Pages

Wednesday, March 23, 2011

Indonesia Jual 2 Kapal Patroli ke Timor Leste


22 Maret 2011
Kapal patroli cepat 57m buatan PT. Pindad (photo : TNI AL)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia menjual kapal patroli laut (fast patrol boat) ke Timor Leste. Kapal buatan PT PAL Indonesia ini panjangnya 30-40 meter. Timor Leste membeli dengan pertimbangan tidak perlu kapal besar dalam menjangkau teritorialnya.

"Mereka mau pesan dua kapal," kata Purnomo seusai jamuan santap siang Presiden Yudhoyono dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Istana Negara, Selasa (22/3).
Purnomo mengatakan dalam pembelian kapal itu Timor Leste mengajukan kredit ekspor kepada Indonesia. Pemerintah Indonesia pun menyanggupi dan siap memberikan kredit ekspor lewat lembaga penjamin ekspor Indonesia (LPEI). Dalam transaksi ini, Indonesia menjual kapal patroli per unitnya US$ 20 juta atau sekitar Rp 175 miliar.

Indonesia juga mendapat pesanan tiga kapal Landing Platform Dock, yang bisa didarati helikopter, dari Filipina. Kapal ini tidak hanya digunakan untuk pengangkutan pasukan tetapi juga untuk operasi penanggulangan bencana. Pembelian ini melalui fasilitas kredit penandatanganan pemerintah dengan pemerintah. "Tapi, sekarang belum," ujarnya.

Selain membeli kapal, Filipina juga akan membeli senjata dari PT Pindad. Brunei Darussalam juga memberi senjata dari PT Pindad.

Indonesia, kata Purnomo, juga menawarkan pesawat CN-235 kepada Filipina, Brunei, dan Vietnam. "Beberapa sudah kita kirimkan, Korea pun akan membeli CN-235," katanya.

Pemerintah juga menawarkan amunisi, senjata SS dan panser Anoa. "Malaysia telah memesan Anoa," katanya.

Pemerintah berharap industri pertahanan berjalan dengan baik. "Ini tahapnya masih incorporated untuk mendorong terus membaik. Jadi targetnya belumestablish," ujarnya.

Chinook RSAF Singgah di Lanud Supadio

23 Maret 2011, Kubu Raya -- (ANTARA News): Seorang anggota Brigade Anjing Satuan Polisi Militer TNI-AU bersiaga di sekitar helikopter Chinook CH 47SD milik Republic of Singapore Air Force (RSAF), yang singgah di Lanud Supadio, Kab. Kubu Raya, Kalbar, Selasa (22/3). Dua Helikopter Chinook berpenumpang 28 personil militer itu akan kembali ke negaranya setelah melaksanakan Latihan Bersama Penanggulangan Bencana Alam ARF DIREx di Manado, Sulawesi Utara. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)

Beberapa personil helikopter Chinook CH 47SD milik Republic of Singapore Air Force (RSAF) mencek mesin heli ketika singgah di Lanud Supadio. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)


SUMBER ANTARA

Kolinlamil Diperkuat Dua Kapal Perang Baru



23 Maret 2011, Jakarta -- (Pelita): Komando Lintas Laut Militer diperkuat dengan bertambahnya unsur kapal perang baru jenis Landing Platform Dock (LPD) produksi dalam negeri, yaitu KRI Banda Aceh-593.

Dengan bertambahnya kapal baru tersebut saat ini Kolinlamil telah diperkuat dua unsur kapal perang jenis LPD produksi dalam negeri yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593; kata Kadispen Kolinlamil Letkol Laut (Kh) Drs Agus Cahyono, Selasa (22/3).

Selama ini Kolinlamil mengoperasikan unsur kapal perang seperti Teluk Ratai-509 Teluk Manado-537, KRI Mentawai-959, dan KRI Tanjung Kambani-971.

Untuk membina kesiapan unsur-unsur kapal perang tersebut dalam pembinaan dilaksanakan oleh Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta dan Satlinlamil Surabaya.

Bertambahnya unsur kapal perang baru tersebut memperkuat tugas-tugas Kolinlamil dalam melaksanakan kegiatan operasi pergeseran pasukan, material, dan logistik dalam rangka mendukung tugas pengamanan pulau-pulau terluar dan daerah rawan konflik di seluruh wilayah Indonesia serta bantuan angkutan laut dalam rangka penanggulangan bencana.

Sumber: Harian Pelita

Sub Skimmer Ditampilkan di JIDD


JAKARTA - Pernah melihat sebuah kapal yang bisa bergerak di atas dan di bawah permukaan air? Jika belum, cobalah datang ke pameran Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) di Senayan, Jakarta Pusat pada 23-25 Maret ini. Kapal yang dibuat TNI AL tersebut dipajang di sana.

Acara dan pameran ini digelar oleh Kementerian Pertahanan bekerjasama dengan seluruh Kementerian Pertahanan dari beberapa negara undangan. Sejumlah produk militer Tanah Air pun dipajang. Mulai dari senjata buatan PINDAD, teknologi jaringan keamanan, hingga produk-produk hasil pengembangan TNI.

Nah, khusus produk pengembangan dari TNI AL, ada produk unggulan buatan dalam negeri bernama Sub Skimmer. Kapal kecil yang terinspirasi dari produk Inggris ini diklaim sebagai produk yang bisa berfungsi untuk operasi penyusupan.

"Kelebihannya bisa di gunakan di atas permukaan dan dibawah air. Ada engine untuk di atas dan motor transfer untuk di bawah air. Alat ini kita buat di Pondok Labu-Jakarta Selatan pusat litbang kita," ujar Letkol A Syahroni, salah seorang anggota Litbang TNI AL kepada detikcom, Rabu (23/3).

Menurut Syahroni, kapal ini didesain dengan peredam khusus agar tak terdeteksi musuh. Kecepatannya bisa mencapai 25 knot di atas permukaan air, sementara saat menyelam mampu melaju hingga 4 knot.

"produk ini aslinya kita copy dari Inggris, tapi buatan kita lebih stabil dari produk mereka. Dan sudah 3 kali kita ujicoba," sambungnya.

Sub Skimmer bisa digunakan untuk menampung 6 orang pasukan khusus. Di dalam kapal, ada juga peralatan penunjang seperti alat selam dan tabung oksigen. "Biaya pembuatan untuk satu produk berkisar mulai Rp 2,5-3 miliar," lanjutnya.

Jika sudah sempurna, produk ini rencananya akan dibuat seara masif. Dan tidak menutup kemungkinan negara lain yang tertarik akan kita ditawarkan. "Tapi sementara ini kita gunakan buat pasukan kita dulu," terangnya.

Sumber : DETIKNEWS.COM

TNI AU Ujicoba Radar Mobile 'Smart Hunter'


MADIUN - Tak hanya QW-3, Smart Hunter kini telah juga dimiliki Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Paskhasau), pada kesempatan tersebut di uji coba di main appron Lanud Iswahjudi yang diperagakan oleh personel Paskhasau, Rabu (23/3).

Rudal QW-3 yang memiliki jarak tembak efektif 6000 meter tersebut kini dilengkapi dengan peralatan Smart Hunter, semacam radar mobile dengan jarak jangkau sejauh 20-30 kilo meter.

Dalam pengoperasianya alat buatan Cina tersebut dapat dioperasikan oleh lima personel Paskhasau dan dapat berpindah-pindah tempat.



Smart Hunter yang diperagakan yaitu digunakan untuk mengetahui keberadaan posisi pesawat musuh, sehingga memudahkan bagi ”Gunner” untuk melakukan penembakan dengan menggunakan Rudal QW-3.

Dalam uji coba yang disaksikan oleh pejabat dari Mabesau, Makor Paskhasau, Lanud Iswahjudi dan Depohar 60 tersebut menggelar peralatan Smart Hunter untuk mengetahui efektifitas peralatan tersebut serta mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk menggelar Smart Hunter tersebut. Selanjutnya uji coba penembakan/peluncuran Rudal QW-3 akan dilaksanakan di Pacitan pada Kamis (24/3) besok.

Sumber : DISPENAU

Jakarta International Defense Dialogue Dibuka


JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) bersama PM Timor Leste Xanana Gusmao (kanan), Wakil PM dan Menteri Pertahanan Singapura Teo Chee Hean (tengah) dan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (belakang kanan) memasuki ruang pembukaan acara Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) 2011 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (23/3). JIDD Tahun ini mengambil tema "Strengthening Security and Stability" yang diikuti oleh perwakilan dari 34 Negara dan akan berlangsung hingga 25 Maret. FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/Spt/11.






Indonesia - China Produksi Bersama Rudal C-802




JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan termasuk produksi bersama rudal.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI I Wayan Midhio di Jakarta Selasa (22/3) mengatakan, penjajakan produksi bersama rudal itu telah dilakukan kedua pihak.

Ditemui usai menghadiri penandatangan nota kesepahaman kerja sama teknis pertahanan RI-China ia mengatakan, Indonesia telah menggunakan rudal anti kapal C-802 buatan China itu untuk mempersenjatai beberapa kapal perangnya.

"Kedepan kita sepakat untuk memproduksi bersama rudal tersebut, yakni dengan menggandeng PT Pindad," ujarnya.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Badan Pengembangan Teknologi dan industri nasional pertahanan China, Chen Qiufa.

Nota kesepahaman itu mencakup lima poin yakni pengadaan alutsista tertentu yang disepakati kedua pihak dalam kerangka "G to G".

Kedua, alih tekonologi peralatan militer tertentu yang antara lain mencakup perakitan, pengujian, pemeliharaan, modifikasi, up grade dan pelatihan.

Tiga poin lainnya adalah kerja sama produk peralatan militer tertentu, pengembangan bersama peralatan militer tertentu serta pemasaran bersama dalam dan di luar negara masing-masing, kata I Wayan Midhio.

Sumber : ANTARA

BERITA POLULER