22 Maret 2011
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia menjual kapal patroli laut (fast patrol boat) ke Timor Leste. Kapal buatan PT PAL Indonesia ini panjangnya 30-40 meter. Timor Leste membeli dengan pertimbangan tidak perlu kapal besar dalam menjangkau teritorialnya.
"Mereka mau pesan dua kapal," kata Purnomo seusai jamuan santap siang Presiden Yudhoyono dengan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao di Istana Negara, Selasa (22/3).
Purnomo mengatakan dalam pembelian kapal itu Timor Leste mengajukan kredit ekspor kepada Indonesia. Pemerintah Indonesia pun menyanggupi dan siap memberikan kredit ekspor lewat lembaga penjamin ekspor Indonesia (LPEI). Dalam transaksi ini, Indonesia menjual kapal patroli per unitnya US$ 20 juta atau sekitar Rp 175 miliar.
Indonesia juga mendapat pesanan tiga kapal Landing Platform Dock, yang bisa didarati helikopter, dari Filipina. Kapal ini tidak hanya digunakan untuk pengangkutan pasukan tetapi juga untuk operasi penanggulangan bencana. Pembelian ini melalui fasilitas kredit penandatanganan pemerintah dengan pemerintah. "Tapi, sekarang belum," ujarnya.
Selain membeli kapal, Filipina juga akan membeli senjata dari PT Pindad. Brunei Darussalam juga memberi senjata dari PT Pindad.
Indonesia, kata Purnomo, juga menawarkan pesawat CN-235 kepada Filipina, Brunei, dan Vietnam. "Beberapa sudah kita kirimkan, Korea pun akan membeli CN-235," katanya.
Pemerintah juga menawarkan amunisi, senjata SS dan panser Anoa. "Malaysia telah memesan Anoa," katanya.
Pemerintah berharap industri pertahanan berjalan dengan baik. "Ini tahapnya masih incorporated untuk mendorong terus membaik. Jadi targetnya belumestablish," ujarnya.