Pages

Friday, December 7, 2012

Korsel Potong Anggaran Proyek Jet Tempur KFX



6 November 2012, Jakarta: Proyek perancangan pesawat tempur generasi 4,5 KFX yang dikerjakan Korea dan Indonesia memasuki masa yang tak jelas. Kekuatiran ini menyeruak setelah belum lama ini Pemerintah Korea Selatan memutuskan memotong anggaran proyek ini untuk 2013. Pemotongan anggaran dilakukan atas dua pertimbangan, yakni perkembangan ancaman dan keamanan regional yang telah sedemikian mengkuatirkan, serta pembatalan Turki yang semula akan ikut menanggung pembiayaan KFX. Demikian ungkap sumber Angkasa di Korea Selatan.

Juga merujuk pemberitaan media setempat, terungkap, langkah drastis tersebut terpaksa diambil karena Seoul sudah tak sabar menunggu jet tempur masa datangnya muncul sementara negara-negara di sekitarnya telah tampil dengan berbagai persenjataan baru yang mematikan. Mereka akhirnya mengaku berat menyandang beban tanggung-jawab pendanaan KFX sebesar 80% (Indonesia menanggung 20%) setelah Turki mengundurkan diri dari rencana keikutsertaannya. Korea Selatan tampak benar-benar cemas dengan kemunculan Sukhoi T-50 dari Rusia, indigenous stealth J-20 dari China, dan sebentar lagi ATD-X dari Jepang. Pengembangan roket balistik Korea Utara yang seakan tak terbendung AS – seperti Unha-3 yang akhir Desember ini akan diluncurkan -- pun ikut membuat mereka semakin panik.

“Korea Selatan tak bisa terus-menerus melihat perkembangan tersebut dengan hanya mengandalkan 120 jet tempur dari era 1980-an,” ujar sumber Angkasa. "Begitu pun Pemerintah Korea masih akan memegang komitmennya pada KFX dengan menyiapkan 4,15 juta dollar untuk melanjutkan feasibility study pada tahun 2014," tambahnya mengutip janji Pemerintah Korea Selatan.

Di tengah kepanikan itu, Seoul akan segera menjatuhkan pilihan untuk mengalihkan anggaran pertahanannya ke proyek pesawat tempur yang lebih canggih dari jet-jet tempur stealth yang dinilai menjadi ancaman serius bagi wilayah udaranya. Mereka akan segera memilih Boeing atau Lockheed Martin (LM) yang gencar menawarkan kerjasama pembuatan jet tempur generasi ke-5 yang diberi nama FX-III. Besar kemungkinan, pemerintah akan memilih Boeing yang telah menyodorkan konsep F-15 Silent Eagle ketimbang LM yang menjanjikan F-35 Lightning II versi murah meriah.

Jika bola bergulir tanpa hambatan, FX-III akan menjadi jet tempur generasi ke-5 pertama yang dirilis Paman Sam untuk negara luar. Korea Selatan kabarnya telah menyiapkan 10 triliun won atau sekitar 8,96 miliar dollar untuk pembuatan 60 unit pesawat ini. Besar kemungkinan situasi keamanan regional akan mendorong pembuatan pesawat ini lebih cepat setahun, sehingga rakyat Korea Selatan bisa melihat pesawat ini terbang pada 2015.

Rencana pembuatan FX-III pernah dibicarakan pada 1990-an, namun terlupakan akibat terjangan krisis finansial dunia pada 1997 dan 2008. Oleh karena KFX melibatkan Indonesia, kelanjutan perancangan jet tempur yang telah dimulai sejak dua tahun lalu ini pun menempatkan Indonesia di persimpangan jalan. Pemerintah Korea Selatan tak pernah mengatakan proyek ini dihentikan, namun penghentian anggaran untuk KFX dan beralihnya perhatian Korea Selatan ke program FX-III semestinya perlu dicermati secara serius.

Sumber: Angkasa

7 comments:

  1. yang kekal ialah: keinginan tetangga agar Indonesia tak menjadi Kuat.
    Asumsi: dengan stabilitas politik/ekonomi Indonesia dan datangnya kawanan Su-27 kedalam khasanah TNI-AU tentu membuat para tetangga makin tak nyaman, setelah terbukti bahwa dalam waktu singkat kita berani menghadirkan Su-30 kekancah Pitch Black membuat terkaan bahwa parity kekuatan udara antara Indonesia dan tetangga akan terjadi dalam waktu yang tak terlalu lama.

    Salah satu cara untuk melemahkan/memperlambat atau menggagalkan (diantaranya) MEF ialah dengan memprojeksikan pada pemerintah Kor-Sel seolah pilihan FX-III merupakan pilihan lebih tepat dibandingkan menyelesaikan KF-X. dengan demikian bisa dipastikan Kor/Sel akan menghabiskan dana untuk mainan baru dan Indonesia terpaksa memperbanyak F16 rongsokan dari USA.

    Pilihan Indonesia sekarang: berniat ikut melahirkan teknologi baru dan rasa bangga bernegara atau puluhan tahun mendatang tetap menjadi bahan hinaan tetangga kita?

    Terobosan yangbisa kita lakukan ialah dengan memaksa NKRI untuk memperbesar dana KFX atau menciptakan suasana panas disekitar spartley (pererat kerjasama dengan RRC) sehingga titik panas adu kekuatan bergeser keutara dan kita ada kemungkinan mendapat dana dari negara/2 yang bermusuhan dengan RRC.

    ReplyDelete
  2. Kita sudah copy paste data penelitiannya yang bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut di indonesia, kita terusin aja program kemandirianan membuat pesawat tempur dengan memberdayakan insinyur2 lokal, bukankah anak surabaya dengan PT Globalnya udah bisa bikin AVIONIK pesawat tempur sendiri, itu aja dimanfaatkan kerjasama dengan PT DI, Biar Pt Di buat frame dan merancanng bentuk pesawat dari pengalaman prodram kfix tadi dan Pt Global yang bikin Avioniknya, masalah mesin kita beli dari Rusia aja karena tidak mungkin diembargo, kesemuanya dipadukan jadi deh peawat tempur buatan anak bangsa.TERUS BERKARYA JANGAN MENYERAH, JAYALAH INDONESIAKU
    Anonim says:
    7 Desember 2012 18:08 Reply

    ReplyDelete
  3. Kita sudah copy paste data penelitiannya yang bisa dijadikan bahan penelitian lebih lanjut di indonesia, kita terusin aja program kemandirianan membuat pesawat tempur dengan memberdayakan insinyur2 lokal, bukankah anak surabaya dengan PT Globalnya udah bisa bikin AVIONIK pesawat tempur sendiri, itu aja dimanfaatkan kerjasama dengan PT DI, Biar Pt Di buat frame dan merancanng bentuk pesawat dari pengalaman program kfix tadi dan Pt Global yang bikin Avioniknya, masalah mesin kita beli dari Rusia aja karena tidak mungkin diembargo, kesemuanya dipadukan jadi deh peawat tempur buatan anak bangsa.TERUS BERKARYA JANGAN MENYERAH, JAYALAH INDONESIAKU

    ReplyDelete
  4. Sangat disayangkan kalau sampai terhenti ni program KFX/IFX. Tapi, hal ini perlu menjadi pelajaran, perhatian dan pengalaman yang berharga, karena untuk membangun postur pertahanan yang kuat dan kokoh, kita tidak bisa tergantung sepenuhnya dengan pihak luar. Sejauh ini, kalau kita melihat para pakar dan insinyur2 kita sebenarnya bisa melakukan penelitian dan pengembangan sendiri. COntohnya banyak, LAPAN misalnya berhasil meluncurkan roket2 mutakhir yang berhasil menyita perhatian kita bahkan dari luar negeri (tetangga), PT DI; kiprahnya sudah tidak usah diragukan lagi. Memang masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa mereka sudah hebat, tapi paling tidak jalan menuju ke arah kemandirian itu sudah dirintis sejak awal. Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kebijakan strategis pemerintah kita? Dana untuk penelitian dan pengembangan perlunya mendapat porsi yang tinggi kalau kita tidak ingin terus membeli produk dari luar negeri, penghargaan terhadap para ahli kita sudah belum, karena konon banyak yang beredar informasi bahwa para pakar kita di Indonesia ini ternyata lebih memilih untuk hengkang ke luar negeri hanya karena mereka merasa diperhatian di luar negeri... Oleh karena itu sangat disayangkan kalau sampai proyek ini terhenti... Ayooo maju terus INDONESIA....

    ReplyDelete
  5. Rebut sekali lagi rebut teknologi pesawat tempur, para sarjana RI yg sdh dikirim ke Korea dan anak2 bangsa yg mendapat kesempatan belajar teknologi di Korea jangan disia2kan. Anak, keluarga, saudara dan teman2/rekan menunggumu semoga berhasil merebut ilmu. Pemerintah sdh menyiapkan alternatif, bila Korea belum bisa mewujutkan KFX yg kita gadang2 dan merupakan lompatan teknologi kekinian. Jayalah NKRI...semangat para wakil ahli di Korea

    ReplyDelete
  6. kalau teknologi barat akan kita ambil, ada aja kendalanya dan apakah mampu negara NKRI merebut teknologi pesawat tempur?

    ReplyDelete
  7. Kita jg bisa lakukan hal yg sama! alihkan dana KFX untuk pembelian pesawat yg ready stok. dengan duit 1 milyar dolar kita bisa dapat 1 skuadron sukhoi lengap dg persenjataanya (kemarin 400 jt dollar kita dapat 6 sukhoi lengkap, atau 50 f-16 bekas/EDA yg sudah di upgrade. MUMPUNG DUITNYA BELUM KITA SETOR KE KOREA!

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK