Pages

Monday, August 27, 2012

Pengamat: Pesawat Jet Tempur Tanpa Rudal Jarak Jauh Tak Ada Gunanya

Connie Rahakundini Bakrie
Connie Rahakundini Bakrie
Connie Rahakundini Bakrie (sumber: Istimewa)
Indonesia harus bisa memainkan posisi tawar dalam negosiasi pengadaan alutsista

Memperkuat persenjataan pada pesawat jet tempur F-16, adalah hal yang niscaya karena pesawat jet tempur tanpa dipersenjatai rudal terpandu jarak jauh, tidak ada gunanya .

Hal ini dikatakan oleh pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, menyusul berita yang dilansir kantor berita Reuters dari Washington DC, Amerika Serikat pada Jumat (24/8), yang melaporkan pemerintah Presiden Barack Obama, telah mengusulkan untuk menjual rudal terpandu jarak jauh dan peralatan terkait senilai 25 juta dollar Amerika, untuk melengkapi armada pesawat jet tempur F-16 yang dimiliki Indonesia.

“Pesawat jet tempur memang harus bisa menembak, tapi harus diperhatikan apakah hal ini memang sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Udara sebagai penggunanya,” ujar Connie ketika dihubungi, Minggu (26/8).

Indonesia disebutnya harus bisa memainkan posisi tawar, yang lebih baik dalam negosiasii pengadaan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) dengan Amerika Serikat, mengingat Amerika Serikat memandang posisi strategis Indonesia, dan dianggap sebagai kekuatan pengimbang terhadap China di kawasan Asia.

Dalam hal ini dan dengan konteks sengketa di kawasan Laut China Selatan antara China, Taiwan dan empat negara anggota ASEAN, Connie mengatakan Indonesia dapat menggunakan posisi tawarnya, untuk meminta Amerika agar mendukung penguatan kekuatan militer Indonesia di laut dan tidak hanya di udara.

"Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk mendapatkan perjanjian kerjasama yang lebih baik untuk membangun armada laut baru, seperti Armada Pasifik dan Armada Lautan Hindia, sehingga melengkapi Armada Barat dan Armada Timur yang sudah ada,” ujar Connie.

Namun Connie mengatakan bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif, dengan semboyan one thousand friends zero enemy dapat menimbulkan kebingungan, untuk menentukan aliansi yang kuat dengan salah satu kekuatan besar di dunia, walau hal ini juga dapat digunakan untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan Amerika dan China.

Connie memberikan contoh bahwa Indonesia dapat membagi kerjasama militernya dengan kedua negara tersebut, dalam membangun dan memperkuat armada laut, misalnya membangun Armada Barat dan Samudera Hindia dengan China, sementara Armada Timur dan Pasifik dengan Amerika.

“Ini akan membuat Indonesia sebagai negara dengan kekuatan pengimbang yang sebenarnya. Menurut saya, ini adalah gerakan non blok abad ke-21,” ujar Connie.

SUMBER :BERITA SATU

10 comments:

  1. kalau bisa beli pesawat F-22 (6 pesawat), jangan f-16 sdh tdk layak terbang dan untuk menghadapi penyusup dari RRC karena dia mengembangkan geopolitik baru terhadap wilayah lepas pantai pasifik serta indonesia dalam radius pengaman militernya. Baru Bravo NKRI

    ReplyDelete
  2. mata lu sobek tuh beli F-22
    cek dulu harga baru bacot
    dasar orang kampung sok tau!!

    ReplyDelete
  3. f-22 saja gak boleh di jual,walaupun pesawat termahal itu mampu di beli indonesia kongres USA ga kan membolehkannya.

    ReplyDelete
  4. f-22 saja gak boleh di jual,walaupun pesawat termahal itu mampu di beli indonesia kongres USA ga kan membolehkannya.

    ReplyDelete
  5. waduh..kog pedes banget commentnya ya...tapi betul harga F-22 sangat mahal, dr sumber wikipedia satu biji F-22 seharga $120 juta, bandingkan dg harga Sukhoi-27 yg berada di kisarn $35 juta,lagian pemerintah US sampai skrg belum berniat menjual F-22 kepada negara manapun. Jepang yg merupakan sahabat dekat US di pasifik pun pernah ditolak oleh pemerintah US ketika mengajukan opsi pembelian F-22. Akhirnya jepang beralih ke F-15 Eagle.

    ReplyDelete
  6. Su-35 3 skdrn, ms gk mampu..

    ReplyDelete
  7. Kalau boleh Usul ya "gigi2" untuk armada fighter kita juga diperhatikan....karena sekarang "gigi2" udara ke udara hanya bertumpu pada canon & Sidewinder (untuk fighter2 lansiran barat)sedangkan Sukhoi kita "gigi2" nya belum siap....khususnya "gigi2" untuk Udara - Udara karena itulah jati diri sejati dari fighter2 itu.....mudah2an bisa dapat "gigi2" yg mampu BVR....ehheemmm.....

    ReplyDelete
  8. lomayan pedes ,,,tp nrutku biasa ,,, mmg mahal brooo f22 ,,, jd klo kt trma ibba dr as f16 blok 25 dan akan diupgred l mnjd f 1 blok 52 mk pswat f 16 yg akn dtrima indonesia mnjd lbh cnnggih ,, dan kt bnyk mmiliki pswat tempur f 16 blok 52 ..dr pda f22 yg gk mgkin djual ,dan harganya bs mmbeli su 30 dalam jumlah 6 unit ... ya tinggal pilih ajah ,,su 30 unit ,,atau f16 blok 52 baru 24 unit + rudal yang kan dihibbahkan juga ....bravooo cuyy

    ReplyDelete
  9. emg mahal f22 ,,,1 f22 bs beli su 30 ,,6 unit .
    jd untuk nilai itu lbh baik terima hibba f16 aja yg mau diperbaharui mnjd f16 blok 52 ,,, dan mnjd bravoooo cuyyy

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK