Den Haag (ANTARA News/AFP) - Belanda akan menyumbang enam jet tempur F-16, sekitar 200 tentara, satu kapal pemburu ranjau dan satu pesawat tanker untuk menunjang upaya Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menerapkan embargo senjata terhadap Libya.
"Kami telah memutuskan untuk menyumbang pada eksekusi Resolusi 1973 PBB," Perdana Menteri Mark Rutte menerangkan kepada wartawan di Den Haag setelah pertemuan khusus kabinet yang diminta untuk membicarakan keputusan NATO melaksanakan embargo senjata yang diperintahkan PBB terhadap Libya.
"Sumbangan kami akan terdiri atas enam F-16, satu pesawat tanker DC-10 dan satu kapal pemburu ranjau," kaatanya memerinci. "Sumbangan kami dimaksudkan untuk melaksanakan embargo senjata terhadap Libya."
Menteri Pertahanan Hans Hillen mengatakan pada konferensi pers itu bahwa sekitar 200 tentara Belanda akan mengambil bagian dalam misi tersebut.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen sebelumnya menyatakan organisasi yang beranggota 28 negara itu telah setuju bahwa pasukan mereka akan memantau, melaporkan dan jika perlu "menghalangi kapal yang diduga membawa senjata gelap atau tentara bayaran".
Blok itu juga sepakat untuk mendukung rencana operasional untuk membantu melaksanakan zona larangan terbang di atas Libya, setelah Turki menghentikan keberatannta, tapi masih harus memutuskan apakah akan mengaktifkannya.
"Jika demikian yang diputuskan oleh NATO, kami dapat memberikan bantuan untuk menerapkan zona larangan terbang," kata Rutte.
Hillen mengatakan sumbangan Belanda pada misi itu akan berlaku tiga bulan, tapi dapat diperpanjang dengan perjanjian NATO. Militer Belanda memiliki semuanya 87 jet tempur F-16.(*)
(Uu.S008/M016)
ANTARA