Pages

Sunday, September 30, 2012

Indonesia harus bangun poros baru pertahanan

Sumber (ANTARA News) -Indonesia sebagai negara yang bebas aktif harus membangun jalur atau poros baru dalam bidang pertahaan, kata anggota Komisi I DPR RI, Tjahjo Kumolo. "Seyogianya Indonesia tidak terpaku pada ASEAN saja dan Amerika Serikat, tetapi perlu dipertimbangkan membangun poros Jakarta-Peking, Jakarta-India, Jakarta-Rusia, dan negara-negara Arab," ujarnya kepada ANTARA News di Semarang, Minggu, jelang hari ulang tahun ( HUT) kee-67 Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 2012. Wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah (Dapil Jateng) 1 itu menegaskan bahwa posisi Indonesia di kawasan Asia-Pasifik secara geopolitik sangat strategis dan harus jeli menempatkan posisi tawarnya di antara negara-negara besar yang sedang mencari pengaruh di Asia-Pasifik. Kompetisi regional dari skenario global dan dampaknya terhadap Indonesia, menurut Tjahjo, harus diantisipasi agar RI, khususnya TNI yang sedang memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), tidak terjebak pada negara besar yang sebetulnya bisa jadi monster bagi Indonesia. Menyinggung ASEAN Security Community (ASC), Tjahjo mengutarakan, "Bagaimana rencana strategis pertahanan RI? Kemelut Laut China Selatan saja, Indonesia dan ASEAN belum bisa memainkan bidak-bidaknya dengan strategis." Ia menegaskan, "Minimum essential force (MEF) yang kita inginkan harus tercapai dan terencana sampai 2014. Hal ini tidak bisag berdiri sendiri, tetapi harus diiringi dengan kebijakan-kebijakan perencanaan ekonomi Indonesia ke depan yang terstruktur dan terencana." Di lain pihak, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu mmengatakan bahwa Markas Besar (Mabes) TNI harus memprioritaskan program penggunaan kekuatan pertahanan integratif dan progran modernisasi alutsista. Di samping itu, lanjut Tjahjo, meningkatkan profesionalisme prajurit dan memantapkan penyelenggaraan manajemen dan operasinalisasi modern serta meningkatkan kesejahteraan prajurit dan keluarganya. "Ini yang harus konsisten dilaksanakan oleh Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan, baik untuk matra Angkatan Laut, Angkatan Darat, maupun Angkatan Udara," demikian Tjahjo Kumolo. (*)

KSAU Bertekad Jadikan TNI AU " The First Class Air Force "

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat bertekad terus memperkuat AURI untuk menjadi kekuatan terbaik di dunia atau "the First Class Air Force". "Saya ingin secara bertahap AURI menjadi the first class air force," kata Marsekal Imam Sufaat saat peresmian pergantian nama Lapangan Udara (Lanud) Pekanbaru menjadi Roesmin Noerjadin, di Pekanbaru, Jumat (28/9). Untuk mencapai cita-cita tersebut, KASAU mengatakan, awal 2014 AURI akan menambah 24 pesawat F-16, dan 16 pesawat di antaranya akan ditempatkan di Lanud Roesmin Norjadin. Dengan begitu, ia berharap Lanud Roesmin Noerjadin akan mempunyai dua skadron tempur yang dipimpin perwira bintang satu. "Maka, statusnya pun akan berubah menjadi Lanud Kelas A,". Selain itu, ia mengatakan AURI kini juga bekerja sama dengan Korea Selatan dalam membuat pesawat tempur generasi 4,5. Pesawat itu diakui KSAU merupakan peranti tempur di atas generasi Sukhoi produk Rusia. Kemudian, pada tahun 2022 KSAU mengatakan AURI akan mempunyai 50 pesawat jenis tersebut. KSAU menilai penempatan 16 pesawat F-16 di Pekanbaru pada 2014 sangat strategis. Pasalnya lokasi Pekanbaru strategis sebagai benteng pertahanan, dan jaraknya cukup dekat dengan negara tetangga Malaysia ataupun Singapura. "Angkatan Udara harus kuat untuk menjamin harga diri bangsa di udara NKRI," katanya. Untukitu KSAU berharap, pergantian namaLanud Pekanbaru menjadi Lanud Roesmin Noerjadin menjadi momentum baru yang bisa memberikan semangat untuk meningkatkan kapasitas AURI di Pekanbaru. Menurut KSAU, penggantian nama adalah langkah yang diambil untuk meneladani dan menghormati jasa Roesdin. Pria kelahiran Malang pada 31 Mei 1930 itu merupakan salah seorang penerbang jet tempur pertama di Indonesia. Pada masa Roesmin, AURI berubah menjadi angkatan yang berwibawa dan disegani di Asia, sebelum akhirnya "dikebiri" oleh rezim Orde Baru karena dituding terlibat G30S/PKI. "Beliau adalah sosok yang patut diteladani generasi selanjutnya dalam mengharumkan nama bangsa," kata KSAU lagi. Sumber : Metrotvnews

Saturday, September 29, 2012

Kaji Ulang Pembelian Kapal Trimaram

Jakarta - TNI menyebut pihaknya masih akan mengkaji ulang mengenai pembelian Kapal Siluman KRI Klewang jenis Trimaran yang terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi. Sementara untuk kapal yang ditaksir seharga Rp 114 miliar yang sebelumnya sudah dipesan tetap berlanjut, dan pihak galangan berjanji untuk membuatkan yang baru untuk kapal yang terbakar. "Kita akan evaluasi kembali nanti mengenai pembelian. Yang sudah kita pesan tentu akan dibuat ulang oleh galangan. Dengan kasus seperti ini tentu mereka akan membuat perbaikan," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, usai menyambut kedatangan Presiden SBY dari AS, di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2012). Agus juga menyebut pihaknya hingga saat ini masih menunggu proses penyelidikan terhadap terbakarnya kapal tersebut. Menurutnya proses investigasi ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa lama. "Tim masih berada disana untuk melakukan langkah investigasi," imbuhnya. Sebelumnya, Kapal Siluman KRI Klewang terbakar sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9). Saat itu api sempat tidak mampu dijinakkan hingga terdengar beberapa kali ledakan dan membelah kapal tersebut menjadi dua. Diduga dalam insiden itu seorang pekerja dan perwira TNI AL mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit terdekat. Penyebab terbakarnya kapal tersebut diduga berasal dari korsleting saat instalasi listrik di dalam kapal. Sumber : detik

PT Lundin Siap Buat KRI Klewang Kedua

29 September 2012, Banyuwangi: PT Lundin Industry Invest, pembuat KRI Klewang 625 yang terbakar, siap membuat kapal kedua dengan spesifikasi yang sama. Pemilik sekaligus Direktur PT Lundin Lizza Lundin berjanji waktu pembuatan KRI Klewang kedua akan lebih cepat. "Kapal pertama dibuat dalam 2 tahun. Nanti kapal kedua akan lebih cepat dari itu," kata dia saat jumpa wartawan di kantornya, Sabtu, 29 September 2012. Menurut Lizza, pembuatan kapal kedua lebih cepat karena seluruh riset sudah dilakukan pada 2007. Pihaknya juga telah memesan seluruh bahan baku dari sejumlah negara untuk membuat kapal kedua. Seluruh biaya kapal kedua akan ditanggung lembaga asuransi. Namun Lizza enggan menjelaskan lembaga asuransi yang dipakai. Pembuatan kapal kedua akan dimulai setelah hasil penyelidikan diketahui. "Sekarang penyelidikan belum tuntas," katanya. Lizza menjelaskan, teknologi KRI Klewang didesain tidak mampu terbakar karena dilengkapi sprinkler yang dapat keluar otomatis bila terjadi kebakaran. Hanya saja, pada Jumat kemarin, 28 September 2012, kapal belum selesai seratus persen, termasuk belum terpasang springkel. Saat proses belum rampung seluruhnya, TNI AL meminta supaya KRI Klewang segera diuji coba pada Jumat sore kemarin. PT Lundin pun segera memasang sejumlah mesin dan listrik dengan mengerahkan 30 teknisi. Namun nahas, sebelum kapal akhirnya bisa dioperasikan, pada pukul 15.00, api membakar dengan cepat dan menghanguskan seluruh badan kapal. Diduga api muncul karena korsleting saat memasang listrik dari darat menuju kapal. Sumber: TEMPO

Friday, September 28, 2012

umat, 28/09/2012 17:23 WIB Korsleting Listrik Pemicu Kapal Siluman Klewang Terbakar?

Banyuwangi - Pemicu terbakarnya Kapal Siluman Klewang jenis Trimaran di Dermaga Angkatan Laut Banyuwangi, belum diketahui. Namun berhembus kabar, kapal senilai miilaran rupiah itu terbakar akibat korsleting listrik. Dikabarkan bila hari ini sejumlah petugas sedang mengecek kesiapan kapal perang tersebut. Rencananya juga, hari ini kapal akan diujicoba. Sebab, Senin depan KRI Klewang akan diluncurkan. Namun entah kenapa, tiba-tiba saja kecelakaan tersebut terjadi. Korsleting listrik disebutkan bermula terjadi di luar kapal dan merembet ke dalam. Namun, kebenaran informasi tersebut masih perlu dikonfirmasi lebih lanjut. Sementara itu KRI Trimaran tak bisa diselamatkan dari amukan si jago merah. Kapal canggih kebanggaan Indonesia tersebut harus berakhir tragis. Seluruh bodi kapal habis dilumat api sebelum mengemban tugas pentingnya. Sebelumnya, Kapal Siluman KRI Klewang diketahui terbakar usai salat ashar sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat Sumber detik

Boeing TOT dengan PT DI dan Pindad

Boeing Transfer Teknologi ke PT DI & Pindad JAKARTA - Melalui PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Pindad, Boeing sepakat bekerjasama terkait teknologi dengan Indonesia. Nota kesepahaman (MoU) ini telah ditandatangani di acara Investment Day di Amerika Serikat (AS). "Boeing berminat untuk memberikan alih teknologi, training, pendidikan, kerjasama pembangunan industri dirgantara," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo, di Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (26/9/2012) malam. Agus mengatakan, pemerintah optimistis akan berjalan dengan lancar dan sangat bermanfat bagi Indonesia. Pabrikan pesawat tersebut memiliki citra yang baik dalam kerjasama baik dengan pemerintah maupun swasta di Indonesia. "Sebelumnya Boeing ada kerjasama pembelian pesawat dengan Lion yang nilainya sampai USD20 miliar," tambahnya. Agus mengatakan, dengan ditandatanganinya perjanjian kerjsama tersebut. Dalam waktu dekat realisasinya sudah bisa dijalankan Isi Kesepakatan Boeing dan PT Pindad Soal Pesawat Pabrikan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, sepakat bekerja sama soal alih teknologi kepada Indonesia melalui PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Pindad. PT Dirgantara Indonesia adalah perusahaan industri pesawat terbang di Indonesia, sedangkan PT Pindad adalah perusahaan industri manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang produk produk militer dan produk komersial . Kesepakatan kerja sama alih teknologi antara Boeing, PT DI, dan PT Pindad tertuang dalam Memorandum of Agreement (MoA) yang telah ditandatangani pada acara Investment Day di Amerika Serikat pekan lalu. “Boeing berminat untuk memberikan alih teknologi, training, pendidikan, dan kerja sama pembangunan industri dirgantara,” ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu malam 26 September 2012. Realisasi dari kerja sama itu akan dijalankan dalam waktu dekat. Pemerintah Indonesia optimis kerja sama ini akan berjalan lancar dan bermanfat bagi Indonesia. Apalagi Boeing memiliki citra baik dalam membangun kerja sama, baik dengan pemerintah maupun pihak swasta di Indonesia. Menkeu menjelaskan, sebelumnya Boeing juga melakukan kerja sama dalam pembelian pesawat dengan Lion Air yang bernilai US$ 20 miliar. (VivaNews)

TNI AL akan meluncurkan rudal Yakhon dari KS KRI Nanggala

Jakarta - TNI untuk pertama kalinya akan meluncurkan peluru kendali (rudal) jelajah dari kapal selam. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama (TNI) Untung Surapati di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta, Rabu (26/9), uji coba itu merupakan tonggak sejarah TNI. “Rudal jelajah Yakhont ditembakkan dari kapal selam KRI Nanggala. Rudal tersebut memiliki jangkauan hingga 300 kilometer dengan hulu ledah 200-an kilogram,” katanya. Indonesia adalah satu-satunya negara ASEAN yang mengoperasikan rudal buatan Rusia seharga hampir Rp. 100 miliar per unit itu. Penempatan rudal Yakhont di Selat Malaka dapat menjangkau Malaysia dan Singapura. Namun, Direktur Institute for Defense Security and Peace Studies Mufti Makarim mengkritisi minimnya kerjasama TNI AU dan TNI AL dalam menjaga kedaulatan RI. Sumber : KOMPAS Cetak

KRI Klewang Terbakar

Banyuwangi - KRI Klewang jenis Trimaran terbakar di Pangkalan AL Banyuwangi sekitar pukul 15.15 WIB, Jumat (28/9/2012). Asap hitam mengepul hingga ketinggian 25 meter. Warga yang mengetahui kebakaran itu berjubel di pinggir dermaga. KRI Klewang ini baru diresmikan sekitar 1 bulan lalu oleh pejabat AL. Dari pantauan detiksurabaya.com, terlihat api masih membumbung tinggi. Sesekali terdengar suara ledakan kecil. 1 Unit kapal PMK dan perahu karet milik TNI AL serta mobil PMK berupaya memadamkan api. "Api diketahui usai salat ashar. Taoi belum diketahui di titik mana," kata seorang anggota TNI AL yang enggan disebut namanya kepada detiksurabaya.com di lokasi. Sumber : DETIK Banyuwangi - Api yang membakar KRI Klewang sulit dijinakkan. Upaya petugas memadamkan api seperti sulit dilakukan. Selain api terlanjur membakar semua bagian Kapal, hembusan angin laut yang kencang juga membuat api makin membesar. Dari pantauan detiksurabaya.com, api melumat semua bodi kapal perang siluman tersebut. Bahkan kapal terbelah menjadi dua bagian. Ledakan kecil sesekali terdengar dari kobaran api. Meski petugas sudah berupaya untuk memadamkan si jago merah, namun upaya itu seolah sia-sia belaka. Sejumlah petugas AL hanya bisa mengamankan lokasi. Warga dilarang mendekat sekitar radius 100 meter. Hingga pukul 16.00 WIB, api masih terus berkobar. Asap hitam pekat membumbung tinggi. Belum ada pernyataan resmi dari pihak AL terkait kejadian ini. Sementara ratusan warga masih memadati lokasi untuk melihat. Sumber : DETIK

KRI Oswald Siahaan Kembali Tembakan Rudal Yakhont


(Foto: Dispenarmatim)

27 September 2012, Surabaya: Latihan Armada Jaya (AJ) XXXI/2012 yang manlapnya (manuver lapangan) digelar pada bulan Oktober mendatang ini bakal menarik dan seru. Pasalnya, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan uji coba penembakan beberapa senjata strategis, diantaranya Rudal Yakhont buatan Rusia.Ujicoba penembakan Rudal Yakhont ini nantinya akan dilaksanakan oleh KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 yang ikut terlibat dalam Latihan Armada Jaya tersebut.

KRI OWA-354 adalah kapal ke empat dari kapal perang kelas Perusak Kawal Kendali Kelas Ahmad Yani. Sampai saat ini, kapal perang tersebut memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Doken Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI AL.

Uji coba pertama kali penembakan Rudal Yakhont berhasil dilakukan pada bulan April 2011 oleh KRI OWA-354 di perairan Selat Sunda. Pada saat uji coba tersebut, sasaran tembak Yakhont berada di lintas cakrawala, yakni menghamtam target. Untuk mengecek kesiapan uji coba penembakan rudal tersebut, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum, rencananya akan meninjau langsung kesiapan KRI OWA-354, Jumat (28/9) besok siang.

Sumber: Dispenarmatim

Thursday, September 27, 2012

Panglima TNI: Postur Pertahanan Militer Sesuai Peraturan Presiden

Jurnas.com | PANGLIMA TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan postur TNI yang tangguh diperlukan agar dapat menghadapi berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa Indonesia. Menurut Panglima TNI, pembangunan postur TNI didasarkan pada kebijakan pembangunan postur pertahanan militer yang telah ditetapkan oleh negara melalui Peraturan Presiden RI Nomor 41 tahun 2010. Berdasarkan Peraturan Presiden itu, kekuatan TNI yang dibangun pada skala Minimum Essential Force (MEF), yaitu pada ukuran kebutuhan minimum yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam menjaga kepentingan nasional. “Pembangunan kekuatan TNI ini dilakukan tanpa adanya penambahan jumlah prajurit yang signifikan, namun tetap didasarkan pada perhitungan jumlah kekuatan yang tepat,” kata Panglima TNI didampingi Dansesko TNI Marsdya TNI Ida Bagus Putu Dunia pada Pembekalan kepada 98 Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Pendidikan Reguler (Dikreg) XXXIX tahun 2012, di Sesko TNI Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/9). Berdasarkan siaran pers Puspen TNI, dari 98 perwira tersebut, terdapat 5 orang dari mancanegara, yaitu Australia, Malaysia, Singapura, India dan Laos. Menurut Panglima TNI, untuk mewujudkan kepentingan nasional maka diperlukan kebijakan nasional yang terpadu antara kebijakan keamanan nasional, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan kesejahteraan nasional. Namun demikian, kebijakan pembangunan kekuatan TNI pada skala MEF tidak berarti kekuatan TNI hanya dibangun secukupnya, dan sekedar apa adanya saja. Menurutnya,modernisasi peralatan utama dan sistem persenjataan tetap harus dibangun agar setara dengan kekuatan militer yang ada di kawasan regional. TNI harus memiliki senjata, kapal dan pesawat tempur yang modern dan andal. "Tanpa adanya kesetaraan tentunya akan sulit dilakukan diplomasi militer yang antara lain berupa penyelenggaraan latihan, dan operasi militer bersama,” katanya. Oleh karena itu, kata Panglima TNI, pembangunan MEF TNI yang tengah kita laksanakan harus dapat mencerminkan kapabilitas pertahanan Indonesia dengan standard deterrence (penangkal) pertahanan negara, yang mampu mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI terutama di daerah flash point,guna menjamin pelaksanaan kepentingan nasional. Sumber jurnas

Latihan AJ XXXI, KRI OWA-354 Tembakan Rudal Yakhont

Latihan Armada Jaya (AJ) XXXI/2012 yang manlapnya (manuver lapangan) digelar pada bulan Oktober mendatang ini bakal menarik dan seru. Pasalnya, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan uji coba penembakan beberapa senjata strategis, diantaranya Rudal Yakhont buatan Rusia.Ujicoba penembakan Rudal Yakhont ini nantinya akan dilaksanakan oleh KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 yang ikut terlibat dalam Latihan Armada Jaya tersebut. KRI OWA-354 adalah kapal ke empat dari kapal perang kelas Perusak Kawal Kendali Kelas Ahmad Yani. Sampai saat ini, kapal perang tersebut memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim). Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Doken Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI AL. Uji coba pertama kali penembakan Rudal Yakhont berhasil dilakukan pada bulan April 2011 oleh KRI OWA-354 di perairan Selat Sunda. Pada saat uji coba tersebut, sasaran tembak Yakhont berada di lintas cakrawala, yakni menghamtam target. Untuk mengecek kesiapan uji coba penembakan rudal tersebut, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum, rencananya akan meninjau langsung kesiapan KRI OWA-354, Jumat (28/9) besok siang. Sumber : Koarmatim

PT DI Merawat Helikopter Skuadron Udara 45

26 September 2012, Bandung: Kesiapan operasionalisasi helikopter kepresidenan di Skuadron Udara 45 harus berada selalu dalam keadaan prima. Mereka memiliki sejumlah helikopter NAS-332 Super Puma berkelir abu-abu dan putih. Untuk merawat itu, dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia. ”Kami selalu menjadikan helikopter-helikopter milik Sekretariat Negara itu berkondisi seperti baru guna menjamin tingkat keselamatan setinggi-tingginya," kata Joko Budi Rustanto, Kepala Divisi Sales Marketing, Jasa Perawatan Pesawat (Aircraft Services) PT DI kepada media di Bandung, Rabu. Budi mengemukakan, helikopter-helikopter angkut menengah itu ditujukan untuk "orang sangat penting" alias VIP yang khusus dalam terminologi Indonesia dinamakan VVIP (walau di dunia internasional, istilah itu tidak dikenal). Tiga NAS-332 Super Puma bernomor registrasi H-3203, H-3205 dan H-3206, helikopter kepresidenan, dirawat di fasilitas pemeliharaan PT Dirgantara Indonesia itu. Dukungan perwakilan teknis juga disediakan PT DI untuk pekerjaan di luar Bandung, seperti halnya bilamana pekerjaan perawatan dilakukan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma (Skadron Udara 45) dan Pangkalan Udara Atang Senjaya, Bogor (Skuadron Teknik 024). Penyerahan material suku cadang biasanya dilaksanakan dalam tiga tahapan untuk kontrak kerjasama dengan Setneg yang memiliki nilai strategis karena setiap tahun selalu diperbaharui. Selain melakukan perawatan, PT DI juga diminta melakukan modifikasi berupa penambahan peralatan peringatan tabrakan TCAD (Traffic/Collision Alerting Device) guna meningkatkan keselamatan penerbangan. Pemasangan TCAS (Traffic/Collision Avoidance System) wajib pada semua pesawat sipil yang dioperasikan di Indonesia berdasarkan ketentuan Ditjen Penerbangan Sipil Kementerian Perhubungan, merujuk kepada peraturan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulation) Internasional part 135 dan 25. Selain itu, PT DI saat ini berencana menambah kapasitas dan kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi agar dapat melakukan perawatan dua NAS-332 L2 (helikopter versi NAS-332 VVIP yang didatangkan Sekretariat Negara dari Aerospatiale, Perancis, kini bagian dari Eurocopter). Potensi project yang akan dilakukan oleh ACS PTDI sampai Desember 2012 adalah termasuk perawatan rutin helikopter Pusat Penerbangan TNI AD (tujuh unit BO-105, tiga unit Bell-205, dua unit Bell-412). Termasuk pula perawatan rutin satu unit C212-200 dan satu unit AS-332 milik TWA (Trans Wisata Airline) serta modifikasi untuk pemasangan FDR (Flight Data Recorder) pada tiga unit pesawat C212-200 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Sumber: ANTARA News

Kunjungan duta besar inggris

25 September 2012, Jakarta: Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Sekjen Kemhan RI) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.IP., menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Canning, Selasa (25/9) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungan ini, Dubes Inggris menyampaikan keingginan Pemerintah Inggris untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan dengan Indonesia. Dubes Inggris menyampaikan, kunjungannya ini dalam rangka ingin menindaklajuti pertemuan bilateral antara Presiden RI dengan Perdana Menteri Inggris pada bulan April yang lalu, yang salah satunya adalah keinginan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan antara kedua negara. Menurutnya, meski hubungan kerja sama pertahanan Indonesia-Inggris sempat terganggu saat diembargonya penjualan spare part pesawat tempur Hawk buatan Inggris ke Indonesia beberapa tahun lalu, namun saat ini Inggris berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan hubungan kerjasama tersebut. Selama dua tiga bulan ini, kerjasama pertahanan kedua negara telah mengalami peningkatan terutama kerjasama di bidang pendidikan. Dubes Inggris berharap, dalam waktu dekat diharapkan akan ada pertemuan lebih lanjut untuk membicarakan kemungkinan pembahasan MoU kerjasama pertahanan kedua negara. Melalui pembahasan ini, kedua negara dapat melihat kemungkinan seperti apa saja kerjasama yang dapat dikembangkan antara kedua negara di bidang pertahanan. Menanggapi apa yang disampaikan Dubes Inggris untuk Indonesia tersebut, Sekjen Kemhan RI menyampaikan menyambut baik atas keinginan pemerintah Inggris. Menurutnya, kerjasama pertahanan kedua negara sudah berlangsung sejak lama. Sekjen Kemhan RI juga berharap, hubungan kerjasama pertahanan kedua negara dapat ditingkatkan lagi berdasarkan hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan bagi kedua negara. Turut mendampingi Sekjen Kemhan RI dalam kesempatan tersebut, Direktur Kerjasama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus. Sumber: DMC

Tuesday, September 25, 2012

Lapan Kembali Uji Roket RX-550 pada 2013


(Foto: Lapan)

26 September 2012, Garut: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali menyempurnakan kemampuan roket RX-550 yang segera diluncurkan pada 2013 mendatang.

Dalam persiapannya itu, LAPAN kembali melakukan uji statik motor roket RX-550 yang akan dilakukan pada Sabtu( 29/9) di Kecamatan Pangmeungpek, Kabupaten Garut. Sejumlah alat instalasi mulai dipasang pada roket RX-550 tersebut. Kepala Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN Sudihartono menyebutkan,beberapa alat tersebut terdiri dari alat untuk mengukur daya dorong, tekanan, vibrasi, tempratur, dan data visual.

Sejumlah peralatan itu, kata Sudi, akan menentukan apakah motor roket senilai Rp5 miliar ini akan layak menjalani uji terbang atau tidak di 2013 nanti. ”Roket RX-550 sendiri masih dalam tahapan penelitian dan penyempurnaan. Di 2011 lalu,kami sempat melakukan uji statik.Namun,karena tidak sempurnanya struktur material pada bagian nossel motor roket saat itu, RX-550 masih belum bisa dikatakan layak uji terbang. Sekarang, uji statik motor pendorongnya akan kita lakukan kembali,”kata dia.

Sudi mengungkapkan, belum sempurnanya struktur komponen nossel motor roket disebabkan terbatasnya kualitas material logam.Saat itu, logam pada komponen nossel motor roket hanya memiliki ketebalan 3 mm. ”Idealnya, ketebalan struktur material 6 mm. Sedangkan kondisi saat itu ketebalannya hanya 3 mm. Jadi yang seharusnya material itu bisa menahan panas sebesar 3.000 derajat celcius selama waktu pembakaran propelan sekitar 14 detik, ini malah hanya tahan dalam waktu 7 detik saja.Akibatnya, saat memasuki detik ke 8, material nossel robek dan pecah,”ungkapnya.

Seperti diketahui, nama roket RX-550 diambil dari diameter motor roket yang berdiameter 550 milimeter. Panjang motor roket setidaknya mencapai 6 meter. Sedangkan panjang keseluruhan roket bisa mencapai 9 meter lebih. Fungsi khusus roket RX-550 adalah sebagai pendorong (booster) utama yang akan membawa satelit ke luar angkasa dengan kapasitas bahan bakar jenis HTPB (hydroxyl toluen poly butadiene) sebanyak 1,8 ton.

Roket ini diprediksi memiliki jarak tempuh sejauh 150 km dengan jangkauan sepanjang 300 km. Roket RX-550 merupakan penyempurnaan beberapa roket produksi Lapan sebelumnya, yaitu RX- 420 di tahun 2009 dan RX-320 di tahun 2008. Karena belum bisa menjangkau target yang ditetapkan, kedua roket itu pada akhirnya disempurnakan kembali melalui proyek pembangunan roket RX-550.

Dana pembangunan roket RX-550 ini sebesar Rp5 miliar. Di bagian lain,Kepala Pusat Sains Antariksa LAPAN Clara Yono Yatini mengatakan, saat ini hanya ada 30 peneliti astronomi, itu pun terpusat di LAPAN. “Sebetulnya banyak, hanya saja kemungkinan penghargaan di dalam negeri terhadap mereka (peneliti antariksa) kurang,”katanya.

Sumber: SINDO

Leopard dan Marder Tiba Awal November 2012

Tank Marder 1A3. (Foto: ©Bundeswehr/Modes)

25 September 2012, Jakarta: Sebagian tank tempur utama (Main Battle Tank/MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder dari Jerman dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal November 2012 dengan pengiriman dilakukan melalui angkutan udara dan laut.

"Leopard akan dikirim bersama dengan Marder pada awal November 2012 nanti. Sekarang Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sedang di sana dan akan pulang tanggal 30 September 2012," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin di Makodiv-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa.

Pengiriman tahap pertama ini, lanjut dia, akan datang sekitar 15 unit tank berbobot 60 ton itu, sementara untuk tank Marder belum diketahui berapa yang akan datang.

Staf Ahli Menhan bidang keamanan itu mengatakan, dipersiapkan dua unit pesawat yang akan digunakan khusus mengangkut tank-tank tersebut. "Tapi nanti kombinasi pengirimannya, ada yg melalui pesawat, ada juga melalui kapal," kata Hartind.

Pengiriman ini molor dari rencana semula pada Oktober 2012 mendatang karena terkendala administrasi. Pada November mendatang, tank-tank tersebut akan ditunjukkan kepada publik.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan, pemerintah membeli tank Leopard sebanyak 103 unit, tank Marder sejumlah 50 unit dan membeli 10 tank pendukung.

Finalisasi penandatanganan kontrak diharapkan bisa dilakukan akhir September 2012. "Pihak Rheinmetall (produsen) akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012," katanya.

Sumber: ANTARA News

ada apa dengan apache?

Jakarta - Tercium bau tak sedap dari rencana pemerintah untuk mengakuisisi delapan unit helikopter serang AH-64 Apache dari Amerika Serikat (AS). Pasalnya, dengan dana US$ 1,4 miliar, India mendapatkan 22 unit helikopter yang sama. Kepada itoday, Senin (24/9), pengamat pertahanan Muradi mengatakan, rencana pembelian tersebut harus diperiksa, apakah Indonesia membeli langsung dari produsen atau menggunakan jasa broker. Sebab menurutnya, jika melalui jalur normal, maka seharusnya Indonesia mendapatkan jumlah dan kualitas yang sama dengan India. Muradi juga menekankan bahwa jalur apa yang digunakan dalam pengadaan Apache ini harus dibahas secara tersendiri. Sebab dalam konteks Indonesia, mark up dalam pengadaan sudah menjadi rahasia umum. “Apakah kita membeli dari tangan pertama? Jika benar maka seharusnya jumlah yang diterima dengan India. Ini menjadi preseden dan terjadi berulang-ulang, “ tambahnya. Menurut dosen FISIP Universitas Padjadjaran, Bandung ini, jika pengadaan Alutsista sudah menggunakan jalur G to G, tidak alasan Indonesia tidak mendapatkan spesifikasi barang yang kurang dari India beli. Muradi menduga, ada permainan di pihak Indonesia. “Dugaan yang paling gampang, adalah permainan mark up di Indonesia, bukan di AS-nya, “ tuturnya. Bukan tanpa alasan Muradi menduga ada permainan dalam pengadaan helikopter serang ini, sebab jika bicara masalah rezim persenjataan internasional, pengadaan senjata sangatlah ketat, tidak segampang membeli kacang goreng. Indonesia sendiri dikabarkan menyiapkan dana sebesar US$ 1,4 miliar untuk mendatangkan delapan unit AH-64D Apachel Block III Longbow beserta 19 mesin T-700-GE-701D, sembilan Modernized Target Acquistion and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensor, empat AN/APG-78 Fire Control Radars, empat AN/APR-48A Radar Frequency Interferomerters, sepuluh AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) yang disertai Sensor and Improved Countermeasure Dispenser, sepuluh AN/AVR-2B Laser Detecting Sets, sepuluh AN/APR-39A(V) 4 Radar Signal Detecting Sets, 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21), 32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, dan 140 rudal HELLFIRE AGM-114R3. Tidak hanya itu, paket pembelian senilai US$ 1,4 miliar itu juga meliputi alat pendeteksik kawan/lawan Identification Friend or Foe transponders, senapan mesin 30mm beserta amunisi, peralatan komunikasi, peralatan tes, paket pelatihan, simulator, generator, transportasi, kendaraan pendukung, suku cadang, peralatn pendukung, pelatihan personel, dan peralatan keperluan latihan. Sedangkan India, dengan nilai yang sama mendapatkan 22 unit AH-64D Apache Block III Longbow beserta 50 mesin T700-GE-701D, 12 AN/APG-78 Fire Control Radars, 12 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers, 812 rudal AGM-114L-3 HELLFIRE LONGBOW, 542 rudal AGM-114R-3 HELLFIRE II, 245 STINGER Block I-92H missiles, and 23 Modernized Target Acquisition Designation Sight/Pilot Night Vision Sensors, rockets, rudal untuk latihan dan amunisi 30 mm beserta paket pelatihan, suku cadang dan lain-lain. Sumber : Itoday

KRI Banjarmasin Ikut Operasi Penyelamatan ke Somalia


KRI Banjarmasin - 592 saat melakukan proses penggenangan (platform) untuk mengeluarkan tank amfibi di Pantai Mapalus, Bitung, Sulawesi Utara, Senin (7/2). KRI Banjarmasin - 592 berada di Bitung dalam rangka melakukan uji coba pelayaran jarak jauh ( Long Sea Trial) selama 30 hari ke wilayah timur perairan Indonesia. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11)

Jakarta Kapal perang terbesar buatan anak negeri milik TNI AL KRI Banjarmasin ternyata pernah digunakan dalam operasi penyelamatan internasional. KRI Banjarmasin dengan didampingi kapal tempur Belanda menyelamatkan KM Sinar Jaya Kudus yang dibajak di Somalia beberapa waktu lalu.

"Pernah digunakan untuk operasi pembebasan kapal Sinar Kudus di Somalia. Kita jalan bareng kapal tempur kecil Belanda, dan operasi mereka berangkat duluan, baru dari Colombo sama-sama ke Somalia," kata Nahkoda KRI Banjarmasin, Letkol Laut Stanley Lekahena, di ruang nahkoda KRI Banjarmasin, Markas Komando Lintas Laut, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (24/9/2012).

Hal ini berarti kapal buatan anak negeri telah diakui dunia internasional dengan dukungan navigasi dan kemampuan yang tidak bisa dianggap remeh. Hanya saja KRI Banjarmasin belum mendapatkan identitas internasional untuk berlayar di laut internasional.

"Kapal ini punya dua radar BR-3440, didukung peta digital, GPS, echo sounder, dan wheather text. Jadi untuk internasional kita sudah standar, tinggal transponder yang belum dipasang. Itu Automatic Identification System yang belum kita miliki," ujar Stanley.

Kapal ini sendiri akan dilengkapi persenjataan meriam boffors 40 mm dan metraliur Oerlikon 20 mm, senapan anti udara. Namun kapal ini memang tidak diperuntukan untuk perang terbuka.

"Persenjataan masih dalam proses, masih belum ada sekarang tapi akan dipasang senapan anti udara," ujar Stanley.

Kapal KRI Banjarmasin dibuat oleh PT PAL dan yang terbesar yang pernah dibuat anak negeri. KRI Banjarmasin memiliki saudara kembar yakni KRI Banda Aceh yang diparkir di Jakarta dan KRI Banjarmasin sebenarnya di parkir di Surabaya.

"Kapal ini diperuntukan di Surabaya, sedangkan KRI Banda Aceh di Jakarta," ujar Stanley.

sumber : DETIK

Monday, September 24, 2012

RMAF May Lease Gripens an Option


Swedish Gripen (photo : Militaryphotos)

PETALING JAYA : The Royal Malaysian Air Force (RMAF) is considering an offer from Sweden to lease up to 18 JAS39 Gripen fighter jets for its Multi-Role Combat Aircraft (MRCA) programme.
RMAF chief Tan Sri Rodzali Daud told theSun leasing the Gripens is a cheaper solution considering the huge capital expenditure needed for the procurement of new fighters.
"The Gripens had been leased to European air forces, so there is nothing new about such a deal.
"The aircraft also meets all of our MRCA requirements although I admit it is short on gas and range due to its small size," he said when asked to comment on claims by defence industry sources that Sweden has offered a lease-buy option for the Gripens.
Sources told theSun that offer was made after Gripen and the Sukhoi Su-30MKM were eliminated from the MRCA programme following technical evaluation by RMAF test pilots.
They said the three top contenders, namely Boeing F/A-18 Super Hornet, Dassault Rafale and Eurofighter Typhoon, would compete for the final stage of the programme, where their transfer of technology packages and off-set offers would be evaluated before the winner is selected.
Rodzali denied that Gripen and Sukhoi were no longer considered for the MRCA programme as "we are still evaluating all of the aircraft".
He also denied that RMAF had ranked the aircraft in the technical evaluation.
Instead, he said, the aircraft's strengths and weaknesses were documented for further evaluation.
According to him, one important factor for the final selection would be the lowest support cost. "If the Super Hornet is seen as the favourite, it is because we already have the Hornets (eight units) in service."
Asked how many Gripens will be leased if the offer is accepted, he said "preferably it will be 18 planes as specified in the MRCA".
He said despite budgetary constraints, the MRCA programme will go ahead as the air force has planned to retire the 10 MiG-29N Fulcrum air superiority fighters by 2015. "We may need a special budget, one that covers three Malaysian plans," he added.
Rodzali declined to confirm the budget allocation for the MRCA programme but sources told theSun the air force could only procure 12 jets if it opts for the Super Hornet, Rafale or Typhoon.
Hungary and Czech operate the Gripens under a 10-year lease-and-buy contract, for around RM398 million a year, which covers servicing and training.
Rodzali dismissed any hint of an arm race in the impending buy.
"The reason we are looking for new fighters is because of the capability gap. We need to ensure we are on par with other nations.
"Another reason is technology. Technology is moving rapidly. We cannot afford to be left behind."

Daftar Permintaan Indonesia Paket Pembelian Apache Dan Pendukungnya


Pemerintah Indonesia dengan resmi telah melakukan permintaan untuk kemungkinan pembelian 8 Heli Serang AH-64D Apache Block III Longbow beserta perlengkapan, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik kepada Pemerintah AS.   Permintaan tersebut telah mendapat lampu hijau dari Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang memberitahukan Kongres AS pada tanggal 19 September 2012.  Perkiraan biaya pembelian ke 8 Heli Serang tersebut adalah: $1,4 miliar
Daftar permintaan Pemerintah Indonesia antara lain:
  • 8 AH-64D APACHE Block III LONGBOW Attack Helicopters
  • 19 T-700-GE-701D Engines (16 installed and 3 spares),
  • 9 Modernized Target Acquisition and Designation Sight/Modernized Pilot Night Vision Sensors,
  • 4 AN/APG-78 Fire Control Radars (FCR) with Radar Electronics Units (Longbow Component),
  • 4 AN/APR-48A Radar Frequency Interferometers,
  • 10 AAR-57(V) 3/5 Common Missile Warning Systems (CMWS) with 5th Sensor and Improved Countermeasure Dispenser,
  • 10 AN/AVR-2B Laser Detecting Sets,
  • 10 AN/APR-39A(V)4 Radar Signal Detecting Sets,
  • 24 Integrated Helmet and Display Sight Systems (IHDSS-21),
  • 32 M299A1 HELLFIRE Missile Launchers, and
  • 140 HELLFIRE AGM-114R3 Missiles.
HELLFIRE AGM-114R3 Missiles
Dalam paket pembelian tersebut juga termasuk perangkat IFF (Identification Friend of Foe), Senjata dan Amunisi 30mm, perangkat komunikasi,  tool dan test equipment, perangkat latihan, simulator, generator, transportasi, kendaraan pendukung, suku cadang, pelatihan personal dan perangkat pelatihannya.
Proposal penjualan senjata ini oleh Pemerintah AS dianggap akan memberikan bantuan kepada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan meningkatkan keamanan dari negara-negara yang telah dan terus akan menjadi sahabat Pemerintah AS,yang menjadi kekuatan penting dalam stabilitas ekonomi dan politik di Asia Tenggara
Dalam proposal tersebut, Pemerintah Indonesia akan mendapatkan aset vital untuk melindungi dan menghalangi ancaman keamanan potensial baik dari dalam maupun luar.  Pemerintah Indonesia akan menggunakan Heli Serang Apache untuk pertahanan perbatasan, operasi anti terorismd dan pembajakan laut dan mengontrol kelancaran alur transportasi laut di Selat Malaka. 

 Peralatan dan Servis yang dilakukan dalam program pembelian ini akan menjadikan Indonesia menjadi sebuah kekuatan pertahanan yang lebih baik dan menjadi bagian penting dalam kerjasama pertahanan dengan pasukan AS.
DSCA menganggap penjualan Heli Serang Apache beserta perangkat dan pendukungnya dianggap tidak akan mengubah keseimbangan militer di regional Asia Tenggara.
Sumber : ARC

Rencana Pembelian Skuadron Apache di Sambut Dengan Gembira oleh Penerbad

Salah seorang komandan skadron Pusat Penerbangan TNI AD mengaku gembira jika Pemerintah Indonesia benar-benar jadi membeli helikopter serang AH-64/D Apache. Ia mengaku mengikuti terus perkembangan berita ini sejak awal. Kemungkinan pembelian makin menguat setelah Kamis, 20 September kemarin, Menlu AS Hillary Clinton mengumumkan kepastiannya untuk menawarkan delapan heli ini kepada Indonesia, melalui Menlu RI Marty Natalegawa, dalam Joint Commision Meeting di Washington, AS. Semula terdengar kabar, Kongres AS kurang menyetujui itikad Pemerintah AS untuk menawari helikopter tersebut. Namun, setelah pemerintahan Presiden AS Barack Obama menjelaskan bahwa dukungan persenjataan ini penting bagi hubungan kedua negara dan akan memperkuat keamaman di negara Muslim terbesar di dunia ini, Kongres AS akhirnya menyetujui. Dukungan dan kerjasama pertahanan ini juga digencarkan dalam rangka refocuses perhatian ke wilayah Asia-Pasifik setelah bertahun-tahun terlibat dalam konflik yang melelahkan di Irak dan Afghanistan. "Kesepakatan ini diharapkan bisa memperkuat persahabatan komprehensif kedua negara dan membantu memperkuat keamanan di wilayah Asia Pasifik," ujar Menlu Hillary Clinton, mengutip Reuters. Hillary Clinton, yang selama sebulan terakhir ini sibuk berkunjung ke sejumlah negara di wilayah Asia Pasifik, mengakui bahwa Pemerintah AS telah berusaha meningkatkan kerjasama militer dengan sejumlah sekutu tradisionalnya, seperti Filipina dan Australia. Hal ini dilakukan untuk menekan China agar mau menerima kesepakatan bersama untuk memecahkan konflik teritorial di Laut China Selatan. Di mata pers Indonesia, keinginan AS untuk menjual delapan heli Apache tentunya merupakan perkembangan menarik, mengingat belum lama ini Indonesia telah menerima tawaran 24 pesawat tempur F-16 versi upgrade. Paket F-16 ini akan ditebus dengan biaya 750 juta dollar AS, sementara untuk kedelapan Apache belum jelas benar berapa "angka" yang akan disodorkan pemerintah AS. Jika tawaran ini disetujui Pemerintah Indonesia, kedelapan heli serang buatan Boeing tersebut hampir bisa dipastikan akan digunakan untuk memperkuat Skadron Serbu, Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat (Puspenerbad). Sejauh ini Skadron Serbu Penerbad telah diperkuat dengan heli NBO-105 dan Mi-35P yang dipersenjatai. Sumber : Angkasa

Armada Kapal Perang Cina yg Tebaru

Kini, untuk pertama kali China memiliki armada kapal perang pembawa pesawat tempur. Armada ini sudah diserahkan ke Tentara Pembebasan Rakyat, julukan bagi angkatan besenjata China. Berita ini muncul di tengah ketegangan hubungan China dengan negara-negara tetangga. Penyerahan kapal perang dengan panjang 300 meter ini berlangsung di Dalian, kota pelabuhan besar di China timur. Armada ini aslinya bernama Varyag. Tahun lalu, China mengonfirmasikan perbaikan kapal lama milik Uni Soviet yang sudah bubar. Namun, China menegaskan keberadaan kapal ini bukan untuk menakut-nakuti atau mengancam tetangga, melainkan pada umumnya dipakai untuk proses pelatihan dan penelitian. Namun, maneuver-manuver yang dilakukan armada, yang kini dinamai "Nomor 16", sejak Agustus 2001 memunculkan pertanyaan bagi negara-negara lain. China diminta menjelaskan mengapa memerlukan armada ini. Konstruksi Varyag otomatis berakhir pada tahun 1991 setelah Uni Soviet bubar. China kemudian membeli kapal itu dari Ukraina, bagian dari Uni Soviet, pada tahun 1998 tanpa mesin dan baling-baling. Pada tahun 2002 perbaikan total atas Varyag dilakukan di Dalian. Armada ini mampu memfasilitasi maneuver pesawat tempur di samudera sebagaimana dilakukan AS yang juga memiliki armada kapak perang terbesar di dunia. Sumber : Kompas

Sunday, September 23, 2012

Dua Howitzer Caesar 155 mm Tiba di Jakarta




Howitzer Caesar 155mm buatan Nexter Prancis (all photos : ARC)

JAKARTA – Dua howitzer tipe truck mounted berkaliber 155mm tiba di bandara Halim Perdana Kusumah,  jakarta diangkut dengan pesawat Rusia tipe Il-76. Howitzer Caesar buatan Nexter Prancis ini digolongkan sebagai Self Propelled Howitzer/howitzer yang dapat bergerak sendiri dengan bentuk yang lebih inovatif dibandingkan howitzer jenis tersebut yang sebelumnya menggunakan roda rantai (tracked).
Sejalan dengan percepatan modernisasi TNI, maka Angkatan Darat direncanakan mendapatkan  dua batalion howitzer Caesar ini. Satu batalion Artileri Medan terdiri dari 3 baterai, dimana 1 baterai terdiri dari 6 meriam, dengan demikian jumlah howitzer Caesar untuk TNI AD akan mencapai jumlah 36 unit.
Saat ini TNI AD memiliki 2 batalion howitzer gerak sendiri, masing-masing adalah Yon Armed 7/105 GS di Cikiwul Bekasi (Kodam Jaya), dan Yon Armed 5/105GS Cimahi Jawa Barat (Kodam Siliwangi). Howitzer yang digunakan adalah AMX Mk-61 eks Belanda berjumlah 50 unit yang diperoleh pada akhir 1970-an hingga tahun 1982. Howitzer beroda rantai dengan berat 13,7 ton ini memiliki meriam kaliber 105mm.
TNI AD juga memiliki howitzer caliber 155mm tipe tarik (towed) yang diperoleh dari Singapura pada tahun 1997. Howitzer FH-88 ini (di Indonesia sering disebut FH-2000) mempunyai bobot 12,9 ton dan digunakan oleh Batalyon Armed 9 Kostrad di Sadang, Purwakarta.

Menilik dari jangkauan tembakan maka pilihan atas howitzer Caesar ini menjadikan korps Artileri Medan memiliki jangkauan tembakan yang meningkat drastis. Bila AMX Mk-61 hanya mempunyai jangkauan tembakan 15km, dan FH-88 mempunyai jangkauan tembakan maksimal 30 km, maka Caesar mampu melakukan tembakan dengan jangkauan hingga 42-50 km. Jauh-dekatnya jangkauan tembakan ditentukan pula oleh pilihan proyektil yang dipakainya.
Howitzer Caesar juga digunakan oleh Thailand, negeri gajah putih tersebut membeli 6 unit pada tahun 2006 dan semua unit telah diterima pada tahun 2010. Pembelian oleh Thailand ini merupakan perolehan order ekspor pertama-kali bagi Caesar.

Howitzer Caesar bersifat air-transportable, dapat diangkut dengan pesawat seperti C-130 Hercules ataupun A-400M, ini sangat memudahkan bagi howitzer ini untuk dapat disebar ke daerah konflik dengan cepat.
  
Dua howitzer Caesar yang telah datang di Indonesia ini akan mengikuti parade militer pada hari ulang tahun TNI tanggal 5 Oktober 2012. Setelah parade militer tersebut, Caesar dapat dilihat dari dekat oleh public pada Pameran Alutsista di Lapangan Monas pada tanggal 6-8 Oktober 2012.
sumber Defense Studies

TNI AD Masih Kaji Pembelian Apache


AH-64D Apache Block III saat terbang di padang pasir dekat fasilitas Boeing, Meza, Arizona dalam uji terbang perdana, Juli 2008.  (Foto: Boeing)

23 September 2012, Jakarta: Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menjelaskan TNI Angkatan Darat (AD) masih melakukan pengkajian terkait rencana pembelian delapan unit helikopter serbu, Apache dari Amerika Serikat. Pertimbangan lainnya TNI AD membeli Black Hawk.

"Saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan menentukan pilihannya karena pembinanya Angkatan Darat, penggunanya memang Panglima TNI. Saya hanya melihat konteks dalam penggunaan ketiga matra apakah bisa kita satukan atau tidak. Kalau semuanya memungkinkan, kita akan lakukan bersama-bersama," papar Agus, Ahad (23/9).

Penggunaan helikopter serbu, seperti Apache ini cukup banyak, salah satunya bisa digunakan untuk lawan "insurgency".

"Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter tersebut," ujarnya.

Pemerintah sendiri belum menyiapkan langkah apapun terkait rencana pengadaan helikopter serbu Apache dari AS ini. Bahkan, pemerintah belum pernah melakukan pengajuan resmi untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista) tersebut.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin sebelumnya mengatakan, selama ini memang sudah ada lobi-lobi antara kedua negara terkait kemungkinan pengadaan helikopter serbu Apache itu.

"Namun, sejauh ini Indonesia belum memersiapkan apa-apa. Kita tunggu surat penawaran resmi dari mereka. Bukan kita yang mengajukan, mereka yang menawarkan. Kita hanya berpesan kalau mau jual Apache, tolong kita diberi tahu," tutur Hartind.

Jika surat penawaran tersebut diterima, lanjut dia maka akan ada tim yang dikirim ke Amerika Serikat guna melakukan pengecekan berbagai hal, seperti spesifikasi teknis helikopter, dan perlengkapan persenjataan. Tim tersebut berasal dari TNI Angkatan Darat, selaku calon pengguna Apache.

Selanjutnya, tim melakukan pemaparan kepada Mabes TNI untuk kemudian diteruskan ke Kementerian Pertahanan dan dilakukan rapat anggaran. Tim teknis biasanya disiapkan dulu. Biasanya dari mereka ada surat penawaran resmi, ujarnya.

Sumber: Metrotvnews

Friday, September 21, 2012

Indonesia beli 8 Apace

21 September 2012, New York: Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat, yang disebut-sebut menjadi sebuah tanda bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan menyangkut peningkatan keamanan kawasan. Menurut laporan AFP seperti yang dipantau ANTARA, Kamis, pembelian itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa di Washington, Kamis. Hillary mengatakan Pemerintah AS telah "menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada pemerintah Indonesia." "Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan," ujar Hillary. Ia tidak menyebutkan nilai penjualan kedelapan Apache yang akan dibeli oleh Indonesia itu. Menlu Marty Natalegawa dan Menlu Hillary Clinton pada Kamis masing-masing memimpin delegasi kedua negara melakukan Pertemuan Komisi Bersama (JCM) RI-AS yang ketiga setelah mereka sebelumnya melakukan pertemuan serupa di Washington DC pada tahun 2012 dan di Bali tahun 2011. Komisi Bersama itu merupakan mekanisme kerangka kemitraan menyeluruh, yang secara resmi diluncurkan tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Obama ketika Obama berkunjung ke Indonesia. Sementara itu, seperti yang diungkapkan Departemen Luar Negeri AS pada laman mereka, Hillary menyebut Indonesia sebagai "mitra yang alami" bagi AS dan menekankan pentingnya hubungan kedua negara menyangkut stabilitas kawasan. "Sebagai negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, kita adalah mitra alami, dan Amerika Serikat melihat Indonesia sebagai landasan bagi stabilitas di kawasan Asia Pasifik," ujarnya. Menlu Hillary mengatakan hubungan AS dengan Indonesia adalah pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi. Ia menyebutkan, sejak tahun 2000, perdagangan bilateral kedua negara telah berlipat ganda hingga mencapai 27 miliar dolar AS (sekira Rp257,9 triliun) tahun lalu. "Perjanjian senilai 21 miliar dolar (Rp200,6 triliun) antara Lion Air dan Boeing merupakan yang terbesar dalam sejarah Boeing," ujar Hillary. Spesifikasi standar AH-64D Apache. (Sumber: Boeing) Boeing mencetak rekor penjualan dalam sejarahnya --baik dalam nilai transaksi maupun jumlah unit yang dipesan, setelah maskapai penerbangan Indonesia, Lion Air, memesan 230 unit pesawat buatan Boeing, yaitu terdiri dari 201 unit jenis 737 MAX dan 29 unit Next Generation 737-900. Penandatangan perjanjian pembelian itu dilakukan oleh Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, dan Wakil Presiden Boeing, Roy Connor, dengan disaksikan oleh Presiden Barack Obama di sela-sela KTT Asia Timur di Bali pada November 2011. "Sektor gas alam Amerika telah menarik investasi dari perusahaan-perusahaan energi Indonesia di sini. Sebuah Nota Kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan Celanese, yaitu sebuah perusahaan Amerika, kemungkinan mengarah kepada fasilitas baru bernilai miliaran dolar yang akan mengubah batu bara menjadi etanol," tambah Hillary. Menlu Marty Natalegawa sepakat dengan mitranya itu bahwa Indonesia dan AS memiliki kemitraan yang kuat. "Kemitraan yang menguntungkan kedua belah pihak dan pada saat yang sama meluas di luar tingkat bilateral, ditambatkan dan dikendalikan oleh keyakinan kuat kedua negara bagi perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan Asia Pasifik," kata Marty. Sumber: ANTARA News

Wednesday, September 19, 2012

Kebangkitan PT Dirgantara Indonesia

Bandung - Setelah terpuruk dalam beberapa tahun terakhir, PT Dirgantara Indonesia (Persero) kini mulai bangkit. Order pembuatan pesawat, komponen dan jasa datang dari berbagai negara. PTDI mulai merevitalisasi struktur dan SDM untuk mengimbangi meningkatnya pesanan dan kontrak pembuatan pesawat. Bagaimana itu dilakukan? Berikut wawancara wartawan FAJAR, Hasbi Zainuddin, dengan Direktur Umum & SDM PT Dirgantara Indonesia (Persero), Sukatwikanto, di ruang redaksi Harian FAJAR, 12 September lalu. PTDI lebih cenderung memproduksi pesawat untuk militer. Bagaimana perkembangannya? Klaster pesawat yang dibuat PTDI itu memang lebih kepada military, karena memang sejak awal didirikan, PTDI itu memang memproduksi pesawat militer. Orientasinya sebagai transportasi sipil dan membantu pertahanan. Meskipun kita belum memproduksi pesawat tempur. Pembiayaannya bagaimana? Jika dihitung, total nilai kontrak itu mencapai Rp8 triliun, hingga tahun 2016. Untuk modal dan pembiayaan pesawat ini, kita ambil dari APBN melalui bank pemerintah. Pembeli itu datang dari mana saja? Untuk pesawat-pesawat military ini, pembeli kita tahun ini semakin meningkat. Kita bahkan sudah punya kontrak pembuatan pesawat dengan beberapa pembeli dalam negeri dan negara luar. Baik itu berupa unit pesawat, maupun komponen dan jasa. Selain dari dalam negeri, pemesan kita yang sudah deal itu datang dari beberapa negara, di antaranya Korea Selatan, UAE (Uni Emirat Arab), Pakistan, Jepang, Malaysia, Brunei, Thailand, Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Irlandia. Turki, Burkinafaso, dan Senegal. Negara-negara ini membangun kontrak pembelian pesawat, komponen, dan jasa. Selain beberapa negara itu, kami juga sementara mengikuti proses tender penjualan pesawat di Filipina. Pesawat tersebut antara lain tiga unit jenis CN 295, 4 unit CN235 untuk seri maritim transport, dan satu unit NC212 untuk seri 200 untuk maritim patroli. Tendernya sementara berlangsung di Finance State. Kita berharap tahun ini ada beritanya menang. Nah, di Thailand, kita sudah memenangkan tender satu unit NC 212-200. Penjualan di Thailand dan Filipina ini menambah nilai kontrak Rp8 triliun itu. Pesawat yang dipesan jenis apa saja? Macam-macam. Salah satu pemesan kita, Korea, itu menggunakan salah satu jenis pesawat CN235 sebagai pesawat kepresidenan. Sementara Malaysia, menggunakannya sebagai pesawat VIP, setingkat di bawah presiden. Untuk pesawat, kita mengandalkan N295. Pesawat ini ordernya sudah sembilan unit sampai tahun 2014, oleh TNI Angkatan Udara. Tahun ini sudah ada dua yang jadi dan kita delivery. CN295 ini adalah pesawat hasil pengembangan CN235 yang dilakukan Airbush Military. Bedanya, badan pesawat ini lebih panjang tiga meter, sehingga mampu membawa penumpang sampai 50 orang, dengan menggunakan mesin Turboprop Pratt & Whitney yang lebih besar. Pesawat ini juga mampu mengangkut satu unit mobil tank. PT Dirgantara bekerjasama dengan berbagai pihak dalam hal produksi beberapa pesawat. Apa kerjasama yang paling strategis? Jadi, pertama yang harus dipahami tentang konsep industri pesawat, tidak ada industri yang memproduksi sendiri pesawat secara utuh. Untuk PTDI, ada tiga jenis produksi kita. Pertama, pesawat yang kita diciptakan sendiri, dan hak kita untuk memproduksi dan menjualnya. Produk itu misalnya, pesawat CN235 yang pembuatannya kita kerjasama dengan CASA. Pesawat jenis ini adalah buatan Indonesia. Ada juga produk yang underlisence. Kita buat, tapi bukan kita pemiliknya. Itu seperti pesawat NC212-200 dan 400. Kita hanya berhak memodifikasi, mengubah sedikit hidungnya, dan sayap. Ketiga, industrial cooperation. Artinya, kita hanya membuat komponennya. Nah, untuk ini, PTDI merupakan satu-satunya pembuat komponen untuk bahu pesawat Airbush A380. Untuk komponen itu, kita mendapat order sampai 10 tahun ke depan. Nah, untuk pemasaran, kami saat ini juga bekerjasama dengan Airbush Military, yang dulunya bernama CASA, dengan ikut membantu mengelola pasar pesawat jenis NC 212-400, CN 235, dan CN 295, di Asia dan Pasifik. Selain itu? PTDI juga terlibat dalam pengembangan pesawat tempur multi roles IFX-KFX, kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan. Pesawat ini merupakan pesawat tempur generasi 41/2, setara dengan F16++. Dari kerja sama ini, kita target mulai beroperasi tahun 2020 mendatang. Komposisi saham Indonesia-Korea dalam kerja sama ini sebesar 20-80 persen. Selain PTDI, beberapa pihak yang terlibat dalam pengembangannya antara lain Kementerian Pertahanan (Kemhan) sebagai koordinator, Kementerian Ristek (Riset dan Teknologi), BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), ITB, dan Balitbang Kemhan. Nah, dengan kerjasama ini, kita tentu memiliki hak untuk memodifikasi, mendesain, dan membangun dua skuadron di Bandung. Meskipun, kalau ada pembeli dari luar negeri, kita dan Korea tentu harus duduk bersama, karena modalnya berdua. Selain itu, tentunya masih banyak lagi kerjasama dan kontrak yang kita lakukan, yang mencukupkan nilai kontrak itu sebesar Rp8 triliun. PTDI saat ini menunjukkan prestasi yang baik, dan mampu bangkit dari keterpurukan sejak krisis 1998 silam. Apa faktor yang mendukung prestasi besar ini? Tentu dari sisi kebijakan pemerintahan. Dulu, kita kesulitan karena barang yang dipesan itu bisa kita delivery dalam waktu paling cepat 36 bulan. Kenapa, karena kita dilarang stok. Jumlah barang yang ingin dibuat, harus berdasarkan order, dan pembiayaannya melalui APBN yang diputuskan setiap tahun. Sementara, pemesan maunya 12 sampai 18 bulan sejak ditandatangani kontrak. Sekarang, pemerintah sudah membolehkan stok, sehingga, pesawat itu bisa kita kirim lebih cepat, bisa sekitar 12 sampai 18 bulan. Pemerintah juga memberi kebijakan, khusus produksi pesawat, pembiayaannya melalui APBN multiyear, bisa sampai tiga tahun sekaligus. Pemerintah juga sudah lebih terbuka memberlakukan kredit impor. Target keuntungan dari order itu? Kita sampai sekarang sebenarnya masih menggendong utang. Kita tahun kemarin telah menyelesaikan utang masa lalu terhadap pemerintah yang manfaatnya sebagian sudah kita nikmati. Nah, sekarang masih punya utang riil. Berupa utang bisnis, yang sehari-hari kita gunakan membeli berbagai perangkat industri. Kita perkirakan tahun 2014, dengan order tersebut, utang riil itu bisa kita selesaikan. Apa harapan Anda? Untuk itu, yang kami butuhkan adalah tenaga SDM. Kita sedang mencari sarjana teknik yang punya idealisme dan integrasi yang tinggi, yang sanggup bekerja keras, meskipun gaji minim. Kita siap untuk melatih. Perekrutan SDM ini kita lakukan, karena dari sekitar 2.300 tenaga di PTDN, sekitar 70 persen di antaranya akan pensiun sampai tahun 2016 mendatang. Sumber : Fajar

Jerman Mendukung Pembelian Alutsista Oleh Indonesia

Jakarta - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, mengadakan kunjungan kerja ke Jerman, Perancis dan Spanyol dari Tanggal 17 sampai dengan 24 September 2012. Dalam kunjungan kerja Wamenhan sebagai Ketua High Level Committee (HLC) Kemhan ini didampingi Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Sunaryo, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Aslog Kasad Mayjen TNI Joko Sriwidodo, Aslog Kasau Marsda TNI JFP Sitompul. Kunjungan ini dimaksudkan untuk melaksanakan negosiasi dalam proses pembelian atau pengadaan Alutsista TNI sesuai dengan Rencana Strategi 2010-2014. Mengenai kunjungan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan tim HLC ke Jerman, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan memberikan dukungan kepada Indonesia dalam pembelian Alutsista Jerman. Pernyataan tersebut dimuat di beberapa media Jerman menanggapi kunjungan Wamenhan bersama tim HLC ke Jerman. Kanselir memberikan tiga alasan dukungan terhadap Indonesia dalam pembelian Alutsista Jerman tersebut yaitu ; Indonesia bukan negara yang memiliki banyak hutang, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat, dan Indonesia bukan merupakan negara pelanggar HAM. Kanselir Jerman Angela Merkel juga menegaskan bahwa tidak ada negara lain yang mendikte Jerman dalam penjualan Alutsistanya. Kunjungan Wamenhan di Jerman, Wamenhan dijadwalkan bertemu dengan CEO Rheinmetall, CEO Grob, dan CEO Luersen. Turut serta dalam kunjungan kerja tersebut Deputi Menteri Negara PPN/Ka Bappenas Bid. Polhukhankam Ir. Rizky Ferianto MA, dan Dirut PT. Dirgantara Indonesia Budi Santoso. Dalam kunjungannya ke Spanyol, Wamenhan direncanakan akan mengunjungi Kementerian Pertahanan Spanyol dan bertemu dengan Menhan Spanyol D. Pedro Morenes Eulate, serta melaksanakan pertemuan dengan State Secretary Bidang Industri Pertahanan Spanyol. Sumber : DMC

PT DI Menyelesaikan CN 235 Pesanan Turki yg ke 8

CN-235 ASW Meltem II. 18 September 2012, Bandung: Tingkat kepercayaan dunia internasional kepada PT Dirgantara Indonesia (DI) cukup tinggi. Itu terlihat pada jalinan kontrak antara lembaga BUMN yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dan berbagai negara, baik Asia maupun Eropa. Satu di antaranya, adalah Turki. Kepala Tim Komunikasi PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, mengemukakan, sejak 6 tahun silam, pihaknya bersepakat dengan Turki untuk mengerjakan 10 unit CN-235. Pemesanan itu merupakan modifikasi. "Turki memfungsikan CN-235 tersebut menjadi pesawat Maritim Patrol," ujar Sonny di PT DI, Selasa (18/9). Dalam perkembangan pembuatan pemesanan Turki itu, kini, pihaknya siap melakukan flight test (uji coba) pesawat ke-8. Sonny mengatakan, pihaknya optimistis, dalam dua tahun mendatang, pihaknya siap menuntaskan proyek pemesanan Turki tersebut mengingat kontraknya berdurasi 8 tahun atau hingga 2014. "Nilai kontrak dengan Turki itu tergolong besar. Angka kontrak engineer-nya mencapai 2 juta dolar AS per tahun. Jadi, selama 8 tahun kontrak, nilainya sejumlah 16 juta dolar AS (sekitar Rp 151 miliar.RED)," sebut Sonny. PT DI Bidik Negara di Asia dan Afrika Kepala Tim Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (DI), Sonny Saleh Ibrahim, mengatakan, pada 2013 pihaknya memproyeksikan terjalinnya sejumlah kerjasama dalam bentuk proyek pembuatan pesawat, dengan berbagai negara. Pihaknya memproyeksikan nilai kerjasama pada 2013 mencapai Rp 2,5 triliun. "Saat ini, masih dalam tahap penjajakan. Itu kami lakukan dengan beberapa negara. Misalnya, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina, dan Botswana," ujar Sonny di PT DI, Selasa (18/9). Proyek yang siap dikerjakan PT DI pada periode 2013-2014, ujar dia, antara lain, 11 unit pesawat untuk skuadron perang, 8 unit pesawat serbu, 3 unit helikopter Bell. "Juga, 4 unit CN 235, dan 2 unit NC 212," ujar pria yang tengah berbusana batik tersebut. Sumber: Tribun Jabar

Friday, September 14, 2012

Wamenhan Korea Utara Temui Wamenhan RI Bahas Kemungkinan Peningkatan Kerjasama Pertahanan


DMC/SASIJakarta, DMC - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat (14/9), menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Pertahanan Korea Utara Letjen Kang Pyo Yong, di Kantor Kemhan, Jakarta. Wamenhan meminta maaf atas ketidakhadiran Menhan Purnomo Yusgiantoro untuk menyambut kunjungan Wamenhan Korea Utara karena sedang menghadiri pembukaan Sail Morotai di Provinsi Maluku Utara.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Utara berjalan sangat baik sejak awal yaitu tahun 1961 pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Wamenhan melanjutkan, adalah kewajiban bersama untuk meningkatkan hubungan kerjasama di bidang pertahanan/militer untuk menambah kualitas hubungan baik kedua negara ini. Wamenhan setuju bahwa perlu dilakukan upaya bersama kedua Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan.
Kepada Wamenhan Korea Utara, Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan beberapa prinsip dasar dalam pertahanan Indonesia saat ini yaitu sistem pertahanan semesta. Terdapat tiga komponen pertahanan yaitu TNI sebagai Komponen Utama, masyarakat yang sebelumnya telah dipersiapkan sebagai Komponen Cadangan, dan sarana prasarana dan industri sebagai Komponen Pendukung. Ketiga komponen tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kedaulatan bangsa, menjaga keutuhan wilayah teritorial NKRI, dan untuk menjaga keselamatan Bangsa dan Negara Indonesia.
Dalam hubungannya dengan kerjasama Internasional, Indonesia menerapkan prinsip mutual respect dan mutual benefit dalam membangun hubungan bilateral dengan negara-negara sahabat. Dan prinsip Confident Building Measures dalam upaya pencegahan konflik dan sengketa diantara negara-negara sahabat dan yang berada di kawasan Asia Tenggara. Untuk mencegah terjadinya konflik di kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga menjalin memelihara hubungan dengan membangun kerjasama pertahanan bersama negara-negara sahabat, anggota ASEAN.
Sementara itu Wamenhan Korea Utara menyatakan kunjungannya ke Kementerian Pertahanan RI kali ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan baik kedua negara terutama di bidang pertahanan. Wamenhan Kang Pyo Yong berharap dapat menjalin kerjasama di bidang saling kunjung perwira angkatan bersenjata kedua negara dan pendidikan bagi personel Angkatan Bersenjata.
Dijelaskan oleh Wamenhan Korea Utara bahwa hubungan baik kedua negara sudah berlangsung lama sejak kepemimpinan Presiden pertama Ir Soekarno. Rakyat Korea juga sangat menghargai ucapan bela sungkawa yang disampaikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat meninggalnya Presiden Korea Utara yang terdahulu Kim Jong Il pada Desember 2011 lalu. Wamenhan Korea Utara sangat menghargai Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berpengaruh di Asia dan tidak bersekutu dengan pihak manapun.

SUMBER : DMC

TNI AL Akan Tembakan Torpedo dalam Latihan Armada Jaya XXXI



13 September 2012, Jakarta: Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengungkapkan, TNI Angkatan Laut akan melaksanakan latihan perang secara besar-besaran di laut Jawa selama satu bulan (23 September s.d. 23 Oktober 2012). Latihan perang laut yang diberi sandi Armada Jaya XXXI/2012 akan melaksanakan penembakan berbagai macam senjata strategis, antara lain peluncuran peluru kendali Torpedo Sut sasaran permukaan baik dari kapal selam KRI Nanggala-204 maupun kapal perang jenis Patrol Ship Killer KRI Ajak-653.

Latihan Armada Jaya XXXI/2012 di perairan Indonesia Kawasan Timur, mulai dari Laut Jawa hingga puncaknya dilaksanakan operasi amfibi berupa pendaratan pasukan pendarat Marinir di Sangatta, Kalimantan Timur. Seluruh kesenjataan TNI AL yang tergabung dalam SSAT yaitu kapal perang, pesawat udara, Marinir dan Pangkalan akan digelar pada latihan puncak TNI AL ini, tegas Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, seusai mengikuti paparan Rencana Garis Besar Latihan Armada Jaya XXXI/2012, Kamis (13/9) di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur.

Latihan ini merupakan salah satu aktualisasi tentang kesiapan TNI AL dalam melaksanakan Operasi Amfibi, Operasi Laut Gabungan dan Operasi Pendaratan Administrasi di perairan timur yurisdiksi nasional dalam rangka menjaga dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada latihan ini, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno bertindak selaku Pemimpin Umum Armada Jaya XXX/2012, sedangkan Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto, S.E. sebagai Direktur Latihan.

Dalam Armada Jaya XXXI/2012 ini akan dilaksanakan berbagai rangkaian kegiatan latihan dengan melibatkan kurang lebih empat ribu personel, 23 kapal perang berbagai jenis (Kapal Selam, Perusak Kawal Rudal, Kapal Cepat Rudal, Perusak Kawal, Angkut Tank, Buru Ranjau, Kapal Tanker dan Kapal Bantu Tunda), delapan pesawat udara, satu Brigade Pasukan Pendarat Marinir beserta 93 kendaraan tempur lengkap dengan logistiknya.

Latihan dilaksanakan dua tahap yaitu geladi Posko termasuk gelar pasukan tanggal 23 September s.d. 7 Oktober 2012 dan gladi lapangan tanggal 9 s.d. 23 Oktober 2012 guna menguji kemampuan perencanaan Operasi Amfibi, Operasi Laut Gabungan dan Operasi Pendaratan Administrasi. Setelah serbuan amfibi berakhir dan pantai pendaratan dinyatakan dikuasai, akan digelar bakti sosial yang didukung kapal perang rumah sakit KRI dr. Soeharso-990.

Menurut Kadispenal, konstelasi geografis Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic State) terbesar di dunia, memiliki wilayah laut yang luas dan berbatasan langsung dengan wilayah perairan negara tetangga, apabila kita tidak mengelola dan memanfaatkannya dengan baik maka akan berpeluang munculnya konflik. Permasalahan perbatasan yang sampai saat ini masih mencuat di permukaan, menjadikan pelajaran bagi kita untuk selalu waspada dan siap untuk mempertahankan serta menjaga setiap jengkal wilayah yurisdiksi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

TNI Angkatan Laut sebagai alat pertahanan negara di laut dituntut kesiapannya dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu keamanan dan kedaulatan NKRI. Kesiapan TNI AL berupa tampilan kemampuan dan kekuatan alutsista yang andal, kesiapsiagaan operasional seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dan profesionalisme prajurit Matra Laut. Hasil dari kegiatan pembinaan tersebut diukur melalui latihan puncak TNI AL yakni Armada Jaya.

Latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak bagi TNI AL dan dilaksanakan setiap tahun di wilayah yang berbeda, bahkan diusahakan seluruh pantai yang ada di Indonesia ini pernah dijadikan sebagai daerah latihan. Dengan menggelar latihan di daerah tersebut akan menjadi salah satu referensi bagi TNI AL, jika sewaktu-waktu dibutuhkan operasi sebenarnya.

Sumber: Dispenal

TNI AD Diperkuat 163 Tank : Nilai Pembelian Sekitar Rp 2,6 Triliun



Leopard 2 Revolution MBT (photo : Militaryphotos)
JAKARTA, KOMPAS — Meski tertunda, realisasi pembelian main battle tank Leopard semakin nyata. Indonesia akan membeli 163 tank yang terdiri dari 103 unit MBT, 50 unit tank medium, dan sepuluh unit tank pendukung.
Kepastian pembelian main battle tank (MBT) tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam pertemuan dengan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Heeidrun Tempel, Rabu lalu di Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Sjafrie yang didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Ediwan Prabowo mengatakan, terkait dengan pembelian tank tersebut, perwakilan dari pabrik Leopard, yaitu Rheinmetall, akan berada di Indonesia untuk penandatangan kontrak akhir September. Pada November, MBT Leopard sudah bisa dipamerkan dalam pameran Industri Pertahanan Indo De¬fence 2012.
Ke-103 MBT tersebut terdiri dari 61 unit MBT Leopard Revolution dan 42 unit MBT Leopard 2A4. Paket ini juga termasuk tank medium produksi Rheinmetall, yaitu Marder 1A3 sebanyak 50 unit, dan 10 unit lain tank pendukung seperti tank jembatan dan penarik.

Leopard 2A4 MBT (photo : KMW)
Beda dengan DPR
Pembelian tank ini bernilai 280 juta dollar AS (sekitar Rp 2,6 triliun) sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012. Sebelumnya, direncanakan anggaran tersebut untuk membeli 104 MBT Leopard 2A4.
Komisi I DPR secara resmi belum menyatakan persetujuan untuk pembelian ini. Secara internal, Agustus lalu, keputusan Komisi I adalah menyetujui pembelian tank medium.
Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Purwadi Mukson, Karnis (13/9), menyambut gembira pembelian tersebut.
Ia menjelaskan, MBT Leopard Revolution berbobot 62 ton, sedangkan MBT Leopard 2A4 berbobot 59 ton. Kedua jenis tank ini termasuk tank berat, sedangkan Marder 1A3 tergolong tank medium.
"Marder ini bagus karena juga untuk mengangkut personel. Satu tank bisa untuk mengangkut 10 orang," ujar Purwadi.

Marder 1A3 (photo : Militaryphotos)
Di luar ekspektasi
Purwadi mengatakan, kelas MBT Leopard Revolution berada di atas MBT Leopard 2A4 yang dibeli dalam kondisi standar. Untuk turet, struktur di atas tank yang menjadi tempat dudukan senjata seperti canon dan senapan mesin, MBT Leopard Revolution telah digerakkan secara elektronik. Sementara itu, MBT Leopard 2A4 masih digerakkan secara hidrolik. Masing-masing menggunakan canon 120 milimeter, sedangkan Marder 1A3 dengan canon 20.
"Pembelian ini di atas ekspektasi. Tidak ada penurunan spesifikasi teknis. Malah amunisi semua lengkap," kata Purwadi.
Pengamat militer dari Imparsial, Al Araf, melihat keanehan dengan anggaran yang sama bisa didapat banyak sekali MBT. Ia khawatir, tank yang dibeli tidak dalam kondisi baik sehingga membutuhkan biaya retrofit dan perawatan tinggi.
Al Araf mengatakan, untuk menjawab kecurigaan tersebut, pemerintah harus transparan dalam pengadaan persenjataan termasuk kondisi barang dan perawatan dalam rentang waktu beberapa tahun ke depan. (EDN)

Thursday, September 13, 2012

BPPT Siap Produksi Pesawat Mata-mata Militer RI


Disiapkan terbang di ketinggian 8.000 kaki, operasi secara otomatis.


Model pesawat tanpa awak (UAV) jenis Alap-Alap Double Boom
Model pesawat tanpa awak (UAV) jenis Alap-Alap Double Boom (BPPT)

VIVAnews -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tak hanya puas mengembangkan riset untuk senjata dan kendaraan taktis militer, yang salah satunya menghasilkan panser ANOA yang diproduksi PT Pindad. BPPT pun segera merintis pembuatan pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle), yang salah satunya untuk kepentingan militer.

"Sekarang kami sedang finalisasi pesawat itu untuk kepentingan pengintaian dan operasi," kata Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar, usai penganugerahan BJ Habibie Technology Award 2012 di Aula BPPT, Jakarta, Rabu 12 September 2012.

Marzan menambahkan pesawat tanpa awak tersebut selain untuk kepentingan pertahanan juga dapat digunakan untuk pengamatan wilayah (survailence) dan kebakaran hutan.

"Pada waktu lalu, pesawat ini digunakan untuk mendukung pembuatan hujan buatan," tambahnya.

Pesawat dengan kemampuan tinggi terbang mencapai 8.000 kaki ini dioperasikan secara otomatis melalui pusat kendali. "Langsung bisa kirim data secara real time ke pusat kontrol," ujarnya.

Bulan September ini, lanjut Marzan, akan dilakukan ujicoba bersama dengan Kementerian Pertahanan. Setelah ujicoba baru kemudian akan dilanjutkan ke tahap produksi.

"Segera diujicoba di Halim Perdanakusuma, dari sana produksi diputuskan dan bagaimana  keperluannya," kata Marzan.

Pesawat tanpa awak yang dikembangkan oleh BPPT telah muncul dalam lima varian. Tiga merupakan jenis pesawat UAV untuk survei pemetaan sementara dua varian untuk kepentingan pertahanan. Pesawat ini akan dipakai oleh Kementerian Pertahanan maupun TNI.
 
sumber :VIVA NEWS

Kontrak Leopard dan Marder Dirampungkan September, Hibah C-130 Dimatangkan


Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, Rabu (12/9) menerima kunjungan AIRCDRE Ian Scott dari Australia di Kantor Kemhan, Jakarta. Kedatangannya kali ini adalah untuk membicarakan kelanjutan rencana proses hibah dan pengadaan Pesawat C-130. Pada pertemuan ini, Sekjen menjelaskan proses penganggarannya yang melibatkan beberapa instansi pemerintah dan DPR. Saat menerima tamunya, Sekjen Kemhan didampingi oleh Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus. (Foto: DMC)

12 September 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dengan didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.Ip dan Kepala Bidang Opini Pusat Komunikasi Publik (Kabid Opini Puskom Publik) Kemhan Kolonel Arh Sugandi Agus, Rabu (12/9) menerima kunjungan Kuasa Usaha Jerman untuk Indonesia Mrs. Heeidrun Tempel, di Kantor Kemhan Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) baik pabrik Rheinmetall maupun Grob dan tim HLC akan meninjau kesiapan produksi lainnya dari kedua pabrik industri pertahanan Jerman di Frankfurt minggu depan, pihak kedutaan besar Jerman akan membantu menginformasikan rencana kunjungan kerja ini kepada pihak-pihak terkait di Jerman, baik pihak industri pertahanan yaitu pabrik Rheinmetall dan Grob maupun pemerintah Jerman.

Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.

Menanggapi hal tersebut, pihak kuasa usaha Jerman akan membantu pihak Indonesia dalam hubungan Government to Government.

Sumber: DMC/ARC