Pages

Tuesday, March 22, 2011

Pengamat : Serangan ke Libia Bukan Untuk Tumbangkan Rezim

Minggu, 20 Maret 2011 21:19 WIB | 1851 Views
Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana (FOTO ANTARA/ Ujang Zaelani)

 
Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, serangan pasukan Perancis, Kanada, Italia, Inggris dan AS ke Libia dibenarkan untuk menghentikan kekerasan bukan menumbangkan rezim Kadhafi.

"Hanya perlu diingat serangan Perancis cs tidak boleh berkelanjutan hingga rezim Khadafi dilumpuhkan. Pelumpuhan rejim Khadafi akan menjadi pelanggaran hak internasional seperti yang terjadi pada Irak di bawah Saddam Hussein," katanya dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Minggu.

Ia mengemukakan, masalah kepemimpinan di Libia harus diserahkan kepada rakyat Libia. Masyarakat internasional harus menghormati kedaulatan Libia dan tidak melakukan intervensi urusan dalam negeri negara tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (7) Piagam PBB.

Menurut dia, serangan oleh Prancis, Kanada, Italia, Inggris dan AS atas tentara yang loyal terhadap Khadafi di Benghazi adalah dalam rangka menghentikan serangan pro pemerintah terhadap demonstran, oposisi dan tentara yang tidak loyal pada Khadafi.

Ia mengatakan, serangan tersebut dapat dibenarkan karena tiga alasan. Pertama, serangan Prancis dan kawan-kawannya itu dalam rangka melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB 1973.

Dalam resolusi tersebut dinyatakan bahwa masyarakat internasional dapat mengambil tindakan yang dibutuhkan untuk mencegah lebih banyak jatuhnya korban sipil Libia dan kemungkinan terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan oleh rezim Khadafi.

Kedua masyarakat internasional sudah sewajarnya bertindak dalam rangka humanitarian intervention (intervensi kemanusiaan) atau melaksanakan right to protect (hak untuk melindungi) warga masyarakat suatu negara yang mengalami kezaliman luar biasa dari pemerintahnya.

Ketiga, situasi di Libia dapat mengancam perdamaian dan keamanan internasional bila terus dibiarkan dan tidak diambil tindakan.(*)
(Tz.M041/S019)



Antara

Pembom Siluman B-2 Balik ke Pangkalan Setelah Gempur Libya




21 Maret 2011, Missouri – (Berita HanKam): Satu dari tiga pembom siluman B-2 Spirit kembali ke pangkalannya Lanud Whiteman, Missouri, Minggu (20/3) setelah memuntahkan 45 bom pandu Joint Direct Attack Munitions, masing-masing seberat 2000 pound di Libya untuk mendukung larangan terbang yang diterapkan oleh PBB. B-2 mendarat di Lanud Whiteman setelah 25 jam terbang dari Libya. (Foto: Reuters)

© Berita HanKam

Rafale dan Mirage 2000 Gempur Libya



21 Maret 2011, Paris – (Berita HanKam): Pilot dan awak darat AU Perancis memeriksa jet tempur Rafale untuk misi terbang di Libya di pangkalan militer Saint-Dizier. Foto dirilis oleh ECPAD, Minggu (20/3). (Foto: Reuters)




Rafale bersiap di landasan pacu pangkalan militer Saint-Dizier. Foto dirilis oleh ECPAD, Minggu (20/3). (Foto: Reuters)



Pilot dan awak darat AU Perancis berada di dekat Mirage 2000 setelah menyelesaikan misi terbang di atas Libya di pangkalan militer Solenzara, Korsika. Foto dirilis oleh ECPAD, Minggu (20/3). (Foto: Reuters)

© Berita HanKam

Monday, March 21, 2011

KRI Banda Aceh Perkuat TNI AL





ilt: KRI BANJAR MASIN 592 Sekelas Dengan  KRI Banda Aceh 593


Senin, 21 Maret 2011 15:48 WIB | 37 Views

Jakarta (ANTARA News) - Satu unit kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan PT PAL  memperkuat armada laut Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kapal LPD yang dikukuhkan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh itu diserahkan Dirut PT PAL Harsusanto kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur Senin.

Dari Kementerian Pertahanan, kapal diserahkan kepada TNI sebagai pengguna. KRI Banda Aceh merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang dipesan TNI. Dua unit sebelumnya dikerjakan di Korea Selatan dan satu unit dikerjakan di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan pengawasan tenaga ahli dan peralatan dari Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.

Serupa dengan kapal sejenis sebelumnya yaitu KRI Banjarmasin, KRI Banda Aceh mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar.

Kapal tersebut juga dirancang untuk  mengangkut 22 tank, 560 personel pasukan, 126 awak. Kapal itu juga dapat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi operasi militer selain perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam.

KRI Banda Aceh  dapat berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter.

Kapal yang memiliki panjang 125 meter, lebar 22 meter, berat 7.300 ton itu, dapat melaju maksimal hingga 15,4 knot dan mampu mengangkut sekitar 300 personel, 13 unit tank, dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang, KRI Banda Aceh dipersenjatai dengan satu unit kaliber 57 mm dan dua unit kaliber 40 mm.


ANTARA

Satu Hercules TNI AU Masih "Opname" di AS



Headline
IST
Senin, 21 Maret 2011 14:27 WIB | 266 Views

Jakarta (ANTARA News) - Satu unit pesawat angkut berat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara  sudah enam bulan menjalani pemeliharaan berat di hanggar perusahaan ARINC di Oklahoma, Amerika Serikat (AS). Jadwal penyelesaiannya  lebih lambat dari yang ditentukan yaitu selama enam bulan.

"Seharusnya pemeliharaan dilakukan selama enam bulan, namun berdasar hasil deteksi tim pemeliharaan terdapat beberapa bagian pesawat yang harus dibongkar dan diganti dengan yang baru," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro di Jakarta, Senin.

Satu unit pesawat angkut berat C-130 Hercules TNI-AU menjalani pemeliharaan berat dalam Programmed Depot Maintanance (PDM) di hanggar perusahaan ARINC di Oklahoma, AS sejak Juli 2010. Satu pesawat yang menjalani pemeliharaan berat di ARINC untuk kali pertama itu, bernomor register A-1323

"Program pemeliharaan PDM tersebut merupakan pemeliharaan tingkat berat untuk pesawat C-130 Hercules yang mengacu pada "technical order" yang dikeluarkan AS. Program ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah disepakati angakatan udara RI dan AS," kata Marsekal Pertama Bambang Samoedro .

Ia mengemukakan, program pemeliharaan yang dibiayai dengan hibah AS itu bertujuan meningkatkan kemampuan dan kesiapan pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara.

"Pengerjaan pemeliharan itu akan dilangsungkan selama enam bulan, melibatkan 10 orang teknisi TNI Angkatan Udara dalam rangka alih teknologi. Ke-10 teknisi itu akan diberangkatkan besok," kata Bambang menambahkan.

Ia menambahkan, hibah pemeliharaan C-130 Hercules TNI Angkatan Udara akan dilakukan bertahap.

"Jika satu unit ini telah selesai dan berhasil ditingkatkan kemampuannya, maka dua unit pesawat angkut berat sejenis, juga akan menjalani pemeliharaan di Oklahoma," tuturnya.

Teknisi TNI Angkatan Udara sebenarnya telah memiliki kemampuan untuk melakukan pemeliharaan pesawat C-130 Hercules seperti Depo Pemeliharaan 30 di Pangkalan Udara Abdurahman Saleh, Malang. Hanya saja, pihak AS ingin melakukan pengecekan dan pemeliharaan secara menyeluruh dan lebih teliti.

Ia menambahkan, dengan pemeliharaan tingkat berat itu kondisi pesawat C-130 Hercules akan dapat ditingkatkan kondisinya hingga 99 persen.
(R018/A011)


ANTARA

Sunday, March 20, 2011

KFX - KFX / F33


Rancangan pesawat tempur KFX (photo : molykyh)
 
September 2010
KFX-single engine version (image : kdn)
 

KFX-double engine version (photo : chosun)

KFX seri 5.0G (photo : chosun)
 


 

This is the older KFX-201(2006 version) for a comparison.
 


 
KFX 101
 

 
 

F-33

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
F-33 (sebelumnya KF-X)
 Tipe Pesawat tempur multifungsi
 Produsen KAI dan Dirgantara Indonesia
 Diperkenalkan direncanakan 2020
 Status Dalam pengembangan
 Pengguna Korea Selatan dan Indonesia

F-33 (sebelumnya KF-X) adalah sebuah program Korea Selatan dan Indonesia untuk mengembangkan pesawat tempur multi-fungsi canggih untuk Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) dan Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (TNI-AU)[1], program ini dipelopori oleh Korea Selatan dengan Indonesia sebagai mitra utama. Negara-negara lain seperti Turki telah menunjukkan minat dalam kerjasama pengembangan dan produksi pesawat. Ini adalah program pengembangan pesawat tempur kedua Korea Selatan setelah KAI FA-50.
Proyek ini pertama kali diumumkan oleh Presiden Korea Selatan Kim Dae-Jung pada upacara wisuda di Akademi Angkatan Udara pada Maret 2001. Meskipun persyaratan operasional awal untuk program KF-X seperti yang dinyatakan oleh ADD (Badan Pengembangan Pertahanan) adalah untuk mengembangkan pesawat ber kursi-tunggal, ber mesin jet kembar dan dengan kemampuan siluman (stealth) yang lebih baik dibanding Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon, tapi masih kurang stealth dibanding Lockheed Martin F-35 Lightning II, fokus dari program tersebut telah bergeser untuk memproduksi pesawat tempur dengan kemampuan lebih tinggi dari pesawat tempur kelas KF-16 pada tahun 2020. [2][3]

SUMBER : WIKIPEDIA

PCBS Kopassus Santuni AnakYatim

PCBS Kopassus Santuni AnakYatim
Ketua Persit Kartika Candra Kirana PCBS Kopassus Ny.Meria Lodewijk F. Paulus bersama jajarannya mengadakan silaturahmi dan pemberian beasiswa kepada putra putri tenaga bantuan lepas Kopassus. (Pen Kopassus)
 
PCBS Kopassus Santuni AnakYatim
Kegiatan ini disamping untuk menjalin silaturahmi juga sebagai wujud kepedulian Ketua dan seluruh pengurus Persit PCBS Kopassus terhadap keluarga dan warga Kopassus. (Pen Kopassus)
 
PCBS Kopassus Santuni AnakYatim
Persit Kartika Candra Kirana PCBS Kopassus memberikan beasiswa kepada putra putri tenaga bantuan lepas Kopassus sebanyak 84 orang. (Pen Kopassus) 
 
DETIK Foto
 
 
 

BERITA POLULER