Pages

Monday, May 2, 2011

Pasukan TNI Tewaskan 4 Perompak Somalia Usai Pelepasan Sandera



Kapal cepat Sea rider

JAKARTA - Pasukan khusus TNI menembak mati 4 perompak Somalia dalam drama pengejaran usai pembebasan awak beserta kapal MV Sinar Kudus pada Minggu (1/5) malam di laut lepas.

"Peristiwanya setelah para sandera dibebaskan. Para perompak tidak semua meninggalkan kapal MV Kudus. Jumlahnya ada 35 perompak di dalam kapal itu. Di titik A mereka turun sedikit, di titik B mereka turun sedikit, di titik C turun lagi, begitu seterusnya. Mereka lakukan secara sistematis" ujar Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepada detikcom, Senin (2/5).

Menurut Iskandar hal itu merupakan strategi perompak. Perompak masih mengawal kapal hingga ke laut lepas. Saat rombongan perompak terakhir turun dari kapal menggunakan perahu kayu, pasukan elite TNI langsung mengejar. Hal ini mereka lakukan setelah dipastikan seluruh sandera berada dalam keadaan aman.

"Kita kejar dengan sea rider dan helikopter yang bertugas sebagai pemantau. 4 Orang itu kita terkejar," jelas Iskandar.

Di laut lepas, terjadi tembak menembak antara pasukan elite TNI dengan perompak Somalia. Suasana cukup menegangkan saat itu. Akhirnya, 4 perompak tewas, sementara seluruh personel TNI yang mengejar tidak ada yang terluka.

"Operasi itu dilakukan personel pasukan gabungan TNI, Kopassus Marinir dan Kostrad," kata dia. Selanjutnya TNI mengawal kapal MV Sinar Kudus hingga pelabuhan Wa Salala, Oman. Dan selanjutnya kapal akan melakukan pengecekan dan melanjutkan perjalanan ke Rotterdam, Belanda.

MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia Tbk dibebaskan oleh perompak pada Minggu siang. Ketika BUMN itu menggelar jumpa pers bersama TNI pada Minggu petang di Jakarta, baku tembak tersebut belum terjadi. Baru pada pagi ini, TNI bicara pada pers.

Sumber : DETIKNEWS.COM

Kronologi Pembebasan Kapal MV Sinar Kudus


JAKARTA - Perompak Somalia telah membebaskan kapal MV Sinar Kudus dan 20 awak kapalnya setelah melalui proses negosiasi selama 46 hari yang terus dipantau oleh pasukan TNI.

Berikut adalah kronologi proses pembebasan awak kapal berdasar data dari Satgas Duta Samudra (DS) I/2011 yang diperoleh di Jakarta, Minggu (1/5) malam, bersamaan dengan keterangan pers yang disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul bersama pimpinan PT Samudera Indonesia.

16 Maret 2011 pukul 14.49 WIB, Kapal MV Sinar Kudus dibajak di Somalia.

18 Maret 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat kabinet terbatas. Rapat itu membahas langkah-langkah menangani pembajakan kapal MV Sinar Kudus.

18-22 Maret 2011, pemerintah dan pihak terkait menentukan berbagai pilihan untuk membebaskan sandera. Pilihan itu adalah perundingan, operasi militer, serta gabungan perundingan dan operasi militer.

23 Maret pukul 18.00 WIB, TNI memberangkatkan KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Yos Sudarso dari Kolinlamil Tanjung Priok sebagai satuan tugas Duta Samudra (DS) I/2011.

25 Maret pukul 10.00 WIB, Satgas DS I/2011 merapat di Padang untuk mengisi bekal. Satgas kemudian berangkat menuju Colombo pada pukul 11.45 WIB.


Kapal Fregat TNI AL, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 saat tiba di Kolombo

29 Maret pukul 07.20 waktu setempat, Satgas DS I/2011 tiba di Pelabuhan Colombo untuk kembali mengisi bekal. Pada pukul 11.45 waktu setempat, pesawat Boeing 737 TNI AU mendarat di Colombo dan kemudian memberangkatkan prajurit Intai Amfibi dan Kopassus.

30 Maret pukul 07.25 waktu setempat, Satgas DS I/2011 menuju perairan Somalia.

5 April pukul 06.00 waktu setempat, Satgas DS I/2011 tiba di perairan Somalia dan langsung mengumpulkan data untuk kegiatan operasi berikutnya.

25 April pukul 10.30 waktu setempat, Satgas DS I/2011 tiba di Pelabuhan Salalah, Oman, untuk mengisi bekal.

26 April, Satgas DS I/2011 kembali menuju daerah operasi.

1 Mei pukul 06.00 waktu setempat, Satgas DS I/2011 berada di perairan Somalia dalam jarak 15 Nautical mile dari kapal MV Sinar Kudus. Satgas memantau proses negosiasi untuk pembayaran tebusan. Setelah berhasil membebaskan sandera, sejumlah prajurit TNI mengawal kapal MV Sinar Kudus ke wilayah aman.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Kedatangan Super Tucano Dipastikan Tahun 2012



Super Tucano dengan skema warna TNI AU - dipastikan pesawat ini akan mulai datang pada Maret 2012 (image : Angkasa)
16 Pesawat Tempur Brasil Lengkapi Alutsista TNI 2012
MALANG - Sebanyak 16 pesawat tempur jenis Super Tucano EMB - 314 buatan Brasil pada tahun 2012 akan melengkapi alutsista (alat utama sistem persenjataan) Indonesia khususnya TNI Angkatan Udara (AU).
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Syufaat, saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI AU Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat.

Kepastian datangnya pesawat itu pada 2012, setelah pihak Markas Besar TNI AU melakukan tanda tangan Letter of Credit untuk pembelian total 16 pesawat jenis itu. "Dalam tanda tangan Letter of Credit itu, sudah termasuk masa pelatihan bagi mekanik dan penerbang kita," katanya.

Ia menjelaskan, kedatangan pesawat Super Tucano akan dilakukan secara bertahap dan dimulai awal tahun 2012.

"Nilai kontrak pembeliannya sekitar US$ 260 juta dan saat ini tugas kita adalah mempersiapkan sarana dan prasarana, termasuk fasilitas bangunan seperti shelter, hanggar dan ruangan kantor," katanya.

Pesawat itu memiliki kemampuan yang paling unggul dibandingkan dengan jenis pesawat tempur lainnya. "Amerika saja juga memilih Super Tucano untuk memperkuat kekuatan udaranya, namun saat ini masih terkendala kebijakan politik negara tersebut," katanya.

Pesawat itu dipesan akibat pesawat jenis OV-10F Bronco yang dimiliki Indonesia dinyatakan grounded (masuk karantina).

"Rencananya, pesawat Super Tucano akan digunakan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat, sebab pesawat ini memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat," katanya.

Super Tucano juga memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brazil, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh. (gor/ant)

(Investor Daily)

Kedatangan Super Tucano Dipastikan Tahun 2012



Super Tucano dengan skema warna TNI AU - dipastikan pesawat ini akan mulai datang pada Maret 2012 (image : Angkasa)
16 Pesawat Tempur Brasil Lengkapi Alutsista TNI 2012
MALANG - Sebanyak 16 pesawat tempur jenis Super Tucano EMB - 314 buatan Brasil pada tahun 2012 akan melengkapi alutsista (alat utama sistem persenjataan) Indonesia khususnya TNI Angkatan Udara (AU).
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Syufaat, saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI AU Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat.

Kepastian datangnya pesawat itu pada 2012, setelah pihak Markas Besar TNI AU melakukan tanda tangan Letter of Credit untuk pembelian total 16 pesawat jenis itu. "Dalam tanda tangan Letter of Credit itu, sudah termasuk masa pelatihan bagi mekanik dan penerbang kita," katanya.

Ia menjelaskan, kedatangan pesawat Super Tucano akan dilakukan secara bertahap dan dimulai awal tahun 2012.

"Nilai kontrak pembeliannya sekitar US$ 260 juta dan saat ini tugas kita adalah mempersiapkan sarana dan prasarana, termasuk fasilitas bangunan seperti shelter, hanggar dan ruangan kantor," katanya.

Pesawat itu memiliki kemampuan yang paling unggul dibandingkan dengan jenis pesawat tempur lainnya. "Amerika saja juga memilih Super Tucano untuk memperkuat kekuatan udaranya, namun saat ini masih terkendala kebijakan politik negara tersebut," katanya.

Pesawat itu dipesan akibat pesawat jenis OV-10F Bronco yang dimiliki Indonesia dinyatakan grounded (masuk karantina).

"Rencananya, pesawat Super Tucano akan digunakan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat, sebab pesawat ini memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat," katanya.

Super Tucano juga memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brazil, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh. (gor/ant)

(Investor Daily)

Daratkan Tiga Tank di Kepulauan Seribu


KRI Karimata. (Foto: Kolinlamil)

3 Mei 2011, Jakarta (Pelita): Salah satu unsur kapal perang yang tergabung dalam Lapratugas Unsur KRI Kolinlamil 2011 melaksanakan peran undocking dalam rangka latihan pendaratan dengan meluncurkan kendaraan tempur sejumlah tiga tank amfibi PT-76 Marinir dan LCVP dengan mengangkut sejumlah pasukan Marinir di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Latihan pendaratan yang digelar ini sebagai salah satu serial materi latihan dalam manuvra lapangan (manlap) Latpratugas unsur Kolinlamil yang dilaksanakan sejak Selasa lalu dan berakhir Senin (2/5).

Latihan pratugas dengan melibatkan 10 KRI di antaranya KRI Banda Aceh-593, KRI Tanjung Nusanive-973, KRI Teluk Manado-537, KRI Karimata-960, KRI Teluk Lampung-540, KRI Teluk Parigi-539, dan KRI Teluk Bone-511 melaksanakan serial latihan mulai dari pangkalan menuju daerah latihan di sekitar perairan Kepulauan Seribu sampai dengan perairan Laut Jawa di sebelah Utara Tanjung Rakit, Cirebon.

Menurut Kadispen Kolinolamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono, selama latihan manuvra lapangan di laut digelar berbagai serial latihan termasuk kegiatan manuvra taktis, pembekalan di laut sampai dengan latihan penembakan dengan sasaran atas air mulai dengan senjata kaliber 20 mm sampai dengan 37 mm oleh sejumlah KRI yang terlibat dalam latihan tersebut.

Demikian pula dilaksanakan latihan penembakan pada malam hari dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan serta profesionalisme para prajurit pengawak unsur KRI dalam menghadapi tugas operasi yang ditugaskan oleh komando atas.

Dalam serial pentahapan latihan tersebut dilaksanakan pula peran undocking dan sekaligus sebagai ujicoba/sea trial KRI Banda Aceh-593 dalam rangka mendaratkan pasukan dan kendaraan tempur dengan meluncurkan tank amfibi dan LCVP dari deck kapal
melalui buritan kapal.

Peran undocking ini dilaksanakan dengan meluncurkan sejumlah Tank PT-76 dan ranpur angkut pasukan serta pendaratan pasukan dengan menggunakan LCVP (Landing Craft Vehicle Personnel).

Demikian dilaksanakan latihan operasi perpindahan pasukan dengan kekuatan satu kompi pasukan menggunakan LCVP dari KRI Banda Aceh-593 menuju KRI Teluk Manado-537 dengan menggunakan sarana jaring pasukan di lambung KRI, yang diskenariokan adanya perpindahan pasukan pada saat menuju daerah operasi.

Selain itu digelar latihan RAS (pembekalan di laut) diantaranya digelar manuvra taktis dengan membentuk formasi unsur kapal perang saat menuju daerah sasaran operasi, latihan komunikasi taktis, latihan peran menghadapi bahaya udara.

Sumber: Harian Pelita

RI-Singapura Berkoordinasi Bebaskan MT Gemini



2 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Pemerintah Indonesia akan melakukan koordinasi dengan pemerintah Singapura untuk pembebasan Kapal MT Gemini yang membawa 13 warga negara Indonesia (WNI) yang dibajak perompak Somalia sejak Sabtu (30/4).

"Benar, ada kapal berbendera Singapura dari 25 ABK, 13 diantaranya WNI. Kita akan koordinasi dengan Singapura, sehingga kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan harus seizin pemerintah Singapura untuk kelibatan bersama-sama membebaskan sandera," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan, upaya pembebasan kemungkinan akan dilakukan oleh Satuan Tugas TNI yang melakukan operasi militer di Somalia.

Dalam operasi militer pembebasan kapal Indonesia MV Sinar Kudus di Somalia, TNI mengerahkan satu kapal jenis Landing Platform Dock (LPD), yakni kapal besar untuk pendaratan besar-besaran pasukan dan peralatanya, dua kapal fregat, satu helikopter dan pasukan khusus yang terdiri atas unsur marinir TNI Angkatan Laut (AL), komando pasukan khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD), dan Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad).

Pemilik kapal MT Gemini, Glory Ship Management, menyatakan kapal itu direbut para perompak pada Sabtu pekan lalu (30/4), sewaktu kapal tersebut berlayar menuju kota pelabuhan Mombasa, di Kenya.

Pihak manajemen menyatakan, mereka yakin perompak merebut kapal MT Gemini yang berawak, diantaranya 13 WNI, lima warga Tiongkok, empat Korea Selatan dan tiga warga Myanmar.

Sumber: ANTARA News

TNI Jajaki Tempatkan Kapal Komando di Somalia


KRI Banjarmasin dikirim oleh TNI ke perairan Somalia, sebagai kapal komando. (Foto: ANTARA)

2 Mei 2011, Jakarta (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia menjajaki beragam kemungkinan untuk menangani pembajakan kapal berbendera Indonesia di kawasan perairan Somalia, salah satunya dengan menempatkan satu kapal komando di wilayah itu.

"Kemungkinan kedua, kita tempatkan satu personel pengamanan di setiap kapal berbendera indonesia yang akan melintasi wilayah perairan Somalia," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, penempatan kapal komando atau personel pengamanan di setiap kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan sangat dimungkinkan namun itu harus dilakukan melalui pertimbangan yang matang.

"Salah satunya, frekuensi kapal-kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia. Apakah efektif kita menempatkan kapal komando dibandingkan dengan frekuensi kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia, atau efektifkan dengan menempatkan satu personel pengamanan di setiap kapal berbendera Indonesia. Ini akan kita kaji," kata Agus menambahkan.

Tentang kemungkinan Indonesia bergabung dalam satuan tugas maritim di Somalia atau Combined Task Force One Five One (CTF 151) yang diketuai Singapura, Panglima TNI mengatakan," pihaknya sudah mengirimkan dua orang perwira menengahnya ke dalam CTF 151,".

"Keberadaan perwira kita di gugus tugas itu terbukti efektif terutama untuk pengamanan kapal-kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia. Bahkan mereka membantu secara intensif keberadaan satgas TNI dengan CTF dalam proses pembebasan kapal MV Sinar Kudus," katanya.

Agus menuturkan, keberadaan CTF hanya untuk mengamankan jalur pelayaran di Teluk Aden.

"Jadi sepanjang jalur pelayaran itu dijaga oleh pasukan multinasional, dimana kapal-kapal yang melintas di kawasan itu harus melalui titik tertentu yang sudah dijamin keamananya oleh mereka. namun belum ada pembahasan bagaimana menyelesaikan kapal-kapal yang dibajak," kata Agus.

Ia menambahkan, perlu ada kesepakatan dari sejumlah negara yang kapalnya kerap dibajak perompak Somalia untuk mengatasi pembajakan itu.

"Tentu kita harus bersama-sama untuk mengatasinya dengan persetujuan Dewan Keamanan PBB," ujar Panglima TNI.

Sejumlah negara yang kapal niaganya kerap dibajak oleh perompak Somalia, kini mengantisipasinya dengan bergabung dengan CTF 151 atau menyertakan kapal militer untuk mengawal.

Sumber: ANTARA News

BERITA POLULER