Pages

Wednesday, October 20, 2010

Tambah Anggaran Alutsista Rp 50 Triliun, Pemerintah Siap Ngutang


0diggsdigg

Mahfud Siddik Anggota Komisi I(Foto: dakwatuna)

Jakarta - Komisi I DPR RI sepakat mendukung kebijakan pemerintah untuk menambah anggaran peremajaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI Rp 50 triliun.

Komisi I bersama Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertahanan, dan TNI sepakat memenuhi kebutuhan anggaran modernisasi alutsista Renstra Tahap I (2011-2014) yang masih ada gap sebesar Rp 50 triliun dari kebutuhan total Rp 150 triliun.

"Komisi I DPR dan pemerintah sepakat gap anggaran sebesar Rp 50 triliun akan dipenuhi dari APBN dan APBN-P yang sumber pembiayaannya berasal dari rupiah murni, pinjaman dalam negeri, dan pinjaman luar negeri," ujar Ketua Komisi I, Mahfud Siddik ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/10/2010).

Mahfud juga mengatakan, tahun anggaran 2011 alokasi anggaran untuk modernisasi alutista pada APBN 2011 mendapatkan tambahan anggaran dari dana optimalisasi sebesar Rp 2 triliun dan kekurangan sebesar Rp 9 triliun.

Selain itu, sambung Mahfud untuk kebutuhan anggaran modernisasi alutista tahun 2011 sesuai renstra tahap I Kemenhan diupayakan untuk dipenuhi dalam APBN P 2011 melalui mekanisme pembahasan anggaran antara pemerintah dan Banggar.

"Untuk memastikan realisasi anggaran modernisasi alutista berjalan efektif, Komisi I dan pemerintah sepakat untuk menggunakan pola multiyears, dimulai dari APBN 2011. Proses pengadaan melalui kontrak induk, dan pembayaran secara bertahap serta disinergikan dengan revitalisasi industri pertahanan nasional," papar politisi PKS ini.

Lebih lanjut Mahfud menerangkan, seiring komitmen kebijakan untuk memenuhi MEF tahap I tahun 2011-2014, Komisi I DPR mendesak Kemenhan/TNI, Mabes TNI bersama-sama melakukan akselerasi dalam perbaikan mekanisme perencanaan, peningkatan kemampuan penyerapan anggaran, dan akuntabilitas pengelolaan anggaran.

Sumber: DETIK

Tuesday, October 19, 2010

US buys Russian helicopters for Afghanistan


Download
Mi-17. Photo:RIA-Novosti
The Pentagon intends to purchase several Russian Mi-17 helicopters to use them in Afghanistan, US weekly “Defense News” has said.
The Editor-in-Chief of the Russian magazine “Natsionalnaya Oborona” (“National Defense”) Igor Korotchenko comments on this:
“The US military contingent is still in Afghanistan, thus it is the US that bears the main responsibility for security in Afghanistan. The Americans want to modernize the Afghan army and security forces to better fight with the remains of the “Taliban” and al Qaeda. The Russian Mi-17 is probably the world’s best selling helicopter. It is easy to manage, flexible and multi-functional – much better than its Western-made analogies. Russian helicopters have already showed themselves well in Afghanistan. The latest model of Mi-17 can be used at night and in sandstorms as well. It can transport people in high-mountainous areas – it doesn’t lose its qualities even at extreme height.”
Today, Mi-17 helicopters are widely used both by the Afghan army and by the US’s allies in Afghanistan. Now, the Pentagon wants to purchase about 20 machines from Russia. The talks are still under way, and it is not yet decided whether it will be new helicopters, or if Russia will probably modernize its old machines, which come to Afghanistan from Central and Eastern Europe, where there are large arsenals of Russian-made helicopters, including those made as early as in the Soviet time.
The fact that the Pentagon approached the Russian “Rosoboronexport” company directly means that it wants to avoid buying counterfeit machines, believes Igor Korotchenko. The issue is that there are quite a few used helicopters with counterfeit parts on sale all over the world, which sometimes causes catastrophes. The Pentagon’s intention to buy helicopters directly from Russia is only logical, but Igor Korotchenko is sure that it is dictated not only by business considerations, but also by political ones.
“For Russia, this bargain is, first of all, business. Russia once used to supply its helicopters to Afghanistan for free, and the West still wants Russia to continue to do it for free. But these times are in the past for good. However, besides the commercial aspect, there is also a political one in this deal – Russia hopes that its helicopters will help bring order to Afghanistan. This will reduce diverse threats to CIS countries that still come from Afghanistan.”

VOICE OF RUSSIA
     

Menhan Serahkan 3 Heli ke TNI AD


0diggsdigg0diggsdigg

Helikopter Mi-35P TNI AD Yang Dibeli Dari RusiaJakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menyerahkan 3 helikopter jenis MI-35P kepada TNI Angkatan Darat (AD). Helikopter perang buatan Rusia ini seharga Rp 64 miliar.

"Hari ini, kita menyerahkan 3 helikopter jenis MI-35P kepada Pusnerbad TNI AD," kata Purnomo di Lapangan Terbang Pusnerbad, Pondok Cabe, Ciputat, Rabu (20/10/2010).

Heli diparkir berjejer di lapangan itu. Purnomo dan Dubes Rusia Alexander A Vivanov meneken perjanjian dan serah terima. Purnomo kemudian menyiramkan air mawar ke heli dan memecahkan kendi. Purnomo juga melihat-lihat isi heli. Acara ini dihadiri Wakil KSAD Letjen Johanes Suryo Prabowo, dan sejumlah anggota DPR.

Dikatakan dia, 3 heli ini dibeli setelah adanya tanda tangan antara pemerintah Indonesia dengan Rusia dengan menggunakan fasilitas state credit pemerintahan Rusia sebesar US$ 56.100.000 atau setara dengan Rp 64.515.000.000. Harga itu termasuk pencakupan persenjataan dan amunisi serta pelatihan bagi para calon awak pesawat.

Menurut dia, pesawat buatan Rusia ini akan menambah kekuatan TNI AD. Saat ini, TNI AD sudah mempunyai 11 helikopter generasi baru yang cukup handal. Dengan perincian, 5 buah helikopter MI-35P, 6 buah MI- 17V-5.

"Untuk helikopter yang hari ini kita serahkan adalah helikopter jenis perang untuk mengantisipasi adanya serangan dari udara ke darat. Tetapi, helikopter ini dapat digunakan untuk keperluan operasi militer seperti, mengangkut pasukan atau membawa kebutuhan logistik," papar Purnomo.

Purnomo berharap Pusnerbad bisa mengelola ini dengan baik karena, setiap pembelian Alutsista itu semua uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan.

Apa kerjasama dengan Rusia ini akan mengganggu kerjasama dengan AS? "Tidak. Itu masih terus berlanjut," jawab Purnomo.
(aan/nrl)





DETIK

Inggris Pertahankan Program Nuklir Trident

Trident missile 

A Trident missile. Photograph: AP
 



London, (tvOne)

Inggris bertekad mempertahankan kekuatan tangkal nuklirnya namun akan mengurangi kepala nuklir yang dimilikinya serta menunda keputusan tentang pembangunan kapal-kapal selam baru sampai 2016.

Dalam penjelasannya tentang tinjauan pertahanan Inggris pertama dalam 12 tahun ini, Perdana Menteri David Cameron mengatakan, program nuklir Trident merupakan "kebijakan pertahanan pamungkas".

Program nuklir itu juga menjadi kunci dalam mempertahankan keamanan nasional Inggris, katanya.

Namun di tengah penentangan kubu Liberal Demokrat, mitra yunior dalam pemerintahan koalisi yang berkuasa Mei lalu, Cameron mengatakan, belum ada keputusan soal penggantian sampai pelaksanaan Pemilu 2015.

Dipandang sejumlah pihak sebagai konsesi lain bagi kubu Liberal Demokrat, peninjauan pertahanan Inggris itu juga berjanji mengurangi jumlah kepala nuklir yang dibawa kapal-kapal selam nuklir yang dimiliki negara itu, yakni dari 48 menjadi 40 unit kapal.

Kondisi ini akan mengurangi ketersediaan kepala nuklir Inggris dari 160 menjadi 120, serta memotong stok menyeluruh senjata nuklir Inggris dari 225 menjadi tidak lebih dari 180 pada pertengahan tahun 2020-an.

"Kami akan mempertahankan dan memperbaharui kebijakan pertahanan pamungkas, yakni kekuatan tangkal nuklir kami yang mengawal negara ini dalam 24 jam penuh sepanjang tahun," katanya di depan Majelils Rendah Parlemen Inggris.

Namun konsekuensi dari perubahan terhadap program itu, keputusan pemerintah tentang pembuatan kapal-kapal selam baru tidak akan diambil sampai sekitar tahun 2016, katanya.

Para pemimpin pertahanan Inggris memperkirakan kapal-kapal selam kelas Vanguard bisa beroperasi hingga akhir tahun 2020-an. Hal ini berarti penggantian tidak diperlukan sampai tahun 2028.

TV ONE

Patroli Terkoordinasi ke-16 India–Indonesia 20 Oktober-6 November 2010


0diggsdigg

pesawat TNI AL CASA (P-852)

Hubungan pertahanan yang terjalin antara Indonesia dan India telah berkembang dengan baik dan kedua bangsa telah diuntungkan oleh kegiatan kerjasama antarangkatan bersenjata dari kedua negara bersahabat ini.

TNI AL dan Indian Navy melaksanakan patroli terkoordinasi di mulut Selat Malaka dan laut Andaman dua kali dalam setahun sebagai bagian dari tindakan yang diambil untuk menjaga bagian dari Samudera Hindia ini aman dari ancaman yang ditujukan kepada pelayaran komersil.

Sebagai bagian dari Patroli Terkoordinasi India – Indonesia ke-16 yang dijadwalkan berlangsung dari 20 Oktober hingga 6 November 2010, dua kapal Angkatan Laut India INS Sharabh dan Baratang dengan didampingi oleh sebuah pesawat Angkatan Laut India Dornier dan Kapal Perang Angkatan Laut Indonesia KRI Patiunus (385) dan sebuah pesawat TNI AL CASA (P-852) akan melaksanakan patroli terkoordinasi di mulut Selat Malaka/Laut Andaman yang dimulai 22 Oktober 2010. mereka akan berkumpul di Port Blair dari tanggal 4 – 5 November 2010 untuk berpartisipasi dalam

Upacara Penutupan patroli terkoordinasi yang dilaksanakan oleh Komando Andaman dan Nikobar di Port Blair, India.

India dan Indonesia mengikat kemitraan strategis pada saat kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke India pada tahun 2005. Kemitraan tersebut menggambarkan kedekatan hubungan pertahanan kedua negara. Telah dilaksanakan kunjungan tetap dari perwira tinggi kedua negara.

Kepala Staf Angkatan Laut India memimpin delegasi India yang berpartisipasi dalam Sail Bunaken di Manado, Sulawesi Utara pada Agustus 2009 dimana dua Kapal Angkatan Laut India berpartisipasi dalam International Fleet Review TNI AL 2009.

Patroli terkoordinasi di laut lepas akan dilaksanakan setelah upacara pembukaan yang dilaksanakan oleh Pangkalan Utama TNI AL I Belawan dan akan dihadiri oleh Perwira Tinggi, Komando Andaman & Nicobar, kapal dan pesawat peserta di Belawan, Indonesia pada 21 Oktober 2010.

Sumber: ANALISADAILY

Rusia Tawarkan PLTN Terapung


0diggsdigg

Konsep PLTN Apung Buatan Rusia

JAKARTA--MICOM: Menanggapi kemungkinan kerja sama pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang diajukan Wakil Ketua Parlemen Rusia Yasev Valery, Menlui RI Marty Natalegawa dan Menlu Rusia Sergey V Lavrov sudah membahas kemungkinan tersebut dalam pertemuan diplomatik kedua negara di Moskow Jumat (15/10).

Menurut keterangan Marty di Jakarta, Selasa (19/10), Rusia mengajukan prototipe PLTN mengapung.

"Rusia memiliki kapasitas dalam bidang energi nuklir. Yang menarik, sifatnya floating. Jadi di laut ada semacam konstruksi yang bisa pindah-pindah," ujar Marty.

Dalam kunjugannya ke DPR pekan lalu, Valery memang secara eksplisit menyampaikan keinginannya untuk mendanai reaktor nuklir di Indonesia. Rusia, yang memang tergolong negara terdepan dalam teknologi nuklir, ingin menyosialisasikan konsep energi ini di Indonesia.

Selain membicarakan masalah nuklir, kunjungan diplomatik Marty ke Moskow juga mendiskusikan berbagai hal.

"Potensi kerja sama Indonesia dengan Rusia sangat luas, tidak hanya bidang energi, tapi penanggulangan ancaman terorisme di kawasan Asia sendiri," kata Marty. Ia menambahkan, karena potensi kerja sama inilah Rusia tertarik untuk bergabung dengan East Asia Summit.

Di bidang perhubungan, Indonesia dan Rusia telah menyepakati pembukaan jalur penerbangan langsung, termasuk jalur langsung ke Bali. Hal ini diharapkan dapat mendorong banjir wisatawan Rusia ke Bali. Rencananya, penerbangan langsung ini akan beroperasi awal tahun depan.

Sumber: MEDIA INDONESIA

Rusia Bersaingin Untuk Tender Dua Kapal Selam Indonesia

0diggsdigg

Kapal Selam Kelas Amur Buatan Rusia Merupakan Kapal Selam Yang Sangat Diminati Indonesia

Okt 15, 2010 - Rusia akan bersaing dengan Korea Selatan di babak kedua tender untuk penyediaan dua kapal selam ke Indonesia.

angkatan laut Indonesia telah menetapkan persyaratan karakteristik teknis dari kapal selam yang diperoleh dan sedang menjelaskan jadwal pembayaran.

Jerman dan Perancis mengambil bagian dalam putaran pertama tender itu bersama dengan Rusia dan Korea Selatan.

Pada tahun 2014 Indonesia berencana untuk mulai bekerja di kapal selam pertama diproduksi di dalam negeri.

Sumber: THE VOICE OF RUSIA

BERITA POLULER