Pages

Tuesday, March 20, 2012

Indonesia Siapkan Tiga Heli Mi-17 bagi Misi Perdamaian PBB


Sejumlah pasukan perdamaian Indonesia melakukan simulasi penyelamatan yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekjen PBB Ban Ki-moon di Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3). Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono, Ban Ki-moon mengunjungi IPSC di Sentul, Bogor untuk melihat secara langsung sarana dan fasilitas yang tersedia di pusat misi pemeliharaan perdamaian itu. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/12)

20 Maret 2012, Jakarta: Pemerintah Indonesia berencana menyiapkan tiga helikopter angkut untuk membantu misi perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah meminta Indonesia untuk menyiapkan heli tersebut. “Saya minta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono apakah bisa menyumbang heli. Presiden mengatakan akan mempertimbangkannya,” kata Sekjen PBB saat memberikan ceramah dalam tinjauannya ke Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3).

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan, Presiden telah menginstruksikan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) untuk menyiapkan heli tersebut. “Presiden telah menginstruksikan Panglima dan KSAD untuk mempersiapkan tiga helikopter angkut untuk membantu misi perdamaian di Kongo," kata Sjafrie.

Menurut Sjafrie, tiga unit helikopter tersebut adalah heli Mi-17. Selain itu, Indonesia berencana mengajukan penjualan produk-produk militer non-alutsista agar bisa diakomodasi oleh PBB.

Indonesia, kata Sjafrie, juga unggul dalam produk-produk militer non-alutsista. “Seperti ransum tentara, pakaian, atau sepatu, bisa juga diakomodasi oleh PBB,” katanya.

Sumber: Jurnas

IPSC Bentuk Kontribusi RI Bagi Perdamaian Dunia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) dan Sekjen PBB Ban Ki-moon (kiri) melihat sejumlah simulasi kegiatan pasukan perdamaian Indonesia di Indonesia Peace and Security Centre (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3). Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Yudhoyono, Ban Ki-moon mengunjungi IPSC di Sentul, Bogor untuk melihat secara langsung sarana dan fasilitas yang tersedia di pusat misi pemeliharaan perdamaian itu. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/12)

20 Maret 2012, Sentul, Jawa Barat: Menjaga perdamaian dunia telah menjadi bagian utama dari kebijakan luar negeri Indonesia semenjak menjadi anggota PBB pada tahun 1957. Indonesia Peace and Security Centre (IPSC) merupakan salah satu bentuk kontribusi Indonesia dalam upaya tersebut. 


"Melalui pasukan perdamaian, Indonesia memainkan peranan aktif dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya ketika bersama Sekjen PBB Ban Ki-moon mengunjungi IPSC di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3) siang. 


Indonesia baru-baru ini mengirimkan sekitar 1.974 pasukan perdamaian yang ditempatkan di tujuh wilayah operasi. "Kehadiran Pusat Perdamaian dan Keamanan ini memiliki tujuan yang lebih tinggi. Kami berharap akan menjadi salah satu dari 10 negara teratas yang turut berkontribusi dalam perdamaian dunia," SBY menjelaskan.

Menurut Kepala Negara, Indonesia ingin menambah jumlah personel perdamaian hingga 4 ribu orang. "Tapi jumlah saja tidak cukup. Saat ini, operasi perdamaian mencapai lingkungan yang lebih kompleks," SBY menambahkan.

Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan pasukan penjaga perdamaian dunia ditugaskan untuk melindungi rakyat sipil dari kekerasan. Misalnya seperti yang terjadi di Darfur, Sudan Selatan, dan Republik Demokratik Kongo. 


"Semua itu bisa dilakukan jika para personel perdamaian dapat bertindak cepat dan fleksibel. Mereka juga membutuhkan peralatan dan teknologi yang mutakhir untuk menyelesaikan tugas mereka," kata Ban Ki-moon. 


Helikopter merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan, terlebih untuk kondisi wilayah seperti Sudan Selatan. "Saya berulang kali meminta negara anggota PBB yang memiliki helikopter mau menyumbangkan helikopter mereka agar misi dapat diselesaikan," kata Ban Ki-moon.

IPSC dibangun di atas tanah seluas 261 hektar, termasuk pusat pelatihan yang mempunyai lima fungsi. IPSC adalah sebuah institusi yang didedikasikan untuk meningkatkan kapasitas dalam operasi perdamaian dunia, mencakup terorisme dan manajemen penanggulangan bencana alam. Di sini juga melatih pasukan siap tempur Indonesia, juga pusat bahasa. 


Pembangunan IPSC akan selesai pada tahun 2014. Di masa depan, lanjut SBY, IPSC juga untuk mengembangkan pelatihan bagi tenaga ahli sipil. "Mereka akan dilatih cara berdiplomasi, membuat perdamaian, mediasi, dan perdamaian pasca konflik," ujar Presiden.

Indonesia punya komitmen kuat dan harus bekerja keras menyelesaikan pembangunan IPSC ini. Tapi Indonesia tidak dapat melakukannya sendiri. Oleh karena itu, kolaborasi dengan PBB dalam pengembangan kapasitas nasional diperlukan. 


"Saya akan meminta IPSC untuk mengeksplorasi dan mengembangkan pelatihan, berkolaborasi dengan departemen operasi perdamaian PBB," kata SBY.

Usai memberikan sambutan, Ban Ki-moon memberikan hadiah simbolis berupa helm biru yang biasa dipakai pasukan perdamaian PBB. Hadiah ini merupakan apresiasi PBB terhadap Indonesia.


Terlihat hadir, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro, dan Seskab Dipo Alam. Hadir pula isteri Ban Ki-moon, Ban Soon-taek.

Sumber: Presiden RI

4 comments:

  1. wah gara2 dipuji2(rayuan?)oleh sekjen PBB karena pernah jadi komandan pasukan garuda di PBB nh jadi menyanggupi 3 helikopter...buat kecukupan TNI aja msh kurang...demi pencitraan diri dimata duniakah...lebih baik benahi dan cukupi dulu alutsista TNI dulu pak, itu jauh lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara indonesia...anyway...apa untungnya jadi tentara PBB...mgkn jd lebih pinter bhs inggris ya...

    ReplyDelete
  2. Jelas banyak untungnya.. pengalaman, tau equipment & kekuatan negara lain ( d Bosnia lht VAB, beli & akhirnya buat Anoa ).

    ReplyDelete
  3. ya benar kawan presiden kt ngirim pasukan garuda untk pbb hanya demi pencitraan.seharusnya mereka di kirim keperbatasan untk membenahi infra struktur seperti membangun jaln yang sangat di bthkn oleh warga perbatasan dan dngan itu pula ekonmi warga perbartsan mungkn sedikit lbh baek dan seandainya terjadi situasi terbruk dngn negara jiran tni bs dengan mdhnya menggelar peralatan perang lihatlah tetangga jiran infra strukturnya jauh lbh baek dari pd kita.aku adlh salh satu warga perbatasn

    ReplyDelete
  4. pengalamn memang penting tp yang lbh penting benahi dulu dalamnnya nkri negara msh amburadul. soal pengalamn tdk harus ikut2an mengirm pasukan kalo cuma ingin melihat kekuatn negara laen ckp intelijen aja yang di krm atau latihn bersama,jg bisa ngirim mahasiswa prajurit.kalo hanya mo buat peralatn perang join production aja ama negara laen yang penting dananya tersedia.

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK