Pages

Sunday, November 28, 2010

Menghapus Keangkeran Kopassus...



29 November 2010 -- Menyebut Markas Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat di Cijantung, Jakarta, bagi sebagian orang bisa membuat bulu kuduk ”merinding”. Selain catatan emas dalam sejarah Indonesia, sejak masih bernama Resimen Pasukan Khusus Angkatan Darat dan Komando Pasukan Sandi Yudha, ada juga kasus pelanggaran hak asasi manusia yang dituduhkan kepada anggota Kopassus pada masa Orde Baru.

Namun, Jumat (26/11), ada sedikit upaya mengendurkan kejerihan itu. Sejak pagi, lapangan di depan Markas Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) diisi wartawan yang senam bersama prajurit. Acara dilanjutkan dengan menonton bagaimana penerjun Kopassus bisa mendarat dengan tepat di panggung empuk berukuran 2 meter x 2 meter. Lalu, dilanjutkan dengan mencoba senapan standar antiteror MP5 dengan peluru betulan.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Widjanarko sudah lama merencanakan acara itu. Salah satu tujuannya untuk membuat Kopassus tidak lagi ”seangker” sebelumnya. Tuan rumah, Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal TNI Lodewijk F Paulus menyambut rencana ini.

Lodewijk dengan santai menegur wartawan satu per satu dan melayani berbagai wawancara. Sesekali ia berkomentar. ”Wah, tak ikut senam, nih. Tak keringatan,” katanya kepada seorang wartawan yang terlambat.

Ia juga mendampingi beberapa wartawan yang dengan sukacita bergantian mencoba menembak dengan peluru tajam pada sasaran tembak di lapangan latih Kesatrian ini.

Komandan Satuan Antiteror 81 Letnan Kolonel (Inf) Nyoman Cantiaca bercerita, MP5 adalah senjata yang digunakan oleh hampir semua satuan antiteror di seluruh dunia. ”Soalnya praktis. Laras pendek. Jadi, cocok dengan ruangan kecil,” ujarnya.

Suasana santai terasa di Markas Komando Kopassus. Lodewijk juga dengan santai melayani berbagai wawancara, mulai dari fasilitas alat untuk Kopassus hingga masalah kerja sama dengan Amerika Serikat dan peranan anggota Kopassus dalam membantu penanganan bencana di Tanah Air.

Apa Kopassus membutuhkan senjata baru? ”Ada tiga kemampuan komando, para komando, dan penanggulangan teror. Tiga satuan ini mempunyai karakter yang berbeda. Nah, berkaitan dengan persenjataan itu, kita coba sesuaikan terus. Untuk para komando dukungan dari Pindad tidak masalah. Sandi Yudha dan Gultor yang coba kita pelihara terus sehingga level kita pada strata internasional terjaga,” kata Lodewijk.

Ia melanjutkan, ”Bulan depan ada 12 dari AS yang datang ke sini untuk bicarakan hal teknis, terkait pendidikan. Bulan depannya lagi, saya yang akan ke AS untuk membicarakan langkah pelaksanaannya.”

Di sela-sela percakapan, dia tidak henti-hentinya menawarkan makanan. ”Ini ada nasi goreng, kerupuk, kikil. Juga ada mi ayam,” ujar Lodewijk. Terasa tak ada keangkeran di tubuh Kopassus, seperti yang dikenal selama ini.

KOMPAS

Ada Pesawat Tempur Tak Dikenal Masuk Jakarta


Sukhoi TNI AU. (Foto: Dispenau)

29 November 2010 -- Selasa (16/11) lalu, tidak ada yang mencolok dari keseharian Jakarta. Setelah pagi-pagi diguyur hujan, siang hari langit tampak cerah. Namun, monitor di stasiun radar Tanjung Kait, Tangerang, mendeteksi ada sebuah titik yang meluncur cepat ke arah Jakarta. Identitasnya tak diketahui. Dari gerakan dan pengindraan, diduga itu pesawat tempur F-18.

Semula ”pesawat gelap” itu berada pada jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I. Indonesia mempunyai tiga jalur ALKI yang mengizinkan kapal dan pesawat asing lewat di dalam rentang lima mil. ALKI I adalah jalur dari selat Sunda, laut Jakarta, Selat Karimata, lalu ke utara masuk Laut China Selatan. ”Pesawat gelap” yang berada di jalur itu tiba-tiba membelok menuju Jakarta. Diperkirakan, dalam lima menit, pesawat itu sudah masuk Jakarta.

Itu berarti, lima menit lagi, berbagai tempat vital Jakarta ada dalam bahaya. Ibu kota negara selalu menjadi incaran pertama dalam serangan militer. Tidak hanya simbol politis, seperti Istana Negara, Gedung DPR/MPR yang bisa jadi sasaran, tetapi pusat perkantoran dan perbelanjaan sepanjang Jalan Sudirman dan MH Thamrin adalah sasaran empuk dengan efek besar.

”Scramble! Scramble!” kode untuk segera terbang membahana di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Situasi darurat. Semua tegang. Pilot pesawat Sukhoi yang siaga dalam waktu singkat lari ke pesawat dan memacu dua pesawat yang baru dibeli dari Rusia itu meninggalkan landasan. Mereka menuju titik untuk mencegat pesawat itu.

Informasi di radar, memperkirakan ”pesawat gelap” menuju ke arah selatan. Ada beberapa titik vital di kawasan selatan Jakarta. Namun, laporan intelijen memperkirakan, pesawat ini mengincar Stasiun Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Cibinong. Dalam era elektronik dan informasi ini, penghancuran jalur komunikasi ibarat memotong urat nadi.

Bertemu dengan pesawat gelap itu, pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara segera terbang di sisi kiri. Kode internasional digunakan. Jalur komunikasi dibuka. Tidak ada pihak yang ingin memulai insiden. ”This is Indonesia Airforce. You are in Indonesia territory, follow us,” kata pilot TNI AU melalui komunikasi radio.

Sayang, tidak ada respons. Untuk kedua kalinya, teguran itu dilakukan. Tujuannya agar terjadi komunikasi untuk memperjelas situasinya. Untuk bisa menggertak musuh, jumlah atau kekuatan tuan rumah memang harus lebih kuat. Dengan demikian, musuh menjadi gentar dan bersedia dihalau atau dipaksa mendarat. Kalau tidak, perang udara tidak lagi bisa dihindari.

Setelah dua kali ditegur, akhirnya pesawat gelap itu menggoyang-goyangkan sayapnya. Artinya, ia mengerti dan ikut panduan pesawat Indonesia. Setelah dikawal beberapa menit, akhirnya mendaratlah pesawat gelap ini di Lanud Halim Perdana Kusuma. Turun dari kokpit ”pesawat gelap” itu, Komandan Skuadron Udara 11 Sukhoi Letnan Kolonel (Pnb) Tonny Haryono dan Kepala Staf Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Marsekal Pertama JFP Sitompul. ”Kami jadi bulsit yang baik, disuruh turun langsung ikut,” ungkap Sitompul, berseloroh.

Ini memang latihan. Pada kenyataannya, tentu banyak hal yang menjadi lebih kompleks. Pesawat bulsit alias penimbul situasi juga lebih dari satu, dan menyerang beberapa target pada saat bersamaan. Pernyataan perang juga harus dinyatakan oleh negara penyerang, sebelum serangan dilakukan.

Panglima Kohanudnas Marsekal Muda Eddy Suyanto menjelaskan, latihan yang berjudul ”Tutuka XXXIV 2010” ini bertujuan untuk menguji pertahanan udara di wilayah ibu kota. Karena itu, mulai dari prosedur, peralatan, hingga personel juga dievaluasi. ”Direktur latihan dari Komando Pendidikan dan Latihan Mabes TNI. Kohanudnas jadi pelaksana,” kata mantan pilot pesawat tempur F-5 ini.

Menjaga wilayah udara kita tidaklah sekadar mengandalkan pesawat tempur belaka. Karena itu, dalam latihan ini juga melibatkan TNI Angkatan Darat dari Detasemen Rudal 003 dan Batalyon Artileri Pertahanan Udara 10, serta kapal perang KRI Abdul Halim Perdana Kusuma yang dilengkapi anti-serangan udara, berupa peluru kendali permukaan ke udara, Harpoon yang berpandu inframerah dengan jangkauan efektif empat kilometer. KRI bernomor lambung 335 juga dilengkapi dengan radar LW-03 2-D air search.

Di Cibinong disiapkan pertahanan udara pasif, yang juga melibatkan masyarakat dan aparat setempat. Dibuat skenario, seandaianya instalasi vital di SKSD Cibinong diserang, bagaimana dengan evakuasi dan penanganan korban.

Eddy Suyanto mengatakan, tujuan dilakukannya latihan di Jakarta memang untuk mempersiapkan kalau ada serangan.

KOMPAS

Korea Utara Ancam Pembalasan Tanpa Ampun Jika Ada Provokasi

Korea Utara Ancam Pembalasan Tanpa Ampun Jika Ada Provokasi
Kapal AL Korsel diambil gambarnya di pulau Yeonpyeong, Jumat (26/11). (FOTO ANTARA/REUTERS/Jo Yong-Hak)
Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Utara hari Minggu berjanji melakukan "serangan balasan militer tanpa ampun" jika terjadi penyusupan ke wilayah perairannya.

Ancaman itu disampaikan ketika AS dan Korea Selatan melakukan latihan angkatan laut besar-besaran yang dimulai di sebelah selatan perbatasan.

Janji pembalasan itu disiarkan oleh surat kabar partai komunis berkuasa Rodong Sinmun lima hari setelah Korea Utara membom sebuah pulau perbatasan Korea Selatan, yang menewaskan dua warga sipil dan dua marinir serta membakar sejumlah rumah.

Korea Utara menyatakan melepaskan tembakan pekan lalu setelah bom-bom Korea Selatan mendarat di wilayah perairannya di sekitar perbatasan sengketa Laut Kuning yang tegang.

"DPRK (Korea Utara) akan melakukan serangan balasan militer tanpa ampun atas aksi provokatif penyusupan ke wilayah perairannya di masa datang," kata kantor berita resmi mengutip surat kabar itu.

Korea Utara menolak Garis Perbatasan Utara (NLL) yang dibuat oleh pasukan PBB setelah perang 1950-1953 dan menekankan bahwa garis itu seharusnya mengarah lebih jauh ke selatan. Daerah itu dilanda bentrokan laut mematikan pada 1999, 2002 dan November lalu.

Surat kabar itu mengatakan, provokasi Korea Selatan itu merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan garis batas utara dengan terus membiarkan kapal perang mereka ke wilayah perairan DPRK dengan dalih menyergap kapal nelayan.

Ketegangan meningkat setelah serangan artileri Korea Utara menewaskan empat orang di pulau Yeonpyeong, melukai 15 marinir serta tiga warga sipil, dan menghancurkan 19 rumah.

Meski negara-negara besar dunia mengecam Pyongyang atas insiden mematikan itu, Beijing lagi-lagi bungkam, seperti juga ketika Korea Utara disalahkan atas penenggelaman sebuah kapal perang Korea Selatan pada Maret.

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat tajam sejak Korea Selatan dan AS menuduh Korea Utara mentorpedo kapal perang Seoul itu, yang menewaskan 46 orang.

Korea Utara membantah terlibat dalam tenggelamnya kapal itu dan mengancam melakukan pembalasan atas apa yang disebutnya latihan perang provokatif Korea Selatan yang dilakukan sebagai tanggapan atas insiden kapal tersebut.

Latihan itu, yang melibatkan 4.500 prajurit, 29 kapal dan 50 jet tempur, merupakan salah satu dari serangkaian latihan terencana dalam beberapa bulan ini, beberapa diantaranya dilakukan dengan AS, sekutu Seoul, dalam unjuk kekuatan terhadap Korea Utara.

Kapal perang Korea Selatan Cheonan tenggelam pada 26 Maret di dekat perbatasan Laut Kuning yang disengketakan dengan wilayah utara pada dalam kondisi misterius setelah ledakan yang dilaporkan.

Dewan Keamanan PBB mengecam penenggelaman kapal Korea Selatan itu namun tidak secara langsung menyalahkan Korea Utara, meski AS dan Korea Selatan meminta kecaman PBB terhadap negara komunis itu.

Penyelidik internasional pada 20 Mei mengumumkan hasil temuan mereka yang menunjukkan bahwa sebuah kapal selam Korea Utara menembakkan torpedo berat untuk menenggelamkan kapal perang Korea Selatan itu, dalam apa yang disebut-sebut sebagai tindakan agresi paling serius yang dilakukan Pyongyang sejak perang Korea 60 tahun lalu.

Korea Selatan mengumumkan serangkaian pembalasan yang mencakup pemangkasan perdagangan dengan negara komunis tetangganya itu.

Korea Utara membantah terlibat dalam insiden tersebut dan membalas tindakan Korea Selatan itu dengan ancaman-ancaman perang.

Seorang diplomat Korea Utara mengatakan pada 3 Juni, ketegangan di semenanjung Korea setelah tenggelamnya kapal perang Korea Selatan begitu tinggi sehingga "perang bisa meletus setiap saat".

Dalam pernyataan pada Konferensi Internasional mengenai Perlucutan Senjata, wakil utusan tetap Korea Utara untuk PBB di Jenewa, Ri Jang-Gon, menyalahkan "situasi buruk" itu pada Korea Selatan dan AS.

"Situasi semenanjung Korea saat ini begitu buruk sehingga perang bisa meletus setiap saat," katanya.

Kedua negara Korea itu tidak pernah mencapai sebuah perjanjian pedamaian sejak perang 1950-1953 dan hanya bergantung pada gencatan senjata era Perang Dingin. (M014/K004)
COPYRIGHT © 2010
ANTARA

Korsel Tolak Proposal China

Korsel Tolak Proposal China
Bagian kapal perang Cheonan milik Korea Selatan diangkat dengan alat berat di luar Pulau Baengnyeongdo di dekat perbatasan laut Korsel dan Korut. (ANTARA/REUTERS/Choi Jae-Gu/Yonhap)
Seoul (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Minggu mengatakan bahwa tawaran China untuk memulai kembali pembicaraan enam pihak tentang Korea Utara harus dipelajari secara seksama hingga keadaan di semenanjung Korea kembali membaik.

Kementerian itu juga menyatakan bahwa penciptaan suasana bersahabat adalah prioritas utama guna memastikan dimulai kembali pembicaraan enam pihak, yakni enam negara meliputi Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, Korsel, dan Korut.

Reaksi tersebut dipandang sebagai penolakan nyata terhadap usul Beijing, yang menawarkan perwakilan dari masing-masing negara segera bertemu pada awal Desember guna membicarakan ketegangan di semenanjung Korea setelah serangan mematikan Korut atas pulau Korsel.

"Pemerintah kami akan mempertimbangkan usul China itu," kata kementerian pernyataan luar negeri tersebut.

"Namun, menggelar pertemuan antara perwakilan enam negara masih harus dipelajari lebih jauh dengan mempertimbangkan serangkaian provokasi Korut, yang menimbulkan dampak buruk terhadap upaya penciptaan keadaan, yang tepat untuk dimulai kembali pembicaraan tersebut," kata pernyataan itu.

Sebelum memulai pembicaraan harus diciptakan keadaan baik sehingga, perundingan akan menghasilkan perkembangan berarti, kata kementerian itu, merujuk pada permintaan Korsel kepada Korut untuk mengambil langkah nyata, yang menunjukkan tekad tanpa nuklir mereka.

"Kami sekali lagi mendesak Korea Utara menunjukkan niat mereka dalam pelucutan nuklir melalui tindakan nyata," kata kementerian itu.

Pembicaraan nuklir tersebut terakhir kali dilakukan pada Desember 2008 dan terhenti sejak itu seiring dengan naik turun ketegangan di semenanjung itu.(*)

Yonhap/KR-PPT/B002
ANTARA

Palestina Membalas, Israel Dihantam Roket

Palestina Membalas, Israel Dihantam Roket
Seorang bocah melintas di sisi puing bangunan yang hancur akibat serangan Israel, di Gaza City, Jalur Gaza, Palestina, Rabu (28/7). ( ANTARA/Ismar Patrizki/)
Yerusalem (ANTARA News) - Pejuang Palestina di Jalur Gaza menembakkan roket ke Israel selatan pada Minggu, namun tidak menimbulkan korban atau kerusakan, kata tentara Israel.

Roket itu meledak di udara saat menuju Shaar HaNegev, yang terletak di sepanjang perbatasan Gaza timur laut, kata juru bicara.

Menurut hitungan tentara, Palestina sejak awal tahun ini telah menembakkan lebih dari 190 roket atau mortir ke Israel dari jalur pantai dikendalikan Hamas.

Kekerasan baru-baru ini terjadi setelah beberapa bulan secara umum tenang sesudah perang Gaza, saat Hamas mengambil langkah mengendalikan kelompok bersenjata lebih kecil dan lebih keras, yang diyakini berada di balik serangan roket.

Hamas menentang keras perundingan perdamaian Israel-Palestina, yang dimulai kembali di Washington pada September setelah mandek hampir dua tahun.

Pembicaraan babak kedua dijadwalkan berlangsung pada Selasa di Mesir.

Pada ahir 2008, Israel mengobarkan perang besar 22 hari atas Jalur Gaza untuk menghentikan serangan roket terhadap wilayahnya.

Kemelut itu menewaskan 1.400 warga Palestina dan 13 orang Israel.

Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan, yang menghubungkan wilayah terkucil Jalur Gaza dengan gurun Sinai di Mesir saat gempuran itu dimulai.

Terowongan lintas perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza, yang terputus dari dunia luar akibat dikucilkan Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina, yang mencakup ratusan warga dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, dinyatakan bertujuan mengahiri penembakan roket dari Gaza.

Tiga belas warga Israel tewas dalam perang itu.

Upaya perdamaian Timur Tengah macet sejak kemelut itu dan Jalur Gaza tetap dikucilkan Israel.

Jalur Gaza, kawasan pesisir padat penduduk, dikucilkan Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah, yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pertempuran maut beberapa hari.

Sejak itu, wilayah miskin tersebut dikucilkan Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah, yakni Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, dan Tepi Barat, yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Eropa Bersatu, Israel dan Amerika Serikat memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Wilayah miskin berpenduduk 1,5 juta jiwa itu sebagian besar bergantung pada jaringan terowongan di perbatasan sejak Israel dan Mesir menutup Gaza dari semua penjuru pada 2006, kecuali untuk bantuan penting, setelah gerilyawan menangkap seorang tentara Israel.

Tentara Israel pada Minggu menembak dan mencederai empat warga Palestina saat mereka mencari bahan bangunan di dekat perbatasan Gaza dengan Israel, kata sumber kesehatan.

Remaja pria 15 tahun termasuk yang ditembak di daerah utara kota Beit Hanun, kata juru bicara layanan darurat Gaza.

Tentara Israel memastikan menembaki sejumlah orang, "yang mendekati pagar perbatasan" setelah tidak menghiraukan tembakan peringatan.

Warga Gaza senantiasa terancam cedera atau tewas akibat mencari kerikil di reruntuhan bangunan ditinggalkan di sepanjang perbatasan itu, meskipun dekat dengan 300 meter wilayah khusus Israel 300.

Israel menyatakan wilayah tak boleh dirambah itu diperlukan untuk mencegah juru tembak dan pembom Palestina mencapai, dan mungkin melanggar, pagar perbatasan tersebut. (*)

AFP/B002/Z002
 
ANTARA

Tentara Israel Lukai Empat Warga Gaza

Kota Gaza (ANTARA News) - Tentara Israel pada Minggu menembak dan mencederai empat warga Palestina saat mereka mencari bahan bangunan di dekat perbatasan Gaza dengan Israel, kata sumber kesehatan.

Remaja putra 15 tahun termasuk yang ditembak di daerah utara kota Beit Hanun, kata juru bicara layanan darurat Gaza.

Tentara Israel memastikan menembaki sejumlah orang, "yang mendekati pagar perbatasan" setelah tidak menghiraukan tembakan peringatan.

"Pasukan itu menembak bagian bawah badan mereka dan tahu mengenai salah satu dari mereka," kata juru bicara itu.

Ia tidak memiliki keterangan tentang tiga korban lain.

Secara teratur, warga Gaza terancam cedera atau tewas akibat mencari kerikil di reruntuhan bangunan ditinggalkan di sepanjang perbatasan itu, meskipun dekat dengan 300 meter wilayah khusus Israel 300.

Israel menyatakan wilayah tak boleh dirambah itu diperlukan untuk mencegah juru tembak dan pembom Palestina mencapai, dan mungkin melanggar, pagar perbatasan tersebut.

Sebelumnya, pada Minggu, pejuang di Gaza utara menembakkan roket ke Israel selatan, namun tidak menimbulkan korban atau kerusakan, kata tentara.

Roket itu meledak di udara saat menuju Shaar HaNegev di Israel selatan, yang terletak di sepanjang perbatasan timurlaut Gaza, kata jurubicara.

Menurut hitungan tentara, Palestina menembakkan lebih dari 190 roket atau mortir ke Israel dari jalur pantai dikendalikan Hamas itu sejak awal tahun ini.

Gaza pada umumnya tenang sejak gempuran menghancurkan 22 hari Israel berakhir pada Januari 2009, namun pejuang Palestina terus-menerus menembakkan roket, dan kejadian maut masih sering di sepanjang perbatasan itu.

Kekerasan baru-baru ini terjadi setelah beberapa bulan secara umum tenang sesudah perang Gaza, saat Hamas mengambil langkah mengendalikan kelompok bersenjata lebih kecil dan lebih keras, yang diyakini berada di balik serangan roket tersebut.

Hamas menentang keras perundingan perdamaian Israel-Palestina, yang dimulai kembali di Washington pada September setelah mandek hampir dua tahun.

Pembicaraan babak kedua dijadwalkan berlangsung pada Selasa di Mesir.

Pada akhir 2008, Israel mengobarkan perang besar 22 hari atas Jalur Gaza untuk menghentikan serangan roket terhadap wilayahnya.

Kemelut itu menewaskan 1.400 warga Palestina dan 13 orang Israel.

Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan, yang menghubungkan wilayah terkucil Jalur Gaza dengan gurun Sinai di Mesir saat gempuran itu dimulai.

Terowongan lintas perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza, yang terputus dari dunia luar akibat dikucilkan Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina, yang mencakup ratusan warga dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, dinyatakan bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga belas warga Israel tewas dalam perang itu.

Upaya perdamaian Timur Tengah macet sejak kemelut itu dan Jalur Gaza tetap dikucilkan Israel.

Jalur Gaza, kawasan pesisir padat penduduk, dikucilkan Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah, yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pertempuran maut beberapa hari.(*)

AFP/B002/M016
ANTARA

Korsel: Bukan Waktunya Untuk Berunding

Korsel: Bukan Waktunya Untuk Berunding
(ANTARA News/Lukisatrio)
Seoul (ANTARA News) - Kantor Presiden Korea Selatan, Minggu, mengatakan saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas upaya memulihkan kembali perundingan nuklir enam pihak, menurut Kantor Berita Yonhap.

Juru bicara Gedung Biru Hong Sang-pyo mengatakan bahwa pembahasan mengenai forum multilateral itu muncul dalam pertemuan antara Presiden Korea Selatan Lee Myung Bak dan anggota Dewan Negara China Dai Bingguo. Namun Lee "menyatakan dengan jelas bahwa saat ini bukan waktu yang tepat membahas itu," kata Yonhap.

China, Minggu, mengusulkan sebuah pertemuan darurat dari enam pihak --Korea Selatan, Korea Utara, China, Amerika Serikat, Rusia, Jepang-- sekalipun tidak menyebut mengenai pemulihan sepenuhnya dari perundingan itu. (*)

Reuters/G003/A023
ANTARA

BERITA POLULER