Pages

Sunday, October 17, 2010

Kedodoran Hadapi Taliban, AS Minta Bantuan Iran

Seorang pejabat teras Amerika Serikat terang-terangan menyatakan bahwa negaranya membutuhkan bantuan Iran untuk menumpas jaringan al-Qaeda di Pakistan. Daniel Benjamin, Koordinator Anti-teroris di Departemen Luar Negeri AS dalam wawancara dengan koran berbahasa Arab, al-Hayat cetakan London menyatakan bahwa anasir al-Qaeda yang berada di wilayah Waziristan, Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan akan merambah Eropa.
Benjamin kepada al-Hayat mengakui bahwa AS harus meminta bantuan Iran guna menangkal konspirasi al-Qaeda dan menangkap pelakunya. Pasca skenario Serangan 11 September 2001, AS menduduki Afghanistan dan Irak
dengan alasan menangkap jaringan teroris.

Kini, setelah 10 tahun invasi AS ke Afghanistan berlalu, masalah yang dihadapi masyarakat Afghanistan seperti problem keamanan, ekonomi dan sosial, terutama penyelundupan narkotika, lebih besar dari sebelum pendudukan.
Republik Islam sebagai salah satu negara paling berpengaruh di Timur Tengah memainkan peran penting di kawasan. Pengakuan pejabat teras Washington yang meminta bantuan Tehran untuk menumpas al-Qaeda, membuktikan peran vital Iran di Timur Tengah. (IRIB/IRNA/PH/AR)

New Defence Minister Concern on Project


The tail boom of RAAF's AP-3C (photo : cbleyte)

Minister for Defence Stephen Smith and Minister for Defence Materiel, Jason Clare today released the updated and complete Projects of Concern list.

The Projects of Concern list was established in 2008 to focus the attention of Defence and industry senior management on solving the issues required to remediate listed projects.

This process has been successful in remediating a number of key complex and challenging projects.

Projects are placed on the list by the Minister for Defence Materiel on the recommendation of the Chief Executive Officer of the Defence Materiel Organisation.

Projects are put on the list when, for example, there are significant challenges with scheduling, cost or capability delivery.

Following the advice of the Defence Materiel Organisation, Mr Clare has added Project AIR 5276 Phase 8B – replacing the AP-3C Orion aircraft’s Electronic Support Measures system.

“The advice to me from the Defence Materiel Organisation is that BAE Systems, awarded the Prime Contract in 2007, is currently 18 months behind the delivery schedule for the upgraded Electronic Support Measures equipment,” Mr Clare said.

“I look forward to the DMO and contractor demonstrating a renewed effort toward delivering this important capability to the Australian Defence Force as soon as possible.”

Mr Clare also confirmed Project AIR 5402, the Air-to-Air Refuelling aircraft and Joint Project 2048 Phase 1A, the landing watercraft for HMA Ships Manoora and Kanimbla are on the current list of Projects of Concern.

Project AIR 5402 is late with an expected delay of more than 18 months. The main focus is now on addressing further schedule risk, and to keep working constructively with the contractor, Airbus Military, to ensure delivery and acceptance of two first-of-type tanker aircraft by the end of 2010.

“I toured the aircraft conversion centre in Brisbane last week and was briefed on progress. Our focus is now on working with Airbus Military in Spain on developmental activities to support timely completion of testing and supporting activities,” Mr Clare said.

The Joint Project 2048 Phase 1A landing watercraft were originally approved in 1997.

The six watercraft have not been able to prove they meet the needs for their operational roles on HMA Ships Kanimbla and Manoora and for support of land forces.

“Over the past two years Defence has invested time and resources on resolving issues with these landing watercraft including detailed assessments of other roles they could perform,” Mr Clare said.

“I am expecting advice from Defence in the near future recommending what action needs to be taken on the project.”

This brings the total number of projects placed on the list since 2008 to 17, with six removed – five due to remediation and one due to cancellation.

From next year, the DMO Annual Report will also provide an update on the projects of concern list, including work being undertaken to remediate these projects.

The current complete list of projects is below.

-CN10 : Collins Class Submarine Sustainment and Projects,
-AIR 5077 Phase 3 : ‘Wedgetail’ Airborne Early Warning and Control aircraft,
-SEA 1448 Phase 2B : Anti-Ship Missile Defence radar upgrades for ANZAC Class Frigates,
-JOINT 2043 Phase 3A : High Frequency Modernisation (HFMOD) – communications and data exchange capability for sea, air and land forces,
-AIR 5333 : ‘Vigilare’ – Aerospace surveillance and command and control, system,
-JOINT 129 Phase 2 : Tactical Unmanned Aerial Vehicles – airborne surveillance for land forces,
-LAND 121 Phase 3 : ‘Overlander’ replacement field vehicles, trailers and modules for land forces (‘Medium Heavy’ class of vehicles only),
-JOINT 2070 : Lightweight torpedo replacement for ANZAC and ADELAIDE Class Frigates,
-AIR 5402 : Multi-Role Tanker Transport aircraft – Air to Air Refuelling Capability,
-JOINT 2048 Phase 1A : LCM2000 Watercraft for Landing Platform Amphibious ships,
-AIR 5276 Phase 8B : Electronic Support Measures upgrade for AP-3C Orion aircraft.

Malaysia Slashing Defense Budget for 2011





The Defence Ministry would not purchase new military equipment next year and would focus on enhancing the capability of its current assets (photo : standupper)

Kementerian Pertahanan Terima RM9b

KUALA LUMPUR - Kementerian Pertahanan menerima peruntukan berjumlah RM9 bilion bagi tujuan permodenan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) walaupun perkara itu tidak disentuh semasa pembentangan Bajet 2011 semalam.

Menterinya, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi berkata, meskipun jumlah tersebut lebih rendah berbanding peruntukan yang dimohon, ia tidak akan menjejaskan perancangan permodenan yang dibuat kerana setiap pembelian aset baru akan dilakukan secara berhemat.

"Kita mengadakan perundingan lebih awal dengan Kementerian Kewangan serta Unit Perancang Ekonomi (EPU) dan Kementerian Pertahanan bersedia dengan hakikat bahawa keutamaan harus diberikan kepada pembangunan sosioekonomi.
"Peruntukan untuk Kementerian Pertahanan tidak dimasukkan dalam ucapan Perdana Menteri (Datuk Seri Najib Tun Razak) tetapi perbelanjaan tiap-tiap kementerian ada, kita terima sejumlah RM9 bilion," katanya pada sidang akhbar selepas mengadakan pertemuan dengan Kelab UMNO Luar Negara di sini hari ini.

Beliau ditanya mengenai peruntukan Kementerian Pertahanan yang tidak disentuh dalam Bajet 2011 dengan Perdana Menteri hanya mengumumkan RM4.4 bilion bagi pembangunan sektor keselamatan.

Menurut Ahmad Zahid, selaku bekas Setiausaha Politik kepada Menteri Pertahanan, beliau sangat memahami keterbatasan kerajaan dalam memberi peruntukan yang lebih besar kepada sektor pertahanan kerana situasi ekonomi sekarang tidak sesuai.

Walaupun mengakui keutamaan harus diberikan kepada pembangunan sosioekonomi, namun beliau menegaskan, Kementerian Pertahanan dan ATM tidak akan sekali-kali berkompromi dalam memperlengkap serta memoden aset pertahanan negara.


See Also :

Malaysia Slashing Budget Allocation for Defense: Minister
14 Oktober 2010

PUTRAJAYA, Malaysia, October 14 (Xinhua) -- The Malaysian government is slashing its allocation for Defense Ministry in the soon-to-be announced Malaysian Budget 2011, the minister of defense said Thursday.

Malaysian Defense Minister Ahmad Zahid Hamidi told reporters in the country's federal administration center here on Thursday that following the reduction in budget, the ministry would not purchase new military equipment next year.
Instead, the ministry would focus on enhancing the capability of its current assets, added Ahmad Zahid.

The ministry obtained an allocation of 9.1 billion ringgit (2. 93 billion U.S. dollars), a decrease of 1.5 billion ringgit (483. 87 million U.S. dollars) from 2009.

Ahmad Zahid once said that priority should be given to revitalize the country's economy, instead of spending huge amount of money on military assets.

He also denied that most of the countries in the region were increasing their defense expenditure, stressing that only one or two countries were doing so.

The minister said that Malaysians should understand the Malaysian government's effort to reinforce economic development.

TNI Segera Miliki Pesawat Intai Tanpa Awak



16 Oktober 2010, Jakarta -- TNI segera membangun skuadron pesawat intai untuk mengamankan seluruh wilayah RI, khususnya di perbatasan baik darat, laut, maupun udara.

"Rencananya, empat pesawat intai tanpa awak akan tiba pada medio 2011, dari satu skuadron yang direncanakan," kata sumber ANTARA di Mabes TNI Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan, skuadron pesawat intai tanpa awak itu nantinya akan bermarkas di Pangkalan Udara Supadio Pontianak, namun pengoperasiannya di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Mabes TNI.

Personel yang mengoperasionalkan tidak banyak, sekitar dua orang untuk memantau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama di perbatasan darat, laut dan udara.

Pesawat intai tanpa awak itu dapat dioperasikan lima sampai enam jam per hari.

"Sehingga semisal kita ingin memantau wilayah tengah Indonesia, kita bisa terbangkan hingga Tarakan, kembali lagi ke Pontianak. Begitu untuk ke wilayah lainya di Indonesia," katanya.

Komisi I DPR mendukung pembentukan skuadron Pesawat Tanpa Awak (UAV) yang akan dibangun TNI AU di Landasan Udara (Lanud) Supadio.

Ia mengatakan, skuadron pesawat intai tanpa awak merupakan salah satu solusi menjaga wilayah RI terutama di perbatasan.

Selain pesawat intai tanpa awak, TNI juga akan segera menambah radar di tiga wilayah di Indonesia Timur dalam memaksimalkan pengamanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak disebutkan pesawat tanpa awak jenis apa yang telah dipesan oleh TNI dan dari mana alat utama sistem persenjataan itu didatangkan.

ANTARA News

Kapal Perang Pakistan Kunjungi Pelabuhan Tanjung Priok


0diggsdigg


JAKARTA (Pos Kota) – Kapal Perang Pakistan PNS (Pakistan Navy Ships) Syaif tiba di Dermaga 115 Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Sabtu (16/10 disambut Asops (asisten Operasi) Danlantamal III, Kolonel Laut (P) Chris Paath mewakili Komandan Lantamal III, Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, SE bersama Atase Pertahanan (Athan) Pakistan di Indonesia Kolonel Zahar serta Para perwira Lantamal III.

PNS Syaif merupakan kapal perang baru milik Angkatan Laut Pakistan jenis Zulfigar Class yang dibuat oleh China dan baru diluncurkan pada tanggal 15 September 2010. Kapal yang dikomandani Kolonel Zubair ini dalam perjalanan dari China menuju Pakistan. Tujuan dari singgah ke Indonesia dalam rangka untuk lebih meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama antara AL Pakistan dan AL Indonesia yang selama ini telah terjalin dengan baik.

Kedatangan PNS Syaif selain disambut dengan jajaran kehormatan pasukan TNI AL juga sajian tarian tradisional Indonesia. Selama Port Visit di Jakarta kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain Passex (Passing Exercise) dengan KRI, kunjungan kehormatan (Commmander Call) ke Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Pangarmabar dan Danlantamal III Jakarta.

Selain itu khusus untuk para anggota prajurit kapal (ABK) akan mengadakan olahraga bersama pertandingan bola voli dengan tim dari Lantamal III. PNS Syaif berada di Indonesia selama 3 hari dan rencananya pada Selasa (19/10) akan tolak menuju Pakistan.

Sumber: POSKOTA

Generasi Muda Rusia Kagumi Keramahtamahan Indonesia


0diggsdigg

Sebanyak 150 anak muda Rusia menghadiri acara Temu Pemuda Rusia Pecinta Indonesia di ruang serbaguna KBRI Moskow(Foto: Deplu)


London (ANTARA) - Generasi muda Rusia mengagumi keindahan alam, keanekaragaman budaya dan objek-objek wisata di Indonesia bahkan keramahtamahan penduduknya memberikan kesan yang luar iasa.

Sekretaris Ketiga Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana, dalam siaran persnya yang diterima ANTARA London, Minggu, menyatakan mahasiswi Institut Negara-Negara Asia Afrika (ISAA)/MGU), Maria Mitsura, menyatakan pandangannya dalam acara Temu Pemuda Rusia Pecinta Indonesia yang diadakan KBRI Moskow.

Mitsura yang merupakan salah seorang Duta Wisata Indonesia di Rusia mengatakan Indonesia adalah negara yang sangat eksotik dan menarik.

"Saya hanya bisa mengatakan datanglah ke Indonesia. Saya suka Indonesia dan ingin kembali mengunjunginya," kata mahasiswi itu seperti dikutip siaran pers KBRI Moskow.

Sebanyak 150 anak muda Rusia menghadiri acara Temu Pemuda Rusia Pecinta Indonesia di ruang serbaguna KBRI Moskow, yang merupakan acara rutin dan diikuti generasi muda Rusia dari bebagai kalangan, seperti mahasiswa, akademisi, eksekutif muda dan wartawan.

Dalam acara itu, empat orang mahasiswa Rusia Duta Wisata Indonesia yang berkunjung ke Indonesia pada pertengahan Juli lalu memberikan presentasi tentang pengalamannya mengunjungi kota-kota wisata Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali dan Pulau Komodo.

Acara pertemuan disemarakkan dengan tarian daerah persembahan siswa-siswi Sekolah Indonesia Moskow dan alunan lagu-lagu Indonesia seperti Rayuan Pulau Kelapa yang dalam bahasa Rusia berarti "Strana Rodnaya Indonezia", Panon Hideung (Ochi Chiornie) dan Widuri yang dibawakan mahasiswi-mahasiswi ISAA/MGU.

"Lagu-lagu tersebut mengingatkan pada masa-masa mesranya hubungan kedua bangsa di era 60-an," kata Sergei Vasilyev, salah seorang Indonesianis. "Saya senang generasi muda Rusia yang ingin mengenal Indonesia terus meningkat," tambahnya.

Duta Besar RI Moskow Hamid Awaludin mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu langkah dalam memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia kepada masyarakat Rusia, khususnya generasi muda.

Hamid mengakui jumlah pemuda Rusia pecinta Indonesia terus bertambah.

"Untuk itu dibutuhkan tempat yang lebih luas karena ruang pertemuan KBRI tidak lagi mencukupi bagi penyelenggaraan kegiatan serupa, terutama di musim dingin," tambahnya.

Ia mempertimbangkan mencari tempat pertemuan yang cocok, seperti menyewa ruang pertemuan khusus untuk menampung aktivitas dan kreativitas mereka.

Ini bagian dari "public diplomacy" dan diharapkan mereka dapat menjembatani hubungan kedua bangsa di masa mendatang yang saat ini terus berkembang, tambah Dubes Hamid.

Sumber: Yahoo

Masalah Indonesia-Malaysia Diselesaikan Lewat "Ukhuwah"



Yogyakarta (ANTARA News) - Permasalahan bilateral antara Indonesia dan Malaysia sebaiknya diselesaikan melalui "ukhuwah" (persaudaraan) Islamiyah, karena kedua negara berpenduduk mayoritas Islam, kata pakar ilmu agama Islam dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Nur Kholis.

"Indonesia dan Malaysia tidak hanya saudara serumpun, tetapi juga saudara sesama Muslim. Oleh karena itu, penyelesaian masalah di antara kedua negara harus mengedepankan persaudaraan," katanya pada seminar hubungan Indonesia-Malaysia diUniversitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia yang dibingkai nilai "ukhuwah" Islamiyah akan mempererat persaudaraan, kerja sama, dan menghindari konflik.

"Penduduk kedua negara yang mayoritas memeluk agama Islam adalah modal untuk meredam adanya konflik dan perbedaan," katanya.

Selain itu, badan dan organisasi Islam di kedua negara juga harus sering menjalin silaturahmi yang mengedepankan kepentingan umat dalam hubungan Indonesia dan Malaysia.

Sementara pakar hukum internasional dari UII Jawahir Thontowi mengatakan hubungan harmonis Indonesia dan Malaysia mutlak diperlukan karena ketertiban dan perdamaian di Asia Tenggara sangat tergantung pada hubungan baik kedua negara itu. (*)

ANTARA
sumber foto klik disni

Indonesia-Malaysia, Jangan Mau Diadudomba Agustus 27, 2010

Posted by ciptabiru in Umum.
trackback

Hari ini, pas asik ngaskus nemu artikel menarik tentang perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Malaysia. Data yang disodorkan berasal dari CIA Fact Book dan Global Fire Power serta Nation Master yang emang konsentrasi mengamati perkembangan kekuatan militer negara-negara di dunia.
Dari peringkat negara-negara dengan kekuatan militer terbesar dunia, Indonesia menyisipkan namanya di nomor 14. Untuk armada tempur darat indonesia ada di urutan (12), armada laut (no. 12 terbesar di dunia) dan armada udaranya ada di urutan 19. Pun demikian dengan anggaran militernya yang berada di urutan 29 setelah Thailand.
Postingan itu membandingkannya dengan kekuatan tempur Malaysia yang hanya sedikit tercatat di situs-situs itu. Karena itu banyak komentar yang kemudian merasa bangga sekaligus optimis jika seandainya terjadi perang, maka kemungkinan besar Indonesia yang menang. Itu belum dihitung dengan kekuatan jumlah penduduk dan pasukan pendukung dari masyarakat yang bisa dipanggil sewaktu-waktu.
Well, tapi bukan itu yang ingin saya bahas. Saya justru prihatin dengan pemberitaan yang berkembang akhir-akhir ini. Dimana media dua negara jiran ini malah seolah saling membakar nasionalisme kedua negara untuk mengobarkan perang.
OK. Saya tidak akan menutup mata dengan ‘kesewenang-wenangan’ oknum warga Malaysia terhadap penduduk kita yang bekerja di sektor non formal di sana. Tapi bukankah hal seperti ini juga terjadi di dalam negeri kita sendiri. Dimana seorang pembantu seringkali diperlakukan seenak wudelnya sendiri oleh majikannya.
Masalah pelanggaran perbatasan juga kerap kali menjadi berita besar. Tapi saya kok haqqul yakin, kalo masalah ini sebenarnya memang ada yang memainkan. Ada orang dan pihak-pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia bersekutu dengan Malaysia yang merupakan negara Islam.
Dari sejarahnya, dua negara ini memang sempat terlibat sebegitu banyak perselisihan.  Mulai dari perebutan pulau sipadan ligitan, klaim seni tradisional, barang seni sampai masalah TKI. Celakanya, issue-issue ini malah dikobarkan oleh orang-orang yang tak senang pada persaudaraan Islam. Mereka mengambil untung dari ributnya Indonesia-Malaysia.
Percayalah, perang tak akan memberikan keuntungan bagi rakyat kecil. Siapa yang akan menderita jika bom meledak di dekat rumah kita? Siapa yang akan menangis jika kakak, adik, mak cik, pakcik meregang nyawa ditembus peluru panas? Dan kemudian, siapa yang akan tertawa setelah semuanya hancur luluh dan lantak?
Bukan kita. Tapi mereka. Ya. Mereka yang memang ingin Islam ini hancur dan terpecah belah. Mereka yang memang ingin mendirikan tiang pancang penderitaan di negeri ini dan negeri jiran. Mereka yang ingin mengibarkan bendera bintang david yang akan tertawa terakhir kali.
Sadarlah akhi dan ukhti sekalian di pucuk pimpinan sana. Kalian adalah qiyadah-qiyadah yang dipercaya oleh 200 juta rakyat lebih. Jangan salahgunakan kepercayaan kami untuk saling membunuh dengan saudara sesama muslim. Lihat siapa musuh sesungguhnya dari kita semua.
Ya. Mereka-mereka itu. Yang menghujani gaza dengan bom fosfor. Yang merenggut kebahagiaan keluarga saudara-saudara kita di Palestina. Yang menceraikan paksa sebuah keluarga. Yang dengan buas membantai para anggota misi kemanusiaan Marvi marmara. Merekalah yang harus kita hancurkan. Merekalah yang harus kita musnahkan dari muka bumi.
Wahai saudara-saudaraku di Indonesia dan Malaysia, mari bergandeng tangan. Kuatkan ukhuwah. Jangan tergoda pada nasionalisme sempit. Nasionalisme kita adalah pada negara yang menjunjung tinggi syariat Islam. Negara yang tak terbelenggu oleh sekat laut dan daratan. Negara yang tak terpisah oleh perbedaan agama dan kepercayaan. Negara yang kita rindukan bersama.
Sumber gambar tertulis di dalam gambar

sumber: http://ciptabiru.wordpress.com/2010/08/27/indonesia-malaysia-jangan-mau-diadudomba/

BERITA POLULER