Pages

Thursday, November 4, 2010

KRI Diponegoro-365 Angkut Sumbangan Bencana Mentawai

KRI Diponegoro-365 Angkut Sumbangan Bencana Mentawai
(ANTARA/Eric Ireng)
Tanjungpinang (ANTARA News) - Bantuan untuk korban bencana di Kabupaten Mentawai, Provinsi Sumatra Barat yang berhasil dikumpulkan Lantamal IV/Tanjungpinang dari masyarakat setempat diangkut dengan menggunakan KRI Diponegoro-365.

Asisten Operasional Lantamal IV/Tanjungpinang Kolonel Laut (P) Dedy Suparli, Kamis, mengatakan, bantuan dari masyarakat Tanjungpinang, Ibu Kota Kepulauan Riau akan disatukan dengan bantuan yang berhasil dikumpulkan posko pusat di Jakarta.

"Bantuan dari masyarakat Tanjungpinang diangkut dengan menggunakan lima truk dari Tanjungpinang menuju Tanjung Uban (tempat KRI Diponegoro disandarkan) sehari yang lalu," kata Dedy.

Posko Lantamal IV untuk menggalang bantuan dari masyarakat Tanjungpianng didirikan pada 28 Oktober 2010, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Selama sekitar sepekan posko yang didirikan di pusat perekonomian masyarakat Tanjungpinang itu berhasil mengumpulkan banyak bantuan baik berupa uang maupun barang.

Posko itu berhasil mengumpulkan mie instan sebanyak 1.623 kotak, beras 25 karung, biskuit 119 kotak, air mineral 15 kotak, pakaian 106 karung, sarden 19 kotak, minyak goreng 1 kotak, selimut 350 helai, perlatan mandi 4 karung dan obat-obatan 2 kotak.

"Uang yang disumbangkan masyarakat Tanjungpinang digunakan untuk membeli barang yang dibutuhkan korban bencana. Semoga itu bermanfaat," katanya.

Lantamal IV/Tanjungpinang memberikan apresiasi yang besar kepada masyarakat Tanjungpinang yang peduli terhadap nasib korban bencana tsunami di Mentawai.

"Masyarakat Tanjungpinang sangat peduli terhadap nasib saudara-saudaranya terkena musibah di Mentawai," katanya.
(ANT/P003)
 
antara

TNI AL Berdayakan 11 Kapal Perang Bantu Korban

 


4 Nopember 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Laut memberdayakan sebelas kapal perang untuk membantu para korban bencana alam banjir bandang di Wasior, Papua Barat, letusan gunung merapi di Sleman, Jawa Tengah dan bencana tsunami di Mentawai, Sumatera Barat.

"Sebanyak sebelas kapal perang dan satu pesawat udara TNI AL jenis Cassa serta sedikitnya 2.145 personel TNI Angkatan Laut telah dikerahkan untuk menangani para korban bencana," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma TNI Herry Setianegara kepada Suara Karya di Jakarta, Rabu (3/11).

TNI AL mengerahkan lima kapal perang dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), seperti KRI Hasanuddin-366, KRI Fatahillah-361, KRI Kalakay-818, KRI Dr Soeharso-990, dan KRI Ahmad Yani-351. Kapal perang ini diberdayakan untuk mengangkut makanan, obat-obatan, peralatan laboratorium, kendaraan, serta personel TNI.

"Bahkan KRI Hasanuddin-366 digunakan sebagai sarana tranportasi laut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan untuk melaksanakan peninjauannya menuju Wasior," ujar Herry.

Satgas pemulihan

Ia menjelaskan, TNI punya kewajiban dan tanggung jawab terhadap korban bencana alam yang terjadi di Tanah Air. Seperti yang termuat dalam UU nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, bahwa TNI melaksanakan operasi militer selain perang. Salah satu substansi UU itu adalah penanganan bencana alam. "Satgas ini dibentuk guna membantu misi kemanusiaan bagi korban gempa dan tsunami," ujar dia.

Berdasarkan amanat UU, kata Herry, TNI AL membentuk Satuan Tugas Pemulihan dan Rehabilitasi Pasca Bencana (Satgas PRPB) untuk membantu pemulihan bencana di Distrik Wasior.

"TNI AL membentuk Satgas PRPB yang dipimpin Kolonel TNI Benny Sukandari sebagai Komandan Satgas. Dengan menggunakan Kapal rumah sakit KRI Dr Soeharso-990 yang dilengkapi 73 orang tim medis yang terdiri dari para dokter umum, dokter spesialis berikut paramedis," ujar dia.

Satgas PRPB saat ini berada di Wasior bersama 400 prajurit Korps Marinir yang juga diterjunkan untuk melaksanakan bhakti sosial kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka menangani korban banjir bandang masyarakat Wasior yang luka-luka.

Selanjutnya, untuk penanggulangan korban bencana tsunami di mentawai, dikatakan Herry, lima kapal perang dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), seperti KRI Imam Bonjol-383, KRI Teluk Gilimanuk-531, KRI Teluk Peleng-535, KRI Teluk Sabang-544, dan KTI Teluk Cirebon-543, dan sebuah unsur dari Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yaitu KRI Teluk Manado-537 diberdayakan mengangkut makanan, obat-obatan, selimut, tenda, pakaian, kendaraan truk, ambulan dan personel prajurit.

Suara Karya

Menhan Sepakati Kerja Sama Pengembangan Alutsista

 

Super Tucano. (Foto: Embraer)

5 November 2010 -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan menyepakati kerja sama untuk pembelian pesawat pengganti Super Tucano, pengembangan produk bom udara untuk pesawat Sukhoi, program 100 roket pertahanan untuk TNI AL, dan pembuatan payung parasut untuk TNI AD.

"Kita siapkan penandatanganan kerja sama, di antaranya untuk pembelian pesawat pengganti Ofiten Bronco," Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Kamis (4/11).

Menurut dia, ini nantinya ada partisipasi juga dari industri dalam negeri. "Kita akan mengadakan sekitar dua skuadron Super Tucano. Kita akan libatkan PT Dirgantara Indonesia (DI) dalam tahap pertama dalam setumpuk pekerjaan, dalam pemeliharaan atau pembuatan salah satu komponen. Selain itu, ada juga penadatanganan kerja sama untuk Sukhoi dan F-16 pada pembukaan pameran," katanya.

Pertumbuhan signifikan

Ia menyatakan, industri pertahanan Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Untuk melengkapi alutsista di pesawat tempur Sukhoi, Indonesia telah menyiapkan bom P-100 dan P-100L yang dibuat PT Pindad di Malang.

"Ada bom P-100 dan P-100L yang dibuat di Malang. Bom ini bisa dipakai Sukhoi. Pembuatan bom ini hasil kerja sama PT Pindad dengan perusahaan di Malang. Selain itu, ada parasut dalam negeri yang dibuat di Tulungagung. Perlengkapan militer non-alusista, parasut untuk terjun," ujar Purnomo.

Sementara itu, sebanyak 38 negara, ikut serta dalam Pameran Industri Pertahanan (Indo Defence) 2010 yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran Jakarta, 10-13 November 2010. Keikutsertaan 38 negara ini, meningkat siginifkan dibandingkan pameran industri pertahanan pada 2008.

"Total ada 400 peserta dari 38 negara. Bila dihitung, peserta untuk pameran 2010 ini naik 40 persen dibandingkan pelaksanaan tahun 2008. Total negara peserta, naik 5 persen. Sedangkan total paviliun negara, naik 70 persen," ujar Menhan. Pameran akan dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Indo Defence 2010, memamerkan hasil industri pertahanan dari tiga matra, Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Misalnya, peralatan teknologi pertahanan dan keamanan yang biasa dipakai militer, logistik, senjata api, peluru, pesawat tempur, sistem komunikasi, sistem keamanan, radar, helm, ransel, tenda, teknologi penerbangan dan maritim. Selain itu, Indo Defence 2010 menampilkan produk yang biasa menjadi fasilitas bandara udara dan pelabuhan, kapal selam.

Sebanyak 17 negara, juga membuka pavilion country, di antaranya Australia, Belanda, Inggris, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Perancis, Portugal, Cekoslowakia, Singapura, Polandia, Rusia, Turki, Ukraina dan Indonesia.

Sedangkan, Pakistan yang memiliki produk pesawat tempur canggih FJ-17, tidak terlibat dalam pamaren industri kali ini, karena sedang menyelenggarakan pameran yang sama di negaranya.

Purnomo menargetkan, jumlah pengunjung Indo Defence 2010 mencapai 20 ribu orang. Pada hari terakhir, pameran akan dibuka untuk umum. "Pameran IDAM 2010 Expo dan Forum ini, merupakan pameran industri pertahanan terlengkap yang pernah digelar di Indonesia. Selain menampilkan produk teknologi di bidang pertahanan, juga diselenggarakan berbagai presentasi dalam forum diskusi dan seminar dari para peserta pameran yang menjelaskan secara teknik keungguan produk mereka," ujarnya.

Menurut Purnomo, Indo Defence 2010 akan dijadikan media komunikasi dan informasi yang efektif untuk menjalin kontak bisnis dan transfer teknologi yang pada akhirnya memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan industri pertahanan dan keamanan di Indonesia.

"Even ini ,merupakan langkah awal dalam rencana jangka panjang untuk emmbangun industri perrtahanan dan keamanan di Indonesia," ucapnya.

Suara Karya

Anggaran Alutsista Capai Rp 11 Triliun

 

Senapan serbu SS-2. (Infografis: ugun)

4 November 2010, Jakarta -- TNI membutuhkan anggaran sebesar Rp 150 triliun sampai 2024 untuk mencapai pemenuhan kekuatan pokok minimal. "Yang sudah diketok Rp 2 triliun, sisanya akan dimasukkan dalam APBN Perubahan 2011," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan di kantornya, Kamis (4/11).

Menurut Purnomo, pembicaraan APBN Perubahan rencananya dimulai pada Januari, sehingga anggaran bisa diketok palu pada Maret 2011. Dengan demikian ada banyak waktu bagi kementerian untuk membelanjakan anggaran. "Sedang diupayakan oleh DPR dan Kemenkeu, untuk memberi Rp 11 triliun bagi Kementerian Pertahanan," ujarnya.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin mengatakan, untuk pembelian alutsista TNI, pemerintah sekarang memang membatasi penggunaan pinjaman luar negeri dan lebih memanfaatkan pinjaman dalam negeri. Pembelian alutsista juga diutamakan yang berasal dari industri dalam negeri, begitu pula bahan bakunya.

Untuk membantu pembelian alutsista tahun ini, kata Sjafrie, TNI mendapatkan pinjaman dari bank-bank nasional senilai Rp 800 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 600 miliar di antaranya, diperoleh dari Bank Negara Indonesia (BNI 46). Sisanya didapat dari bank-bank nasional lainnya.

Pinjaman tersebut, kata Sjafrie, untuk melengkapi kebutuhan senjata serbu standar pasukan TNI, yakni jenis SS1 dan SS2 varian terakhir. Keduanya produksi PT Pindad. TNI AL juga membeli kapal patroli berukuran 40-60 meter yang diproduksi PT Palindo dan perusahaan swasta di Banyuwangi, Jawa Timur.

"TNI AU juga menambah armada helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia. Semua akan diselesaikan tahun ini," ujarnya.

TEMPO Interaktif

Hibah F-16 Jadi Agenda Penting

 

Jet tempur F-16 USAF dari Skuadron 14 di Lanud Misawa, Japan 22 Oktober 2010. Amerika Serikat tidak mengembangkan lagi F-16, sebagian F-16 diubah menjadi drone. (Foto: USAF/ Staff Sgt. Samuel Morse)

5 November 2010, Jakarta -- Pembukaan kembali hubungan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan hibah pesawat F-16 menjadi agenda penting dalam bidang pertahanan yang akan ditindaklanjuti terkait kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, November ini.

”Waktu Menteri Pertahanan (Robert) Gates ke sini, ada rencana untuk buka kerja sama secara bertahap, ini sudah masuk tahap operasional,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (4/11). Pertemuan dengan Gates itu diikuti dengan pengiriman tim bersama.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia telah membentuk tim, terdiri dari Kepala Bagian Litbang Kementerian Pertahanan dan Asisten Perencanaan Umum Mabes TNI, untuk membahas agenda apa saja yang ingin dibicarakan saat kedatangan Obama. ”Agenda utama, kerja sama secara gradual Kopassus dengan Pemerintah AS, terutama untuk latihan khusus,” kata Kepala Bagian Litbang Pos Hutabarat.

Indonesia juga berupaya untuk mendapatkan pesawat tempur F-16 bekas dari AS. Pesawat itu akan diberikan kepada Indonesia karena AS telah meningkatkan kelas pesawatnya ke F-18 dan lainnya. Namun, ”Kita harus melakukan retrofit atau perbaikan total. Tempatnya di AS dan harganya sepertiga dari harga pesawatnya,” kata Pos Hutabarat.

Obama dipastikan tetap ke Indonesia pada 9-10 November mendatang dan tidak terpengaruh kekalahan Partai Demokrat dalam pemilu tengah waktu (midterm election) di House of Representatives (DPR) AS.

Pasalnya, ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, hubungan Indonesia dan AS sifatnya sama sekali tidak terpengaruh dengan kondisi politik di AS ataupun di Indonesia. Hubungan Indonesia dan AS bersifat kemitraan yang strategis, setara, dan sangat kuat.

Marty mengungkapkan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis. Rapat dihadiri Wakil Presiden Boediono, sejumlah menteri, dan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal.

Menurut Dino, kedatangan Presiden Obama sangat penting untuk mendeklarasikan kerja sama kemitraan strategis yang komprehensif bersama Presiden Yudhoyono.

Terkait pengamanan Obama itu, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan akan diturunkan 9.000 personel.

KOMPAS

RI Produksi Roket Berhulu Ledak

 

5 November 2010, Jakarta -- Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memproduksi roket berhulu ledak tinggi dengan daya jangkau sekitar 14,5 kilometer. Rencananya, 2013 akan diproduksi sebanyak 750 roket dan tahun berikutnya 1000 roket.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, roket pertahanan dengan nama RHAN-122 akan dipergunakan untuk melengkapi sistem persenjataan TNI AL. “Ini roket buatan Indonesia yang mempunyai hulu ledak. Diharapkan roket ini bisa digunakan untuk TNI AL,” kata Purnomo di Kantor Kementerian Pertahanan,Jakarta,kemarin.

Menurut rencana, Sabtu (6/10) akan diadakan uji coba terakhir roket yang dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan,PT. Pindad dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di Pusat Latihan Tempur di Baturaja, Sumatera Selatan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan Pos M Batubara menambahkan, roket tersebut memiliki daya ledak cukup tinggi dengan radius 150 meter.

Tidak hanya itu,sebanyak 90 persen bahan material roket berasal dari dalam negeri.“Hanya tabung serta propelan atau bahan pendorong roket yang masih didatangkan dari luar negeri karena industri dalam negeri belum bisa membuatnya,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, setiap tahunnya Balitbang Kemhan akan terus meningkatkan kemampuan roket pertahanan tersebut. Pada 2012 daya jangkau roket pertahanan akan ditingkatkan hingga 20 kilometer. “Dan di tahun 2013, jangkauan akan diusahakan mencapai 33 kilometer,” katanya. Roket tersebut, lanjutnya, akan diproduksi PT Pindad bekerja sama dengan perusahaan swasta di Malang.

SINDO

AS Bantah Heli NATO Langgar Udara Pakistan

Islamabad (ANTARA News) - Kedutaan Amerika Serikat di Islamabad Rabu mengatakan bahwa tidak ada helikopter NATO yang melanggar wilayah udara Pakistan.

Media lokal melaporkan bahwa helikopter-helikopter Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu Selasa melanggar wilayah udara Pakistan di wilayah sabuk suku.

Surat kabar harian "The Nation" melaporkan bahwa helikopter-helikopter itu Selasa memasuki sejauh 600 meter ke dalam wilayah Kurram Pakistan dan melayang-layang di wilayah udara selama 20 menit.

Helikopter-helikopter NATO sebelumnya dua kali melanggar wilayah udara di daerah yang sama pada bulan lalu, termasuk satu pelanggaran yang menyebabkan tewasnya tiga personil keamanan Pakistan.

Pakistan telah menutup perbatasan dengan Afghanistan setelah insiden tersebut, menghentikan pasokan-pasokan NATO melalui negara itu.

"Laporan-laporan berita di televisi maupun media cetak mengklaim bahwa pesawat NATO "melanggar wilayah udara Pakistan di daerah-daerah Burqi dan Kharlaci pada Selasa 2 November," kata kedutaan AS.

"Tuduhan itu sepenuhnya salah. Tidak ada pesawat NATO yang melanggar wilayah udara Pakistan di daerah Burqi dan Kharlaci seperti yang ditudingkan dalam berita-berita itu," kata juru bicara kedutaan.

"Informasi itu sudah dikonfirmasikan dengan Komando Pertahanan Udara Pakistan.

"Operasi-operasi udara Afghanistan dan AS di Afghanistan yang dilakukan di sepanjang wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan dikoordinasikan secara erat dengan Angkatan Udara Pakistan," katanya dalam satu pernyataan.(*)

ANTARA

BERITA POLULER