Pages

Sunday, March 20, 2011

Barak Khadafi Luluhlantak Dihantam Sebuah Rudal


libya_2Tripoli, seruu.com - Sebuah bangunan di Tripoli yang merupakan kediaman Presiden Libya Muamar Khadafi hancur luluh lantak setelah diterjang oleh sebuah rudal dari tentara sekutu yang meninvasi wilayah tersebut. Hal ini seperti yang dilaporkan oleh watawan AFP yang melihat langsung peristiwa itu pada Minggu (20/3).
Semenatara itu, Juru Bicara resmi pemerintah Libya Moussa Ibrahim kepada wartawan membenarkan kejadian tersebut,  menurutnya bangunan itu hancur setelah dihantam sebuah rudal.
Tripoli terus diguncang ledakan yang sangat keras Minggu malam, bahkan suara tembakan terdengar datang dari tempat sekitar kediaman Khadafi.
Asap hitam dari kediaman Khadafi dan barak militer di Bab el-Aziziya di selatan ibu kota Libya itu muncul ketika senjata antipesawat menembakkan sejumlah tembakan.
Seperti yang telah dikethui, beberapa negara sekutu Amerika terus menggempur wilayah Libya, hal ini menanggapi resolusi yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), bahkan pasukan Italia melalui berencana akan terlibat dengan invasi tersebut, bahkan pihaknya telah menyaipakn jet tempur untuk mendukung serangan terhadap Muamar Khadafi dan pengikutnya.
Sementara itu, dilaporkan sedikitnya 54 orang tewas dalam serangan tersebut sementara ratusan orang lainnya mengalami luka - luka, sementara pesawat siluman AS juga sempat menjatuhkan 40 bom ke sebuah lapangan di Tripoli. [nr]

seruu.com

UEA Dukung Invasi Militer Dan Siapkan 20 Jet Tempur Untuk Bombardir Libya


perang_libya_2Dubai, seruu.com - Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) mendukung secara penuh keputusan untuk menginvasi Libya, hal ini menyusul penerapan resolusi Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) terkait zona larangan di Libya dan juga untuk melindungi warga sipil. 
Bahkan, terkait hal tersebut UEA pun bersedia untuk mengirimkan 20 jet tempur sebegai dukungan militer untuk menginvasi negeri yang kaya akan minyak bumi tersebut.
Namun, hingga hari ini, Minggu (20/3), pengiriman militer tersebut belum dilakukan.
Sementara itu, negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) belum memberikan tanggapan positif maupun negatif pada resolusi itu. Pejabat OKI masih merasa solusi itu belum tepat untuk menghadapi Libya.
Negara barat pertama yang menyerang Libya yakni Prancis. Padahal, PBB belum mengirim pasukan militer secara resmi ke Libya. Pemerintahan Prancis mengatakan serangan itu untuk memaksakan Libya mematuhi resolusi PBB.
Seperti yang telah diberitakan bahwa, invasi militer di lakukan ke Negara Libya telah menewaskan 49 orang serta ratusan lainnya mengalami luka - luka, bahkan pesawat siluman AS telah menjatuhkan 40 bom ke lapangan di Tripoli, sayangnya tidak disebutkan nama lapangan tersebut. [nr]

seruu.com

Inilah Armada Perang NATO di Libia

perang_libya_2Liputan6.com, Tripoli: Pesawat tempur Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO yang tergabung dalam koalisi pimpinan Prancis dan didukung oleh negara-negara Arab, sudah diluncurkan untuk menghadang pasukan pemimpin Libia Muammar Khadafi. Pasukan Koalisi juga berencana menyerang kota yang dikuasai pemberontak, Benghazi.
Seperti dikutip Reuters, Ahad (20/3), sebelumnya, kapal tempur dan kapal selam milik militer Amerika Serikat dan Inggris juga telah menembakkan lebih dari 110 peluru kendali atau rudal Tomahawk ke Libia untuk mengambil alih pertahanan udara mereka. Kendati demikian, tidak ada pesawat AS yang terbang di atas Libia.
Berikut ini adalah aset-aset militer yang sedang digunakan pasukan koalisi dalam aksi perlawanan terhadap pasukan militer Libia:
Prancis
Prancis mengerahkan sebanyak 20 jet tempur dalam operasi awal di Libia, termasuk pesawat tempur multirole Rafale, jet tempur Mirage dan satu pesawat mata-mata tak berawak AWACS. Daerah sasaran mereka sekitar area 62-93 kilometer di sekitar kota yang dikendalikan pemberontak, Benghazi. Operasi Prancis saat ini memiliki pangkalan udara di Solenzara di Pulau Mediterania Corsica, sekitar satu jam penerbangan dari Libia dengan sebuah jet tempur.
Kapal induk Prancis, Charles de Gaulle, berada di Pantai Mediterania, Prancis dan akan menuju Libia pada tengah hari Ahad ini. Dan diperkirakan akan mencapai mencapai pantai Libia pada Senin malam dengan membawa 15 jet tempur. Pertempuran ini juga melibatkan tiga fregat, sebuah kapal pasokan bahan bakar, dan kapal selam.
Prancis juga memiliki basis angkatan udara di dekat kota-kota mediterania Marseille dan Istres, sekitar satu jam setengah dari Libia. Pesawat udara khusus tanker pengisian bahan bakar juga sudah siap sejak Jumat lalu untuk menyebarkan bahan bakar dari Istres. Adapun Prancis bergabung kembali dengan komando militer NATO pada 2009, setelah empat dekade mengalami pengasingan.
Inggris
Pihak militer Inggris sudah berpartisipasi dalam serangan terkoordinasi pada Sabtu kemarin untuk melawan sistem pertahanan udara Libia dengan menggunakan rudal Tomahawk, yang diluncurkan dari salah satu kapal selam kelas Trafalgar. Departemen Pertahanan Inggris (MoD) juga menegaskan Stormshadow rudal diluncurkan dari sejumlah jet Tornado GR4 yang diterbangkan dari basis Royal Air Force, sekitar 3.000 mil jauhnya di daerah timur Norfolk di Inggris. Operasi ini juga didukung oleh pesawat VC10 dan pesawat pengisian BBM Tristar, seperti E3D Sentry dan pesawat Sentinel surveilans. Kementerian Pertahanan juga mengatakan pesawat jet Topan akan dikerahkan untuk memberikan dukungan.
Inggris memiliki dua fregat di lepas pantai Libia, HMS Cumberland dan HMS Westminster, yang juga dipanggil untuk mendukung operasi. Sumber di pemerintah Ingfris juga sebelumnya mengatakan kapal tersebut memang akan dikerahkan.
Amerika Serikat
Amerika Serikat memulai aksi militer terbatasnya di Libia beberapa jam setelah Prancis, yang meluncurkan serangan di sepanjang pantai Libia dengan menargetkan pertahanan udara Libia. Militer AS turut mengerahkan pesawat tempur, rudal dan serangan elektronik.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan Angkatan Laut AS memiliki tiga kapal selam dilengkapi dengan rudal Tomahawk di Mediterania siap untuk berpartisipasi, termasuk serangan kapal selam Newport News dan Providence. Mereka bergabung dengan dua kapal Angkatan Laut. Rudal Tomahawk itu dapat melumpuhkan pesawat biasa atau sejenis pesawat anti-pertahanan dalam operasi larangan terbang.
Secara keseluruhan, Angkatan Laut AS juga sudah mengerahkan lima kapal tempur di Mediterania, termasuk satu pesawat penghancur pemandu rudal. Namun tidak ada kapal induk AS yang berada didekat Libia. USS Enterprise, yang baru-baru ini ditempatkan di Laut Merah, telah bergerak ke arah timur. Menjauh dari Libia, untuk bergabung dengan USS Carl Vinson, di Laut Arab buat mendukung operasi Afghanistan.
Kanada
Kapal perang Kanada HMCS Charlottetown telah bergabung dengan angkatan laut, termasuk memblokade laut, yang berlangsung di Libia. Jet tempur Kanada juga sudah mencapai wilayah tersebut, tetapi pesawat itu membutuhkan satu atau dua hari persiapan sebelum mereka dapat bergabung dengan misi itu.
Italia
Italia telah mengirimkan puluhan pesawat tempur di pangkalan Trapani, di Sisilia Barat dengan kesiapan untuk keterlibatan dalam serangan udara di Libia. Para tentara Tornado yang dapat digunakan untuk menghancurkan pertahanan udara musuh dan radar, seperti F-16 dan Eurofighters, digunakan untuk pertahanan udara ke udara yang kemudian dipindahkan ke Trapani dari pangkalan di Piacenza di Italia utara, Gioia del Colle di Apulia.
Italia juga menawarkan penggunaan markas NATO dekat Napoli untuk pusat komando gabungan dalam operasi bersama. Negara ini ikut berpartisipasi di kemudian hari dalam kegiatan militer.(JAY/ANS)

liputan6/yahoo.com
gambar:seruu.com

Iran Luncurkan Skuadron Jet Tempur



Seorang komandan militer Iran mengatakan, Angkatan Udara Republik Islam Iran telah meluncurkan skuadron jet tempur Saeqeh. "Produksi pesawat jenis ini berkembang dengan cepat dan satu skuadron pesawat tempur Saeqeh telah dibentuk di salah satu pangkalan dan kini siap terbang," kata Wakil Komandan Operasi Angkatan Udara Iran, Jenderal Mohammad Alavi seperti dikutip IRNA pada hari Sabtu (19/3).
"Para ahli telah berhasil memproduksi secara massal jet tempur dan melengkapinya dengan peralatan canggih. Kini, Angkatan Udara Iran siap mengawal wilayah udara negara," jelas Alavi.
Lebih lanjut, Alavi menuturkan, Iran sukses memproduksi senjata strategis, yang pintar dan mampu mengenai sasaran. Ditambahkannya, negara ini juga telah memproduksi bom ultra-berat dengan tonase besar dan kemampuan destruktif yang tinggi serta ketepatan dalam menjangkau sasaran.
Menurut Alvi, militer sudah berhasil mengakhiri tahap pertama produksi massal bom tersebut dan sekarang bekerja untuk meningkatkan efisiensinya. Dijelaskannya, di samping produksi peluru kendali yang mirip dengan rudal jelajah, Iran juga telah mampu mengubah rudal darat yang dapat dipasang pada pesawat pembom. (IRIB/RM)

IRIB

AS : Serangan ke Libya Dibangun Koalisi 5 Negara

  
invasi_libya3 
Tripoli, Seruu.com - Sebuah koalisi Amerika Serikat dan empat negara lain melancarkan aksi militer terhadap Libya pada hari Sabtu (19/03), para pejabat mengatakan, sebagai upaya intervensi militer barat untuk memaksa Muammar Khaddafi lengser dari kekuasaan.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada wartawan bahwa koalisi lima negara, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Kanada dan Italia telah mulai meluncurkan serangan di Libya yang dirancang untuk menghancurkan pertahanan udara Muammar Khaddafi.
Setidaknya beberapa negara-negara Arab diharapkan dapat bergabung koalisi nanti, kata pejabat itu. Seorang pejabat AS lainnya, mengatakan rudal itu diluncurkan dari sebuah kapal perang terhadap sasaran Libya.
Pasukan AS dan pesawat akan mengambil bagian dalam operasi yang bersandi  "Odyssey Fajar," yang terutama akan menargetkan pertahanan udara di sekitar kota-kota Libya di Tripoli dan Misrata.
Sekitar 25 kapal koalisi termasuk tiga kapal selam bersenjata AS dengan rudal Tomahawk, ditempatkan di Mediterania, Lima pesawat mata-mata AS juga ditempatkan ada di daerah tersebut. 

SERUU

China Sesalkan Aksi Militer Sekutu ke Libya


 
invasi_libya_protestinvasi_libya_protest1Beijing, Seruu.com - China menyesalkan aksi militer sekutu ke Libya dan berharap agar stabilitas di Libya dapat pulih dengan segera. Hal ini dikatakan oleh kementerian luar negeri China dalam pernyataan pada hari Minggu (20/03) setelah pasukan Barat melancarkan serangan terhadap pasukan Muammar Khaddafi.
Dengan ekspresi yang prihatin dan sedih atas aksi militer tersebut, kementerian luar negeri Cina mengatakan bahwa pihaknya berharap konflik tidak akan meningkat dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar dalam kehidupan sipil.
Cina sebenarnya memiliki kesempatan untuk memveto minggu lalu saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi yang isinya antara lain memberi kewenangan untuk melakukan "semua langkah yang diperlukan," sebuah istilah untuk aksi militer, untuk melindungi warga sipil melawan pasukan Khaddafi. Sebaliknya, ia bergabung dengan Rusia, Jerman, India dan Brazil yang mengambil posisi abstain.
Cina telah berusaha menyeimbangkan kekhawatiran yang memungkinkan aksi militer dengan tuntutan pemerintah Arab dan lainnya yang marah dengan respon Khaddafi yang menolak untuk menyerah pada gerakan perlawanan yang menuntut diakhirinya kekuasaannya.
"China telah melihat perkembangan terbaru di Libya dan menyatakan penyesalan tentang serangan militer," kementerian luar negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya.
"Kami berharap bahwa Libya dapat memulihkan stabilitas secepat mungkin dan bahwa eskalasi konflik militer menyebabkan kematian warga sipil yang lebih dapat dihindari," katanya menambahkan.
Pernyataan Cina terjadi hanya beberapa jam setelah pesawat Prancis menembakkan tembakan pertama dalam apa yang intervensi militer internasional terbesar di dunia Arab sejak invasi Irak 2003.
Televisi pemerintah Libya mengatakan 48 orang telah tewas dan 150 terluka dalam serangan udara.
Sepanjang kekacauan baru-baru ini di Timur Tengah dan Afrika Utara, Cina telah berusaha menghindari untuk terlibat dan terlihat tidak bernafsu untuk memutar pergolakan daerah menjadi titik konfrontasi dengan Amerika Serikat.
Sementara di sisi lain Libya , melalu tawaran langsung Khaddafi, sedang mempertimbangkan penawaran kontrak minyak blok langsung ke China, India dan negara-negara lain yang dilihatnya sebagai teman dalam konflik selama sebulan dengan gerakan perlawanan, ujar salah seorang pejabat perminyakan Libya, Sabtu (19/03).

Di Amerika, puuhan orang melakukan aksi protes atas keterlibatan Amerika Serikat dalam perang di Libya, dan menyatakan bahwa perang bukanlah solusi bagi bangsa Libya. Mereka juga mencontohkan invasi militer AS ke Iraq yang telah membuat bangsa ini masuk dalam kelompok negara yang suka turut campur urusan negara lain. Aksi ini juga dilakukan untuk memperingati 8 tahun invasi militer dan pendudukan Irak oleh Amerika. 

SERUU.COM

Thai Gripen Starts Operational


18 Maret 2011

Thai Gripen base in Surat Thani, southern Thailand (all photos : SAAB Group)

First Flight for Thai Gripen

The Royal Thai Air Force has now commenced flights from the new Gripen base in Surat Thani in southern Thailand.

The first flight on the morning of 15 March was completed by Squadron Commander Jackkrit Thammavichai, with Claes Wikström from the Swedish Air Force sitting in the rear seat of the Gripen D.

The first flight from the new Gripen base in Surat Thani in southern Thailand was completed by Squadron Commander Jackkrit Thammavichai from the Royal Thai Air Force, and Claes Wikström from the Swedish Air Force. Photo: Swedish Armed Forces.


The first six Gripen C/D fighters arrived to the Royal Thai Air Force (RTAF) and their new home base at Wing 7 in Surat Thani in southern Thailand on 22 February.

The six Gripen fighters are part of an intergovernmental business transaction where FMV, the Swedish Defence Material Administration, representing the Government of Sweden, supplies an integrated air-defence system based on products manufactured by Saab. The new air-defence system consists of Gripen, the Airborne Early Warning system Saab 340 Erieye AEW and a command & control system.

In preparation for the delivery of the Gripen fighters, pilots and ground crew from the Royal Thai Air Force have been trained in Sweden during 2010.

BERITA POLULER