Indonesia telah mencapai
tonggak penting dalam modernisasi angkatan lautnya dengan peluncuran fregat
pertama kelas Merah Putih, yang akan beroperasi sebagai KRI Balaputradewa-322.
Kapal ini dibuat oleh PT PAL berdasarkan desain Arrowhead 140 dari Babcock,
Inggris.
Peluncuran dan penamaan KRI
Balaputradewa-322 telah dilaksanakan pada , Bulan Desember 2025, di fasilitas
PT PAL di Surabaya.
Proyek strategis Fregat
Merah Putih (FMP) merupakan inisiatif utama Kementerian Pertahanan RI untuk
memperkuat pertahanan maritim. Seluruh proses pengadaan dan pengembangan kapal
ini dilakukan untuk memenuhi spesifikasi operasional ketat dari TNI Angkatan
Laut sebagai penggunanya.
Visi strategis pertahanan
negara tersebut didorong oleh Presiden RI Prabowo Subianto, termasuk saat masih
menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI. Pelaksanaan proyek ini merupakan
implementasi dari kemampuan industri pertahanan dalam negeri, khususnya PT PAL.
Dasar hukum proyek ini
dimulai pada 16 September 2021 di London, Inggris. Saat itu, Menteri Pertahanan
RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menyaksikan
penandatanganan kontrak produksi fregat Arrowhead 140, dengan penandatanganan
oleh Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Jenod.
Fregat ini memiliki dimensi
besar, mencapai panjang 140 meter dengan bobot sekitar 5.996 ton pada muatan
penuh. Kapal dirancang sebagai platform multirole canggih yang mampu menghadapi
berbagai skenario pertempuran.
Inti dari kemampuan serang
dan pertahanan udara FMP adalah Sistem Peluncur Vertikal (VLS) 64 sel dari
Roketsan, Turkiye. VLS ini memungkinkan kapal membawa campuran rudal strategis.
Rudal yang dapat diluncurkan
mencakup rudal antipesawat jarak menengah dan rudal antikapal jarak menengah
hingga jauh. Ini diharapkan menjadikannya benteng pertahanan udara yang
tangguh.
Sebagai senjata utama di
permukaan, FMP KRI Balaputradewa-322 dilengkapi dengan dua pucuk meriam
Leonardo 76 mm. Kedua meriam ini terpasang di bagian depan kapal untuk
memberikan dukungan tembakan dan serangan presisi.
Pertahanan jarak dekat
(CIWS) FMP diperkuat oleh meriam Millennium 35 mm buatan Rheinmetall. CIWS ini
sangat krusial untuk menangkis ancaman cepat seperti rudal antikapal dan Drone.
Melengkapi pertahanan titik,
FMP juga membawa empat unit meriam kendali jarak jauh 12,7 mm. Meriam ini
berfungsi untuk pertahanan terdekat terhadap sasaran asimetris.
Dalam peran antikapal selam,
FMP dilengkapi dua tabung torpedo, masing-masing dengan tiga laras. Tabung
torpedo yang digunakan adalah model Leonardo B515/3.
Kemampuan ASW didukung oleh
sistem sonar canggih yang terpasang pada lambung kapal. Sonar ini adalah model
Fersah 100-N/MF yang diproduksi oleh Aselsan dari Turkiye.
Seluruh sistem senjata dan
sensor FMP dikendalikan oleh Sistem Manajemen Tempur (CMS) Advent. CMS
berteknologi tinggi ini dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Turkiye
lainnya, yaitu Havelsan.
Berbagai sensor utama
diintegrasikan ke dalam CMS Advent untuk memberikan kesadaran situasional
lengkap. Salah satunya adalah radar AESA 2D Cenk 400-N, sebagai sensor
pengawasan udara utama.
Sensor lain termasuk radar
multifungsi Mete Han dan radar khusus kendali helikopter MAR-D. Akurasi
penembakan didukung oleh radar kendali tembakan Akrep.
KRI Balaputradewa-322 ditenagai oleh empat mesin diesel dalam konfigurasi CODAD. Konfigurasi ini memungkinkan kombinasi daya yang efisien untuk berbagai kecepatan.
FMP mampu mencapai kecepatan
maksimum yang tinggi hingga 28 knot. Pada kecepatan jelajah yang ekonomis (15
knot), kapal ini memiliki jangkauan operasional yang luar biasa, mencapai 9.000
mil laut.
Sebagai kapal fregat
berbobot besar, KRI Balaputradewa-322 dirancang dengan akomodasi yang memadai
untuk misi jangka panjang.
Kapal ini mampu menampung
kru inti sekitar 100 hingga 120 personel. Namun, total akomodasi yang
disediakan oleh desain Arrowhead 140 memungkinkan kapal menampung hingga 160
orang. Hal ini memberikan fleksibilitas untuk membawa personel tambahan seperti
tim operasi khusus atau tim pelatihan.
Setelah acara Shipnaming dan
Launching KRI Balaputradewa-322 yang dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan
Donny Ermawan Taufanto mewakili Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, pada
18 Desember 2025, pihak PT PAL mengatakan masih ada tahapan panjang untuk
preses integrasi sistem dan persenjataan pada kapal ini.
Meski PT PAL tidak
menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan pengerjaan berikutnya, tahapan dalam
proses pembuatan kapal perang berikutnya biasanya adalah proses integrasi
seluruh sistem, khususnya Sistem Manajemen Tempur (CMS), radar, dan
persenjataan.
Setelah semua proses
instalasi selesai, kemudian dilaksanakan pengujian fisik seluruh paket
persenjataan, termasuk VLS 64 sel dan meriam-meriam kaliber besar.
Proses ini mencakup Harbour
Acceptance Trials (HAT) yang menguji fungsi kapal saat sandar, dan diakhiri
dengan Sea Acceptance Trials (SAT) atau uji coba di laut.
Jika semua uji coba performa
dan tempur berhasil dan telah mendapatkan sertifikasi, kapal siap untuk
diserahterimakan dan dikukuhkan secara resmi ke dalam jajaran operasional TNI
Angkatan Laut.
SUMBER JAGADRAYA ID

