4 Juli 2011, Jakarta (Jurnas.com): Pembangunan angkatan perang yang kuat harus diikuti dengan pembangunan industri pertahanan yang mapan. Konsumen dalam negeri seharusnya juga menggunakan produk dalam negeri agar pembangunan keduanya berjalan lancar. "Tidak mungkin membangun angkatan perang kalau nggak punya industri militer sendiri, jadi perlu perencanaan jangka panjang untuk perolehan alutsista yang akan dipakai, sekaligus untuk dikerjasamakan melibatkan industri pertahanan dalam negeri yang mau kita bangun," kata Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI Agus Suyarso saat dihubungi, Senin (4/7).
Agus yang tengah menghadiri Brunei Darussalam International Defence Exhibition (Bridex) menambahkan, Indonesia tengah membangun industri pertahanan dalam negeri yang mandiri. "Tidak hanya jadi agen trading dari pabrik atau pemasok dari luar negeri. Makanya saat ini kami upayakan kalaupun mengambil barang dari luar negeri, ada transfer teknologi agar kita bisa belajar," katanya.
Dikatakan Agus, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan untuk melakukan research and development (R&D) serta alih teknologi. Sedang diatur juga, kebijakan penyehatan cash flow dan neraca Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP). "Agar terwujud BUMNIP yang sehat dan meningkat kemampuan pendanaan BUMNIP dalam memenuhi kebutuhan alutsista dan almatsus," ungkapnya.
Alat Utama Sistem Senjata (alutsista) dan Alat Material Khusus (almatsus) sedang giat-giatnya dibangun pemerintah. Dalam acara Bridex di Brunei Darussalam, Indonesia ikut berpartisipasi memamerkan alutsista dan almatsus-nya. "Sekalian promosi produk-produk industri militer dalam negeri mulai panser, senjata, mortir, kapal hingga pesawat CN 235 yg mau dibeli Brunei dan negara-negara ASEAN," kata Agus.
Ditempat berbeda, Direktur Direktorat Pengembangan Bisnis dan Teknologi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Dita Ardonni Jafri mengatakan, PT DI termasuk perusahaan binaan pemerintah dalam penyehatan perusahaan.
Tapi menurut Donni, upaya ini tidak cukup jika tak disertai pembangunan citra perusahaan di mata konsumen. "Pakai dulu produk dalam negeri, nanti orang luar melihat produk kita pun unggul. Jangan seperti sekarang, orang luar melihat, orang Indonesianya saja tidak pakai, buat apa beli dari Indonesia," katanya.
Donni berharap pemerintah dapat merubah kepercayaan konsumen dengan memakai produk dalam negeri agar pembangunan industri pertahanan berjalan sesuai rencana. Hal ini, lanjut Donni, dapat mempercepat pembangunan angkatan bersenjata yang lebih andal.
Sumber: Jurnas