Pages

Monday, June 18, 2012

Usulan chinook untuk jadi Alutsista TNI


Helikopter Chinook. (Foto: U.S. Army)

18 Juni 2012, Senayan: Kementerian Pertahanan diharapkan mempertimbangkan bahkan mengkaji pengadaan alat angkut bagi TNI mengingat pesawat yang ada saat ini seperti Hercules sudah tua sehingga perlu peremajaan bahkan bila perlu pembelian baru.

"Komisi I tertarik dan mengusulkan pesawat angkut jenis Chinook," ujar anggota Komisi I _PR Muhammad Najib pada Jurnalparlemen.com di Jakarta, Minggu (17/6).

Menurut dia, helikopter jenis Chinook memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, punya kapasitas angkut yang besar, baik untuk personil maupun logistik selain sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai pesawat penyerang.

"Kami melihat kebutuhan utama untuk TNI saat ini memang pesawat angkut. Sebab, yang dimiliki TNI sekarang ini jumlahnya terbatas dan sudah tua," ujarnya. Mengingat Indonesia rawan bencana alam, terutama gempa bumi, lanjut M Najib, helikopter canggih semacam yang mampu mengangkut peralatan berat ke daerah terisolir sangat dibutuhkan.

Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke AS, rombongan Komisi I dipimpin ketuanya Mahfudz Siddiq sempat bertemu produsen Helikopter Chinook. "Mereka memberi lampu hijau bagi Indonesia. Tapi, dalam pengadaan peralatan militer dari AS memang tidak mudah," tutur M Najib.

Sumber: Jurnal Parlemen

Pasukan Khusus Indonesia dan China Latihan Bersama di China


18 Juni 2012, Jakarta: Indonesia-China terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, diantaranya dengan melakukan pertukaran kunjungan pejabat pertahanan dan latihan bersama. Juli mendatang, para prajurit pasukan khusus dan prajuit Angkatan Laut kedua negara akan melakukan latihan bersama di China.

Dalam rangka penguatan kerja sama tersebut, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, hari ini, Senin (18/6), menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA China, Jenderal Jing Zhiyuan.

“Beliau datang ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan, dan menindak lanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan antara kedua Menteri Pertahanan dua negara tersebut,”kata Sekjen Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, usai menghadiri pertemuan tersebut di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (18/6).

Dalam pertemuan tersebut, jelas Eris, dibicarakan tentang kemungkinan latihan bersama bagi prajurit pasukan khusus dan Angkatan Laut kedua negara. Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit Indonesia-China.

“Latihan bersama akan dilaksanakan bulan depan, prajurit Indonesia akan berkunjung ke China untuk latihan pasukan khusus. Juga diagendakan latihan antar Angkatan Laut, tapi masih dalam pembicaraan navy to navy talk,”papar Eris.

Disamping itu, kerja sama yang dilakukan adalah melakukan pertukaran kunjungan pejabat tinggi bidang pertahanan, khususnya Menhan secara bergantian ke negara masing-masing.

Menurut Eris, kerja sama ini sudah berjalan dengan kunjungan Menteri Pertahanan China ke Indonesia pada tahun lalu. “Tahun ini Menhan kita kesana, semoga saja ini terus berkelanjutan,”ujarnya.

Sumber: Jurnas

Taifib Gelar Simulasi Penumpasan Pembajak

18 Juni 2012, Surabaya: Sebuah heli Bell-412EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan manuver saat menurunkan sejumlah anggota pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir TNI AL di atas sebuah kontainer, pada aksi simulasi penumpasan pembajak di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Senin (18/6). Simulasi yang diikuti berbagai unsur Penerbangan TNI AL dan pasukan khusus TNI AL (Intai Amfibi Marinir dan Kopaska) tersebut, dalam rangka HUT Ke-56 Penerbangan TNI AL. FOTO ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)

Seorang pembajak melompat di atas truk muatan kontainer, tak jauh dari sejumlah pembajak bersenjata yang melakukan aksi jahatnya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)

Sejumlah personil Intai Amfibi (TAIFIB) Marinir TNI-AL melakukan aksi penyergapan teroris di Apron hanggar 1-2 Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda-Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/6). (Foto: TEMPO/Fully Syafi) 
 
sumber : Tempo

7 comments:

  1. beli chinok sih nggk papa tpi yg jadi pertanyaan kok prtimbangan mulu sih alat2 yg laen masih banyak yg belum deal kayak heli apache atau si kobra kok udah pindah ke chinok ya gmn sih maunya k1 ini,capaek deh mikirinnya

    ReplyDelete
  2. pak Roy Suryo nich yg paling ngebet ane sendiri setuju bngt hell chinook banyak gunanya

    ReplyDelete
  3. pilihan bodoh kalau plh chinok, kenapa nga mi17 aja? Lbh murah daya angkt lbh bnyak n djamin gak akan diembargo

    ReplyDelete
  4. bingung , apa tskut engga dpt jatah, kapan militer indonesia disegani,ayo bangsaku ......maju terus , lawan atek2 korupsi di senayan.......yg tdk nasionalis tp perut pribadi

    ReplyDelete
  5. m17 aj, chinok rawan embargo

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK