Pages

Sunday, July 3, 2011

Arab Saudi Membeli 200 Armada Tank Leopard

 Pemerintah Jerman yang dituding menjual senjata dan logistik militer kepada rezim diktator dan mendukung pemerintahan anti-demokrasi di berbagai kawasan termasuk Afrika Utara dan Timur Tengah, kini berniat menjual 200 unit tank moderennya, Leopard, kepada Arab Saudi.
IRNA mengutip laporan Speigel menyebutkan, Berlin dengan keputusannya menjual persenjataan beratnya kepada negara-negara despotik termasuk Arab Saudi, pada hakikatnya telah menyatakan dukungan terhadap rezim-rezim tersebut.
Dewan Keamanan Federal Jerman yang dianggotai oleh kanselir, menteri pertahanan, dan menteri luar negeri itu, pekan lalu menyetujui penjualan senjata berat ke Arab Saudi.
Arab Saudi menyatakan ingin membeli lebih dari 200 armada tank Leopard 2A7+ namun, Berlin hanya menyetujui penjualan 200 unit saja.
Speigel menambahkan, industri persenjataan Jerman berharap dapat kembali sigenjot dengan transaksi senjata senilai milyaran melalui penjualan tank baru, model lama, atau bekas.
Pemerintah Riyadh telah terlebih dahulu melakukan negosiasi langsung dengan perusahaan senjata milik Amerika Serikat yang berada di Spanyol yang memegang hak produksi tank tersebut. Kini Arab Saudi langsung berhubungan dengan perusahaan utama produsen tank Leopard di Jerman.
Menurut Speigel, pemerintahan Berlin sebelumnya, berulangkali menangguhkan pembelian tank-tank tersebut kepada Arab Saudi karena pertimbangan keamanan rezim Zionis Israel. Namun kini tampaknya, Israel tidak menganggap tank tersebut sebagai ancaman.
Speigel menambahkan, penjualan senjata-senjata berat itu disepakati di saat Raja Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir tidak menunjukkan peran damainya di kawasan dan bahkan membantu menumpas protes damai rakyat Bahrain.
Dalam iklan videonya, disebutkan bahwa tank Leopard dapat menakut-nakuti demonstran dan dapat membersihkan rintangan yang menghadang jalannya. Tank tersebut merupakan salah satu unggulan ekspor senjata Jerman dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Di Jerman, tercatat 80 ribu orang bekerja di bidang industri persenjataan dan industri terkait. Perusahaan-perusahaan senjata dan militer Jerman memiliki peran besar dalam transaksi senjata di tingkat global, dengan banyak menjual tank bekas dan model-model lama.
Berdasarkan data Pusat Perdamaian Stockholm, Swedia, antara tahun 2006 hingga 2010, negara pengimpor terbesar senjata dari Jerman adalah, Yunani dengan 15 persen, Afrika Selatan dengan 11 persen, Turki dengan 10 persen, Korea Selatan sembilan persen, dan Malaysia dengan tujuh persen.
Sejak tahun 1998, Jerman berhasil mendongkrak tingkat ekspor persenjataannya, dan jika sebelumnya berada di urutan kelima, pada tahun 2009 Jerman menduduki posisi ketiga. Adapun Amerika Serikat dan Rusia tetap menduduki posisi pertama dan kedua.
(IEIB/MZ/AR)


IRIB

Iran Pekan Ini Ujicoba Rudal “Supersonik” Baru



rudal Iran (arsip)
Iran berencana mengujicoba rudal "supersonik" baru tipe darat ke laut, sebagai bagian dari manuver perang di Teluk Persia dalam beberapa hari mendatang Panglima Divisi Angkatan Udara Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan bahwa rudal baru tersebut dirancang untuk menghantam kapal dan target di laut.
Hajizadeh menambahkan, "Tahun lalu, kami berhasil mencapai (teknologi) rudal anti-kapal baru yang dapat mencapai target dengan kecepatan suara beberapa kali lipat."
Hajizadeh menambahkan bahwa rudal yang telah di-upgrade itu akan segera diujicoba pada fase latihan pasukan Angkatan Laut Pasdaran dalam manuver Nabi Besar keenam di Teluk Persia.
Sebelumnya, Sabtu (2/7), Hajizadeh menyatakan bahwa manuver Nabi Besar Muhammad Saww keenam sedang memasuki fase kedua di divisi Angkatan Laut Pasdaran.
Lebih lanjut dijelaskan Hajizadeh, "Pertengahan pekan ini, fase kedua manuver akan dimulai dengan latihan pasukan angkatan laut dan peluncuran rudal dari darat ke laut baru."
Pasdaran memulai manuver Nabi Besar keenam yang berlangsung selama 10 hari pada 27 Juni dan telah memamerkan silo rudal balistik bawah tanah dan menembakkan rudal jarak menengah Fateh 110, yang presisinya telah ditingkatkan.
Pada hari kedua manuver tersebut, Pasdaran berhasil meluncurkan 14 rudal balistik tipe dari darat ke darat.
Pada hari ketiga manuver Nabi Besar keenam, Pasukan Gardar Revolusi Islam Iran mengujicoba sistem radar Ghadir, yang memiliki radius pantau hingga 1.100 kilometer dan sampai ketinggian 300 kilometer.
Manuver Nabi Besar keenam itu digelar di sela-sela santernya klaim para pejabat Amerika Serikat dan Israel untuk menyerang instalasi nuklir Iran.
Namun para pejabat Iran menegaskan bahwa segala bentuk serangan dari Amerika Serikat atau Israel akan berdampak buruk mengingat Tehran bersumpah akan melancarkan serangan balasan yang sangat destruktif terhadap rezim Zionis Israel dan kepentingan Amerika di kawasan. 

IRIB

PT DI Butuh Kepercayaan



4 Juli 2011, Jakarta (Jurnas.com): Krisis yang dialami PT Dirgantara Indonesia (PT DI) bukan sekedar masalah keuangan. PT DI saat ini sangat memerlukan kepercayaan konsumen dalam negeri. Ini akan sangat membantu PT DI untuk keluar dari masalah yang membelitnya.

"Masalah yang utama sebenarnya kami butuh pekerjaan dan kepercayaan dalam negeri. Mau disuntik dana berapapun kalau tidak dibutuhkan sama saja, akhirnya hancur juga,"kata Direktur Direktorat Pengembangan Bisnis dan Teknologi Dita Ardonni Jafri saat dihubungi Jurnal Nasional di Jakarta, Senin (4/7).

Dia mengatakan, hingga saat ini PT DI masih mendapatkan proyek rutin dari luar negeri seperti Korea dan Turki. Namun begitu, kata Donni, ini tidak mencukupi kebutuhan PT DI sehingga diperlukan pasar yang lebih luas. "Dalam bussiness plan kami, kami terus lakukan penawaran ke luar negeri. Memang kami masih mendapatkan pekerjaan, tapi makin lama makin berkurang."

Hal ini dikarenakan konsumen dalam negeri pun tak menaruh kepercayaan terhadap PT DI. Dikatakan Donni, kebiasaan masyarakat Indonesia yang lebih percaya pada luar negeri telah membudaya dan menjadi akar masalah.

"Itu sudah jadi budaya. Orang sakit saja kan berobatnya ke Singapura. Mereka melihat, orang Indonesianya saja nggak pake, ngapain beli dari Indonesia. Jadi pasar kami makin berkurang,"jelasnya.

Padahal, menurutnya, pejabat pemerintah luar negeri seperti Korea dan Malaysia menggunakan produk PT DI. Minimnya kepercayaan dalam negeri pada PT DI, berpengaruh pada konsumen PT DI di luar negeri.

Untuk pemesanan dalam negeri, saat ini PT DI tengah mengerjakan pesawat CN 235 pesanan TNI Angkatan Laut. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan mengumumkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kementerian pertahanan dengan beberapa industri pertahanan termasuk PT DI.

"Iya, tapi dari pengalaman sebelumnya, MoU itu cuma jadi MoU. Tapi mudah-mudahan kali ini tidak begitu,"kata Donni.

Masalah lain yang sedang dihadapi PT DI adalah persoalan pembukuan. Donni mengharapkan pemerintah membantu membereskan utang-utang lama PT DI. "Kalau utang-utang lama dibebankan pada kami semua tidak bisa. Kami mengharapkan pemerintah dapat membantu agar perusahaan tetap berjalan,"ungkapnya.

Sumber: Jurnas

Koarmatim Luncurkan Buku "Pengawal Samudera"


Sejumlah anggota Satuan Komando Pasukan katak (Sat Kopaska) Koarmatim, memperkenalkan satu dari beberapa jenis senjata, kepas seorang pengunjung, di sela-sela peluncuran buku foto Koarmatim di Grand City Surabaya, Minggu (3/7). Buku foto setebal 285 halaman yang berjudul 'Pengawal Samudera Di Wilayah Timur Indonesia' tersebut, berisikan profil Koarmatim yang dikemas dengan memperhatikan sisi humanis dari sosok prajurit TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/11)

3 Juli 2011, Surabaya (ANTARA): Komando Armada RI Kawasan Timur meluncurkan buku "Pengawal Samudera di Wilayah Indonesia Timur" sebagai wahana untuk lebih mengenalkan peran dan kekuatan TNI AL kepada masyarakat luas.

Buku berisi foto-foto berbagai kegiatan TNI AL di jajaran Koarmatim itu, diluncurkan secara resmi oleh Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto di Grand City Mall Surabaya, Minggu.

Ketua Tim Penyusun buku "Pengawal Samudera" Kolonel Laut (P) Aan Kurnia mengatakan, pembuatan buku tersebut terinspirasi dari buku-buku milik angkatan laut negara lain yang sudah lebih dulu beredar di pasaran.

"Kalau angkatan laut negara lain bisa memiliki buku eksklusif seperti itu, kenapa TNI AL tidak bisa. Atas persetujuan Pangarmatim, kami kemudian membuat buku tersebut," kata Aan Kurnia yang juga Komandan Komando Latihan Koarmatim.

Ia mengatakan, pengerjaan buku setebal 280 halaman yang berisi sekitar 2.000 foto itu, diselesaikan hanya dalam waktu sekitar tiga bulan.

"Kami memiliki bank data yang menyimpan ribuan foto berbagai kegiatan TNI AL di Koarmatim. Sebagian besar foto adalah bidikan personel Koarmatim, ditambah foto karya sejumlah jurnalis yang biasa meliput kegiatan Koarmatim," ujarnya.

Beberapa foto menarik yang ditampilkan dalam buku tersebut, antara lain foto pelayaran kapal latih KRI Dewaruci keliling dunia, latihan tempur, kegiatan TNI AL di daerah perbatasan, dan sejumlah foto "human interest".

Pangarmatim Laksda TNI Bambang Suwarto mengatakan, tidak ada niat muluk-muluk dari pembuatan buku Pengawal Samudera, selain ingin lebih mengenalkan peran dan kekuatan TNI AL kepada masyarakat Indonesia maupun dunia internasional.

"Saya sendiri tidak menduga kalau ternyata banyak prajurit Koarmatim yang punya hobi fotografi dan sering mengabadikan kegiatan TNI AL. Daripada file fotonya hanya disimpan, kenapa tidak sekalian dibuatkan buku?," ujarnya.

Pada acara peluncuran buku Pengawal Samudera itu juga dipamerkan beberapa peralatan tempur dan senjata dari Pasukan Katak, pameran foto Koarmatim serta bedah buku yang menghadirkan sejumlah pembicara.

Sumber: ANTARA News

KRI Banjarmasin-592 Tiba di Brunei Darussalam




BRUNEI DARUSSALAM - KRI Banjarmasin-592 milik TNI AL dari jenis Landing Platform Dock (LPD) produksi PT. PAL Indonesia, Sabtu (2/7) tiba di Brunei Darussalam dalam rangka akan mengikuti pameran Brunei Internasional Defence Exibition & Coference (BRIDEX) 2011.

Kedatangan kapal juga membawa Delegasi Indonesia dan berbagai Alutsista produksi dalam negeri diantaranya dua Panser Anoa 6x6 dan lapangan tembak bergerak buatan PT.Pindad. Sementara itu, Delegasi Indonesia terdiri dari beberapa staff dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan perusahaan industri pertahanan dalam negeri yang tergabung dalam BUMNIP antara lain PT. DI, PT. Pindad, PT.PAL, PT. LEN dan PT. Dahana.

Sumber : DMC

Empat Super Tucano Tiba Maret 2012



Super Tucano milik AU Ekuador (foto: Airliners.net

YOGYAKARTA - Kepala Dispen TNI AU, Marsma Bambang Samoedra mengatakan, pesawat EMB-314 Super Tucano dari Brazil akan datangkan awal tahun 2012 nanti.

Tahap pertama akan datang empat unit dari satu skadron yang direncanakan tiba, yakni pada Maret 2012. "Sisanya bertahap pada tahun itu juga," kata Bambang di Museum Dirgantara Mandala TNI AU Sekolah Penerbang Adi Sutjipto Yogyakarta, Kamis (30/6). Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pembelian, kata Bambang, telah dilakukan sejak November 2010 lalu dengan produsen Tucano, Embraer Brazil.

Satu skadron Super Tucano (16 pesawat) akan menggantikan pesawat OV-10F Bronco di Skadron 21 Malang yang sudah habis masa terbangnya. Bambang menilai, Super Tucano dipilih karena pesawat ini memiliki kualitas paling baik di antara pesawat sejenis lainnya.

Sebelum memilih Super Tucano, TNI AU juga sudah mempertimbangkan membeli pesawat serang kecil K9 buatan China dan KO1B buatan Korea. "Tapi, pilihan akhirnya jatuh pada Super Tucano," kata Bambang. Super Tucano adalah jenis pesawat serang ringan dengan fungsi patroli pemantauan dan sebagai pesawat latih. Pesawat baling-baling ini dilengkapi teknologi avionik modern dan sistem persenjataan terkini. Pesawat ini juga biasa digunakan dalam operasi penumpasan pemberontakan.

Setelah mendatangkan Super Tucano, TNI AU juga sedang merencanakan penambahan enam unit pesawat tempur Sukhoi dari Rusia dan pesawat tempur F-16 bekas dari AS. Usulan pembelian Sukhoi sudah diajukan ke Kementerian Pertahanan. Selain pesawat tempur, TNI AU juga berencana menambah pesawat angkut dan heli dalam waktu dekat.

Sumber : JURNAS

Kodam IX/Udayana Perkuat Tenaga Guru Dan Medis Di Perbatasan


Minggu, 3 Juli 2011 20:38 WIB | 833 Views
Pasukan Pengaman Perbatasan Indonesia TNI (FOTO ANTARA/Budi Afandi)
Wilayah perbatasan sebagai beranda terdepan harus menjadi tempat yang indah, nyaman dan harmonis. Dengan begitu orang bisa tertarik untuk datang ke NTT...
Kupang (ANTARA News)- Panglima Kodam IX/ Udayana, Mayor Jenderal TNI Leonard, membuat terobosan baru dengan  mengirim guru dan tenaga medis ke wilayah perbatasan negara di Pulau Timor, NTT, untuk memajukan dunia pendidikan dan kesehatan demi kesejahteraan masyarakat di perbatasan.

"Wilayah perbatasan merupakan beranda paling depan yang harus mendapat perhatian serius. Karena itu anggota TNI-AD bisa menjadi guru di perbatasan, seperti yang pernah kita lakukan di Papua," katanya, di Kupang, Sabtu (3/7).

Leonard melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi NTT yang juga wilayah Komando Resort Militer 161/Wira Sakti. Dia beraudiensi dengan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, dan pimpinan setempat serta unsur masyarakat dan adat.

Menanggapi inisiatif TNI-AD itu, Lebu Raya memberi apresiasi dan menyambut baik rencana untuk mengerahkan personel-personel TNI-AD sebagai tenaga guru dan tenaga medis di wilayah perbatasan.

"Saya menyambut baik rencana Pangdam IX/Udayana menempatkan personelnya di perbatasan sebagai guru dan tenaga medis. Ini tentu akan membantu masyarakat untuk hidup lebih baik lagi," kata Lebu Raya.

Secara khusus, dia juga meminta dukungan jajaran TNI untuk mendukung kenyamanan dan ketertiban masyarakat, terkhusus di wilayah perbatasan.

"Wilayah perbatasan sebagai beranda terdepan harus menjadi tempat yang indah, nyaman dan harmonis. Dengan begitu orang bisa tertarik untuk datang ke NTT," katanya.

Menurut Leonard, program mengirim guru dan tenaga medis sudah pernah dilakukan di perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea di Pulau Irian. Masyarakat setempat menyambut baik program tersebut, yang hingga kini masih terus dilakukan.

"Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Kita berharap mendapat dukungan, termasuk kepedulian untuk menjaga ketertiban di wilayah perbatasan," katanya, yang juga didampingi Komandan Korem 161/Wira Sakti, Kolonel Infantri Edison Napitupulu.

Terkait kunjungan lintas negara bagi warga NTT di garis perbatasan negara, Leonard berujar, "Soal berkunjung ke negara lain memang ada aturannya. Hal serupa juga dilakukan di perbatasan papua."

Begitupun soal mekanisme dan prosedur pengamanan garis perbatasan negara, dia menegaskan kepentingan koordinasi dan kesamaan persepsi pelaksanaan tugas di antara kedua pasukan di dua negara ini.

Indonesia menempatkan satu batalion infantri dan beberapa unsur pendukung untuk mengamankan 278 kilometer garis perbatasan negara di Pulau Timor dengan bekas Provinsi Timor Timur itu, yang sejak 2002 menjadi negara merdeka.

Terkait dengan Australia, Leonard menyatakan bahwa selama ini sering terjadi kasus imigran gelap dari Timur Tengah, dimana Propinsi NTT menjadi tempat transit menuju Australia.

"Prajurit TNI-AD tidak boleh terlibat sindikat imigran gelap. Bila terbukti ada anggota TNI-AD menjadi jaringan sindikat imigran gelap, saya minta masyarakat untuk segera melapor," tegas Pangdam.
(ANT)


ANTARA

BERITA POLULER