Pages

Sunday, March 11, 2012

Korsel Hibahkan F5 tiger Ke RI

Semula pernah diberitakan bahwa sebagai bonus
pembelian 16 T-50 Golden Eagle maka Korea Selatan
akan menghibahkan 16 pesawat latih lanjut Hawk
Mk-67, namun akhirnya tipe pesawat beralih menjadi
F-5 Tiger (photo : Scramble)
Kementrian Pertahanan dalam upaya percepatan
pemenuhan MEF TNI telah merencanakan untuk
menambah puluhan pesawat tempur baru hingga akhir
tahun 2014. Termasuk diantaranya adalah hibah 16
pesawat tempur F-5 (1 skadron) bekas pakai dari
Angkatan Udara Korea Selatan.
Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam keterangannya
menjelaskan mengenai rencana Kementrian Pertahanan
untuk melengkapi alutsista yang diperlukan oleh TNI
Angkatan Udara khusunya jenis pesawat tempur pada
Lokakarya 50 Tahun Kohanudnas bulan lalu di Jakarta.
“Kita akan push pada akhir tahun 2014 nanti kita akan
ada tambahan paling sedikit 78 pesawat tempur : 6
Sukhoi, 24 F-16, kemudian T-50 satu skadron, dan
karena kita mendapatkan T-50 1 skadron maka kita
akan mendapatkan hibah juga dari Korea - memang
akan ada tambahan lagi 1 skadron F-5 Tiger dari Korea
karena kita membeli T-50 - dan tambah lagi 16 pesawat
atau 1 skadron Super Tucano” kata Menhan.
Menhan Purnomo Yusgiantoro melanjutkan “Jadi kalo
dihitung-hitung kita punya 3 skadron penuh light
fighters, untuk counter insurgency adalah Super
Tucano, kemudian 2 lagi adalah 1 F-5 Tiger dan 1 T-50.
Kemudian tambahan 6 Sukhoi dan 24 F-16 yang kita
akan upgrade jadi setara block 52.”
Mengenai rencana upgrade 24 pesawat F-16 hibah dari
AS Menhan menambahkan “Saya katakan setara blok 52
karena ini permintaan dari DPR, kita tadinya akan
upgrade/falcon up setara blok 32 tapi kemudian kita
memenuhi permintaannya jadi setara blok 52”.
“Jadi kalau ditotal at the end of 2014 kita akan
mempunyai tambahan 78 pesawat tempur baru”
tambah Purnomo sambil menutup penjelasannya
(Statement Menteri Pertahanan )

9 comments:

  1. Saya rasa tawaran taiwan pun hendaknya diambil saja, utk mengantisipasi keterlambatan KFX/IFX yang rencananya tahun 2020 sudah bisa masuk kejajaran TNI AU, selain mengisi kekosongan pesawat hibah F5 Tiger dari taiwan pun bisa digunakan utk mengisi skuadron di papua, namun bagusnya lebih baik membeli SU-35 sekitar 24 unit, SU-30MK2/SU-27 sekitar 14 unit lagi menjadi 24 unit, lalu TU-160 blackjack 12 unit, serta rudal pertahanan udara S-300/S-400 utk menjaga seluruh NKRI dari pesawat tempur musuh, dan jangan lupa radar yang bisa mendeteksi pesawat siluman dan pesawat tanpa awak seperti yang dipunyai iran ...

    ReplyDelete
  2. inilah bodohnya negara kita menjadi penampungan pesawat bekas negara lain seperti hibah F5, F16 yang sangat mahal untuk pemeliharaan, hilangkanlah rencana untuk menerima yang bersifat hibah/bekas yang bersifat untuk peralatan militer TNI, cari yang bersifat produksi bersama/ TOT spr dengan rusia dan china biar biaya mahal tp bisa produksi sendiri untuk mencapai industri dan kemandarian dalam negeri yang kemampuannya bisa bersaing di internasional bahkan diminati dan dikagumi dunia ketangguhan dan kecanggihannya gto gan menhan

    ReplyDelete
  3. @tajab : mas klo ngomong jangan jadi seperti anggota GAM (nGomong Asal Mangap), apa salahnya menerima pesawat hibah yang masih bagus, dengan uang yang pas-pasan penerimaan hibah ini sangat baik, karena apabila kita beli yang baru sangat mahal dan dapatnya pun sedikit, pesawat F5 ini gen4 ini sangat bermamfaat untuk latihan TNI-AU, sebelum pindah ke F-16, dan dengan hibahnya F-16 amerika, TNI-AU dapat lebih meningkatkan skill karena F-16 sebagai training kebelum ke Sukhoi dan KFX nantinya, jadi TNI perlu quantity saat ini, saya rasa petinggi TNI lebih pintar dari anda mas tajab, mental seperti anda ini lah yang saya tidak begitu suka, mental yg slalu menghina menghina dan sebagainya, ngga usah dibalas mas post saya ini anda pikir sendiri aja, sedikit lag saya tambahkan menjawab pertanyaan anda, saya mampu mengemukakan puluhan alasan kenapa TNI harus menerima hibah ini

    ReplyDelete
  4. @tajab : didunia ini mas tak ada yang gratis masalah ToT, anda ingin tot dengan rusia lucu, rusia sangat pelit akan tot, dan lalu kita membeli produknya juga sedikit, ToT dengan china, kita harus membeli pesawat dari china, kita tot dengan korsel kita harus membeli T/A 50 golden eagle, membeli kapal selam dan lain2, baru kita dapat tot, tidak semudah ini tot harus ada timbal balik yang dibayar dengan sangat mahal mahal

    ReplyDelete
  5. Bner gan,, ada baiknya, jgn cuma menghina dan menghina, kalau kondisi barang msih bgus knapa ga diambil.. Lgian jga psawat trsbut udah diupgred dan ditingkatkan kmampuannya, harganya sama dgn membeli pswat yg baru yg lebih sdikit, untuk koment prtama' mnurut saya f5 taiwan ga usah diambil, brkasus pada china kta akan dirugikan scara politik.. China rada kurang sreg ma taiwan, kalo kta ambil f5 taiwan, hub krja sama militer kta dgn china akan trganggu, contohnya TOT krjasama pembuatan rudal C705, jgn smpai gara2 taiwan kta trsandung msalah lebih jauh, lgian jga Korsel udah mau kasih f5 jga kan ke kita, jdi f5 korsel aja yg kta ambil..!

    ReplyDelete
  6. akan lebih berguna bila kita dapat membedah pesawat2 hibah tersebut hingga minimal mampu membuat sendiri spare part nya dengan menggunakan semaksimal mungkin sumber daya lokal,kiranya dephan perlu membentuk direktorat baru di bidang research and development untuk menyerap teknologi yang kita beli selama ini,dimulai dari copas namun dipelajari dan dikembangkan dengan maksud untuk dapat mandiri dalam pengadaan alutsista kedepan...jayalah Indonesia

    ReplyDelete
  7. setuju dgn agan2 di atas, bahkan Amerika pun membeli peasawat F-5 bekas pakai Swiss (sudah di upgrade) untuk skadron2 latih US Navy+USMC....

    ReplyDelete
  8. Swa Bhuwana Paksa, Jayalah selalu sayap tanah air

    ReplyDelete
  9. Jangan menghina TNI kita mas! anda menganggap enteng bangsa sendiri!anda lupa bangsa ini merdeka melawan penjajah memakai BARANG RONGSOKAN bekas Belanda dan Jepang malah sebagian besar cuma pakai bambu runcing.
    Kalau anda baca sejarah perang, zionis Israel mengalahkan musuh-musuhnya memakai bermacam peralatan perang RONGSOKAN perang dunia ke II yang dimodifikasi secara cerdik.
    Bangsa kitapun tidak kalah kreatifitasnya, ambil contoh saja bagaimana TNI AL memodifikasi peralatannya seperti frigate2 tua bekas Belanda dipersenjatai dengan rudal Yakhont dan C-802 yang membuat tetangga kita mengerutkan alis, corvette2 tua diganti mesin yang lebih ekonomis ... bagaimana tank amphibi marinir diganti meriamnya..., coba baca sejarah panser Anoa ... saya yakin ada alasan TNI AU mau menerima F-5 bekas ... jangan lupa TNI AU kaya pengalaman menggunakan pesawat-pesawat blok Timur dan blok barat lebih dari 60 tahun ... mereka pasti sudah mempunyai strateginya sendiri. Ayoo kita dukung TNI kita. Merdeka!

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK