Pages

Wednesday, October 6, 2010

Mengembangkan Kemampuan Industri Pertahanan Nasional



Ilustrasi pesawat tempur KF-X buatan KAI.

JAKARTA - Masih dalam suasana peringatan hari jadi ke-65 TNI, maka satu tema yang masih terus bergema adalah pengembangan kemampuan industri pertahanan nasional. Bukan saja sekarang sudah ada Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), melainkan juga karena sekarang penguatan industri pertahanan dalam negeri telah diangkat sebagai wacana pendamping penguatan postur angkatan bersenjata RI.

Dua hal setidaknya bisa menjelaskan hal di atas. Pertama, ketika menjalani uji kelayakan dan kepatutan untuk menjadi Panglima TNI di DPR, Laksamana Agus Suhartono mendapat pesan bahwa terkait dengan pembangunan postur TNI, hal itu dilaksanakan dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh pelibatan industri pertahanan dalam negeri. Berikutnya, sehari menjelang HUT ke-65 TNI, Presiden ketika memimpin sidang kabinet yang khusus membahas alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI menegaskan bahwa upaya modernisasi alutsista disertai komitmen mengutamakan produk industri strategis dalam negeri, kecuali yang belum bisa kita buat, seperti pesawat tempur, kapal perang, atau kendaraan tempur canggih (Kompas, 5/10).

Belum lama ini terbetik kabar bahwa bersama Korea Selatan, RI akan mengembangkan pesawat tempur KFX yang disebut lebih canggih dibandingkan F-16, tetapi masih di bawah kemampuan F-35 JSF Lightning II. Namun, seiring dengan itu, terbetik pula kabar bahwa Indonesia akan merancang kapal selam. Tidak kurang Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sendiri yang mengemukakan hal ini di sela-sela seminar di LIPI yang dikutip di awal kolom ini.

Merentang rancang bangun

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang mengunjungi PT DI, PT Pindad, dan PT PAL tentu diyakinkan bahwa dari segi kemampuan, tak ada yang diragukan dari putra-putra bangsa Indonesia untuk menguasai rancang bangun alutsista. Di matra udara, setelah membuktikan diri bisa membuat pesawat secanggih N-250 pada pertengahan dekade silam, masuk akal kalau program seperti KFX bisa merentang kemampuan lebih lanjut. Hal sama bisa dikatakan untuk PT Pindad, yang setelah menguasai rancang bangun kendaraan tempur dan membedah tank ringan Scorpion, lalu dalam posisi untuk merancang bangun pembuatan tank sekelas AMX.

Untuk matra laut, wacana bisa direntang lebih luas. Membaca buku Kapal Selam Indonesia (karya Indroyono Soesilo dan Budiman, 2008), pembaca tidak saja disuguhi sejarah kapal selam dan pengoperasiannya di Indonesia, lengkap dengan komandan dan awak yang pernah bertugas di kapal-kapal selam tersebut, tetapi juga segi lain yang berlingkup masa depan.

Di masa ketika isu perbatasan, khususnya perbatasan di laut, semakin sering mewarnai hubungan Indonesia dan negara tetangga, khususnya Malaysia, salah satu alutsista yang lalu sering dirasakan urgensinya adalah kapal selam. Bila kapal permukaan seperti korvet atau fregat melambangkan kehadiran, tetapi mudah disimpulkan kekuatannya, kapal selam lebih bermakna strategis karena memiliki daya penggentaran yang besar. Eksistensi yang nyata, tapi relatif sulit dilacak, membuatnya semakin dihargai oleh banyak negara. Setelah Singapura (4 Challenger dan 2 Archer yang merupakan kelas Vastergotland, Swedia), Malaysia pun kini sudah membeli dua kapal dari kelas Scorpene (buatan Perancis) (lihat The Military Balance 2010, IISS, 2010).

Kini Indonesia hanya mengoperasikan dua kapal selam–Cakra dan Nanggala–yang usianya hampir 30 tahun. Kapal selam tipe 209 buatan HDW Jerman ini sejak beberapa tahun terakhir disebut-sebut akan dicarikan penggantinya.


Kapal selam kelas 209 buatan DSME Korea, Changbogo

Ada wacana untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai dengan kapal selam tipe 209, yang artinya tetap menggunakan buatan Jerman. Lalu yang terakhir muncul tawaran dari Pemerintah Korea, yang juga telah menguasai teknologi tipe 209 (dengan nama Changbogo).

Membuat kapal selam

Pembuatan kapal selam menjadi satu dari dua bahasan yang muncul ketika Sekretaris KKIP Sjafrie Sjamsoeddin berkunjung ke PT PAL. Selain kapal selam, topik lain adalah pembuatan kapal perusak kawal rudal.

Tentu dibutuhkan nasionalisme dan rasa percaya diri untuk bisa membuat kapal selam. Selama ini di PT PAL telah dibuat kapal berbagai jenis dan berbagai ukuran, dan membuat kapal selam dipastikan akan menuntut dimilikinya keterampilan teknis dan pemahaman akan rekayasa yang canggih.

Keinginan menguasai teknologi pembuatan kapal selam juga dibaca oleh pembuat kapal selam asing yang ingin menawarkan produknya ke Indonesia. Thyssen yang kini sudah menjadi perusahaan induk HDW pun dalam menawarkan tipe 209/1400 ini juga menawarkan alih teknologi kepada Indonesia, dalam hal ini PT PAL.

Sebagaimana juga ada di PT DI untuk pesawat terbang, di PT PAL pun kelak akan ada fasilitas pembuatan badan serta instalasi berbagai sistem yang ada pada kapal selam, seperti propulsi dan sebagainya. Keterampilan tersebut bisa diperoleh secara bertahap. Itu sebabnya, pada kapal selam pertama, sebagian besar pekerjaan (perakitan badan tekan dan instalasi outfitting tingkat tinggi) akan tetap dilakukan oleh mitra pembuat, dan PT PAL hanya akan mengerjakan integrasi dan penyelesaian keseluruhan kapal. Namun, untuk kapal kedua dan ketiga, bagian yang akan dikerjakan oleh teknisi Indonesia akan lebih banyak.

Diharapkan dengan proses alih teknologi yang konsisten, yang mengucur dari adanya program yang terjadwal rapi, pengerjaan dua kapal selam dengan alih teknologi bisa dikerjakan dalam tempo enam tahun.

Melalui program seperti itu, RI tidak saja akan menguasai pembuatan kapal selam, tetapi juga alutsista lain yang semakin kompleks.

Bila komitmen mendukung pengembangan kemampuan dalam negeri ingin diwujudkan, kapal selam jelas akan menjadi proyek lompatan kuantum yang besar artinya.

Sumber : KOMPAS/NINOK LEKSONO

Tuesday, October 5, 2010

Presiden-DPR Dukung Dan TNI Sedang Menjajaki JF-17


0diggsdigg


Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) bersama KSAU Marsekal Imam Sufaat, KSAL Laksamana Madya Soeparno, dan KSAD Jenderal George Toisutta mengikuti sidang kabinet paripurna diperluas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/10). Sidang membahas pengembangan TNI.

Jakarta, Kompas - Pemerintah dan Komisi I DPR secara terpisah mendukung modernisasi dan pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI. Bentuk dukungannya, pemerintah akan mengalokasikan anggaran lebih besar dan Komisi I DPR berjanji mendukung alokasi tersebut.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pencapaian kekuatan pokok minimal untuk TNI dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang sudah ditargetkan dalam rencana strategis pemerintah dipercepat implementasinya. Sejalan dengan membaiknya perekonomian, pemerintah berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran lebih besar bagi pengadaan alutsista.

Presiden menyampaikan hal itu ketika mengawali sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (4/10).

Pada kesempatan itu, Presiden menegaskan, Indonesia tidak ingin masuk dalam perlombaan persenjataan militer karena Indonesia juga ingin tetap menegakkan terbangunnya kawasan regional yang damai, stabil, dan aman.

”Tetapi, tugas pertahanan dan keamanan negara kita tidak bisa diabaikan,” ujarnya.

Dalam modernisasi alutsista, Presiden menekankan komitmen mengutamakan produk industri strategis dalam negeri. ”Kecuali yang belum bisa kita bikin, misalnya pesawat tempur, kapal perang, atau kendaraan tempur Angkatan Darat yang sangat canggih, yang belum bisa kita produksi,” ujar Presiden.

Seusai sidang kabinet, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, saat ini dialokasikan dana Rp 100 triliun untuk pengadaan dan perawatan alutsista selama lima tahun. Ditinjau dari kebutuhan riil untuk pengadaan dan perawatan alutsista sesuai target kekuatan minimal, masih terdapat kesenjangan senilai Rp 50 triliun untuk lima tahun atau sekitar Rp 10 triliun per tahun.

Sidang kabinet, kata Purnomo, juga membahas kemungkinan dialokasikannya tambahan dana untuk menutup kesenjangan pembiayaan kekuatan minimal tersebut.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq di Jakarta, kemarin, mengatakan, kebutuhan anggaran modernisasi alat utama sistem persenjataan sebesar Rp 150 triliun perlu dipenuhi.

Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edi meminta agar hasil optimalisasi penerimaan dan belanja negara salah satunya digunakan untuk peningkatan alutsista, di samping belanja sosial dan infrastruktur. Sementara anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB, Lily Chadijah Wahid, mengusulkan uang lauk-pauk prajurit mencapai Rp 100.000 per hari.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta mengatakan, BNI memberikan pinjaman Rp 600 miliar untuk pembiayaan persenjataan TNI dan Polri. Pinjaman ini merupakan pinjaman pertama yang diperoleh pemerintah dari sumber dalam negeri.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat seusai serah terima jabatan Panglima TNI di Cilangkap, Sabtu, mengatakan, pihaknya masih menjajaki kemungkinan membeli pesawat tempur dari China atau Pakistan. Pesawat tempur China yang ditawarkan adalah tipe JF-17.


Sumber: KOMPAS

Pakistan Tawarkan kerjasama pembuatan jet tempur JF-17




Pakistan menawarkan Indonesia untuk memproduksi bersama pesawat tempur JF-17."
Kami menawarkan kerja sama produksi pesawat tempur JF-17 kepada Indonesia. Sebelumnya, kami sudah melakukan kerja sama serupa dengan China," kata Menteri Federal Urusan Pertahanan Pakistan Chaudry Ahmad di Jakarta, Rabu.
Usai penandatanganan nota Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan RI-Pakistan, ia mengatakan, pihaknya telah banyak banyak melakukan kerja sama industri pertahanan dengan sejumlah negara seperti China.
Selain pesawat tempur JF-17, Pakistan juga menawarkan kerja sama industri kapal patroli.
Menanggapi itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya masih menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Pakistan tentang pembuatan pesawat tempur JF-17.
Ia mengatakan, Pakistan telah melakukan produksi bersama pesawat temput JF-17 dengan China. "Produksi bersama mereka mencapai 500 unit, dari jumlah itu, 350 unit untuk Pakistan dan sisanya untuk China. JF-17 merupakan pesawat tempur generasi 4+ atau lebih canggih dari Sukhoi dan F-16 yang kita punya," ujar Purnomo.
Sementara itu, Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan, kedua pihak akan membicarakan kemungkinan produksi bersama pesawat alat utama sistem senjata seperti pesawat tempur JF-17 dan kapal patroli setelah terbentuk kesepakatan produksi bersama (joint production agreement).
"Setelah itu terbentuk pada Oktober mendatang, kita baru akan mendata apa saja yang bisa dikembangkan kedua pihak. Namun, selama ini Indonesai telah membeli sejumlah amunisi kaliber besar. Jadi terlalu dini, jika kita langsung membuat kesepakatan," ujarnya.
Pesawat yang diproduksi Pakistan-China JF-17 telah dipesan antara lain Azerbaijan dan Zimbabwe sedangkan negara lain yang telah menunjukkan minatnya adalah Bangladesh, Myanmar, Mesir, Iran, Lebanon dan Malaysia.

ilove indonesia

SBY: Indonesia Perlu Militer yang Tangguh


0diggsdigg


Jakarta - Pemerintah berencana mempercepat realisasi rencana modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI. Satu dasawarsa ke depan, diharapkan kekuatan TNI sudah bisa memenuhi kebutuhan minimum yang diperlukan untuk menjaga keutuhan NKRI.

Demikian kata Presiden SBY dalam pidato puncak peringatan HUT ke-65 TNI, Selasa (5/10/2010). Upacara peringatan berlangsung di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta.

"Kita mau lebih banyak lagi pesawat tempur AU mengudara menjaga kedaulatan wilayah RI. Kita mau lebih banyak lagi kapal AL yang berpatroli di perairan Aceh hingga Papua. Kita mau satuan tempur darat kita setiap saat bisa dikerahkan ke mana pun di wilayah RI," kata SBY.

Peningkatan kekuatan TNI tentu saja memerlukan anggaran dalam jumlah besar. Menurut SBY, pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk secara bertahap menambah nilai anggaran pertahanan seiring meningkatnya pendapatan negara tanpa korbankan pos anggaran kesejahteraan rakyat.

"Saya intruksikan Kementerian Pertahanan menyusun rencana strategis seiring pertumbuhan APBN dengan jangka waktu yang tepat. Kita harap satu dasawarsa ke depan kita mampu mewujudkan minimum essential force," harap SBY.

Sebelumnya dia menegaskan, bahwa perang merupakan jalan akhir untuk setiap upaya penyelesaian konflik. Prioritas utama adalah perundingan dan upaya diplomasi lain demi bisa tercapainya solusi damai.

Tapi bagaimana pun TNI memerlukan kekuatan yang kredibel. Sehingga TNI siap setiap saat manakala aksi militer yang akhirnya ditempuh sebagai jalan keluar.

"TNI harus siap kala solusi militer kita harus tempuh, meski itu jalan yang terakhir. Sebagai negara berdaulat, kita memerlukan kekuatan militer yang tangguh dan kredibel," terang SBY.

Sumber: DETIK

Pemerintah Tambah Anggaran Alutsista TNI

0diggsdigg

JAKARTA--MI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah dengan dukungan DPR sepakat mengalokasikan anggaran yang lebih besar bagi sektor pertahanan. Tapi tidak mengabaikan dan mengorbankan kepentingan kesejahteraan rakyat.

Penambahan anggaran itu untuk pembangunan kekuatan dan mordernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Dengan anggaran itu diharapkan dapat melengkapi alutsita tiga matra yang dimiliki Indonesia.

"Kita ingin di tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi pesawat tempur yang mengudara di atas wilayah Indonesia. Kita ingin lebih banyak lagi armada kapal perang yang menjaga kedaulatan laut kita yang membentang luas dari Aceh sampai Papua. Dan kita juga ingin lebih banyak lagi satuan tempur darat yang terlatih baik dan profesional, serta siap dikerahkan kemanapun dan kapanpun, untuk mengemban tugas-tugas negara," ujar presiden dalam peringatan HUT TNI ke-65 di skuadron 17, Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (5/10).

Dengan bertambahnya anggaran TNI, PresIden telah menginstruksikan kepada para pimpinan di jajaran Kementerian Pertahanan (kemhan) dan jajaran TNI, untuk menyusun rencana strategis pembangunan kekuatan pertahanan. Tapi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan APBN, dengan kerangka waktu (time line) yang dipercepat serta, dengan sasaran yang tepat pula.

"Saya berharap, dengan kemampuan keuangan negara yang lebih baik dewasa ini, dalam satu dasawarsa ke depan, kita dapat mewujudkan postur pertahanan yang makin kuat dan mencukupi, atau yang kita kenal dengan—minimum essensial force," ujarnya.

Presiden dalam kesempatan itu mengemukakan dua aspek penting dalam kehidupan militer. Pertama tugas pokok dapat dilaksanakan dengan sukses dan kedua, kesejahteraan prajurit dapat dipenuhi dengan baik.

Dengan kemampuan negara saat ini, pemerintah akan terus meningkatkan kesejahteraan prajurit dan keluarganya. Peningkatan kesejahteraan prajurit ini, dilakukan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan pegawai negeri sipil (PNS), guru dan abdi negara lainnya, serta sejalan pula dengan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.

"Pada kesempatan yang baik ini, saya instruksikan kepada Menteri Keuangan, Menteri Pertahanan dan Panglima TNI untuk menyusun kebijakan pemberian kesejahteraan bagi prajurit TNI, yang selaras dengan tugas dan tanggungjawab yang diembannya," ujarnya.

"Berikan insentif bagi para prajurit yang bertugas di daerah perbatasan, daerah terpencil dan pulau-pulau terdepan di negeri ini."

Presiden juga meminta disusun kebijakan dan program pembangunan perumahan dinas di jajaran TNI. Ketersedian rumah dinas, dinilai sangat penting bagi kesiagaan para perwira, bintara dan tamtama dalam menjalankan tugas.

"Saya berharap agar program Tabungan Wajib Perumahan (TWP) untuk pengadaan perumahan pribadi bagi prajurit TNI, dapat dilanjutkan dan dikelola dengan baik. Yakinkan para prajurit dapat mengangsur rumah pribadinya, agar kelak saat memasuki usia pensiun para prajurit TNI dapat memiliki rumah sendiri yang layak, serta sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya," tuturnya.

Sumber: MEDIA INDONESIA

Ulang Tahun ke-65 TNI Unjuk Kekuatan








0diggsdigg


JAKARTA, KOMPAS.com - Pada peringatan hari ulang tahun ke-65 ini, TNI akan unjuk kekuatan di Pangkalan TNI, Halim Perdanakusumah, Jakarta, Selasa (5/10/2010). Unjuk kekuatan ini akan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan jajarannya, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, dan para tamu dan undangan.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, segenap kekuatan udara TNI yang terdiri dari pesawat tempur, pesawat angkut, pesawat latih, dan pesawat helikopter akan melakukan fly past.

Beberapa pesawat yang diturunkan, antara lain, 4 pesawat helikopter colibri TNI AU dari skadron udara 7 Lanud Kalijati, 3 helikopter bell 412 dan sebuah helikopter Bolco TNI AL, 4 helikopter serbu TNI AD MI-17, 4 pesawat NC 212 patroli maritim TNI AL, 6 pesawat latih KT-1 wong bee dari skadron pendidikan 102 Lanud Adisutjipto, 4 pesawat F-5 Tiger dari Skadron Udara 14, 2 pesawat Hawk MK-53 dari Skadron Udara 15, 6 pesawat F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun, 9 pesawat Hawk 100/200 dari Skadron 1 Lanud Supadio dan Skadron Udara 12 Lanud Pekanbaru, serta 6 buah pesawat TNI terbaru, Sukhoi 27 dan 30 dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin. Selain itu, ada pula unjuk kekuatan kendaraan tempor oleh personel dari Kostrad, Marinir TNI AL, Gultor Kopassus, Paskhas TNI AU, Den Bravo, dan lainnya.

maju indonesiaku

Persenjataan Tua Hingga Canggih Meriahkan HUT TNI

0diggsdigg

Pesawat Sukhoi-27 dan 30, 11 pesawat Hawk MK-53, 6 pesawat F-16 Fighting Falcon, dan 6 pesawat F-5 Tiger sedang menggelar aktraksi. (Foto: DETIK)

Jakarta (ANTARA News) - Persenjataan Tentara Nasional Indonesia, yang telah berusia lanjut hingga paling canggih tampil memeriahkan HUT ke-65 TNI di Jakarta, Selasa.

Persenjataan tua, misalnya "triple gun" milik Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara buatan tahun 1950 dan masih digunakan oleh korps baret oranye.

Sedangkan alat utama canggih yang dimiliki TNI antara lain tujuh pesawat jet tempur Sukhoi SU-27SKM dan SU-30MKM yang merupakan pesawat jet tempur generasi terbaru yakni generasi 4+.

Terdapat pula 26 panser kendaraan taktis "Anoa", kendaraan tempur V-150, 18 tank "Scorpion", delapan stomer APC, dan meriam G23 kendaraan khusus satuan penanggulangan teror Kopassus.

Beragam alat utama sistem senjata itu berjajar di beberapa titik di luar area upacara di landasan Echo Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Segala jenis persenjataan itu, akan tampil dalam bentuk parade dan defile. Sedangkan 50 pesawat berbagai jenis, akan melakukan terbang lintas.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, peringatan HUT ke-65 TNI memang dilakukan lebih besar dan meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Memang peringatan kali ini, lebih besar dan meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Hal itu, lanjut dia, merupakan bentuk pertanggungjawaban TNI kepada publik, sekaligus kesiapan TNI untuk menjalankan tugas pokoknya menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain defile dan parade persenjataan, kendaraan tempur dan satuan-satuan TNI serta terbang lintas sejumlah pesawat, rangkaian peringatan HUT ke-65 TNI ditutup dengan terjun payung oleh 65 penerjun prajurit TNI.

Sumber: ANTARA

HUT ke-65 TNI, Penjagaan Lanud Halim Perdanakusumah Diperketat

0diggsdigg

Gladi bersih jelang HUT ke65 TNI berlangsung di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.

Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan hari ulang tahun ke-65 yang diselenggarakan di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta. Penjagaan Kompleks Lanud Halim Perdanakusumah pun diperketat.

Pantauan detikcom, pukul 08.15 WIB, Selasa (5/10/2010), sejumlah petugas kepolisian dan TNI sudah standby di sepanjang Jl Halim Perdanakusumah. Setiap 20 meter di Jl Halim Perdanakusumah dijaga 3 polisi dan 2 TNI.

Tak hanya di Jl Halim Perdanakusumah, di sekitar Kompleks Lanud juga sudah dikelilingi penjagaan aparat TNI. Di pintu masuk Lanud Halim, sejumlah personel TNI mengamankan mobil-mobil tamu yang hendak masuk ke dalam. Mereka memisahkan mobil-mobil dinas kepolisian dan TNI serta mobil milik sipil.

Mobil dinas kepolisian atau TNI diarahkan ke sebelah kiri. Sedangkan mobil pribadi milik sipil diarahkan ke sebelah kanan. Di tempat parkir mobil sipil dan mobil aparat juga sudah dijaga oleh sejumlah personel TNI.

Setiap mobil yang masuk tidak langsung diperiksa dengan metal detector. Pemeriksaan mobil hanya dilakukan secara manual. Namun tamu-tamu undangan yang hendak masuk ke lapangan skuadron, tempat acara akan berlangsung, harus melewati metal detector.

Ada 2 metal detector yang sudah disiapkan di lokasi. Setiap metal detector dijaga oleh belasan petugas Paspampres yang mengenakan jas hitam. Satu tenda besar berwarna abu-abu dengan hiasan merah putih sudah disediakan di Skuadron 17.

Sejumlah tamu undangan pun sudah mulai memenuhi kursi-kursi yang disediakan di Skuadron 17 Lanud Halim. Bahkan menteri kabinet dan pejabat pemerintahan sudah tiba di lokasi.

Para undangan tersebut antara lain Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Koperasi dan UKM Syarifudin Hasan, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Kabarhankam Mabes Polri yang juga calon Kapolri tunggal Komjen Pol Timur Pradopo. Timur yang mengenakan seragam lengkap Polri ini tampak datang lebih dulu daripada Kapolri.

Dalam perayaannya, Lanud Halim juga akan mempertontonkan aktraksi pesawat Sukhoi. Rencananya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan tiba di lokasi pukul 09.00 WIB.

Sumber: DETIK

Presiden: Persenjataan Tentara Harus Ditingkatkan


0diggsdigg

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2 kanan) didampingi Wakil Presiden Boediono (kanan) memimpin sidang kabinet paripurna di kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/10). Sidang tersebut membahas soal rencana strategis percepatan pembangunan kekuatan TNI dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). (ANTARA/Widodo S. Jusuf)

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, sistem persenjataan tentara harus ditingkatkan, agar mencapai taraf ideal untuk melindungi tanah air yang sangat luas.

"Kita relatif tertinggal dibandingkan negara lain, termasuk negara tetangga kita," kata Presiden, ketika memimpin rapat sidang kabinet paripurna yang secara khusus membahas rencana strategis pengembangan kekuatan Tentara Nasional Indonesia dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Menurut Presiden, peningkatan kualitas dan modernisasi peralatan utama sistem senjata adalah hal yang mutlak untuk pertahanan negara.

Oleh karena itu, Kepala Negara berharap rencana strategis tentang hal itu bisa dipercepat.

Namun demikian, Presiden menegaskan, Indonesia tidak ingin terjebak dalam perlombaan kekuatan dan kepemilikan senjata. Peningkatan kekuatan persenjataan, kata Presiden, hanya untuk kepentingan membela kedaulatan.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tapi kita juga cinta kedaulatan," kata Presiden.


Pada kesempatan itu, Kepala Negara mengatakan, biaya modernisasi persenjataan tentara memang sangat besar. Oleh karena itu, Presiden berharap kementerian dan lembaga terkait menentukan skala prioritas dalam pengadaan persenjataan.

Selain itu, Presiden Yudhoyono juga meminta persenjataan dibeli dari produsen dalam negeri. Namun, untuk jenis senjata yang belum diproduksi di dalam negeri, pemerintah bisa mengimpor.

Untuk mengoptimalkan anggaran, Presiden berharap tidak ada praktik penyimpangan atau korupsi dalam setiap pengadaan persenjataan.

Sidang Kabinet Paripurna itu dihadiri seluruh menteri dan pejabat setingkat menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sumber: ANTARA

Realisasi Rencana Modernisasi Alutsista TNI Segera Dipercepat


0diggsdigg

Alutsista TNI

Jakarta -Realisasi Rencana Modernisasi Alutsisa TNI Segera Dipercepat

Bukan rahasia bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik Indonesia tertinggal dibanding negara tetangga. Demi peningkatan penjagaan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, maka modernisasinya harus dipercepat.

Demikian kata Presiden SBY dalam sidang kabinet paripurna diperluas, Senin (4/10/2010). Kepala staf TNI AD, AL dan AU ikut hadir dalam rapat yang berlangsung di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta.

"Rencana pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista, marilah kita percepat. Terus terang kita relatif tertinggal dibanding negara lain, termasuk tetangga kita," kata SBY.

Percepatan realisasi rencana pembangunan kekuatan dan modernisasi alutsista TNI, menurut SBY, saat ini sudah dapat dimulai seiring dengan makin meningkatnya pendapatan negara. Proyek ini dilaksanakan secara bertahap selama 5 sampai 10 tahun ke depan.

"Kini saatnya telah tiba. Kita akan siapkan pengadaan alutsista TNI dengan anggaran yang lebih besar lagi. Tetapi kita tidak ingin masuk dalam lomba persenjataan militer," sambung SBY.

Menurutnya dengan modernisasi alutsista, maka paling tidak kekuatan TNI tidak tertinggal jauh dari angkatan bersenjata di kawasan Asia Tenggara. Maka dengan demikian TNI bisa lebih berperan aktif dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan.

Mengingat tingginya biaya yang dibutuhkan untuk modernasi alusista, maka terlebih dahulu harus disusun skala prioritas. Pengadaannya juga harus lebih mengutamakan produk-produk yang sudah dapat diproduksi oleh industri pertahanan di dalam negeri sehingga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Mengingat kita gunakan anggaran yang tidak kecil, mari kita cegah agar tidak terjadi penyumpangan apapun dalam anggaran itu," tegas SBY.

Sumber: DETIK

maju indonesiaku

Pemerintah Tarik Pinjaman Rp1 Triliun untuk Alutsista


0diggsdigg

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan melakukan pinjaman dalam negeri sebesar Rp1 triliun selama 2010 untuk pembiayaan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan alat utama (alut) Kepolisian Negara RI (Polri).

"Perjanjian pinjaman antara BNI dan pemerintah hari ini sebesar Rp600 miliar merupakan bagian dari keseluruhan kebutuhan pinjaman dalam negeri tahun 2010 sebesar Rp1 triliun yang akan digunakan untuk membiayai pengadaan alutsista TNI dan alut Polri," kata Menteri Keuangan (Menkeu), Agus Martowardojo, di Jakarta, Senin.

Menurut Menkeu, alokasi untuk pengadaan alutsista TNI oleh Kementerian Pertahanan akan mencapai sebesar Rp800 miliar dan alut Polri sebesar Rp200 miliar.

Saat ini telah dilakukan pengadaan pinjaman dalam negeri sebesar Rp600 miliar dengan alokasi untuk TNI-AD sebesar Rp200 miliar, TNI-AL sebesar Rp200 miliar, dan Polri Rp200 miliar.

Sementara sisanya sebesar Rp400 miliar, masing-masing untuk TNI-AU sebesar Rp200 miliar dan Mabes TNI sebesar Rp200 miliar. Sisa pembiayaan itu saat ini masih dalam proses lelang pemilihan calon pemberi pinjaman dalam negeri dan akan diselesaikan akhir Oktober 2010.

Menurut Menkeu, penandatanganan perjanjian pinjaman dalam negeri khususnya perbankan untuk pembiayaan APBN merupakan yang pertama kali dilakukan. Selama ini instrumen pembiayaan APBN dilakukan melalui penerbitan surat berharga negara dan pinjaman luar negeri.

"Meskipun dimulai dengan jumlah kecil, pemerintah berharap agar penggunaan pinjaman dalam negeri di masa mendatang dapat berdampak positif bagi pengembangan industri strategis dalam negeri," katanya.

Ia menyebutkan, penggunaan pinjaman dalam negeri untuk pembiayaan alutsista TNI dan alut Polri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memberdayakan industri dalam negeri, dan sekaligus menjadi alternatif pembiayaan bagi sebagian produk-produk yang dihasilkan oleh industri strategis.

Sumber: ANTARA

BERITA POLULER