Pages

Saturday, January 28, 2012

Dubes Rusia dan As dipanggil Komisi I

Jakarta - Duta Besar Rusia untuk
Indonesia mempertanyakan Kredit
Ekspor (KE) US$ satu miliar yang
diberikan Pemerintah Rusia kepada
Indonesia, ketika bertemu dengan
Komisi I DPR RI. yang seharusnya
digunakan untuk membeli berbagai
peralatan militer dari negara Beruang
Merah tersebut. Padahal sudah ada
penandatangan Menteri Keuangan
Indonesia dengan Rusia.
“Rusia mempertanyakan mengapa
Indonesia tidak melanjutkan
pembelian peralatan militer dari
Rusia, Ini preseden buruk bagi
Indonesia” Kata Lili Wahid yang
mengaku, jika Komisi I baru tahu ada
masalah seperti itu.
Kepada itoday, adik Alm. Gus Dur ini
juga mengatakan, Komisi I akan
meminta keterangan dari pemerintah,
dalam hal ini kementerian
pertahanan. Dan Komisi I juga akan
memberitahukan ke komisi yang
berhubungan dengan kementerian
keuangan.
Kerjasama pertahanan antara Rusia-
Indonesia menghangat kembali sejak
Pemerintahan Megawati, yang
membeli berbagai peralatan militer
dari Rusia. Sejak saat itu, Rusia
semakin intensif berhubungan
dengan Indonesia dengan
memberikan KE untuk mempermudah
Indonesia mendapatkan peralatan
militer negara Beruang Merah
tersebut.
Indonesia sendiri berencana akan
menambah lagi armada Sukhoinya,
dengan memesan pesawat tempur
sejenis dengan nilai kontrak sebesar
US$ 200 juta.
Komisi I Panggil Dubes AS
Selain dengan Dubes Rusia untuk
Indonesia, siang tadi Komisi I DPR RI
juga bertemu dengan Duta Besar
Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia.
Kepada itoday, anggota Komisi I DPR
RI, Lili Wahid mengatakan,
kedatangan Dubes AS ke Komisi I
hanya untuk memberitahukan, AS
akan merampingkan angkatan
bersenjatanya, dan menaruh
perhatian terhadap perkembangan
Indonesia dalam skala hubungan
bilateral kedua negara.
Namun Lili tidak menjelaskan lebih
lanjut, mengenai hal apa yang akan
diperhatikan Pemerintah AS dalam
rangka hubungan dua negara. Hal ini
menjadi pertanyaan besar, sebab AS
memiliki banyak kepentingan di
Indonesia, salah satunya masalah
Freeport dan HAM di Papua.
Sejak AS diterpa krisis ekonomi,
Pemerintah AS memang berencana
untuk melakukan efisiensi di segala
ini, termasuk militernya. Salah
satunya dengan merampingkan jenis
Alutsista yang digunakan angkatan
bersenjatanya.
Sumber : ITODAY / ITODAY

2 comments:

  1. Beli 1 squadron SU-35BM+50 unit BMP 3F+S 300/400+ TOT aja jangan T-90!Leopard 2A6 Harga Mati.

    ReplyDelete
  2. SALAM SEJAHTERA, MERDEKA...!!
    DALAM SETIAP KOMENTAR YANG KAMI SAMPAIKAN SELALU MENYARANKAN AGAR NEGARA KITA DALAM KERJA SAMA MILITER DAN PEMBELIAN ALUTSISTA HARUS DENGAN DAN DARI NEGARA UNI SOVIET (RUSIA AND SEKUTUNYA) KARNA NEGARA2 ITU PASTI AKAN MEMBANTU KITA KALAU KITA DALAM KEADAAN PERANG.
    ITU SUDAH TERBUKTI DARI ZAMAN BAPAK SUKARNO DAN IBU MEGAWATI (ANAK NYA). KALAU DENGAN DAN DARI NEGARA LAIN TIDAK AKAN MUNGKIN, APALAGI BELANDA SANGAT TIDAK MUNGKIN, KALAU AMERIKA JELAS DUKUNG KITA KARNA BANYAK ASETNYA DI INONESIA SALAH SATUNYA TAMBANG FREEPORT. SEMOGA SAJA SEGERA DIADAKAN PEMBICARAAN SERIUS DENGAN PIHAK RUSIA.

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK