Pages

Thursday, July 28, 2011

Military Strength in the World


Indonesia Military Strength Urutan ke 18

Indonesia Military Strength Detail by the numbers.
18
Record Last Updated: 6/30/2011 | Authored by Staff Writer
Map of Indonesia
 PERSONNEL

 Total Population: 245,613,043 [2011]
 Available Manpower: 129,075,188 [2011]
 Fit for Service: 107,538,660 [2011]
 Of Military Age: 4,455,159 [2011]
 Active Military: 438,410 [2011]
 Active Reserve: 400,000 [2011]


 LAND ARMY

 Total Land Weapons: 1,577
 Tanks: 335 [2011]
 APCs / IFVs: 691 [2011]
 Towed Artillery: 59 [2011]
 SPGs: 0 [2011]
 MLRSs: 42 [2011]
 Mortars: 350 [2011]
 AT Weapons: 100 [2011]
 AA Weapons: 100 [2011]
 Logistical Vehicles: 1,101

 AIR POWER

 Total Aircraft: 510 [2011]
 Helicopters: 168 [2011]
 Serviceable Airports: 684 [2011]


 RESOURCES

 Oil Production: 1,023,000 bbl [2011]
 Oil Consumption: 1,115,000 bbl [2011]
 Proven Reserves: 4,050,000,000 bbl [2011]

Sources: US Library of Congress; Central Intelligence Agency

Thailand Military Strength urutan ke 19

Thailand Military Strength Detail by the numbers.
19
Record Last Updated: 7/6/2011 | Authored by Staff Writer
Map of Thailand
 PERSONNEL

 Total Population: 66,720,153 [2011]
 Available Manpower: 35,444,716 [2011]
 Fit for Service: 27,490,939 [2011]
 Of Military Age: 1,043,204 [2011]
 Active Military: 305,860 [2011]
 Active Reserve: 245,000 [2011]


 LAND ARMY

 Total Land Weapons: 4,392
 Tanks: 542 [2011]
 APCs / IFVs: 1,005 [2011]
 Towed Artillery: 741 [2011]
 SPGs: 26 [2011]
 MLRSs: 60 [2011]
 Mortars: 1,200 [2011]
 AT Weapons: 818 [2011]
 AA Weapons: 378 [2011]
 Logistical Vehicles: 4,600

 AIR POWER

 Total Aircraft: 913 [2011]
 Helicopters: 443 [2011]
 Serviceable Airports: 105 [2011]


 RESOURCES

 Oil Production: 380,000 bbl [2011]
 Oil Consumption: 356,000 bbl [2011]
 Proven Reserves: 430,000,000 bbl [2011]

Sources: US Library of Congress; Central Intelligence Agency
 http://www.globalfirepower.com
 LOGISTICAL

 Labor Force: 38,700,000 [2011]
 Roadway Coverage: 180,053 km
 Railway Coverage: 4,071 km

 FINANCIAL (USD)

 Defense Budget: $5,200,000,000 [2011]
 Reserves of Foreign Exchange & Gold: $176,100,000,000 [2011]
 Purchasing Power: $586,900,000,000 [2011]

 GEOGRAPHIC

 Waterways: 4,000 km
 Coastline: 3,219 km
 Square Land Area: 513,120 km
 Shared Border: 4,863 km


 NAVAL POWER

 Total Navy Ships: 164
 Merchant Marine Strength: 382 [2011]
 Major Ports & Terminals: 5
 Aircraft Carriers: 1 [2011]
 Destroyers: 0 [2011]
 Submarines: 0 [2011]
 Frigates: 6 [2011]
 Patrol Craft: 109 [2011]
 Mine Warfare Craft: 7 [2011]
 Amphibious Assault Craft: 9 [2011 
 LOGISTICAL

 Labor Force: 116,500,000 [2011]
 Roadway Coverage: 437,759 km
 Railway Coverage: 5,042 km

 FINANCIAL (USD)

 Defense Budget: $4,740,000,000 [2011]
 Reserves of Foreign Exchange & Gold: $96,210,000,000 [2011]
 Purchasing Power: $1,030,000,000,000 [2011]

 GEOGRAPHIC

 Waterways: 21,579 km
 Coastline: 54,716 km
 Square Land Area: 1,904,569 km
 Shared Border: 2,830 km


 NAVAL POWER

 Total Navy Ships: 136
 Merchant Marine Strength: 1,244 [2011]
 Major Ports & Terminals: 9
 Aircraft Carriers: 0 [2011]
 Destroyers: 0 [2011]
 Submarines: 2 [2011]
 Frigates: 6 [2011]
 Patrol Craft: 31 [2011]
 Mine Warfare Craft: 12 [2011]
 Amphibious Assault Craft: 8 [2011]

Wednesday, July 27, 2011

Russian fifth-generation fighter to make first public flight at Moscow air show


Russia's Sukhoi T-50 fifth-generation fighter, also known as PAK-FA, will perform its first public flight at the MAKS-2011 air show near Moscow in August, Nikolai Zanegin, Deputy General Director of Russia's Aviasalon company, said on Wednesday.

Russia enters S. Korean tender with 5th-generation fighter

Topic: Russian 5th-generation fighter

17:18 25/07/2011
Russia's Sukhoi T-50 PAK-FA fifth-generation fighter has been placed on a short list of a South Korean tender for the delivery of advanced fighter jets, a Russian arms industry think-tank said on Monday. Korea is seeking to buy 60 fighters with advanced stealth capability from a foreign aircraft maker in the biggest arms-procurement deal ever for the country with an estimated budget of $7.86 billion under a program code-named FX-III.
Russia's Center for Analysis of World Arms Trade cited South Korean Defense Acquisition Program Administration (DAPA) as saying that Sukhoi's fighter would compete with the F-15SE Silent Eagle from Boeing, the F-35 Lightning II from Lockheed Martin and the Eurofighter Typhoon from the European Aeronautic Defense and Space Company (EADS).
The winner of the tender is expected to be announced in 2012, but the actual deliveries may start four years later.
The Sukhoi T-50 fighter is being developed by the Sukhoi design bureau and built at a plant in Komsomolsk-on-Amur, in Russia's Far East.
The first prototype conducted its maiden flight in January 2010 and has so far carried out over 40 tests. Two more prototypes are at the various stages of testing. The Russian Air Force said it had plans to acquire over 60 T-50 fighters after 2015.
Although T-50 specifications remain classified, reports indicate that the design incorporates the latest fighter jet developments, including advanced stealth capability, supersonic cruising speed, and highly integrated control systems.
The T-50 offered to Seoul is most likely an export version of the aircraft being developed by Sukhoi and India's Hindustan Aeronautics Ltd. (HAL) under a $6-billion joint project.
Experts believe, though, that Sukhoi and EADS have little chance of winning the tender as Korea's alliance with the United States will be a decisive factor in the race.

RIA NOVOSTI

Menhan: Pemerintah Tidak Kembali Ke Masa Lalu

Rabu, 27 Juli 2011 21:47 WIB | 705 Views
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. (FOTO. ANTARA)
Berita Terkait
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan pemerintah tidak ingin mengembalikan ke masa lalu yang menjadikan keamanan untuk kekuasaan melalui RUU Keamanan Nasional.

"Kita tidak ingin kembali ke masa lalu," katanya, saat melakukan silahturahim dengan para pimpinan media massa tentang RUU Keamanan Nasional di Jakarta, Rabu malam.

Purnomo mengatakan RUU Keamanan Nasional mengatur keamanan dalam arti luas yakni ancaman dari dalam, dari luar, keamanan publik dan keamanan insani.

"Melalui RUU ini kita ingin mengatur spektrum ancaman yang ada, sesuai perkembangan lingkungan strategis dan ditentukan unsur-unsur utama serta pendukung yang akan mengatasinya," katanya.

Purnomo menambahkan pola ancaman saat ini makin luas dan beragam tidak sekadar ancaman militer. "Justru ancaman militer ini semakin luas pola dan dinamikanya, aktornya pun makin banyak," katanya.

Jadi, perlu ada kategori spektrum ancaman, unsur apa saja yang akan menangani dan lainnya.

"Misalnya, kita tidak ingin ada darurat militer, darurat sipil, namun jika itu terjadi ya kita harus mengantisipasi dan menanganinya secara terstruktur, termasuk kewenangan intelijen," tutur Purnomo.

Ia menegaskan RUU Kamnas tidak memberikan kewenangan menangkap terhadap unsur intelijen.

"Intelijen hanya mata dan telinga untuk mendapatkan informasi," katanya.

Sehingga, tambah dia, tidak ada niat pemerintah untuk kembali masa lalu yang memanfaatkan unsur-unsur keamanan untuk kekuasaan.

"Kita tidak ingin mengadopsi UU Subversif Singapura atau Internal Security Act Malaysia," katanya.

Hal senada diungkapkan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin yang mengatakan intelijen tidak memiliki kekuasaan dan diberikan kekuasaan yang melebihi kewenangannya.

"Intelijen hanya sekadar instrumen negara untuk mendapatkan keterangan yang diolah dan setelah diolah menjadi kesimpulan, bukan digunakan untuk kekuasaan seperti yang dilakukan di masa lalu," tuturnya.

Ia menambahkan, "tentu ada reformasi terhadap pemahaman dan aplikasi tersebut dan perlu dilakukan reformasi dan tingkah laku dan struktur intelijen itu sendiri,".

"Jadi, tidak untuk kekuasaan dan tidak punya kekuasaan. Hanya instrumen negara untuk cari infomasi dan bahan kesimpulan. Pola operasi intelijen kita kembalikan dibatasi mana intelijen sebagai instrumen untuk dapatkan informasi mana yang tidak," kata Sjafrie.

Ia menambahkan, RUU Keamanan Nasional dengan UU Subversif.(*)


Antara

Jet Tempur AU Hadang Pesawat Asing di Langit Balikpapan

Jet Tempur AU Hadang Pesawat Asing di Langit Balikpapan

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - TNI Aangkatan Udara (AU) kembali menggelar latihan tempur udara di langit Balikpapan. Lima pesawat tempur F-16 dilibatkan dalam latihan ini. Latihan tempur dengan nama "Latihan Pertahanan Udara Perkasa B" tersebut juga melibatkan 11 pilot pesawat tempur.
"Pilot ada 11 orang, pesawat ada lima. 4 single seat dan 1 double seat. Khusus yang double seat itu pesawat latih atau tandem, karena kita tidak mungkin melepas pilot training sendiri. istilahnya seperti belajar nyetir. Pilot training di depan dan instrukturnya di seat belakang," jelas Yudhistira, pilot tempur berpangkat letnan satu.
Untuk melatih kesiapan para pilot tempur tersebut, mereka tidak diberitahu skenarionya tempurnya. "Kalau skenario kita enggak tahu, ini kan latihan untuk kita (pilot) skenario yang mengatur komando latihan," ujarnya.
"Biasanya kita akan discramble karena dari satuan radar menemukan objek tidak dikenal.
jadi kita akan terbang untuk mengintercept (mencegat) target yang dimaksud," Yudhistira menambahkan. Latihan ini juga melibatkan unsur tempur dan komando sektor pertahanan nasional.
Dalam latihan tempur  Selasa (26/7/2011) kemarin para pilot tempur mendapat tugas untuk mencegat pesawat asing yang melintas di wilayah udara Indonesia.
"Intinya kita diterbangkan kesana untuk melihat itu pesawat apa, disebut visual indetification untuk mengetahui jenis pesawat, nomer pesawatnya, bendera negaranya, membawa senjata atau enggak setelah itu kita laporkan lagi ke kesatuan radar kemudian panglima akan memberikan keputusan untuk penindakan," ungkap Yudhistira.
Penindakan yang dimaksud bisa berupa mengusir (force out), membayang-bayangi saja (shadowing). "Bisa juga kita paksa mendarat seperti kejadian force down pesawat pakistan di Makassar kemarin," ujarnya.
Tindakan terakhir terhadap penyusup jika dianggap membahayakan dan ada perintah dari panglima atau perintah dari presiden adalah penghancuran. "Kalau dianggap berbahaya dan ada perintah dari panglima untuk dihancurkan ya akan kita hancurkan," tegasnya.
Meski latihan tempur tersebut dilakukan secara intensif namun kegiatan tersebut tidak mengganggu jadwal penerbangan pesawat komersial. "Tidak mengganggu hanya ATC (Air Trafict Control) harus lebih teliti terutama pada saat-saat jam padat penerbangan," kata Abdullah Husain manager operasional Bandara Sepinggan Balikpapan.
Menurutnya latihan tempur tersebut dilaksanakan bersamaan dengan operasional bandara. Dengan memanfaatkan  jeda waktu yang dimiliki oleh Angkasa Pura. "Jadi ini hanya masalah pengaturan saja tapi operasional bandara tidak terganggu," tegasnya.
Husain mengatakan TNI AU sebelumnya sudah melakukan koordinasi dengan Angkasa Pura untuk melaksanakan latihan tempur tersebut. "Dari danlanud bersama kami sudah mengadakan koordinasi untuk mengatur jadwal latihan tempur TNI AU," tandas Husain.

TRIBUN BALIKPAPAN/YAHOO

Hercules Mengabdi Sejak 1960 untuk NKRI


C-130 Hercules TNI AU. (Foto: Australia DoD)

27 Juli 2011, Balikpapan (tribunkaltim): Pesawat Hercules C-130 yang kini diparkir di base ops Sepinggan Lanud Balikpapan ternyata menyimpan banyak kisah bersama NKRI sejak 1960.

Pesawat ini didatangkan dalam rangka latihan pertahanan udara yang dilaksanakan di base ops Sepinggan, Rabu (27/7/2011).

Menurut Minggus, CMU I first Engineer Hercules C-130, pesawat berbadan lebar ini adalah pesawat pengangkut udara untuk pasukan militer dan sipil yang paling banyak dipakai di dunia. Terbang dengan empat mesin turboprop, dioperasikan oleh 12 awak (pilot,co-pilot, plat engineer, juru radio, pilot master, loadmaster dan teknisi). Pesawat ini mampu mendarat dan lepas landas dari jalur pendek atau jalur yang tidak disiapkan dan lintasan rumput.

Awalnya Hercules buatan Amerika Serikat ini adalah pengangkut tentara dan pesawat kargo. Kini digunakan untuk berbagai macam peran, untuk keperluan militer maupun sipil, termasuk gunshot (perang), latihan terjun payung, patroli maritim, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, missi kemanusiaan, penyelamatan (SAR), ambulans udara, dll.

"Pesawat ini mempunyai banyak fungsi, selain untuk pasukan perang juga digunakan sebagai pengangkut barang, logistik. Untuk C-130 ini sudah pernah menjelajah seluruh Indonesia. Tarakan, Gorontalo, ujung Pandang, Jakarta. Tetapi yang paling sering adalah untuk tugas kemanusiaan," jelas Minggus.

Pesawat ini mampu mengangkut 64 orang penumpang tidak termasuk awak atau berdaya angkut 12,5 ton. Besarnya lambung kapal juga memungkinkan untuk dimasuki sebuah helikopter dengan telebih dahulu melepas baling-baling dan juga dapat memuat tank maupun panser bila diperlukan.

Sistem pengoperasian pesawat ini sudah otomatis, jadi bisa dibayangkan di zamannya adalah termasuk pesawat dengan teknologi tinggi. Pesawat bermesin 4 dengan jenis baling hammilton ini membutuhkan 27.000 liter avtur untuk sekali pengisian penuh tangki. Pesawat ini juga dilengkapi dengan toilet yang dapat digunakan dalam keadaan darurat (urinal draine).

Minggus mengatakan, pesawat ini juga telah ditumpangi orang nomor satu Indonesia, Presiden Soekarno. Bila diperlukan, pesawat dapat disetting sedemikian rupa untuk keperluan VVIP.

Sumber: Tribun Kaltim

BERITA POLULER