Pages

Sunday, May 19, 2013

Two-Ship Programme Firms Up for Indonesian PKR Frigate




                                               Sigma PKR 10514 (photo : Navy Recognition)

Dutch shipbuilder Damen Schelde Naval Shipbuilding, working in partnership with Indonesia's PT PAL, has confirmed the programme and build strategy for the construction of the first two SIGMA 10514 Perusak Kawal Rudal (PKR) guided missile frigates for the Indonesian Navy (TNI-AL).

Damen Schelde and the Indonesian Ministry of Defence signed a contract for the engineering, construction, and delivery of a single PKR in June 2012, with the contract coming into force at the end of 2013. An option for a second ship has subsequently been exercised, with this contract coming into effect in the next few weeks, Damen Schelde confirmed at IMDEX Asia 2013 in Singapore.

Displacing 2,365 tons and with accommodation for 120 (100 crew plus 20 spare), the 105 m PKR will be the largest SIGMA variant built to date. While Damen Schelde is prime contractor for the programme, assembly and trials will be undertaken in conjunction with PT PAL in Surabaya under a transfer of technology arrangement.

Each PKR will be assembled using six major block modules.

Jane's

Dua Pesawat Tempur Sukhoi Menambah Kekuatan Lanud Sultan Hasanuddin



Pesawat Su-30MK2 datang dengan diangkut pesawat An-124 (all photos : ARC)

Dua Pesawat Tempur SU-30 MK 2 sesuai rencana tiba hari kamis, (16/5) Pukul 17.57 Wita landing di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, sehingga 4 dari 6 Pesawat tempur Sukhoi pesanan pemerintah Indonesia buatan Rusia telah tiba, diangkut dengan menggunakan pesawat angkut Antonov An-124-100 Flight Number VDA 6212 dengan Pilot Maksimov V. beserta 17 Crew.

Pesawat angkut An-124-100 yang berangkat dari Bandara Dzemgi Rusia Rabu (15/5) Pukul 06.30 UTC take off dari bandara Ninoy Aq Manila menuju Makassar, dengan rute penerbangan Bandara Dzemgi Rusia- Bandara Ninoy Aq Manila- Lanud Sultan Hasanuddin. Makassar.


Kedatangan dua Pesawat tempur Sukhoi SU-30 MK 2 tersebut menjadikan 4 dari 6 pesawat tempur sukhoi pesanan pemerintah Indonesia tahun 2013 telah tiba, yang akan menambah kekuatan Skadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin sebagai home base pesawat tempur SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 buatan KNAAPO (Komsomolsk-na Amure Aircraft Production Association) Rusia, yang saat ini sudah ada 12 Unit pesawat Tempur Sukhoi SU-27 SKM dan SU-30 MK 2 yang datang secara bertahap yaitu semenjak Tahun 2003 di Lanud Iswahyudi Madiun selanjutnya di Lanud Sultan Hasanuddin tahun 2009 dan 2010.

(TNI AU)

Pengamat: Pembelian MBT Leopard Perlu Dikomunikasikan dengan Negara Tetangga


MBT Leopard. 

17 Mei 2013, Jakarta: Pembelian 164 tank Leopard 2A4 dari Jerman perlu dikomunikasikan dengan baik kepada negara-negara tetangga, terutama yang memiliki perbatasan darat secara langsung dengan Indonesia, di antaranya Malaysia dan Papua Nugini.

"Komunikasi itu diperlukan agar tidak menimbulkan kecurigaan mengenai kebijakan militer," kata pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Razasyah, saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

"Supaya pembelian ini tidak menimbulkan rasa terancam, terutama sekali bagi Malaysia dan Papua Nugini yang memiliki perbatasan darat," katanya.

Pada sisi lain, dia menilai, sikap Jerman yang menyetujui penjualan kendaraan militer dapat diartikan sebagai sinyal positif terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang sering disangkut-pautkan dengan pelanggaran HAM dan proses pemerintahan yang bersih.

Semula TNI AD ingin mengadakan tank-tank berat ini dari Belanda yang kelebihan arsenal militer. Akan tetapi parlemen Kerajaan Belanda tidak sepenuhnya sepakat dengan langkah pemerintahan mereka.

Setelah melalui liku-liku perundingan, akhirnya negara produsernya, Jerman, yang malah memberi lampu hijau penjualan Leopard 2A4 ini kepada Indonesia. Pekan lalu, Kanselir Jerman, Angela Merkel, telah memberi sinyal positif kepada produsen senjata Rheinmetall AG, di Duesseldorf, Jerman, untuk menjual tank ke Indonesia.

Sejumlah kendaraan yang dipesan dari Jerman itu, sebagaimana dikutip AFP, termasuk 104 tank Leopard 2A4 dan 50 kendaraan tempur infanteri serta amunisi dan 10 kendaraan untuk medan pegunungan, pemasang jembatan dan penggusur tanah lapis baja. Seluruhnya dijual murah, hanya 3,3 juta euro saja.

Dari sisi operasionalisasi, tank seberat hingga 70 ton itu memerlukan infrastruktur penunjang, mulai dari bengkel dan manajemen pemeliharaan hingga sarana transportasi darat yang tepat. Lazimnya pembelian arsenal militer, paket suku cadang dan asistensi hanya diberikan sekali saja untuk komponen-komponen yang tidak terlalu vital sampai masa garansi berakhir.

Sumber: ANTARA News

Sunday, May 5, 2013

Russia to Get New Short-Range Air Defense System in 2015

S-400 air defense system
Morfey, a mobile air defense system with an effective range of five kilometers (three miles), has been in development since 2007.
“I think the first few systems will be put in service sometime in 2015,” Ostapenko, who is a former commander of the Russian Aerospace Forces, told reporters in Moscow.
Morfey will complement the Vityaz, S-400 and S-500 air defense systems in a future aerospace defense network able to engage targets at ranges from five to 400 kilometers, and at altitudes from five meters to near space.
The medium-range Vityaz air defense system, which is due to replace the outdated S-300PS system, is still under development, Ostapenko said.

sumber : RIA NOVOSTI

New T-50 Fighter Jet to Enter Service in 2016 – Putin


Russia’s fifth-generation T-50 fighter jet

MOSCOW, April 25 (RIA Novosti) – Russia’s fifth-generation T-50 fighter jet will enter service with the country’s armed forces in 2016, and not 2015 as was previously announced, President Vladimir Putin said on Thursday.
“The T-50 fifth generation jet should go into serial production and enter service in 2016,” Putin said at a live Q&A session with the Russian public.
The Defense Ministry had earlier said the jet would be ready in 2015.
Russia will start state flight tests of the T-50 in 2014, United Aircraft Corporation's President Mikhail Pogosyan said on Tuesday.
The T-50, also known as PAK-FA (future tactical fighter aircraft), first flew in January 2010 and was presented to the public at the Moscow Air Show in 2011.
The T-50, which will be the core of Russia's future fighter fleet, is a fifth-generation multirole fighter aircraft featuring elements of "stealth" technology," super-maneuverability, super-cruise capability (supersonic flight without use of afterburner), and an advanced avionics suite including an X-band active phased-array radar.
India will also buy a fighter aircraft based on the T-50, known as the FGFA (fifth-generation fighter aircraft).
United Aircraft Corporation is the state holding company uniting Russia's aircraft building industry including Sukhoi, a military and civil aircraft manufacturer.

sumber : RIA NOVOSTI

Begini Cara Kerja Pesawat Pengintai Produksi RI



Drone, pesawat tak berawak/ilustrasi
Drone, pesawat tak berawak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Menyusul rencana memproduksi pesawat pengintai tak berawak, Kementerian Pertahanan RI menyatakan semua pesawat itu tidak bersenjata.
Meski begitu, Kementrian Pertahanan Indonesia mengatakan sudah punya  rencana jangka panjang untuk mempersenjatai model yang bisa menembakkan misil atau menjatuhkan bom-bom.
Seperti diungkap Samudro, Direktur Badan Penerapan Riset dan Teknologi yang ikut merancang prototype itu, pesawat pengintai tak berawak Wulung mengirim video langsung  kepada stasiun-stasiun  pengendali di darat tapi hanya bisa terbang sampai empat jam dan sejauh 73 kilometer dari pusat pengendaliannya di darat.
Sebagai perbandingan, beberapa pesawat pengintai Amerika bisa terbang lebih dari satu hari tanpa mengisi bahan bakar dan bisa dikendalikan lewat satelit dari jarak ribuan kilometer jauhnya.
Dengan teknologi canggih dan didukung infrastruktur rumit, pesawat pengintai tak berawak yang bersenjata telah menjadi bentuk alat perang baru yang sangat modern, seperti dilansir situs voa.
Dalam upaya menyaingi kemampuan senjata global, Yohannes Sulaiman seorang analis dari Universitas Pertahanan Indonesia mengatakan pembuatan pesawat pengintai Indonesia tidak produktif dan hanya didorong oleh ego. Sekarang ini sebagian besar angkatan bersenjata  negara-negara besar menggunakan beberapa jenis pesawat pengintai tak berawak yang dibeli dari pemasok utama seperti Israel dan Amerika.

sumber : Republika

TNI Pamer Kecanggihan Alutsista di Depan SBY


Dalam latiah tersebut, TNI AU mengerahkan sejumlah pesawatnya seperti F-16, pesawat Sukhoi, Super Tucano. Ghazali Dasuqi/detikFoto. 
Latgab TNI 2013 digelar di Puslatpur Marinir Baluran Karangtekok, Situbondo, Jumat (3/5/2013). 
Dalam latihan gabungan tersebut TNI unjuk kecanggihan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di depan Presiden SBYdan Wapres Boediono. 
Presiden SBY memantau latihan gabungan dengan didampingi Wapres Boediono. Ghazali Dasuqi/detikFoto. 
 Latihan gabungan yang dilaksanakan terdiri dari operasi khusus, operasi udara, operasi laut gabungan, operasi amfibi, operasi linud, operasi pendaratan administrasi dan operasi darat gabungan.
 Dalam Latgab tersebut para prajurit TNI melakoni skenario menghancurkan kekuatan musuh
 Berbagai alutsista modern TNI AD, TNI AL, dan TNI AU, dikerahkan dalam latihan gabungan tersebut. 
 Skenario latihan diawali dengan pendaratan amfibi Marinir untuk merebut sasaran di pantai Banongan, Situbondo. 
 Para prajurit TNI menyerbu musuh
 Beberapa prajurit TNI melakukan pengintaian.
 Amfibi Marinir melakukan pendaratan. Dalam Latgab tersebut para prajurit TNI tampak cekatan memainkan alutsista saat melakoni skenario menghancurkan kekuatan musuh
Sumber : Detik Foto

Habibie Siap Bangun Industri Pesawat di Batam



Presiden RI ke-3 BJ. Habibie
Presiden RI ke-3 BJ. Habibie
REPUBLIKA.CO.ID, BATAM---Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan mantan Presiden BJ Habibie menyampaikan komitmen untuk merintis industri pesawat terbang di Bandara Internasional Hang Nadim, Kepulauan Riau.

"Beberapa waktu lalu Pak Habibie sudah menyampaikan komitmennya untuk merintis industri penerbangan di Batam. Ia menyatakan hanya akan merintis selama tiga tahun, setelah itu pensiun dan menyerahkan pada anak-anak terbaik bangsa ini," kata dia.
Hal tersebut, kata Djoko, disampaikan pada Kepala BP Batam Mustofa Widjaja dan sejumlah petinggi BP Batam di Jakarta saat penandatanganan pengalokasian 62 hektare dari 100 hektare lahan yang akan dibangun perkantoran, hanggar, perbaikan dan perawatan berat (maintenance, repair and overhaul/MRO) oleh PT Indonesia Aero Maintence (IAM) dan Habibie di perusahaan ituy adalah ketua dewan komisaris.
"Habibie mengatakan hanya mempersiapkan perusahaan. Suatu saat nanti pemerintah diharapkan yang akan mengambil perusahaan industri pesawat itu," kata dia.
Djoko mengatakan, Habibie yang juga pernah menjabat kepala Otorita Batam (sekarang BP Batam) sekitar 18 tahun yakin dalam tiga tahun perusahaan tersebut akan berkembang pesat sehingga sudah bisa berjalan sendiri.
"Tujuan lain dari Habibie merintis perusahaan pesawat di Batam untuk lebih mendapat manfaat dari posisi Batam yang lebih strategis. Bukan hanya Singapura dan Malaysia yang mendapatkan manfaat," kata Djoko saat memperdengarkan rekaman pidato Habibie.

sumber : Republika Online

Australia Defence White Paper: Key Points



Collins class submarines (photo : naval technology)

THE key elements of the Gillard government's defence white paper, released today.

Main technology decisions:

Australia remains committed to buying the advanced Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighters.

Australia to buy an additional 12 Boeing Super Hornets, configured in the electronic warfare Growler version, giving the RAAF a total of 36.

Government committed to buying 12 new submarines, based on an evolved version of the Collins class. Rules out buying an existing model from a European manufacturer.

Navy supply ships HMAS Sirius and HMAS Success will be replaced.

Government to ramp up plans to replace the navy's Armidale-class patrol boats.

No plans for a fourth air warfare destroyer.

Overall thrust of the White paper:


More conciliatory to China than the 2009 White Paper.

Welcomes China's rise and the modernisation of its military as a legitimate outcome of its growth.

Unlike the 2009 White Paper, new document makes no commitment to a particular level of defence funding.

Government committed to fiscal discipline and wants a defence budget that meets operational requirements.

(The Australian)

Penggadaan Alutsista Perlu Diperbaiki


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berada di atas tank amfibi LVT-7A1 milik Korps Marinir TNI AL, ketika melakukan pendaratan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) ini, mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Jakarta, 4 Mei 2013: Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman mengapresiasi Presiden SBY yang menyaksikan langsung latihan gabungan TNI dengan sandi Wibawa Yudha II di atas KRI Makassar 590 yang berlayar menuju Situbondo, Jawa Timur, Kamis (2/5).

Sudah selayaknya Presiden SBY mengecek langsung kesiapan TNI melaksanakan fungsi pertahanan negara. Dari kegiatan itu Presiden dapat memastikan bahwa modernisasi alutsista tiga matra TNI sudah terwujud sesuai peta jalan yang disetujui Komisi I DPR.

Komisi I sendiri, kata Hayono, memandang modernisasi alutsista TNI sudah sesuai alur. Hanya, pengadaannya perlu diperbaiki karena masih bergantung pada rekanan atau pihak ketiga. Komisi I meminta pemerintah agar mulai tahun ini pengadaan alutsista dilakukan secara langsung dengan negara produsen. Cara ini untuk menekan pembengkakan biaya akibat praktik makelar.

"Saya merasa bahwa dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang diutamakan. Padahal seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan penggelembungan dalam pembelian alutsista," kata Hayono Isman, Jumat (3/5).

Hayono mengungkapkan, pembahasan program modernisasi alutsista TNI di Komisi I berjalan dinamis. Terkait pembelian tank Leopard misalnya, suara fraksi terbelah antara setuju dan tidak setuju. Mereka yang menolak beralasan bahwa spesifikasi kendaraan lapis baja produksi Jerman itu tidak sesuai kontur dan geografis Indonesia.

Perbedaan pendapat di antara fraksi-fraksi di DPR seperti itu adalah hal biasa. Namun, secara umum bermuara pada tujuan yang sama, meningkatkan kualitas tentara dan kesejahteraan prajurit. "Toh, akhirnya tank Leopard resmi dibeli," kata Hayono.

Sumber: Jurnal Parlemen

Indonesia Mampu Membangun Kekuatan Militer Besar dan Modern

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, berbincang dengan sejumlah prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5). Presiden dan Wakil Presiden menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013, dengan operasi serbuan amphibi, operasi serbuan lintas udara dan penembakan yang dilakukan oleh Artileri Medan Marinir RM 70 Grade 105 mm. (Foto: ANTARA/Seno S./mes/13)

4 Mei 2013, Situbondo: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin Indonesia bisa membangun postur TNI yang andal. Negara ini memiliki medan yang khas dan bisa menjadi tantangan saat melaksanakan peperangan. "Di samping memiliki alat perang yang canggih, prajurit harus bermental baja, sanggup bertempur di medan apa pun, dan pantang menyerah," kata Presiden Yudhoyono seusai menyaksikan operasi darat gabungan di Pusat Latihan Pertempuran Marinir, Karang Teko, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5).

Presiden kembali menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati. Kekuatan militer Indonesia harus lebih besar dan modern dibanding negaranegara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Mengingat luas NKRI, kekuatan militer Indonesia mutlak harus lebih besar.

Ekonomi Indonesia tumbuh baik, pendapatan negara meningkat. Kenaikan anggaran tersebut, lanjut SBY, dibutuhkan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum. Tambahan anggaran difokuskan pada modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta peningkatan kesejahteraan prajurit dan PNS TNI beserta keluarganya. "Itulah bagian dari komitmen pemerintah untuk membangun TNI yang profesional, modern, dan kapabel, serta makin meningkat kesejahteraannya," tambah Presiden SBY.

Skenario Latihan

Sejumlah pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, mempersiapkan amunisi Howitzer 105 pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) Latgab TNI Tahun 2013, Kolonel Adm Bejo Suprapto, dalam siaran persnya menyatakan latihan gabungan (latgab) TNI diawali dengan penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI.

Pasukan yang berjumlah 137 orang itu berhasil menyusup ke daerah di sekitar pantai Kalimantan Timur dan Bima yang dikuasai negara "Sonora" dengan melaksanakan terjun Kendali Depan Operasi Lintas Udara (KDOL).

"Penyusupan dengan melaksanakan terjun KDOL ini merupakan rangkaian kegiatan operasi militer dalam rangka memandu dan mengendalikan operasi lintas udara (linud) dan operasi pendaratan amfi bi di daerah yang dikuasai musuh dengan aman," kata Suprapto.

Keberangkatan tim KDOL dibagi menjadi dua titik start yang berbeda, tim satu dari bandar udara Juanda Surabaya dan tim dua dari bandar udara Ngurah Rai dengan menggunakan pesawat Hercules yang terbang di ketinggian 6.000 kaki.

Tim satu adalah pasukan khusus gabungan yang terdiri dari pasukan Gultor Kopassus, Den Jaka, dan Den Bravo berjumlah 60 orang di bawah pimpinan Kapten Inf Romy, sedangkan tim kedua terdiri dari pasukan Intai Para Amfi bi Marinir (IPAM), Ton Taipur AD, dan Linud Kostrad berjumlah 77 orang dengan pimpinan Kapten Psk Tobing.

"Setelah pendaratan dinyatakan berhasil, sesuai tugas dan tanggung jawabnya, tim KDOL melaksanakan penyiapan operasi serbuan amfibi untuk menguasai dan menduduki tumpuan pantai," jelasnya. Adapun operasi linud membentuk tumpuan udara di daerah musuh. Kegiatan ini, kata Bejo, dalam rangka penggabungan unsur Kogasratgab lain untuk melaksanakan operasi darat lanjutan.

"Penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian latihan pendahuluan yang dilaksanakan prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi Tahun 2013 di Asem Bagus, Jawa Timur," jelasnya.

Pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, meluncurkan roket multilaras RM-70/Grad pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Dalam kesempatan itu, pesawat-pesawat tempur TNI AU yang terlibat dalam Latgab TNI juga berhasil menghancurkan target-target penembakan pada latihan Pra Latgab TNI. Pesawat-pesawat TNI AU ini berada di bawah Komando Tugas Udara Gabungan yang dipimpin Pangkoopsau II, Marsda TNI Agus Supriatna.

Kegiatan operasi udara dimulai pada Jumat (3/5) pukul 06.15 menggunakan empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak masing-masing membawa dua buah bom MK-82 (250 kg) melakukan serangan udara langsung (SUL) pada sasaran di Pantai Asembagus untuk memuluskan operasi pendaratan amfibi.

Pada pukul 06.35 empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 12 Pekanbaru dengan bomb MK 82 melakukan SUL untuk mendukung penerjunan 600 personel TNI dalam operasi serbuan linud gabungan. "Penerjunan dilakukan pada pukul 06.45 yang terdiri dari 520 personel Kostrad dan 80 personel Paskhas TNI AU menggunakan 10 pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh Malang," kata Agus.

Dalam mendukung Latgab TNI tahun 2013, TNI AU menyiapkan 62 pesawat yang merupakan 91 persen dari sasaran kesiapan yang antara lain pesawat tempur SU-27/30 Sukhoi, F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, Hawk 100/200, EMB-314 Super Tucano. Pesawat Intai B-737 Patmar, Pesawat angkut C-130 Hercules, B-737 VIP, Fokker-28, CN-235, C-295, C-212 Aviocar, helikopter.

Sumber: Koran Jakarta

Pemerintah Jerman Menyetujui Penjualan Tank Leopard ke Indonesia

Tank Leopard pesanan pemerintah Indonesia. (Foto: Berita HanKam)

3 Mei 2013, Berlin: Pemerintah Jerman telah menyetujui penjualan sekitar 100 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan lapis baja pengangkut personel kepada Indonesia, tetapi menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi. Soal ini disampaikan sumber di Kementerian Pertahanan Jerman, yang dimuat kantor berita Reuters, Jumat 3 Mei 2013.

Dewan Keamanan Nasional Jerman, yang meliputi Kanselir Angela Merkel dan beberapa menteri kabinet, harus menyetujui penjualan senjata dalam skala besar dan pemerintah tidak memberi komentar atas keputusannya ini.

Indonesia, yang ekonominya terbesar di Asia tenggara, sebelumnya telah mengindikasikan akan membeli 130 tank Leopard dari Rheinmetall AG, Jerman, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi militernya.

Sumber di kementerian Pertahanan Jerman itu tidak mengatakan berapa besar nilai transaksi pembelian peralatan kebutuhan militer. Namun pihak Indonesia tahun lalu mengatakan bahwa nilai kesepakatan awal untuk membeli 130 tank adalah US$ 280 juta.

Sumber dari kalangan industri mengatakan, Berlin akan menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi sampai usai pemilu federal pada bulan September. Penjualan tank ini merupakan isu sensitif di Jerman karena oposisi mengkritik penjualan peralatan militer ke beberapa negara Timur Tengah karena adanya catatan tentang pelaksanaan hak asasi manusia di negara-negara itu.

Sumber: TEMPO

Penggadaan Alutsista Perlu Diperbaiki


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berada di atas tank amfibi LVT-7A1 milik Korps Marinir TNI AL, ketika melakukan pendaratan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) ini, mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Jakarta, 4 Mei 2013: Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman mengapresiasi Presiden SBY yang menyaksikan langsung latihan gabungan TNI dengan sandi Wibawa Yudha II di atas KRI Makassar 590 yang berlayar menuju Situbondo, Jawa Timur, Kamis (2/5).

Sudah selayaknya Presiden SBY mengecek langsung kesiapan TNI melaksanakan fungsi pertahanan negara. Dari kegiatan itu Presiden dapat memastikan bahwa modernisasi alutsista tiga matra TNI sudah terwujud sesuai peta jalan yang disetujui Komisi I DPR.

Komisi I sendiri, kata Hayono, memandang modernisasi alutsista TNI sudah sesuai alur. Hanya, pengadaannya perlu diperbaiki karena masih bergantung pada rekanan atau pihak ketiga. Komisi I meminta pemerintah agar mulai tahun ini pengadaan alutsista dilakukan secara langsung dengan negara produsen. Cara ini untuk menekan pembengkakan biaya akibat praktik makelar.

"Saya merasa bahwa dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang diutamakan. Padahal seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan penggelembungan dalam pembelian alutsista," kata Hayono Isman, Jumat (3/5).

Hayono mengungkapkan, pembahasan program modernisasi alutsista TNI di Komisi I berjalan dinamis. Terkait pembelian tank Leopard misalnya, suara fraksi terbelah antara setuju dan tidak setuju. Mereka yang menolak beralasan bahwa spesifikasi kendaraan lapis baja produksi Jerman itu tidak sesuai kontur dan geografis Indonesia.

Perbedaan pendapat di antara fraksi-fraksi di DPR seperti itu adalah hal biasa. Namun, secara umum bermuara pada tujuan yang sama, meningkatkan kualitas tentara dan kesejahteraan prajurit. "Toh, akhirnya tank Leopard resmi dibeli," kata Hayono.

Sumber: Jurnal Parlemen

Indonesia Mampu Membangun Kekuatan Militer Besar dan Modern

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, berbincang dengan sejumlah prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5). Presiden dan Wakil Presiden menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013, dengan operasi serbuan amphibi, operasi serbuan lintas udara dan penembakan yang dilakukan oleh Artileri Medan Marinir RM 70 Grade 105 mm. (Foto: ANTARA/Seno S./mes/13)

4 Mei 2013, Situbondo: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin Indonesia bisa membangun postur TNI yang andal. Negara ini memiliki medan yang khas dan bisa menjadi tantangan saat melaksanakan peperangan. "Di samping memiliki alat perang yang canggih, prajurit harus bermental baja, sanggup bertempur di medan apa pun, dan pantang menyerah," kata Presiden Yudhoyono seusai menyaksikan operasi darat gabungan di Pusat Latihan Pertempuran Marinir, Karang Teko, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5).

Presiden kembali menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati. Kekuatan militer Indonesia harus lebih besar dan modern dibanding negaranegara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Mengingat luas NKRI, kekuatan militer Indonesia mutlak harus lebih besar.

Ekonomi Indonesia tumbuh baik, pendapatan negara meningkat. Kenaikan anggaran tersebut, lanjut SBY, dibutuhkan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum. Tambahan anggaran difokuskan pada modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta peningkatan kesejahteraan prajurit dan PNS TNI beserta keluarganya. "Itulah bagian dari komitmen pemerintah untuk membangun TNI yang profesional, modern, dan kapabel, serta makin meningkat kesejahteraannya," tambah Presiden SBY.

Skenario Latihan

Sejumlah pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, mempersiapkan amunisi Howitzer 105 pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) Latgab TNI Tahun 2013, Kolonel Adm Bejo Suprapto, dalam siaran persnya menyatakan latihan gabungan (latgab) TNI diawali dengan penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI.

Pasukan yang berjumlah 137 orang itu berhasil menyusup ke daerah di sekitar pantai Kalimantan Timur dan Bima yang dikuasai negara "Sonora" dengan melaksanakan terjun Kendali Depan Operasi Lintas Udara (KDOL).

"Penyusupan dengan melaksanakan terjun KDOL ini merupakan rangkaian kegiatan operasi militer dalam rangka memandu dan mengendalikan operasi lintas udara (linud) dan operasi pendaratan amfi bi di daerah yang dikuasai musuh dengan aman," kata Suprapto.

Keberangkatan tim KDOL dibagi menjadi dua titik start yang berbeda, tim satu dari bandar udara Juanda Surabaya dan tim dua dari bandar udara Ngurah Rai dengan menggunakan pesawat Hercules yang terbang di ketinggian 6.000 kaki.

Tim satu adalah pasukan khusus gabungan yang terdiri dari pasukan Gultor Kopassus, Den Jaka, dan Den Bravo berjumlah 60 orang di bawah pimpinan Kapten Inf Romy, sedangkan tim kedua terdiri dari pasukan Intai Para Amfi bi Marinir (IPAM), Ton Taipur AD, dan Linud Kostrad berjumlah 77 orang dengan pimpinan Kapten Psk Tobing.

"Setelah pendaratan dinyatakan berhasil, sesuai tugas dan tanggung jawabnya, tim KDOL melaksanakan penyiapan operasi serbuan amfibi untuk menguasai dan menduduki tumpuan pantai," jelasnya. Adapun operasi linud membentuk tumpuan udara di daerah musuh. Kegiatan ini, kata Bejo, dalam rangka penggabungan unsur Kogasratgab lain untuk melaksanakan operasi darat lanjutan.

"Penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian latihan pendahuluan yang dilaksanakan prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi Tahun 2013 di Asem Bagus, Jawa Timur," jelasnya.

Pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, meluncurkan roket multilaras RM-70/Grad pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Dalam kesempatan itu, pesawat-pesawat tempur TNI AU yang terlibat dalam Latgab TNI juga berhasil menghancurkan target-target penembakan pada latihan Pra Latgab TNI. Pesawat-pesawat TNI AU ini berada di bawah Komando Tugas Udara Gabungan yang dipimpin Pangkoopsau II, Marsda TNI Agus Supriatna.

Kegiatan operasi udara dimulai pada Jumat (3/5) pukul 06.15 menggunakan empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak masing-masing membawa dua buah bom MK-82 (250 kg) melakukan serangan udara langsung (SUL) pada sasaran di Pantai Asembagus untuk memuluskan operasi pendaratan amfibi.

Pada pukul 06.35 empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 12 Pekanbaru dengan bomb MK 82 melakukan SUL untuk mendukung penerjunan 600 personel TNI dalam operasi serbuan linud gabungan. "Penerjunan dilakukan pada pukul 06.45 yang terdiri dari 520 personel Kostrad dan 80 personel Paskhas TNI AU menggunakan 10 pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh Malang," kata Agus.

Dalam mendukung Latgab TNI tahun 2013, TNI AU menyiapkan 62 pesawat yang merupakan 91 persen dari sasaran kesiapan yang antara lain pesawat tempur SU-27/30 Sukhoi, F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, Hawk 100/200, EMB-314 Super Tucano. Pesawat Intai B-737 Patmar, Pesawat angkut C-130 Hercules, B-737 VIP, Fokker-28, CN-235, C-295, C-212 Aviocar, helikopter.

Sumber: Koran Jakarta

Pemerintah Jerman Menyetujui Penjualan Tank Leopard ke Indonesia

Tank Leopard pesanan pemerintah Indonesia. (Foto: Berita HanKam)

3 Mei 2013, Berlin: Pemerintah Jerman telah menyetujui penjualan sekitar 100 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan lapis baja pengangkut personel kepada Indonesia, tetapi menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi. Soal ini disampaikan sumber di Kementerian Pertahanan Jerman, yang dimuat kantor berita Reuters, Jumat 3 Mei 2013.

Dewan Keamanan Nasional Jerman, yang meliputi Kanselir Angela Merkel dan beberapa menteri kabinet, harus menyetujui penjualan senjata dalam skala besar dan pemerintah tidak memberi komentar atas keputusannya ini.

Indonesia, yang ekonominya terbesar di Asia tenggara, sebelumnya telah mengindikasikan akan membeli 130 tank Leopard dari Rheinmetall AG, Jerman, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi militernya.

Sumber di kementerian Pertahanan Jerman itu tidak mengatakan berapa besar nilai transaksi pembelian peralatan kebutuhan militer. Namun pihak Indonesia tahun lalu mengatakan bahwa nilai kesepakatan awal untuk membeli 130 tank adalah US$ 280 juta.

Sumber dari kalangan industri mengatakan, Berlin akan menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi sampai usai pemilu federal pada bulan September. Penjualan tank ini merupakan isu sensitif di Jerman karena oposisi mengkritik penjualan peralatan militer ke beberapa negara Timur Tengah karena adanya catatan tentang pelaksanaan hak asasi manusia di negara-negara itu.

Sumber: TEMPO

Penggadaan Alutsista Perlu Diperbaiki


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berada di atas tank amfibi LVT-7A1 milik Korps Marinir TNI AL, ketika melakukan pendaratan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) ini, mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Jakarta, 4 Mei 2013: Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman mengapresiasi Presiden SBY yang menyaksikan langsung latihan gabungan TNI dengan sandi Wibawa Yudha II di atas KRI Makassar 590 yang berlayar menuju Situbondo, Jawa Timur, Kamis (2/5).

Sudah selayaknya Presiden SBY mengecek langsung kesiapan TNI melaksanakan fungsi pertahanan negara. Dari kegiatan itu Presiden dapat memastikan bahwa modernisasi alutsista tiga matra TNI sudah terwujud sesuai peta jalan yang disetujui Komisi I DPR.

Komisi I sendiri, kata Hayono, memandang modernisasi alutsista TNI sudah sesuai alur. Hanya, pengadaannya perlu diperbaiki karena masih bergantung pada rekanan atau pihak ketiga. Komisi I meminta pemerintah agar mulai tahun ini pengadaan alutsista dilakukan secara langsung dengan negara produsen. Cara ini untuk menekan pembengkakan biaya akibat praktik makelar.

"Saya merasa bahwa dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang diutamakan. Padahal seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan penggelembungan dalam pembelian alutsista," kata Hayono Isman, Jumat (3/5).

Hayono mengungkapkan, pembahasan program modernisasi alutsista TNI di Komisi I berjalan dinamis. Terkait pembelian tank Leopard misalnya, suara fraksi terbelah antara setuju dan tidak setuju. Mereka yang menolak beralasan bahwa spesifikasi kendaraan lapis baja produksi Jerman itu tidak sesuai kontur dan geografis Indonesia.

Perbedaan pendapat di antara fraksi-fraksi di DPR seperti itu adalah hal biasa. Namun, secara umum bermuara pada tujuan yang sama, meningkatkan kualitas tentara dan kesejahteraan prajurit. "Toh, akhirnya tank Leopard resmi dibeli," kata Hayono.

Sumber: Jurnal Parlemen

Indonesia Mampu Membangun Kekuatan Militer Besar dan Modern

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, berbincang dengan sejumlah prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5). Presiden dan Wakil Presiden menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013, dengan operasi serbuan amphibi, operasi serbuan lintas udara dan penembakan yang dilakukan oleh Artileri Medan Marinir RM 70 Grade 105 mm. (Foto: ANTARA/Seno S./mes/13)

4 Mei 2013, Situbondo: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin Indonesia bisa membangun postur TNI yang andal. Negara ini memiliki medan yang khas dan bisa menjadi tantangan saat melaksanakan peperangan. "Di samping memiliki alat perang yang canggih, prajurit harus bermental baja, sanggup bertempur di medan apa pun, dan pantang menyerah," kata Presiden Yudhoyono seusai menyaksikan operasi darat gabungan di Pusat Latihan Pertempuran Marinir, Karang Teko, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5).

Presiden kembali menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati. Kekuatan militer Indonesia harus lebih besar dan modern dibanding negaranegara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Mengingat luas NKRI, kekuatan militer Indonesia mutlak harus lebih besar.

Ekonomi Indonesia tumbuh baik, pendapatan negara meningkat. Kenaikan anggaran tersebut, lanjut SBY, dibutuhkan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum. Tambahan anggaran difokuskan pada modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta peningkatan kesejahteraan prajurit dan PNS TNI beserta keluarganya. "Itulah bagian dari komitmen pemerintah untuk membangun TNI yang profesional, modern, dan kapabel, serta makin meningkat kesejahteraannya," tambah Presiden SBY.

Skenario Latihan

Sejumlah pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, mempersiapkan amunisi Howitzer 105 pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) Latgab TNI Tahun 2013, Kolonel Adm Bejo Suprapto, dalam siaran persnya menyatakan latihan gabungan (latgab) TNI diawali dengan penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI.

Pasukan yang berjumlah 137 orang itu berhasil menyusup ke daerah di sekitar pantai Kalimantan Timur dan Bima yang dikuasai negara "Sonora" dengan melaksanakan terjun Kendali Depan Operasi Lintas Udara (KDOL).

"Penyusupan dengan melaksanakan terjun KDOL ini merupakan rangkaian kegiatan operasi militer dalam rangka memandu dan mengendalikan operasi lintas udara (linud) dan operasi pendaratan amfi bi di daerah yang dikuasai musuh dengan aman," kata Suprapto.

Keberangkatan tim KDOL dibagi menjadi dua titik start yang berbeda, tim satu dari bandar udara Juanda Surabaya dan tim dua dari bandar udara Ngurah Rai dengan menggunakan pesawat Hercules yang terbang di ketinggian 6.000 kaki.

Tim satu adalah pasukan khusus gabungan yang terdiri dari pasukan Gultor Kopassus, Den Jaka, dan Den Bravo berjumlah 60 orang di bawah pimpinan Kapten Inf Romy, sedangkan tim kedua terdiri dari pasukan Intai Para Amfi bi Marinir (IPAM), Ton Taipur AD, dan Linud Kostrad berjumlah 77 orang dengan pimpinan Kapten Psk Tobing.

"Setelah pendaratan dinyatakan berhasil, sesuai tugas dan tanggung jawabnya, tim KDOL melaksanakan penyiapan operasi serbuan amfibi untuk menguasai dan menduduki tumpuan pantai," jelasnya. Adapun operasi linud membentuk tumpuan udara di daerah musuh. Kegiatan ini, kata Bejo, dalam rangka penggabungan unsur Kogasratgab lain untuk melaksanakan operasi darat lanjutan.

"Penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian latihan pendahuluan yang dilaksanakan prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi Tahun 2013 di Asem Bagus, Jawa Timur," jelasnya.

Pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, meluncurkan roket multilaras RM-70/Grad pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Dalam kesempatan itu, pesawat-pesawat tempur TNI AU yang terlibat dalam Latgab TNI juga berhasil menghancurkan target-target penembakan pada latihan Pra Latgab TNI. Pesawat-pesawat TNI AU ini berada di bawah Komando Tugas Udara Gabungan yang dipimpin Pangkoopsau II, Marsda TNI Agus Supriatna.

Kegiatan operasi udara dimulai pada Jumat (3/5) pukul 06.15 menggunakan empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak masing-masing membawa dua buah bom MK-82 (250 kg) melakukan serangan udara langsung (SUL) pada sasaran di Pantai Asembagus untuk memuluskan operasi pendaratan amfibi.

Pada pukul 06.35 empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 12 Pekanbaru dengan bomb MK 82 melakukan SUL untuk mendukung penerjunan 600 personel TNI dalam operasi serbuan linud gabungan. "Penerjunan dilakukan pada pukul 06.45 yang terdiri dari 520 personel Kostrad dan 80 personel Paskhas TNI AU menggunakan 10 pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh Malang," kata Agus.

Dalam mendukung Latgab TNI tahun 2013, TNI AU menyiapkan 62 pesawat yang merupakan 91 persen dari sasaran kesiapan yang antara lain pesawat tempur SU-27/30 Sukhoi, F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, Hawk 100/200, EMB-314 Super Tucano. Pesawat Intai B-737 Patmar, Pesawat angkut C-130 Hercules, B-737 VIP, Fokker-28, CN-235, C-295, C-212 Aviocar, helikopter.

Sumber: Koran Jakarta

Pemerintah Jerman Menyetujui Penjualan Tank Leopard ke Indonesia

Tank Leopard pesanan pemerintah Indonesia. (Foto: Berita HanKam)

3 Mei 2013, Berlin: Pemerintah Jerman telah menyetujui penjualan sekitar 100 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan lapis baja pengangkut personel kepada Indonesia, tetapi menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi. Soal ini disampaikan sumber di Kementerian Pertahanan Jerman, yang dimuat kantor berita Reuters, Jumat 3 Mei 2013.

Dewan Keamanan Nasional Jerman, yang meliputi Kanselir Angela Merkel dan beberapa menteri kabinet, harus menyetujui penjualan senjata dalam skala besar dan pemerintah tidak memberi komentar atas keputusannya ini.

Indonesia, yang ekonominya terbesar di Asia tenggara, sebelumnya telah mengindikasikan akan membeli 130 tank Leopard dari Rheinmetall AG, Jerman, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi militernya.

Sumber di kementerian Pertahanan Jerman itu tidak mengatakan berapa besar nilai transaksi pembelian peralatan kebutuhan militer. Namun pihak Indonesia tahun lalu mengatakan bahwa nilai kesepakatan awal untuk membeli 130 tank adalah US$ 280 juta.

Sumber dari kalangan industri mengatakan, Berlin akan menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi sampai usai pemilu federal pada bulan September. Penjualan tank ini merupakan isu sensitif di Jerman karena oposisi mengkritik penjualan peralatan militer ke beberapa negara Timur Tengah karena adanya catatan tentang pelaksanaan hak asasi manusia di negara-negara itu.

Sumber: TEMPO

Penggadaan Alutsista Perlu Diperbaiki


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berada di atas tank amfibi LVT-7A1 milik Korps Marinir TNI AL, ketika melakukan pendaratan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) ini, mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Jakarta, 4 Mei 2013: Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman mengapresiasi Presiden SBY yang menyaksikan langsung latihan gabungan TNI dengan sandi Wibawa Yudha II di atas KRI Makassar 590 yang berlayar menuju Situbondo, Jawa Timur, Kamis (2/5).

Sudah selayaknya Presiden SBY mengecek langsung kesiapan TNI melaksanakan fungsi pertahanan negara. Dari kegiatan itu Presiden dapat memastikan bahwa modernisasi alutsista tiga matra TNI sudah terwujud sesuai peta jalan yang disetujui Komisi I DPR.

Komisi I sendiri, kata Hayono, memandang modernisasi alutsista TNI sudah sesuai alur. Hanya, pengadaannya perlu diperbaiki karena masih bergantung pada rekanan atau pihak ketiga. Komisi I meminta pemerintah agar mulai tahun ini pengadaan alutsista dilakukan secara langsung dengan negara produsen. Cara ini untuk menekan pembengkakan biaya akibat praktik makelar.

"Saya merasa bahwa dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang diutamakan. Padahal seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan penggelembungan dalam pembelian alutsista," kata Hayono Isman, Jumat (3/5).

Hayono mengungkapkan, pembahasan program modernisasi alutsista TNI di Komisi I berjalan dinamis. Terkait pembelian tank Leopard misalnya, suara fraksi terbelah antara setuju dan tidak setuju. Mereka yang menolak beralasan bahwa spesifikasi kendaraan lapis baja produksi Jerman itu tidak sesuai kontur dan geografis Indonesia.

Perbedaan pendapat di antara fraksi-fraksi di DPR seperti itu adalah hal biasa. Namun, secara umum bermuara pada tujuan yang sama, meningkatkan kualitas tentara dan kesejahteraan prajurit. "Toh, akhirnya tank Leopard resmi dibeli," kata Hayono.

Sumber: Jurnal Parlemen

Indonesia Mampu Membangun Kekuatan Militer Besar dan Modern

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, berbincang dengan sejumlah prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5). Presiden dan Wakil Presiden menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013, dengan operasi serbuan amphibi, operasi serbuan lintas udara dan penembakan yang dilakukan oleh Artileri Medan Marinir RM 70 Grade 105 mm. (Foto: ANTARA/Seno S./mes/13)

4 Mei 2013, Situbondo: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin Indonesia bisa membangun postur TNI yang andal. Negara ini memiliki medan yang khas dan bisa menjadi tantangan saat melaksanakan peperangan. "Di samping memiliki alat perang yang canggih, prajurit harus bermental baja, sanggup bertempur di medan apa pun, dan pantang menyerah," kata Presiden Yudhoyono seusai menyaksikan operasi darat gabungan di Pusat Latihan Pertempuran Marinir, Karang Teko, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5).

Presiden kembali menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati. Kekuatan militer Indonesia harus lebih besar dan modern dibanding negaranegara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Mengingat luas NKRI, kekuatan militer Indonesia mutlak harus lebih besar.

Ekonomi Indonesia tumbuh baik, pendapatan negara meningkat. Kenaikan anggaran tersebut, lanjut SBY, dibutuhkan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum. Tambahan anggaran difokuskan pada modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta peningkatan kesejahteraan prajurit dan PNS TNI beserta keluarganya. "Itulah bagian dari komitmen pemerintah untuk membangun TNI yang profesional, modern, dan kapabel, serta makin meningkat kesejahteraannya," tambah Presiden SBY.

Skenario Latihan

Sejumlah pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, mempersiapkan amunisi Howitzer 105 pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) Latgab TNI Tahun 2013, Kolonel Adm Bejo Suprapto, dalam siaran persnya menyatakan latihan gabungan (latgab) TNI diawali dengan penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI.

Pasukan yang berjumlah 137 orang itu berhasil menyusup ke daerah di sekitar pantai Kalimantan Timur dan Bima yang dikuasai negara "Sonora" dengan melaksanakan terjun Kendali Depan Operasi Lintas Udara (KDOL).

"Penyusupan dengan melaksanakan terjun KDOL ini merupakan rangkaian kegiatan operasi militer dalam rangka memandu dan mengendalikan operasi lintas udara (linud) dan operasi pendaratan amfi bi di daerah yang dikuasai musuh dengan aman," kata Suprapto.

Keberangkatan tim KDOL dibagi menjadi dua titik start yang berbeda, tim satu dari bandar udara Juanda Surabaya dan tim dua dari bandar udara Ngurah Rai dengan menggunakan pesawat Hercules yang terbang di ketinggian 6.000 kaki.

Tim satu adalah pasukan khusus gabungan yang terdiri dari pasukan Gultor Kopassus, Den Jaka, dan Den Bravo berjumlah 60 orang di bawah pimpinan Kapten Inf Romy, sedangkan tim kedua terdiri dari pasukan Intai Para Amfi bi Marinir (IPAM), Ton Taipur AD, dan Linud Kostrad berjumlah 77 orang dengan pimpinan Kapten Psk Tobing.

"Setelah pendaratan dinyatakan berhasil, sesuai tugas dan tanggung jawabnya, tim KDOL melaksanakan penyiapan operasi serbuan amfibi untuk menguasai dan menduduki tumpuan pantai," jelasnya. Adapun operasi linud membentuk tumpuan udara di daerah musuh. Kegiatan ini, kata Bejo, dalam rangka penggabungan unsur Kogasratgab lain untuk melaksanakan operasi darat lanjutan.

"Penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian latihan pendahuluan yang dilaksanakan prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi Tahun 2013 di Asem Bagus, Jawa Timur," jelasnya.

Pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, meluncurkan roket multilaras RM-70/Grad pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Dalam kesempatan itu, pesawat-pesawat tempur TNI AU yang terlibat dalam Latgab TNI juga berhasil menghancurkan target-target penembakan pada latihan Pra Latgab TNI. Pesawat-pesawat TNI AU ini berada di bawah Komando Tugas Udara Gabungan yang dipimpin Pangkoopsau II, Marsda TNI Agus Supriatna.

Kegiatan operasi udara dimulai pada Jumat (3/5) pukul 06.15 menggunakan empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak masing-masing membawa dua buah bom MK-82 (250 kg) melakukan serangan udara langsung (SUL) pada sasaran di Pantai Asembagus untuk memuluskan operasi pendaratan amfibi.

Pada pukul 06.35 empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 12 Pekanbaru dengan bomb MK 82 melakukan SUL untuk mendukung penerjunan 600 personel TNI dalam operasi serbuan linud gabungan. "Penerjunan dilakukan pada pukul 06.45 yang terdiri dari 520 personel Kostrad dan 80 personel Paskhas TNI AU menggunakan 10 pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh Malang," kata Agus.

Dalam mendukung Latgab TNI tahun 2013, TNI AU menyiapkan 62 pesawat yang merupakan 91 persen dari sasaran kesiapan yang antara lain pesawat tempur SU-27/30 Sukhoi, F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, Hawk 100/200, EMB-314 Super Tucano. Pesawat Intai B-737 Patmar, Pesawat angkut C-130 Hercules, B-737 VIP, Fokker-28, CN-235, C-295, C-212 Aviocar, helikopter.

Sumber: Koran Jakarta

Pemerintah Jerman Menyetujui Penjualan Tank Leopard ke Indonesia

Tank Leopard pesanan pemerintah Indonesia. (Foto: Berita HanKam)

3 Mei 2013, Berlin: Pemerintah Jerman telah menyetujui penjualan sekitar 100 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan lapis baja pengangkut personel kepada Indonesia, tetapi menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi. Soal ini disampaikan sumber di Kementerian Pertahanan Jerman, yang dimuat kantor berita Reuters, Jumat 3 Mei 2013.

Dewan Keamanan Nasional Jerman, yang meliputi Kanselir Angela Merkel dan beberapa menteri kabinet, harus menyetujui penjualan senjata dalam skala besar dan pemerintah tidak memberi komentar atas keputusannya ini.

Indonesia, yang ekonominya terbesar di Asia tenggara, sebelumnya telah mengindikasikan akan membeli 130 tank Leopard dari Rheinmetall AG, Jerman, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi militernya.

Sumber di kementerian Pertahanan Jerman itu tidak mengatakan berapa besar nilai transaksi pembelian peralatan kebutuhan militer. Namun pihak Indonesia tahun lalu mengatakan bahwa nilai kesepakatan awal untuk membeli 130 tank adalah US$ 280 juta.

Sumber dari kalangan industri mengatakan, Berlin akan menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi sampai usai pemilu federal pada bulan September. Penjualan tank ini merupakan isu sensitif di Jerman karena oposisi mengkritik penjualan peralatan militer ke beberapa negara Timur Tengah karena adanya catatan tentang pelaksanaan hak asasi manusia di negara-negara itu.

Sumber: TEMPO

Penggadaan Alutsista Perlu Diperbaiki


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berada di atas tank amfibi LVT-7A1 milik Korps Marinir TNI AL, ketika melakukan pendaratan pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jatim, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) ini, mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Jakarta, 4 Mei 2013: Anggota Komisi I DPR RI Hayono Isman mengapresiasi Presiden SBY yang menyaksikan langsung latihan gabungan TNI dengan sandi Wibawa Yudha II di atas KRI Makassar 590 yang berlayar menuju Situbondo, Jawa Timur, Kamis (2/5).

Sudah selayaknya Presiden SBY mengecek langsung kesiapan TNI melaksanakan fungsi pertahanan negara. Dari kegiatan itu Presiden dapat memastikan bahwa modernisasi alutsista tiga matra TNI sudah terwujud sesuai peta jalan yang disetujui Komisi I DPR.

Komisi I sendiri, kata Hayono, memandang modernisasi alutsista TNI sudah sesuai alur. Hanya, pengadaannya perlu diperbaiki karena masih bergantung pada rekanan atau pihak ketiga. Komisi I meminta pemerintah agar mulai tahun ini pengadaan alutsista dilakukan secara langsung dengan negara produsen. Cara ini untuk menekan pembengkakan biaya akibat praktik makelar.

"Saya merasa bahwa dalam pengadaan alutsista seolah kepentingan vendor yang diutamakan. Padahal seringkali perantara menyebabkan penyimpangan dan penggelembungan dalam pembelian alutsista," kata Hayono Isman, Jumat (3/5).

Hayono mengungkapkan, pembahasan program modernisasi alutsista TNI di Komisi I berjalan dinamis. Terkait pembelian tank Leopard misalnya, suara fraksi terbelah antara setuju dan tidak setuju. Mereka yang menolak beralasan bahwa spesifikasi kendaraan lapis baja produksi Jerman itu tidak sesuai kontur dan geografis Indonesia.

Perbedaan pendapat di antara fraksi-fraksi di DPR seperti itu adalah hal biasa. Namun, secara umum bermuara pada tujuan yang sama, meningkatkan kualitas tentara dan kesejahteraan prajurit. "Toh, akhirnya tank Leopard resmi dibeli," kata Hayono.

Sumber: Jurnal Parlemen

Indonesia Mampu Membangun Kekuatan Militer Besar dan Modern

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, berbincang dengan sejumlah prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI 2013 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5). Presiden dan Wakil Presiden menyaksikan Latihan Gabungan TNI 2013, dengan operasi serbuan amphibi, operasi serbuan lintas udara dan penembakan yang dilakukan oleh Artileri Medan Marinir RM 70 Grade 105 mm. (Foto: ANTARA/Seno S./mes/13)

4 Mei 2013, Situbondo: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yakin Indonesia bisa membangun postur TNI yang andal. Negara ini memiliki medan yang khas dan bisa menjadi tantangan saat melaksanakan peperangan. "Di samping memiliki alat perang yang canggih, prajurit harus bermental baja, sanggup bertempur di medan apa pun, dan pantang menyerah," kata Presiden Yudhoyono seusai menyaksikan operasi darat gabungan di Pusat Latihan Pertempuran Marinir, Karang Teko, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (3/5).

Presiden kembali menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati. Kekuatan militer Indonesia harus lebih besar dan modern dibanding negaranegara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Australia. Mengingat luas NKRI, kekuatan militer Indonesia mutlak harus lebih besar.

Ekonomi Indonesia tumbuh baik, pendapatan negara meningkat. Kenaikan anggaran tersebut, lanjut SBY, dibutuhkan untuk mewujudkan kekuatan pokok minimum. Tambahan anggaran difokuskan pada modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) serta peningkatan kesejahteraan prajurit dan PNS TNI beserta keluarganya. "Itulah bagian dari komitmen pemerintah untuk membangun TNI yang profesional, modern, dan kapabel, serta makin meningkat kesejahteraannya," tambah Presiden SBY.

Skenario Latihan

Sejumlah pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, mempersiapkan amunisi Howitzer 105 pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) Latgab TNI Tahun 2013, Kolonel Adm Bejo Suprapto, dalam siaran persnya menyatakan latihan gabungan (latgab) TNI diawali dengan penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI.

Pasukan yang berjumlah 137 orang itu berhasil menyusup ke daerah di sekitar pantai Kalimantan Timur dan Bima yang dikuasai negara "Sonora" dengan melaksanakan terjun Kendali Depan Operasi Lintas Udara (KDOL).

"Penyusupan dengan melaksanakan terjun KDOL ini merupakan rangkaian kegiatan operasi militer dalam rangka memandu dan mengendalikan operasi lintas udara (linud) dan operasi pendaratan amfi bi di daerah yang dikuasai musuh dengan aman," kata Suprapto.

Keberangkatan tim KDOL dibagi menjadi dua titik start yang berbeda, tim satu dari bandar udara Juanda Surabaya dan tim dua dari bandar udara Ngurah Rai dengan menggunakan pesawat Hercules yang terbang di ketinggian 6.000 kaki.

Tim satu adalah pasukan khusus gabungan yang terdiri dari pasukan Gultor Kopassus, Den Jaka, dan Den Bravo berjumlah 60 orang di bawah pimpinan Kapten Inf Romy, sedangkan tim kedua terdiri dari pasukan Intai Para Amfi bi Marinir (IPAM), Ton Taipur AD, dan Linud Kostrad berjumlah 77 orang dengan pimpinan Kapten Psk Tobing.

"Setelah pendaratan dinyatakan berhasil, sesuai tugas dan tanggung jawabnya, tim KDOL melaksanakan penyiapan operasi serbuan amfibi untuk menguasai dan menduduki tumpuan pantai," jelasnya. Adapun operasi linud membentuk tumpuan udara di daerah musuh. Kegiatan ini, kata Bejo, dalam rangka penggabungan unsur Kogasratgab lain untuk melaksanakan operasi darat lanjutan.

"Penyusupan yang dilakukan pasukan khusus gabungan TNI ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian latihan pendahuluan yang dilaksanakan prajurit TNI dalam Latihan Gabungan TNI Tingkat Divisi Tahun 2013 di Asem Bagus, Jawa Timur," jelasnya.

Pasukan Artileri Korps Marinir TNI AL, meluncurkan roket multilaras RM-70/Grad pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI di Pantai Banongan, Situbondo, Jumat (3/5). Latgab TNI 2013 yang digelar di empat daerah (Jakarta, Situbondo, Sangatta Kaltim dan Bima NTB) itu mengerahkan 16.745 prajurit TNI dan ratusan alat utama sistem persenjataan (alutsista). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/Spt/13)

Dalam kesempatan itu, pesawat-pesawat tempur TNI AU yang terlibat dalam Latgab TNI juga berhasil menghancurkan target-target penembakan pada latihan Pra Latgab TNI. Pesawat-pesawat TNI AU ini berada di bawah Komando Tugas Udara Gabungan yang dipimpin Pangkoopsau II, Marsda TNI Agus Supriatna.

Kegiatan operasi udara dimulai pada Jumat (3/5) pukul 06.15 menggunakan empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio Pontianak masing-masing membawa dua buah bom MK-82 (250 kg) melakukan serangan udara langsung (SUL) pada sasaran di Pantai Asembagus untuk memuluskan operasi pendaratan amfibi.

Pada pukul 06.35 empat pesawat Hawk dari Skadron Udara 12 Pekanbaru dengan bomb MK 82 melakukan SUL untuk mendukung penerjunan 600 personel TNI dalam operasi serbuan linud gabungan. "Penerjunan dilakukan pada pukul 06.45 yang terdiri dari 520 personel Kostrad dan 80 personel Paskhas TNI AU menggunakan 10 pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma dan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh Malang," kata Agus.

Dalam mendukung Latgab TNI tahun 2013, TNI AU menyiapkan 62 pesawat yang merupakan 91 persen dari sasaran kesiapan yang antara lain pesawat tempur SU-27/30 Sukhoi, F-16 Fighting Falcon, F-5 Tiger, Hawk 100/200, EMB-314 Super Tucano. Pesawat Intai B-737 Patmar, Pesawat angkut C-130 Hercules, B-737 VIP, Fokker-28, CN-235, C-295, C-212 Aviocar, helikopter.

Sumber: Koran Jakarta

Pemerintah Jerman Menyetujui Penjualan Tank Leopard ke Indonesia

Tank Leopard pesanan pemerintah Indonesia. (Foto: Berita HanKam)

3 Mei 2013, Berlin: Pemerintah Jerman telah menyetujui penjualan sekitar 100 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan lapis baja pengangkut personel kepada Indonesia, tetapi menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi. Soal ini disampaikan sumber di Kementerian Pertahanan Jerman, yang dimuat kantor berita Reuters, Jumat 3 Mei 2013.

Dewan Keamanan Nasional Jerman, yang meliputi Kanselir Angela Merkel dan beberapa menteri kabinet, harus menyetujui penjualan senjata dalam skala besar dan pemerintah tidak memberi komentar atas keputusannya ini.

Indonesia, yang ekonominya terbesar di Asia tenggara, sebelumnya telah mengindikasikan akan membeli 130 tank Leopard dari Rheinmetall AG, Jerman, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi militernya.

Sumber di kementerian Pertahanan Jerman itu tidak mengatakan berapa besar nilai transaksi pembelian peralatan kebutuhan militer. Namun pihak Indonesia tahun lalu mengatakan bahwa nilai kesepakatan awal untuk membeli 130 tank adalah US$ 280 juta.

Sumber dari kalangan industri mengatakan, Berlin akan menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi sampai usai pemilu federal pada bulan September. Penjualan tank ini merupakan isu sensitif di Jerman karena oposisi mengkritik penjualan peralatan militer ke beberapa negara Timur Tengah karena adanya catatan tentang pelaksanaan hak asasi manusia di negara-negara itu.

Sumber: TEMPO

Friday, May 3, 2013

Pemerintah Jerman Menyetujui Penjualan Tank Leopard ke Indonesia


Tank Leopard pesanan pemerintah Indonesia. 
3 Mei 2013, Berlin: Pemerintah Jerman telah menyetujui penjualan sekitar 100 tank Leopard 2 dan 50 kendaraan lapis baja pengangkut personel kepada Indonesia, tetapi menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi. Soal ini disampaikan sumber di Kementerian Pertahanan Jerman, yang dimuat kantor berita Reuters, Jumat 3 Mei 2013.

Dewan Keamanan Nasional Jerman, yang meliputi Kanselir Angela Merkel dan beberapa menteri kabinet, harus menyetujui penjualan senjata dalam skala besar dan pemerintah tidak memberi komentar atas keputusannya ini.

Indonesia, yang ekonominya terbesar di Asia tenggara, sebelumnya telah mengindikasikan akan membeli 130 tank Leopard dari Rheinmetall AG, Jerman, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi militernya.

Sumber di kementerian Pertahanan Jerman itu tidak mengatakan berapa besar nilai transaksi pembelian peralatan kebutuhan militer. Namun pihak Indonesia tahun lalu mengatakan bahwa nilai kesepakatan awal untuk membeli 130 tank adalah US$ 280 juta.

Sumber dari kalangan industri mengatakan, Berlin akan menunda keputusan tentang penjualan tank ke Arab Saudi sampai usai pemilu federal pada bulan September. Penjualan tank ini merupakan isu sensitif di Jerman karena oposisi mengkritik penjualan peralatan militer ke beberapa negara Timur Tengah karena adanya catatan tentang pelaksanaan hak asasi manusia di negara-negara itu.

Sumber: TEMPO

TNI AL Tembakan Rudal dan Torpedo dalam Latgab 2013



2 Mei 2013, Surabaya: Penembakkan senjata strategis milik TNI Angkatan Laut telah dilaksanakan. Tepat pukul 14.30 Wib hari ini, Kamis (2/4) Rudal Exocet MM 40 melesat dari KRI Sultan Iskandar Muda-367 mengarah pada sasaran yaitu ex. KRI Teluk Semangka-512 sejauh kurang lebih 30 Nautical Mile di perairan Laut Jawa. Selang dua menit kemudian KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 menembakkan Rudal C 802 dengan sasaran yang sama. Disusul kemudian dari KRI Cakra-401 meluncurkan Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) melaju deras di bawah air menuju sasaran ex. KRI Teluk Semangka-512. Senjata-senjata strategis andalan TNI Angkatan Laut tersebut berhasil mengenai sasaran, hal ini ditandai dengan ex. KRI Teluk Semangka-512 nampak perlahan-lahan mulai tenggelam.



Pelaksanaan penembakan ini disaksikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE, Tiga Kepala Staf Angkatan serta pejabat tinggi TNI yang terlibat dalam Latihan Gabungan TNI tahun 2013 ini dari geladak KRI Makasar-590. Sedangkan Wakil Presiden Prof. Dr. Boediono beserta pejabat lain menyaksikan penembakan ini dari geladak KRI Surabaya-591.

Sumber: Dispenarmatim

Indonesia - Korea Selatan Jajaki Kerjasama di Bidang Cyber Warfare



3 Mei 2013, Jakarta: Melihat potensi yang dimiliki Indonesia dan Korea Selatan, peluang kerjasama pertahanan kedua negara di masa mendatang dapat dikembangkan untuk menjangkau kearah yang lebih luas lagi. Salah satu bidang yang cukup menjanjikan adalah di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Ancaman keamanan glabal yang sedang berkembang saat ini adalah cyber-attack, dalam hal ini Indonesia dan Korea Selatan dapat mengembangkan kerjasama di bidang cyber warfare.

Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI) Letjen TNI Budiman, Kamis (2/5) saat menjadi pembicara kunci pada seminar “2013 ROK-RI Security & Defence Seminar” di Jakarta.

Sekjen Kemhan RI lebih lanjut mengatakan, Indonesia dan Korsel telah menjalin kerjasama pertahanan dalam berbagai bidang kegiatan. Dalam beberapa tahun terakhir, komunikasi serta kunjungan antar pejabat tinggi pertahanan dan angkatan bersejata kedua negara meningkat cukup signifikan.

“Kerjasama pertahanan kedua negara juga terjadi di bidang lainnya antara lain pendidikan, kerjasama logistik, akuisisi dan industri pertahanan. Di bidang pendidikan, kerjasama kedua negara berlangsung antara lain melalui pertukaran peserta didik termasuk instruktur dan infrastruktur pendidikan bahasa”, tambahnya.

Kegiatan ini, memberikan manfaat bagi kedua negara dalam memperkokoh hubungan pertahanan, karena para alumni tersebut merupakan asset penting yang berperan dalam terselenggaranya People-to-People Links.

Menurut Sekjen Kemhan RI, bahwa peningkatan hubungan kedua negara tersebut juga tidak terlepas dari aktifitas akuisisi peralatan militer produk Korsel yang dilakukan oleh Kemhan RI. Sejauh ini Indonesia telah melakukan pengadaan Alutsista yang disertai alih teknologi seperti pembuatan Landing Platform Dock (LPD), pembelian pesawat tempur dan latih, kapal selam, kendaraan taktis dan tempur beserta suku cadangnya.

Pihak Korsel juga melakukan pembelian pesawat CN-235 versi militer, serta pemberian hibah Landing Vehicle-Tracked Personel (LVTP-7A1) kepada Indonesia, termasuk peralatan militer lainnya.

Diungkapkan Sekjen Kemhan RI, dalam beberapa tahun terakhir kebijakan pertahanan Indonesia khususnya menyangkut modernisasi Alutsista TNI, banyak mengarah kepada Alutsista buatan Korsel. Beberapa faktor yang mendorong kebijakan tersebut, selain karena hubungan kerjasama pertahanan yang erat, juga karena kualitas teknologi industri pertahanan Korsel yang mampu bersaing dengan teknologi negara-negara maju lainnya.

Dengan kemajuan teknologi industri pertahanan yang dimiliki Korsel, maka tema seminar ”The future of ROK-RI security and defence cooperation”, harus dapat diterjemahkan ke dalam wujud yang konkrit dan memberi efek peningkatan kemampuan bagi kemajuan industri pertahanan di Indonesia.

Melalui kegiatan akuisisi alat peralatan, diharapkan dapat meningkatkan proporsi Transfer of Technology (ToT) bagi kemajuan industri pertahanan di Indonesia, dan mengembangkan usaha-usaha bersama menyangkut produksi serta investasi bersama (joint production/joint investment) terutama yang diprioritaskan pada beberapa jenis Alutsista yang banyak digunakan oleh TNI misalnya kendaraan tempur, kapal selam, persawat tempur dan peluru kendali.

Oleh karena itu, guna meningkatkan prospek keberhasilannya, sasaran dan perencanaan program-program kerja sama tersebut peru dituangkan secara jelas dalam suatu roadmap atau workplan, berikut dengan kemungkinan kedala-kendala yang akan dihadapi sehingga memberikan ruang bagi pertimbangan dan perhitungan yang lebih matang dang realistis.

Seminar “2013 ROK-RI Security & Defence Seminar” diselenggarakan oleh pemerintah Korsel melalui Kedutaan Besar Korsel di Indonesia dan Korea Institute Defence Analysis (KIDA) dalam rangka memperingati hubungan diplomatik dan persahabatan Indonesia dan Korsel yang telah genap berusia 40 tahun.

Seminar tersebut dibuka oleh Presiden KIDA Dr. Bang Hyo-bok dihadiri beberapa pejabat tinggi Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan serta sejumlah pejabat pemerintah Korsel. Hadir pula Duta Besar Korsel untuk Indonesia Kim Young-Sun.

Sumber: DMC