia.

“If Korea wins the bid, two of the submarines will be manufactured here, while the remaining one will be assembled in Indonesia with key components produced in Korea,” he said.

Son, however, denied the media report that Taufik Kiemas, the speaker of the Indonesian People's Consultative Assembly, told Prime Minister Kim Hwang-sik Wednesday that DSME is certain to win the project.

“None of the officials and the reporter present at the gathering between Kiemas and Kim heard submarines mentioned in the discussions,” he said.

Son noted that Korea has yet to receive any formal notification from Indonesia concerning its preferred bidder status.

Senior defense officials say the Indonesian and Korean governments are waiting to announce the result until Defense Minister Kim Kwan-jin pays a visit to Indonesia in September.

Korea and Indonesia have seen an increase in bilateral defense exchanges since the leaders of the two countries have made motions to jointly develop weapons and boost bilateral trade.

President Lee Myung-bak and his counterpart Susilo Bambang Yudhoyono agreed in December last year to seek joint development of weapons and defense technologies, including tanks, submarines and trainer jets.

In May, Korea Aerospace Industries (KAI) signed a deal to export 16 T-50 jets worth $400 million to Indonesia. Korea's 10th biggest trade partner with their bilateral trade volume estimated at $22.9 billion in 2010.

(Korea Times)

Tuesday, July 19, 2011

Vahidi: Iran Akan Produksi Kapal Perang Baru

 Menteri Pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, Iran telah mengambil langkah besar ke arah pembangunan kapal baru, termasuk kapal frigat dan berencana memproduksi senjata baru.
Iran juga telah meluncurkan pembangunan berbagai sistem navigasi dan kontrol dan bagian yang belum rampung akan diproduksi dalam waktu dekat, ujar Vahidi seperti dikutip IRNA pada hari Jumat (15/7).
Seraya memuji partisipasi internasional pertama kapal selam Iran, Yunes, Jenderal Vahidi menuturkan, langkah ini adalah kebijakan yang sangat signifikan dalam menampilkan kekuatan Angkatan Laut Iran.
"Langkah tersebut mencerminkan bahwa Iran sedang membuat kemajuan besar dalam pencapaian tujuan di bidang maritim," tambahnya.
Pada awal Juli, kapal selam Yunes berlayar bersama kapal perang dari Armada 14 Angkatan Laut Iran, dan kembali ke pangkalan setelah melakukan misi hampir dua bulan di Laut Merah dan Teluk Aden.
Pada bulan Februari, dua kapal Angkatan Laut Iran, Khark dan Alvand, melintasi Terusan Suez, sebuah rute pelayaran internasional strategis di Mesir, untuk pertama kalinya sejak kemenangan Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di sektor pertahanan dan mencapai swasembada peralatan dan sistem militer penting. (IRIB/RM/PH)

IRIB

OSTEX 2011-Integrasikan Latihan Aset-aset TLDM di Perairan Laut China Selatan


16 Juli 2011

Armada kapal TLDM (photo : TLDM)
Kota Kinabalu, – Tentera Laut Diraja Malaysia bakal mengintegrasikan aset-aset TLDM dalam siri latihan kemahiran laut atau Operational Sea Training Excersise (OSTEX) 2011 di Perairan Laut China Selatan mulai 15 Julai hingga 21 Julai 2011. Dalam kata lain, OSTEX 2011 yang dilaksanakan dalam situasi peperangan tiga dimensi ini bukan hanya menumpukan kepada latihan peperangan, evolusi ilmu kelautan, navigasi, komunikasi bahkan lebih menitikberatkan integrasi di antara kapal, kapal selam dan pesawat udara dalam pelaksanaan operasi secara bersama.

Majlis Perasmian Pembukaan OSTEX 2011 akan disempurnakan oleh Panglima Angkatan Kapal Selam, Laksamana Pertama Dato’ Pahlawan Muhammad Rosland bin Omar di Pangkalan TLDM Kota Kinabalu, Sabah pada 15 Julai.

OSTEX 2011 melibatkan secara langsung aset TLDM yang terdiri daripada sembilan buah kapal iaitu KD LEKIU, KD LEKIR, KD SELANGOR, KD KELANTAN, KD TERENGGANU, KD PERAK, KD PAHANG, KD MAHAMIRU dan KD LEDANG, dua buah aset strategik negara, kapal selam KD TUNKU ABDUL RAHMAN dan KD TUN RAZAK, dua buah helikopter Super Lynx dan dua buah helikopter Fennec serta Pasukan Khas Laut (PASKAL) dan Tim Penyelam. Selain daripada aset-aset TLDM, Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) bakal menyumbang dalam pelaksanaan latihan gabungan TLDM ini dengan menugaskan pesawat pejuang SU-30 MKM dan F-18D serta pesawat rondaan maritim B200T.

Pesawat patroli maritim Beechcraft B200T (photo : Andy Graf)

Sebagai langkah penjimatan, OSTEX 2011 sekali lagi menggabungkan tiga siri latihan yang kelazimannya dilaksanakan secara berasingan bagi tiga Markas operasi dalam TLDM iaitu Markas Armada di Pangkalan TLDM Lumut, Markas Wilayah Laut 1 di Kuantan dan Markas Wilayah Laut 2 di Kota Kinabalu.

Gabungan sembilan buah kapal TLDM, kapal selam negara KD TUNKU ABDUL RAHMAN dan KD TUN RAZAK serta aset udara milik TLDM dalam memperagakan kewujudan di Perairan Laut China Selatan membuktikan bahawa TLDM tidak pernah leka dan sentiasa berwaspada dalam menjaga kepentingan perairan negara selain daripada rondaan berterusan dan penempatan tim-tim keselamatan di stesen luar pantai kawasan perairan ini. Majlis Penutup OSTEX 2011 akan disempurnakan oleh Panglima Armada, Laksamana Madya Dato’ Wira Jamil bin Haji Osman di Pangkalan TLDM Kota Kinabalu, Sabah pada 21 Julai 2011 akan datang.

Kapal Perang Turki Kunjungi Perairan Sumut


Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho (kanan) memakaikan kain ulos Batak kepada Komandan Maritim Angkatan Laut Turki Laksamana Sinan Ertugrul (kiri) yang berkunjung ke Medan, Sumut, Senin (18/7). Angkatan Laut Turki tertarik melakukan hubungan kerja sama dalam penanganan bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan lain sebagainya, untuk memperkokoh persahabatan antara rakyat Indonesia dan Turki. (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/ss/ama/11)

Kapal perang Turki di bawah pimpinan Rear Admiral Sinan Ertugrul mengunjungi perairan Sumatera Utara dalam rangka menjalin silaturahim dan membuka peluang kerja sama militer.

Hal itu disampaikan Sinan Ertugrul ketika bertemu Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho di Medan, Senin.

Didampingi Danlantamal I Belawan Kolonel Laut Bambang Soesilo, Admiral Sinan mengatakan, kunjungan ke Sumut bagian dari perjalanan keliling dunia yang dilakukan Angkatan Laut (AL) Turki.

Setelah ke Indonesia, pihaknya akan kembali berlayar ke Malaysia untuk perjalanan selanjutnya.

Setelah mengarungi sejumlah perairan di dunia, pihaknya melihat ada keunikan di perairan Indonesia sehingga menimbulkan ketertarikan.

“Laut di Sumut beda,” katanya tanpa menyebutkan keunikan dan perbedaan tersebut.

Ia mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi menarik tentang berbagai potensi Sumut, baik pariwisata, kehutanan, maupun sumber daya alamnya.

Perwira tinggi AL Turki itu mencontohkan keberadaan Danau Toba yang merupakan danau vulkanik dan berada di atas pegunungan.

“Danau Toba itu unik karena belum ada danau yang berada di atas gunung,” katanya.

Didampingi Atase Pertahanan Turki di Indonesia Kolonel Erdem Kargin, Admiral Sinan juga menyatakan sangat berkeinginan melihat kondisi dan keberadaan hutan di Sumut.

“Salah satu faktor yang paling menarik dari Indonesia adalah keramahtamahan rakyatnya yang diyakini mampu memberikan ketenangan warga dari negara lain. Apalagi di sini mayoritas beragama Islam,” kata Admiral Sinan yang mengaku beragama Islam dan memiliki nama depan Ahmed.

Menangapi hal itu, Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengaku bangga atas penilaian AL Turki terhadap keunikan laut di daerah itu.

Pihaknya juga menyampaikan terima kasih atas peluang kerja sama militer yang ditawarkan AL Turki.

“Mudah-mudahan kerja sama itu dapat menambah semangat TNI-AL untuk membela NKRI,” katanya.

Gatot menjelaskan, Sumut merupakan daerah yang strategis dengan luas 72.951 kilometer per segi dengan 25 kabupaten dan delapan kota.

Selain Danau Toba, Sumut juga memiliki berbagai potensi pariwisata lainnya yang sangat menarik dan layak untuk dikembangkan.

Ia mencontohkan Pantai Sorake dan pantai lainnya di Kepulauan Nias yang dapat menjadi lokasi berselancar (surfing) yang menarik bagi wisatawan mancanegara.

Kemudian, Sumut juga memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat dieksploitasi di antaranya kluster Sei Mangke yang dijalankan sebagai salah satu upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi di Sumut yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah barat Indonesia.

Karena itu, pihaknya mengharapkan AL Turki dapat meyakinkan pemerintah di negaranya untuk menanamkan modal di Sumut.

“Mohon diinformasikan ke pemerintah Turki bahwa Sumut mempunyai potensi yang sangat besar,” katanya.

Menanggapi minat AL Turki terhadap hutan Sumut, Gatot Pujo Nugroho menawarkan ekspedisi kehutanan seperti yang dilakukannya bersama Tim Komando Pasukan Khusus (Kopassus) belum lama ini.

“Kami akan menemani seharian,” katanya.

Sebagai provinsi yang bertetangga dengam Aceh, Pemprov Sumut menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih karena militer Turki ikut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan ketika Aceh mengalami musibah gempa dan tsunami.

“Dengan bantuan itu, warga Aceh sudah menganggap Turki seperti ‘abang kandung’,” kata Gatot.

Sumber: ANTARA News

BERITA POLULER