Pages

Wednesday, July 27, 2011

TNI Sulit Capai Kekuatan Minimum


Jet tempur ringan T-50 Golden Eagle buatan KAI Korsel dijadwalkan memperkuat TNI AU tahun depan.

27 Juli 2011, Jakarta (SINDO): Alokasi anggaran TNI yang rendah pada APBN Perubahan 2011 dikhawatirkan mengganggu pencapaian program percepatan pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF).

Sebab, untuk mencapai MEF, idealnya dibutuhkan dana Rp11 triliun pada 2011.Namun, nyatanya hanya terpenuhi sekitar Rp4,3 triliun. Pengamat militer Universitas Indonesia Andi Widjajanto menyatakan pesimistis realisasi belanja MEF TNI dapat tercapai sesuai target pada 2024.

“Kalau tren ini berlanjut,maka program itu sulit tercapai,” tegas Andi di Jakarta kemarin. Kondisi ini memaksa pemerintah pada periode selepas 2014 harus membuat rumusan ulang untuk MEF agar program penguatan pertahanan ini dapat terwujud sesuai target.

“Masa pemerintah Presiden SBY periode pertama dan kedua tidak ada perencanaan anggaran yang terpenuhi,”paparnya. Menurut Andi, ada tiga hal yang bisa ditempuh untuk mencapai target MEF,yakni mengurangi besaran postur MEF,memperpanjang jangka waktu pencapaian MEF selama 5–10 tahun menjadi 2029 atau 2034.“Atau, kalau mau optimistis,alokasi belanja diperbesar,”ungkapnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan, minimnya alokasi membuat Kemhan mengambil kebijakan tidak berbelanja alat utama sistem senjata (alutsista) dari luar negeri.Alokasi untuk MEF mayoritas akan diperuntukkan bagi biaya pengadaan alutsista dari dalam negeri.

Sumber: SINDO

Kedah Class Segera Dilengkapi SSM


27 Juli 2011

Kapal KD Kedah akan dilengkapi dengan lapan peluru berpandu anti kapal permukaan tahun depan. (photo : TLDM)

KUALA LUMPUR - 'Taring' Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) dijangka bertambah tajam mulai tahun depan, kerana dipercayai semua enam kapal ronda generasi baru (NGPV) dari jenis KD Kedah, akan dipasang dengan peluru berpandu anti kapal permukaan.

Sumber Pertahanan memberitahu Utusan Malaysia, bajet untuk pembelian peluru berpandu itu akan dimasukkan dalam pusingan kedua Rancangan Malaysia Kesepuluh (RMK-10) bagi Kementerian Pertahanan, yang akan dibentang kepada Kabinet Oktober ini.

Difahamkan, dua jenis berpandu anti kapal sedang dipertimbangkan untuk dipasang iaitu jenis Exocet 40 Blok II, yang mampu memusnahkan kapal musuh sehingga jarak 70 kilometer (km) dan Naval Strike Missile (NSM), yang mempunyai jarak membunuh sejauh 180 km.

Namun, dipercayai TLDM telah memilih peluru berpandu NSM untuk dipasang pada kapal tersebut dan jika diluluskan oleh kerajaan, setiap satu kapal KD Kedah akan dilengkapi dengan lapan peluru berpandu anti kapal dari jenis itu, kerana saiznya lebih kecil berbanding Exocet.

Kongsberg NSM, rudal SSM dengan jangkauan 180 km (photo : Militaryphotos)
"Kita memilih untuk memasang semua kapal ini dengan peluru berpandu anti kapal permukaan terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan peluru berpandu pertahanan udara. Jika kita memilih untuk memasang kedua-dua jenis persenjataan ini, kosnya terlalu tinggi.

"Sebelum ini semua kapal dari jenis KD Kedah walaupun canggih tetapi hanya dilengkapi dengan meriam utama dan sekunder sahaja kerana konsep pembinaannya adalah 'fitted for but not with'. Jadi, kita fikir sudah sampai masanya kapal ini dilengkapkan dengan peluru berpandu.

MBDA MM40 block ii, rudal SSM dengan jangkauan 70 km (photo : MBDA)

"Keputusan untuk memasang peluru berpandu ini selaras dengan kehendak TLDM. Memandangkan semua kapal ini dipertanggungjawab untuk meronda perairan negara maka, menjadi keperluan untuk aset ini dibekal dengan peluru berpandu," katanya.
Kapal ronda dari kelas KD Kedah adalah lambang kepada usaha berdikari industri pertahanan Malaysia, yang dibina berasaskan kapal Meko A-100, hasil kerjasama antara syarikat pertahanan tempatan, Boustead Naval Shipyard dengan syarikat Jerman.

Kapal moden tersebut dibina dengan mengaplikasikan konsep modular, menyebabkan ia boleh ditingkat upaya pada bila-bila masa tanpa perlu mengambil masa yang lama.

TNI AU Jajaki UAV dari Afrika Selatan


26 Juli 2011

Denel Dynamic Seeker tactical UAV (photo : Defenceweb)

Pesawat Tanpa Awak di Pontianak

BELITUNG, KOMPAS.com — TNI AU akan menempatkan satu skuadron pesawat tanpa awak di Lapangan Udara TNI AU Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Skuadron itu akan direncanakan minimal berkekuatan enam pesawat tanpa awak.

Panglima Komando Operasi I TNI AU Marsekal Muda Sunaryo mengatakan, saat ini fasilitas di Supadio sedang disiapkan agar bisa dijadikan markas pesawat tanpa awak. "Untuk pelatihan personelnya masih dikaji kapan akan mulai dilakukan," ujarnya disela latihan TNI AU dengan sandi Operasi Jalak Sakti 2011 di Belitung, Selasa (26/7/2011).

Skuadron itu rencananya akan diperkuat minimal enam pesawat tanpa awak. Skuadron itu akan menjadi kesatuan pesawat tanpa awak milik Indonesia. "Sedang dijajaki pengadaan (pesawat) buatan Afrika Selatan," ujarnya.

Sunaryo juga mengungkapkan, jet tempur buatan Korea Selatan akan ditempatkan di Medan, Sumatera Utara. Penempatan itu rencananya akan mulai dilakukan tahun 2012. "Di Medan nanti satu skuadron," ujarnya.

Sementara itu, Komandan Wing I Lapangan Udara Halim Perdana Kusumah Kolonel Penerbang Tribowo Budi mengatakan, jet sejenis akan ditempatkan juga di Manado. Waktu penempatan juga diperkirakan tahun depan. "Konsep kerja samanya adalah transfer teknologi antara Korea Selatan dan Indonesia. Korea Selatan dan Indonesia akan membangun bersama jet tempur canggih," ujarnya.

Dua lapangan udara itu paling dekat dengan wilayah perbatasan yang ramai dilewati pihak asing. Lanud Medan berdekatan dengan Selat Malaka. Sementara itu, Lanud Manado mengawasi kawasan timur Indonesia. "Sedapat mungkin alutsista (alat utama sistem persenjataan) ini dimaksimalkan untuk menjaga wilayah," ujar Tribowo.

Pengganti Sunaryo mengatakan, pengadaan jet tempur buatan Korea Selatan itu untuk mengganti armada saat ini. Beberapa armada, seperti Hawk buatan Inggris dan F5 buatan Amerika Serikat, sudah tua dan harus diganti. "Alusista sedang dimodernisasi dengan alat yang lebih canggih dan variatif," tuturnya.

Selain dengan Korea Selatan, Indonesia juga menjajaki pembelian jet tempur dengan Brasil dan Rusia. Selain itu, Indonesia mendorong perusahaan dalam negeri untuk memproduksi alutsista. "Hal itu kewenangan mabes," ujarnya.

TOS-1, Sistem Peluncur Roket Multilaras Rusia

Upacara Penerimaan Medali Perdamaian Indobatt UNIFIL


LEBANON - Prajurit Sector East Military Police Unit (SEMPU) mengikuti upacara defile penerimaan medali perdamaian (Medal Parade) PBB pada hari Kamis (21/7) di lapangan Sudirman, Naqoura HQ.

Medali perdamaian tersebut diberikan inspektur upacara Mayor Jenderal Alberto Asarta Cuevas kepada perwakilan kontingen Wadan SEMPU Mayor Pom Bambang Hasanudin, selanjutnya diadakan penyematan medali kepada seluruh peserta upacara yang dilakukan beberapa pejabat UNIFIL.

Selesai upacara, acara dilanjutkan dengan penampilan demontrasi kemampuan bela diri Taekwondo, Karate, Wushu, dan Pencak Silat Merpati Putih. Asarta Cuevas tampak sangat terkesan dengan demontrasi Pencak Silat Merpati Putih yang mampu mematahkan besi dengan menggunakan jari. Demontrasi terakhir adalah demonstrasi kolone senapan yang seluruh pelakunya adalah prajurit SEMPU dipimpin oleh Lettu Cpm Shindu Dharmawan. Seperti halnya demonstrasi yang lain, demontrasi kolone senapan ini pun mendapatkan aplaus yang cukup meriah dari para undangan.

Sumber : PUSPEN TNI










Menhan Singapura Kunjungi Komplek Latihan PMPP


BOGOR – Usai melakukan kunjungan kehormatan ke Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan Singapura, Dr. Ng Eng Hang dengan didampingi Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Selasa (26/7) mengunjungi kompleks Four In One Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI yang berada di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Peninjauan Menhan Singapura ke kompleks PMPP TNI tersebut merupakan rangkaian kerjanya ke Indonesia selama dua hari untuk mempererat kerjasama pertahanan kedua negara. Dijadwalkan Menhan Singapura dengan delegasinya juga akan melakukan kunjungan kehormatan ke Wakil Presiden RI, Boediono.

Sumber : DMC


Kasal Terima Penghargaan "Legiun Of Merit" Dari US Navy


JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menerima penghargaan dari Pemerintah Amerika Serikat berupa medali “Legiun of Merit Medal” yang disematkan oleh Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Gary Roughead mewakili Pemerintah Amerika Serikat, di lapangan Navy Yard Pangkalan Angkatan Laut AS, Washington DC, Kamis (21/7) lalu.

Penghargaan berupa medali “Legiun of Merit Medal” diberikan oleh Pemerintah Amerika Serikat kepada Kasal Laksamana TNI Soeparno karena jasa dan pemikirannya dalam upaya peningkatan hubungan Angkatan Laut kedua negara, sekaligus dinilai berhasil dalam memajukan TNI AL serta pengabdiannya yang luar biasa kepada bangsa dan negara.

Upacara penyematan medali “Legiun of Merit Medal” digelar secara khusus di lapangan Navy Yard dalam rangka menyambut kehadiran Kasal. Dalam upacara khas Angkatan Laut Amerika tersebut, Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Gary Roughead bertindak selaku inspektur upacara. Dengan pakaian PDU-III putih Kasal menerima penyematan medali tersebut disaksikan pasukan upacara para prajurit Angkatan Laut Amerika Serikat, para pejabat militer dan undangan lainnya.


Fregat KRI Oswald Siahaan-354 saat melakukan uji penembakan rudal Yakhont

“Legiun of Merit Medal” merupakan medali penghargaan militer bergengsi dari Pemerintah Amerika Serikat yang diberikan kepada personel militer Amerika Serikat atau tokoh militer dan politik negara-negara lain di luar Amerika Serikat yang dinilai berjasa dan berprestasi. Medali ini ditetapkan berdasarkan Undang-undang Kongres AS pada 20 Juli 1942.

Sementara itu, dalam sambutannya inspektur upacara Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Gary Roughead mengungkapkan, bahwa Laksamana TNI Soeparno selaku pemimpin TNI AL telah berhasil memajukan hubungan yang semakin harmonis antara Angkatan Laut Amerika Serikat dan Indonesia, meningkatkan kemampuan TNI AL, serta sukses dalam pembebasan sandera di Somalia. “Dibawah kepemimpinan Laksamana TNI Soeparno, TNI AL telah berhasil membebaskan sandera atas pembajakan kapal KM Sinar Kudus di Somalia dengan menewaskan 4 pembajak,” katanya.

Laksamana Gary Roughead juga menilai Angkatan Laut Indonesia baru-baru ini telah berhasil menggelar latihan gabungan terbesar Angkatan Lautnya dengan melibatkan lebih dari 14 kapal, kapal selam, dan helikopter, serta sukses melakukan peluncuran rudal anti kapal permukaan Yakhont dan Exocet serta penembakan Torpedo SUT dari kapal selam. “Kemampuan, profesionalisme, dan keselamatan saat latihan tersebut menunjukkan kemampuan kelas dunia dari Angkatan Laut Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, menurut Gary Roughead , dengan dilaksanakannya kembali Latihan Bersama CARAT antara kedua Angkatan Laut pada bulan Juni 2011 lalu yang sukses telah membuka pintu untuk keterlibatan kerja sama lebih lanjut antara TNI AL dan Angkatan Laut Amerika Serikat. Gary Roughead juga menilai, di bawah konsep MEF (Minimum Essential Force) dari Kementerian Pertahanan RI, TNI AL dinilai telah berhasil dalam penataan kinerjanya sehingga operasi lebih efisien, serta mendorong peningkatan kemampuan TNI AL dalam kesiapan, kemampuan, keunggulan dan modernisasi.

Sumber : POSKOTA.CO.ID

BERITA POLULER