Metrotvnews.com, Tarakan: Seorang warga kecamatan Krayan, kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur dianiaya tentara Diraja Malaysia diwilayah desa Bakalalan, perbatasan Indonesia dan Malaysia saat pulang berbelanja kebutuhan pokok di negara tetangga.
Warga Krayan bernama Lapinus Lasung, mengalami luka dalam dan luka di kepala cukup serius, akibat sebab di hantam dengan batu dan kayu oleh tentara Diraja Malaysia hingga tak sadarkan diri.
Menurut pengakuan Lapinus, dia dikejar dua tentara Malaysia yang berjaga di desa Bakakalan, sebuah wilayah yang menghubungakan jalan tikus Krayan dan Malaysia, saat warga di Krayan hendak berbelanja sembako dan kebutuhan pokok lainnya.
Saat Lapinus melewati pos penjagaan tersebut, tiba-tiba ia dikejar oleh tentara Malaysia lalu menganiaya, tanpa tahu kesalahan yang dilakukan.
Permohonan ampun juga tidak di indahkan tentara Malaysia. Anehnya pasukan TNI penjaga perbatasan yang terdapat di wilayah tersebut bukannya menolongnya, namun menurut pengakuan korban salah seorang dari TNI tersebut ikut menganiaya dirinya.
Karena luka dalam dan sering muntah, Lapinus pun di terbangkan ke RSUD Kota Tarakan menggunakan pesawat Susi Air, untuk menjalani perawatan intensif.
Menurut warga Krayan penganiayaan tentara Diraja Malaysia sudah sering terjadi di wilayah Bakakalan saat WNI di perbatasan tersebut berbelanja ke Malaysia. Butuh empat jam berjalan kaki warga di Krayan untuk tiba di sebuah pasar kecil tempat berbelanja sembako di Malaysia.
Sumber: METRONEWS
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/10/14/31440/Tentara-Malaysia-Pukuli-WNI-di-Perbatasan/
Thursday, October 14, 2010
Vietnam akan Tingkatkan Kerjasama Militer dengan India Keputusan itu dibuat dalam pembicaraan antara Menteri Pertahanan India A.K. Antony dan Menteri Pertahanan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh.
Foto: ASSOCIATED PRESS
Keputusan itu dibuat dalam pembicaraan antara Menteri Pertahanan India A.K. Antony dan Menteri Pertahanan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh. Antony berada di Hanoi untuk menghadiri pertemuan para menteri pertahanan kawasan itu sebelumnya pekan ini.
Kedua menteri menyatakan rasa puas mereka pada hari Rabu, akan kemajuan mereka berkenaan dengan memorandum kerjasama pertahanan yang ditandatangani November lalu. Mereka menyatakan ingin mempererat hubungan tersebut.
Kemungkinan kerjasama tersebut mencakup berbagi informasi teknologi yang berhubungan dengan pertahanan dan bantuan India untuk Vietnam dalam hal keterampilan bahasa Inggris.
VOA
TNI AL Dapat Jatah 1 Kapal Rudal Cepat Tahun 2011
Trimaran X3K Buatan Lundin Pesanan TNI
TEMPO Interaktif, BANYUWANGI - Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin meninjau pembuatan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut Sjafrie, kapal tersebut akan diberikan kepada TNI Angkatan Laut untuk mendukung pertahanan dan keamanan laut Indonesia. Kapal senilai Rp 250 miliar itu dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "Uji coba kapal akan dilakukan pada Desember 2011," kata Sjafrie kepada wartawan usai melakukan kunjungan, Kamis 14 Oktober 2010.
Sjafrie menjelaskan, penambahan kapal ini sebagai bagian dari percepatan alat-alat pertahanan TNI dengan melibatkan perusahaan di dalam negeri, baik milik pemerintah dan perusahaan swasta nasional. "Produksi dalam negeri lebih efisiensi anggaran," kata dia.
Direktur PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, mengatakan, kapal yang mulai dibuat awal 2010 itu memiliki ukuran panjang 63 meter dan lebar 15 meter. KCR Trimaran memiliki kapasitas 31 orang dan satu tim pasukan khusus.
PT Lundin berdiri di Banyuwangi sejak tahun 2004 dan telah memproduksi 72 unit kapal untuk militer, SAR dan kapal pesiar. Selain melayani TNI AL, berbagai produksinya diekspor ke Australia, Brunei, Thailand, dan Malasyia.
Sumber: TEMPO
TEMPO Interaktif, BANYUWANGI - Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin meninjau pembuatan kapal cepat rudal (KCR) Trimaran di PT Lundin Industry Invest di Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut Sjafrie, kapal tersebut akan diberikan kepada TNI Angkatan Laut untuk mendukung pertahanan dan keamanan laut Indonesia. Kapal senilai Rp 250 miliar itu dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "Uji coba kapal akan dilakukan pada Desember 2011," kata Sjafrie kepada wartawan usai melakukan kunjungan, Kamis 14 Oktober 2010.
Sjafrie menjelaskan, penambahan kapal ini sebagai bagian dari percepatan alat-alat pertahanan TNI dengan melibatkan perusahaan di dalam negeri, baik milik pemerintah dan perusahaan swasta nasional. "Produksi dalam negeri lebih efisiensi anggaran," kata dia.
Direktur PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, mengatakan, kapal yang mulai dibuat awal 2010 itu memiliki ukuran panjang 63 meter dan lebar 15 meter. KCR Trimaran memiliki kapasitas 31 orang dan satu tim pasukan khusus.
PT Lundin berdiri di Banyuwangi sejak tahun 2004 dan telah memproduksi 72 unit kapal untuk militer, SAR dan kapal pesiar. Selain melayani TNI AL, berbagai produksinya diekspor ke Australia, Brunei, Thailand, dan Malasyia.
Sumber: TEMPO
Kostrad Akan Tambah Divisi Baru Di Papua
illustrasi Kostrad TNI AD
Malang - TNI AD akan melakukan penambahan divisi baru Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). Divisi baru ini nantinya akan ditempatkan di Papua. Penambahan ini untuk memperkuat pantauan keamanan wilayah timur NKRI.
Kostrad sendiri telah memiliki dua divisi, yakni Divisi I Kostrad di wilayah Cilodong, Jawa Barat, dan Divisi II di Singosari, Kabupaten Malang.
"Sesuai kebutuhan, kami akan menambah divisi baru di Papua. Yaitu divisi III, tujuannya untuk memantau keamanan wilayah timur Indonesia," kata Panglima Kostrad, Letjen TNI AD Burhanuddin Amin, usai melantik Panglima Divisi II Kostrad Singosari yang baru Brigjen TNI AD M. Munir di Markas Kostrad Singosari, Kamis (14/10/2010).
Menurutnya, pendirian Divisi Kostrad baru harus disesuaikan dengan kebutuhan. Penambahan divisi baru dianggap realistis jika mengacu pada kondisi lapangan yang begitu luas. Meski begitu, pengkajian terus dilakukan, khususnya yang menyangkut kebutuhan anggaran.
"Prinsipnya, rencana itu disesuaikan dengan kebutuhan, dan kita harapkan pada 2011 mendatang sudah terwujud," ujar dia.
Burhanudin juga membantah, penambahan divisi bukan semata untuk menangkal aksi separatisme dan ancaman dari luar Indonesia, tapi memang dibutuhkan untuk penyebaran personel yang merata dan menjaga perbatasan NKRI. Pembentukan divisi baru sejalan dengan tugas utama Kostrad sebagai satuan tempur. "Rencana ini telah kita bahas sejak lima tahun lalu, dan kini telah dimatangkan, hal ini sesuai kebutuhan TNI AD," bebernya.
Kostrad saat ini memiliki 33.342 personel yang tersebar di dua divisi. Divisi ini merupakan pasukan pemukul terbesar di TNI. "Penambahan divisi baru tidak serta merta memindahkan lokasi, yaitu Divisi Lintas Udara atau Linud. Selain, karena adanya perlengkapan tersendiri, penyatuan Linud dianggap akan mempermudah komando pengendalian," terangnya.
Sumber: DETIK
Malang - TNI AD akan melakukan penambahan divisi baru Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). Divisi baru ini nantinya akan ditempatkan di Papua. Penambahan ini untuk memperkuat pantauan keamanan wilayah timur NKRI.
Kostrad sendiri telah memiliki dua divisi, yakni Divisi I Kostrad di wilayah Cilodong, Jawa Barat, dan Divisi II di Singosari, Kabupaten Malang.
"Sesuai kebutuhan, kami akan menambah divisi baru di Papua. Yaitu divisi III, tujuannya untuk memantau keamanan wilayah timur Indonesia," kata Panglima Kostrad, Letjen TNI AD Burhanuddin Amin, usai melantik Panglima Divisi II Kostrad Singosari yang baru Brigjen TNI AD M. Munir di Markas Kostrad Singosari, Kamis (14/10/2010).
Menurutnya, pendirian Divisi Kostrad baru harus disesuaikan dengan kebutuhan. Penambahan divisi baru dianggap realistis jika mengacu pada kondisi lapangan yang begitu luas. Meski begitu, pengkajian terus dilakukan, khususnya yang menyangkut kebutuhan anggaran.
"Prinsipnya, rencana itu disesuaikan dengan kebutuhan, dan kita harapkan pada 2011 mendatang sudah terwujud," ujar dia.
Burhanudin juga membantah, penambahan divisi bukan semata untuk menangkal aksi separatisme dan ancaman dari luar Indonesia, tapi memang dibutuhkan untuk penyebaran personel yang merata dan menjaga perbatasan NKRI. Pembentukan divisi baru sejalan dengan tugas utama Kostrad sebagai satuan tempur. "Rencana ini telah kita bahas sejak lima tahun lalu, dan kini telah dimatangkan, hal ini sesuai kebutuhan TNI AD," bebernya.
Kostrad saat ini memiliki 33.342 personel yang tersebar di dua divisi. Divisi ini merupakan pasukan pemukul terbesar di TNI. "Penambahan divisi baru tidak serta merta memindahkan lokasi, yaitu Divisi Lintas Udara atau Linud. Selain, karena adanya perlengkapan tersendiri, penyatuan Linud dianggap akan mempermudah komando pengendalian," terangnya.
Sumber: DETIK
Indonesia Butuh 3 buah Kapal Selam
Kapal Selam Amur Class yang kemungkinan Diminati TNI AL
MALANG, KOMPAS.com- Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indonesia sedikitnya membutuhkan tiga kapal selam baru. "Jangan dua, kita perlu tiga kapal selam," katanya di sela-sela kunjungan kerjanya di Jawa Timur, Kamis (14/10/2010).
Ia menjelaskan, Indonesia telah menetapkan untuk membuat kapal selam sendiri yang pengerjaannya dimulai pada 2014. "Kita persiapkan semuanya, agar pada 2014 kita sudah dapat mulai membangunnya," kata Sjafrie dengan nada optimis.
Sementara mempersiapkan kapal selam produksi dalam negeri, Kementerian Pertahanan juga tetap melanjutkan pengadaan dua kapal selam baru dari mancanegara. "Kita siapkan kembali skema pengadaan, pendanaannya, dan lain-lain. Hingga pengadaan dua kapal selam itu tetap berjalan," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Among Margono mengatakan, proses pengadaan dua kapal selam itu telah memasuki tahap kualifikasi. "Jadi, kita laksanakan terus prosesnya," katanya.
Sebelumnya, TNI Angkatan Laut menender ulang pengadaan dua kapal baru, karena prosesnya belum disetujui. Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dolar AS, yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009.
"Kami sudah tentukan spesifikasi teknisnya, serta kemampuan dan efek penggentar yang lebih dari yang dimiliki negara tetangga, kata Among.
Pada tender pertama, dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produk mereka, seperti Jerman, Perancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI Angkatan Laut telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan, yaitu Korea Selatan dan Rusia.
Sumber: KOMPAS
MALANG, KOMPAS.com- Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, Indonesia sedikitnya membutuhkan tiga kapal selam baru. "Jangan dua, kita perlu tiga kapal selam," katanya di sela-sela kunjungan kerjanya di Jawa Timur, Kamis (14/10/2010).
Ia menjelaskan, Indonesia telah menetapkan untuk membuat kapal selam sendiri yang pengerjaannya dimulai pada 2014. "Kita persiapkan semuanya, agar pada 2014 kita sudah dapat mulai membangunnya," kata Sjafrie dengan nada optimis.
Sementara mempersiapkan kapal selam produksi dalam negeri, Kementerian Pertahanan juga tetap melanjutkan pengadaan dua kapal selam baru dari mancanegara. "Kita siapkan kembali skema pengadaan, pendanaannya, dan lain-lain. Hingga pengadaan dua kapal selam itu tetap berjalan," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Among Margono mengatakan, proses pengadaan dua kapal selam itu telah memasuki tahap kualifikasi. "Jadi, kita laksanakan terus prosesnya," katanya.
Sebelumnya, TNI Angkatan Laut menender ulang pengadaan dua kapal baru, karena prosesnya belum disetujui. Pengadaan dua unit kapal selam itu dibiayai fasilitas Kredit Ekspor (KE) senilai 700 juta dolar AS, yang diperoleh dari fasilitas pinjaman luar negeri di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2004-2009.
"Kami sudah tentukan spesifikasi teknisnya, serta kemampuan dan efek penggentar yang lebih dari yang dimiliki negara tetangga, kata Among.
Pada tender pertama, dari empat negara produsen kapal selam yang mengajukan tawaran produk mereka, seperti Jerman, Perancis, Korea Selatan, dan Rusia, TNI Angkatan Laut telah menetapkan dua negara produsen sesuai kebutuhan, yaitu Korea Selatan dan Rusia.
Sumber: KOMPAS
Menlu: Perlu Mekanisme Peninjauan Kemitraan RI-Rusia
Mekanisme ini memungkinkan kedua pihak dapat memonitor kemajuan hubungan kerjasama bilateral, kata Menlu RI, yang akan berkunjung atas undangan Menlu Rusia, Sergey V.Lavrov, demikian siaran berita yang diterima ANTARA dari Kementerian Luar Negeri RI, Kamis.
Dalam pertemuan nanti, kata Marty, akan membahas mengenai tindak lanjut dari Deklarasi Kemitraan Strategis RI - Rusia yang ditandatangani pada 21 April 2003 di Moskow.
Pertemuan juga akan membahas tindak lanjut dari sejumlah kerja sama yang telah disepakati di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, termasuk di bidang alat-alat berat dan pabrikasi peralatan komunikasi berbasis satelit serta kerjasama pengembangan sistem keamanan dan teknologi informasi.
Dalam bidang perhubungan akan dibahas tentang kemungkinan pembukaan rute penerbangan langsung RI-Rusia oleh Garuda Indonesia, dan investasi Rusia pada pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Tengah.
Kedua Menlu juga akan memanfaatkan pertemuan ini untuk saling bertukar pikiran mengenai isu global dan regional, diantaranya pembentukan arsitektur baru kawasan dengan memasukkan Rusia dan AS dalam East Asia Summit, keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011 dan rencana penyelenggaraan ASEAN-Russia Summit kedua di Hanoi, 30 Oktober 2010.
Menlu RI juga memaparkan, mengenai isu global akan membahas bersama Menlu Rusia masalah Semenanjung Korea, proses perdamaian di Timur Tengah, nuklir Iran, stabilisasi kondisi di Irak, Afghanistan dan Kosovo. (*)
ANTARA
RI Masih Pertimbangkan Hercules AS dan Australia
Malang (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia hingga kini masih mempertimbangkan tawaran hibah sejumlah pesawat angkut C-130 Hercules dari Amerika Serikat dan Australia.
"Belum, kami belum memutuskan. Semua masih kami pertimbangkan," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjawab ANTARA di Malang, Kamis.
Usai meninjau kesiapan Skuadron Udara 32 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, dia mengatakan, pemerintah telah menetapkan untuk memfokuskan pesawat tempur dan angkut, seperti C-130 Hercules.
Karena itu, lanjut Sjafrie, ada dua langkah yang dapat dilakukan. Pertama, memelihara dan meningkatkan kesiapan pesawat Hercules yang sudah ada, antara lain, melalui program retrofit atau peremajaan.
"Dan kedua, mengadakan pesawat Hercules baru, seperti yang sudah ditawarkan AS dan Australia," ujarnya.
Namun, lanjut Sjafrie, tawaran hibah dari kedua negara itu masih dipertimbangkan dari segala aspek.
Pada kesempatan terpisah, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI Erry Biatmoko mengatakan, AS menawarkan hibah enam Hercules Tipe E dan siap diberikan pada 2012.
Sebelumnya, AS juga menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia.
Bantuan itu berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.
Sementara itu, Australia menawarkan Hercules Tipe J.
Populasi Hercules yang dimiliki TNI Angkatan Udara tercatat 21 unit yang kini dioperasikan di Skuadron Udara 31/Halim Perdanakusuma dan Skuadron 32/Abdurahman Saleh.
Khusus di Skuadron Udara 32 dari 11 unit Hercules yang dioperasikan, hanya enam yang dinyatakan siap. Sisanya masih menjalani masa pemeliharaan rutin. (*)
ANTARA
"Belum, kami belum memutuskan. Semua masih kami pertimbangkan," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjawab ANTARA di Malang, Kamis.
Usai meninjau kesiapan Skuadron Udara 32 Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, dia mengatakan, pemerintah telah menetapkan untuk memfokuskan pesawat tempur dan angkut, seperti C-130 Hercules.
Karena itu, lanjut Sjafrie, ada dua langkah yang dapat dilakukan. Pertama, memelihara dan meningkatkan kesiapan pesawat Hercules yang sudah ada, antara lain, melalui program retrofit atau peremajaan.
"Dan kedua, mengadakan pesawat Hercules baru, seperti yang sudah ditawarkan AS dan Australia," ujarnya.
Namun, lanjut Sjafrie, tawaran hibah dari kedua negara itu masih dipertimbangkan dari segala aspek.
Pada kesempatan terpisah, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI Erry Biatmoko mengatakan, AS menawarkan hibah enam Hercules Tipe E dan siap diberikan pada 2012.
Sebelumnya, AS juga menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia.
Bantuan itu berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.
Sementara itu, Australia menawarkan Hercules Tipe J.
Populasi Hercules yang dimiliki TNI Angkatan Udara tercatat 21 unit yang kini dioperasikan di Skuadron Udara 31/Halim Perdanakusuma dan Skuadron 32/Abdurahman Saleh.
Khusus di Skuadron Udara 32 dari 11 unit Hercules yang dioperasikan, hanya enam yang dinyatakan siap. Sisanya masih menjalani masa pemeliharaan rutin. (*)
ANTARA
Subscribe to:
Posts (Atom)
BERITA POLULER
-
Rusia Jamin Indonesia Bebas Embargo Militer TEMPO.CO , Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, menyatakan pem...
-
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar : Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhad...
-
T-90S Rusia (Main Battle Tank Russia) Kavaleri Peroleh 178 Unit Kendaraan Tempur Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambah...