Pages

Tuesday, May 3, 2011

Danlanal Yogyakarta : “Pantai Selatan Memerlukan Dermaga”



3 Mei 2011, Surabaya (Lantamal V): Komandan Lanal Yogjakarta Kolonel Laut (S) Aloysius Pramono, S.E., M.M mengatakan bahwa pengamanan pantai selatan D.I. Yogyakarta mengalami kesulitan karena tidak adanya dermaga untuk mendarat kapal angkatan laut.

“Di perairan DIY hingga jini memang belum memiliki dermaga. Kondisi ini membuat kapal tak bisa merapat ke daratan. Sehingga kita belum menempatkan kapal kita di perairan pantai selatan di DIY”. Ungkap Danlanal Yogyakarta Kolonel Laut (S) Aloysius Pramono, S.E., M.M. saat mengadakan kunjungan kerja ke pantai selatan Bantul (1/5).

Dalam menjaga keamanan laut, Lanal Yogyakarta hanya memanfaatkan peralatan seadanya. Dari panjang pantai selatan di D.I. Yogyakarta sekitar 110 km, Lanal Yogyakarta hingga kini fokus pengamanan di Pantai Gesing, Gunung Kidul. Pasalnya hingga kini pantai ini sering dijadikan tempat pendaratan bagi imigran gelap.

Dalam menjaga kemananan laut, Lanal Yogyakarta hanya menindak lanjuti bila ada pelanggaran seperti imigran gelap maupun pencurian ikan. Tetapi untuk penindakan sepenuhnya akan diserahkan ke pihak berwajib.

“Untuk membangun dermaga merupakan kewenangan dari Pemda yang memiliki wilayah. Bila terdapat dermaga kita mampu menempatkan kapal untuk menjaga keamanan. Selain itu Angkatan Laut dapat membantu nelayan mencari ikan,” tegasnya.

Sumber: Lantamal V

Awak Kapal Perang AS Temui Wali Kota



Beberapa tentara angkatan laut Amerika mengikatkan tambang Kapal Perang USS Guardian (MCM-5). (Foto: ANTARA/Satya Bati/Koz/pd/11)Selasa, 3 Mei 2011 20:24 WIB | 535 Views
Berita Terkait
Komandan, Leutenant Comander K. R Brown dari Angkatan Laut Amerika disambut dengan tarian Pendet saat kapal perang USS Guardian (MCM-5) yang ber-tipe Kapal Anti Ranjau merapat di Pelabuhan Benoa, Bali, Selasa (3/5).Kapal USS Guardian (MCM-5) dengan membawa 20 Perwira dan 86 anggota, rencananya akan melakukan kunjungan wisata di Bali dan akan melaksanakan latihan bersama dan melakukan kerjasama keamanan diwilayah Indonesia. (Foto: ANTARA/Satya Bati/Koz/pd/11)
 

Denpasar (ANTARA News) - Sejumlah awak USS Guardian McM 5, kapal perang khusus penjinak ranjau milik Amerika Serikat, datang menemui Wali Kota Denpasar IB Rai D Mantra di Balai Kota Denpasar, Bali, Selasa.

Rombongan tamu yang dipimpin Timothy R Carter itu, tampak didampingi Adrian Jansen, Atase AL Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia di Jakarta dan Pasintel Lanal Denpasar Mayor Laut Jatiar Sinaga.

Awak USS Guardian McM 5 bertemu wali kota setelah pagi hari sebelumnya merapat di Pelabuhan Benoa Denpasar, untuk serangkaian misi kerja sama latihan dan mempererat persahabatan dengan TNI Angkatan Laut.

"Hari ini tepat pukul 09.00 Wita, kita kedatangan kapal US Navi yang sudah lama ingin singgah ke sini, dan baru hari ini kesampaian bisa tiba di Bali," ujar Komandan Pangkalan Laut Denpasar Kolonel Laut (P) Wayan Suarjaya seusai menyambut kedatangan USS Guardian dengan menghadirkan tarian tradisional Bali.

Suarjaya mengatakan, kedatangan kapal tersebut antara lain untuk menjalin kerja sama dan mempererat persaudaraan antara TNI AL dengan US Navy.

"Salah satunya untuk mempererat persaudaraan TNI AL dengan US Navy. Oleh karena itu, nanti akan dilaksanakan kegiatan olahraga bersama. Ke depannya, akan lebih banyak lagi kapal-kapal negara lain yang akan singgah ke Bali," ujar Suarjaya.

Mewakili seluruh awak kapal yang dikomandani Leutnant Comander KR Brown itu, Adrian Jansen mengatakan bahwa awak kapal perang Amerika Serikat tersebut sangat merasa senang bisa berkunjung ke Bali, khususnya ke Denpasar.

Untuk meningkatkan kerja sama, kata dia, pihaknya siap mempromosikan keindahan dan aneka budaya yang dimiliki Kota Denpasar di Amerika.

Adrian Jansen mengungkapkan, kapal perang USS Guardian memiliki bobot 1.345 ton dengan panjang 67,2 meter dan lebar 5,3 meter.

Kapal tersebut memiliki pangkalan di tiga negara besar seperti Jepang, Korea Selatan dan Jerman, dan pelayaran kali ini merupakan serangkaian lawatan yang dimulai dari Singapura lalu menuju Makassar dan dilanjutkan ke Dili, Timor Leste.

Dari Dili kapal menuju Darwin, Australia dan setelah menempuh perjalanan selama empat hari dari Darwin, kapal tiba Pelabuhan Benoa Denpasar.

Adrian Jansen menyebutkan, Bali bukanlah tujuan yang terakhir, sebab awak kapal masih ada misi "join training" di Surabaya, Jawa Timur.

Menurut Adrian Jansen, USS Guardian yang membawa 20 perwira dan 86 ABK, akan berada selama enam hari di Denpasar.

Adrian Jansen mengatakan, selama berada di ibu kota Provinsi Bali itu, pihaknya akan melakukan kunjungan ke sejumlah sekolah guna menularkan pengetahuan tentang kemaritiman atau kelautan.

Ia yang bertugas di Kedutaan AS di Jakarta mengharapkan ke depannya kerja sama saling mengunjungi bisa dilaksanakan untuk mempromosikan daerah masing-masing.

Wali Kota Rai Mantra di hadapan tamunya mengatakan, kunjungan angkatan perang AS ke Denpasar merupakan suatu kehormatan. Ke depannya, hubungan yang telah berlangsung baik ini terus dapat ditingkatkan dengan saling mempromosikan tempat wisata di masing-masing daerah.

"Walaupun kunjungan para awak Angkatan Laut Amerika ke Denpasar tergolong singkat, namun kami harapkan dapat dijadikan sebagai ajang promosi pariwisata Bali, khususnya Denpasar," ujar Rai Mantra.(*)
(T.P004/Z003) 


ANTARA

TNI Kerahkan F-16 Amankan KTT ASEAN

Menhan : F-16 TNI AU Akan Diupgrade Block 32


0
Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia mengerahkan satu "flight" F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3 Pangkalan Udara Iswahjudi untuk mendukung pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi ke-18 ASEAN di Jakarta, 4-8 Mei.

Satu "flight" F-16 Fighting Falcon itu tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.

Pengamanan KTT ASEAN 2011 oleh satu "flight" F-16 Fighting Falcon itu dipimpin langsung Komandan Skuadron 3 Pangkalan Udara Iswahjudi Letkol Pnb Ian Fuady.

Satu flight F-16 Fighting Falcon setiap hari secara bergantian melakukan patroli udara untuk mengamankan wilayah udara Jakarta dan sekitarnya, menjelang, saat, maupun beberapa hari sesudah pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN.

Kehadiran satu flight pesawat tempur F-16 itu merupakan bagian dari Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Udara (Satgaspamwilud) dengan Panglima Kohanudnas sebagai Komandan Satgaspamwilud.

Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo selaku Ketua Koordinator Bidang Pengamanan/ Komandan Komando mengatakan, "Satgaspamwilud akan menyiagakan pesawat tempur sergap dan helikopter serta satuan radar untuk mendeteksi seawal mungkin kemungkinan ancaman dan gangguan di wilayah udara nasional selama pelaksanaan KTT ke-18 ASEAN,".

Selain pesawat tempur, helikopter dan satuan radar, pengamanan udara selama KTT ke-18 ASEAN juga didukung

peralatan CMOV (Communication and Monitoring Observation Vehicle) and COMOB (Communication Mobile) dan Jammer Mobile yang dimiliki Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) TNI.

Alat itu berfungsi sebagai komando pengendali utama Pangkohanudnas dalam setiap operasi dan latihan yang dilaksanakan Kohanudnas.

Dalam operasionalnya peralatan tersebut berfungsi sebagai alat memonitor data radar dan komunikasi dengan pesawat dalam latihan, selain itu peralatan ini juga dilengkapi dengan sarana "interconnect" yang dapat digunakan untuk berkomunikasi antara Kohanudnas dengan satuan jajaran.(*)
(T.R018/N002)


ANTARA

Tu-16 (1) : Awal Kehadiran Pembom Termasyur TNI-AU


22/01/2009
Sang Pembon Legendaris
Bila predikat Angkatan Udara terkuat di Asia Tenggara kini di pegang oleh Singapura, maka di era tahun 60-an kekuatan angkatan udara negeri kita boleh dibilang menjadi “singa”, tak cuma di Asia Tenggara, bahkan di kawasan Asia TNI-AU kala itu sangat diperhitungkan. Bahkan Cina maupun Australia belum punya armada pembom strategis bermesin jet. Sampai awal tahun 60-an hanya Amerika yang memiliki pembom semacam(B-58 Hustler), Inggris (V bomber-nya, Vulcan, Victor, serta Valiant) dan Rusia.
Gelar “singa” tentu bukan tanpa alasan, di awal tahun 60-an TNI-AU sudah memiliki arsenal pembom tempur mutakhir (dimasanya-red) Tu-16, yang punya daya jelajah cukup jauh, dan mampu membawa muatan bom dalam jumlah besar. Pembelian Tu-16 AURI didasari, terbatasnya kemampuan B-25, embargo suku cadang dari Amerika, dan untuk memuaskan ambisi politik.
“Tu-16 masih dalam pengembangan dan belum siap untuk dijual,” ucap Dubes Rusia untuk Indonesia Zhukov kepada Bung Karno (BK) suatu siang di penghujung tahun 50-an. Ini menandakan, pihak Rusia masih bimbang untuk meluluskan permintaan Indonesia membeli Tu-16. Tapi apa daya Rusia, AURI ngotot. BK terus menguber Zhukov tiap kali bersua. “Gimana nih, Tu-16-nya,” kira-kira begitu percakapan dua tokoh ini. Akhirnya, mungkin bosan dikuntit terus, Zhukov melaporkan juga keinginan BK kepada Menlu Rusia Mikoyan. Usut punya usut, kenapa BK begitu semangat? Ternyata, Letkol Salatun-lah pangkal masalahnya. “Saya ditugasi Pak Surya (KSAU Suryadarma-Red) menagih janji Bung Karno setiap ada kesempatan,” aku Marsda (Pur) RJ Salatun tertawa.
Ketika ide pembelian Tu-16 dikemukakan Salatun saat itu sekretaris Dewan Penerbangan/Sekretaris Gabungan Kepala-kepala Staf kepada Suryadarma tahun 1957, tidak seorangpun tahu. Maklum, TNI tengah sibuk menghadapi PRRI/Permesta. Namun dari pemberontakan itu pula, semua tersentak. AURI tidak punya pembom strategis! B-25 yang dikerahkan menghadapi AUREV (AU Permesta), malah merepotkan. Karena daya jelajahnya terbatas, pangkalannya harus digeser, peralatan pendukungnya harus diboyong. Waktu dan tenaga tersita. Sungguh tidak efektif. Celaka lagi, Amerika meng-embargo suku cadangnya. Alhasil, gagasan memiliki Tu-16 semakin terbuka.
Salatun yang menemukan proyek Tu-16 dari majalah penerbangan asing tahun 1957, menyampaikannya kepada Suryadarma. “Dengan Tu-16, awak kita bisa terbang setelah sarapan pagi menuju sasaran terjauh sekalipun dan kembali sebelum makan siang,” jelasnya kepada KSAU. “Bagaimana pangkalannya,” tanya Pak Surya. “Kita akan pakai Kemayoran yang mampu menampung pesawat jet,” jawab Salatun. Seiring disetujuinya rencana pembelian Tu-16 ini, landas pacu Lanud Iswahyudi, Madiun, kemudian turut diperpanjang.
Proses pembeliannya memang tidak mulus. Sejak dikemukakan, baru terealisasi 1 Juli 1961, ketika Tu-16 pertama mendarat di Kemayoran. Ketika lobi pembeliannya tersekat dalam ketidakpastian, Cina pernah dilirik agar membantu menjinakkan “beruang merah”. Caranya, Cina diminta menalangi dulu pembeliannya. Namun usaha ini sia-sia, karena neraca perdagangan Cina-Rusia lagi terpuruk. Sebaliknya, “Malah Cina menawarkan Tu-4m Bull-nya,” tutur Salatun. Misi Salatun ke Cina sebenarnya mencari tambahan B-25 Mitchell dan P-51 Mustang.
Jadi, pemilihan Tu-16 memperkuat AURI bukan semata alat diplomasi. Penyebab lain adalah embargo senjata Amerika. Padahal saat bersamaan, AURI sangat membutuhkan suku cadang B-25 dan P-51 untuk menghantam AUREV.
Tahun 1960, Salatun berangkat ke Moskow bersama delegasi pembelian senjata dipimpin Jenderal AH Nasution. Sampai kedatangannya, delegasi belum tahu, apakah Tu-16 sudah termasuk dalam daftar persenjataan yang disetujui Soviet. Perintah BK hanya, cari senjata. Apa yang terjadi. Tu-16 termasuk dalam daftar persenjataan yang ditawarkan Uni Soviet. Betapa kagetnya delegasi.
“Karena Tu-16 kami berikan kepada Indonesia, maka pesawat ini akan kami berikan juga kepada negara sahabat lain,” ujar Menlu Mikoyan. Mulai detik itu, Indonesia menjadi negara ke empat di dunia yang mengoperasikan pembom strategis selain Amerika, Inggris dan Rusia sendiri. Hebat lagi, AURI pernah mengusulkan untuk mengecat bagian bawah Tu-16 dengan Anti Radiation Paint cat khusus anti radiasi bagi pesawat pembom berkemampuan nuklir. “Gertak musuh saja, AURI kan tak punya bom nuklir,” tutur Salatun. Usul tersebut ditolak.
Segera AURI mempersiapkan awaknya. Puluhan kadet dikirim ke Chekoslovakia dan Rusia. Mereka dikenal dengan angkatan Cakra I, II, III, Ciptoning I dan Ciptoning II.
Mulai tahun 1961, ke-24 Tu-16 mulai datang bergiliran diterbangkan awak Indonesia maupun Rusia. Pesawat pertama yang mendarat di Kemayoran dikemudikan oleh Komodor Udara (sekarang Marsda TNI Pur Cok Suroso Hurip). Mendapat perhatian terutama dari kalangan intel Amerika.
Kesempatan pertama intel-intel AS melihat Tu-16 dari dekat ini, memberikan kesempatan kepada mereka memperkirakan kapasitas tangki dan daya jelajahnya. Pengintaian terus dilakukan AS sampai saat Tu-16 dipindahkan ke Madiun. U-2 pun mereka libatkan. Wajar, di samping sebagai negara pertama yang mengoperasikan Tu-16 di luar Rusia, kala itu beraneka ragam pesawat blok Timur lainnya berjejer
di Madiun. (bersambung di jilid 2)
SUMBER :http://indomiliter.wordpress.com/2009/01/22/tu-16-1-awal-kehadiran-pembom-termasyur-tni-au/

Tu-16 Badger
Tu-16 Badger E.jpg
Tu-16 Badger
 Tipe Strategic bomber
 Produsen Tupolev
 Terbang perdana 27 April 1952
 Diperkenalkan 1954
 Dipensiunkan 1993 (in Soviet Union and Russia)
 Status Xian H-6 in service
 Pengguna Soviet Air Force
Egyptian Air Force
Indonesian Air Force
Iraqi Air Force
 Jumlah produksi 1,509[1]
 Varian Tupolev Tu-104
Tupolev Tu-124
Xian H-6
Tupolev Tu-16 (dijuluki NATO dengan nama Badger) adalah sebuah pesawat jet bomber bermesin ganda yang dikembangkan dan digunakan oleh angkatan udara Uni Soviet. Pesawat ini telah beroperasi selama lebih dari 50 tahun, dan masih beroperasi di angkatan udara Tiongkok dengan varian Xian H-6.
Dirancang untuk menjadi serba bisa, Tu-16 diprodukasi dalam berbagai varian untuk mata-mata, patroli maritim, pengumpul data elektronik intelijen, dan perang elektronik. Sebanyak 1507 pesawat dibangun di tiga pabrik pesawat di Uni Soviet antara tahun 1954 hingga tahun 1962. Varian untuk sipil, Tu-104 Camel, menjadi pesawat penumpang untuk maskapai penerbangan Uni Soviet, Aeroflot.
Tu-16 sempat diekspor ke Mesir, Indonesia dan Iraq. Pesawat pembom strategis ini terus digunakan oleh angkatan udara dan angkatan laut Uni Soviet (kemudian Rusia) hingga tahun 1993.

Tu-16 dan TNI-AU

25 unit pesawat bomber ini varian Tu-16KS-1 dimiliki oleh AURI (nama TNI-AU waktu itu) di tahun 1961. Pesawat-pesawat ini digunakan untuk mempersiapkan diri salam Operasi Trikora tahun 1962 untuk merebut kembali Irian Barat dari Belanda. Semua pesawat ini direncanakan untuk menyerang Karel Doorman, kapal induk angkatan laut Belanda yang tengah berlayar dekat Irian Barat saat itu menggunakan rudal anti kapal AS-1 Kennel,
14 unit Tu-16 tergabung dalam Skadron 41 dan sisanya di Skadron 42. Kedua skadron ini bermarkas di Pangkalan Udara AURI Iswahyudi, di Madiun, Jawa Timur. Semua unit Tu-16 tidak diterbangkan lagi di tahun 1969 dan keluar dari armada AURI di tahun 1970.

WIKIPEDIA

Kekuatan Raksasa Militer Indonesia 1960 Membuat Dunia Takut Kepada Indonesia



Ternyata presiden kita itu bernama Sukarno, bukan Soekarno

1960-an, Era Presiden Sukarno.
kekuatan militer Indonesia adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet. 1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).




Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15.
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.



Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.

Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette

, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 
Kapal korvet (corvette)
Kapal korvet (corvette)
9 helikopter terbesar di dunia MI-6

9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 

41 helikopter MI-4

41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B

 Antonov An-12B

. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
AK-47
AK-47

Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima

http://military-strength.blogspot.com/search/label/Indonesia%20Military%20Strength

Israel Gelar Manuver di Irak, Panglima Iran Klaim Zona Udara Iran Siap

F-15E Strike Eagle: Two F-15E Strike Eagles maneuver to bomb a ground target during a training flight April 20 over Alaska. The F-15Es are assigned to the 90th Fighter Squadron at Elmendorf Air Force Base, Alaska, which traces its history back to August 1917. 
F-15E Strike Eagle

Brigjen Farzad Esmail
Komandan senior militer Iran menyatakan bahwa sistem pertahanan udara terintegrasi Iran mampu melindungi zona udara negara hingga di ketinggian 80.000 kaki. Komandan Pangkalan Udara Khatam al-Anbiya, Brigadir Jenderal Farzad Esmaili, kepada IRNA kemarin (2/5) bahwa sistem pertahanan udara yang dimiliki Iran dapat menjaga seluruh zona udara negara secara efektif bahkan altitut tinggi.
Ditambahkannya, bahwa pangkalan udara Khatam al-Anbiya ditugaskan mengawasi segala bentuk ancaman seraya mengatakan, "Pangkalan Khatam al-Anbiya akan mengerahkan seluruh sarana dan potensinya dalam menghadapi setiap serangan."
Menurutnya, Republik Islam Iran telah menggunakan teknologi modern dalam sistem pertahanannya serta mengintegrasikan teknologi terbaru dalam jaringan pertahanan udara.
Dijelaskan pula bahwa para ahli Iran telah berencana sistem pertahanan udara jarak jauh. Saat ini para tim ahli militer Iran bekerjasama dengan beberapa universitas untuk mengembangkan sistem pertahanan negara.
Reaksi panglima militer Tehran ini mengemuka setelah tersebarnya berita soal pelaksanaan manuver militer oleh jet-jet tempur rezim Zionis Israel di sebuah pangkalan militer al-Asad di Irak. Manuver itu dalam rangka mengujicoba kesiapan militer Israel dalam menyerang sasaran di wilayah Republik Islam Iran.
Jet tempur Israel yang dilibatkan dalam latihan itu adalah F-15, F-16, F-18, F-22, dan KC-10. (IRIB/MZ)

IRIB

Sistem Pertahanan Udara Iran Terbaru

Alutsista Iran Tehran -- Sistem pertahanan udara buatan dalam negeri berhasil mengenai sasaran sejauh 55,000 feet (18 km), diumumkan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigjen Mostafa Mohammad Najjar pada Fars News Agency (31/1) saat perayaan perkenalan sistem pertahanan udara 100mm.

Sistem pertahanan udara dengan teknologi canggih ini dapat menghadang setiap pesawat musuh, helikopter bahkan peluru kendali balistik pada ketinggian 55,000 feet (18 km).

Sistem radar pendeteksi maupun penghadang sasaran seluruhnya dibuat oleh ahli-ahli Iran sendiri.

Bagian yang terpenting dalam sistem ini kemampuan melacak sasaran dan secara otomatis menembaknya.

Selonsong peluru yang digunakan pada sistem ini dilengkapi dengan pemicu yang dapat meledak dan menghancurkan sasaran dari jarak dekat meskipun peluru tidak langsung mengenai sasaran.

Pemerintah Tehran mulai meluncurkan program pembuatan senjata pada periode tahun 1980 - 1988 akibat perang dengan Irak dan jawaban embargo senjata oleh Amerika Serikat. Saat ini Iran telah berhasil membuat pesawat tempur, kendaraan angkut personil, tank serta peluru kendali.
 
http://military-strength.blogspot.com/2011/04/sistem-pertahanan-udara-iran-terbaru.html

Monday, May 2, 2011

“I believe we have the upper hand in terms of technology transfer and submarine training programs in the Indonesian competition, compared to our rivals,”

Export bids

As for the military export market, Daewoo is competing for an Indonesian submarine acquisition program worth $1 billion. Jakarta plans to buy four diesel submarines.

The company promotes its 1,300-ton, Type-209 submarine to compete with Russia, Germany and France. The Type-209 sub was built under technical assistance with Germany’s HDW.

The diesel/electric propulsion sub measures 56 meters in length and 5.5 meters in width. It can submerge to a depth of up to 250 meters and has an underwater endurance of about two weeks.

“I believe we have the upper hand in terms of technology transfer and submarine training programs in the Indonesian competition, compared to our rivals,” Nam said. “Negotiations are still under way and we expect good results.”

According to Daewoo officials, the shipyard has signed a letter of intent (LOI) with Awilco Offshore, a Norwegian drilling rig owner, for the delivery of four LNG carriers. The deal is valued at $800 million.

Once a final contract is signed, Daewoo will become the second Korean company to receive an order for LNG carriers after Samsung Heavy Industries. Earlier, Samsung signed a deal to deliver eight LNG carriers to Norway’s Golar LNG.

Industry watchers anticipate overseas orders for LNG carriers will continue to rise in the face of high oil prices and the nuclear crisis in Japan following a massive earthquake.

Major oil companies in Qatar and Russia are scheduled to give order LNG carriers, according to industry officials


KOREA TIMES 

SS-209 Changbogo Class Submarines

The Changbogo class submarines are Diesel/Electric propulsion submarines, built under license in South Korea, based on German Type 209-1200. ROKS Changbogo(SS-61), the first ship of this class, was launched on June 1992 by HDW at Kiel in Germany and commissioned on June 1993. The remainder were assembled at Okpo by DAEWOO from material packages transported from Germany. The second and subsequent boats were built by Daewoo Heavy Industries Co. at Koje island, South Korea. ROKS Leesunsin (SS-68), the 7th ship launched on 21 May 1998.

Specifications :
Length : 56 m (187.5 ft)
Beam : 6.25 m (20.5 ft)
Draft : 5.5 m (18 ft)
Propulsion : Diesel/Electric
Speed : 21.5 knots, Maximum - submerged 11 knots, Maximum - surfaced
Range : 7500 miles (8 knots, snorkel) 370 miles (submerged)
Displacement : 1100 tons surfaced. 1285 tons surmerged
Crew : 30 (6 officers)
Torpedo : 14 STN SUT mod 2 or LG Whiteshark 8 533mm/21inch Torpedo tubes
Mines : 28 mines (instead of torpedo)
Missile : SUB-Harpoon
Countermeasures ESM : Argo
Sonars : Atlas Elecktronik CSU 83
Weapon control : Atlas Elecktronik ISUS 83 TFCS
Radars Navigation : I-Band

BERITA POLULER