Pages

Sunday, December 18, 2011

Terlalu dini menilai Leopard tidak cocok



Jumat, 16 Desember 2011 17:28 WIB | 1809 Views
Leopard 2A-5 Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman) ini dalam formasi serang. Jika semuanya mulus, maka 100 tank utama dengan meriam kaliber 120 milimeter smoothbore dari tipe yang lebih baru lagi, Leopard 2-A6, akan memperkuat jajaran kavaleri TNI-AD. Tandingannya Lecrec dari Perancis, Merkava (Israel), Abrams (Amerika Serikat), Challenger (Inggris), atau T-98 (Rusia). Namun ada anggapan tank utama serupa Leopard kurang pas untuk kondisi topografi dan kanopi hutan hujan tropis Indonesia. (wikipedia)
 ... Dengan alam yang berbukit-bukit dengan sungai dan danau, Leopard yang berat itu tidak cocok. Leopard yang masuk kategori tank utama (berat) lebih cocok untuk kawasan gurun atau daerah yang rata...
Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan terlalu dini jika menilai Main Battle Tank (MBT) Leopard yang akan dibeli dari Jerman, tidak sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Harap diketahui, bobot tank besar ini dalam kondisi full gearsekitar 68 ton.

"Wilayah kita ini kan luas, bisa saja tidak cocok dengan kondisi geografis di Jawa tetapi sesuai dengan kondisi geografis di Kalimantan. Bisa saja kan itu terjadi...," katanya usai Rapat Paripurna TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) 2011 di Jakarta, Jumat.

Menurut anggota Komisi I DPR, Salim Mengga, MBT Leopard tidak sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia. Dengan alam yang berbukit-bukit dengan sungai dan danau, Leopard yang berat itu tidak cocok. Leopard yang masuk kategori tank utama (berat) lebih cocok untuk kawasan gurun atau daerah yang rata.

Tank yang akan dibeli itu bekas Angkatan Darat Kerajaan Belanda yang sesungguhnya tidak pernah dipakai dalam misi perang sesungguhnya pun hanya sekali dua kali untuk berlatih di hutan Eropa Barat. Rencananya mereka melepas 150 Tank Leopard 2A6 yang dibuat pada 2003.

"Jadi, masalah cocok atau tidak, itu masih harus didiskusikan lagi antara TNI dan Komisi I DPR."

Pada kesempatan yang sama Kepala Staf Angkatan TNI-AD, Jenderal TNI Pramono Wibowo, mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim yang khusus mengkaji dan menetapkan spesifikasi teknis dan kebutuhan operasional dari alt utama sistem senjata yang akan dibeli.

"Tim tersebut terdiri atas unsur kavaleri, arhanud dan lainnya. Mereka yang tahu secara teknisnya dan tentu tahu mengapa seperti itu," katanya menambahkan.

TNI-AD akan melengkapi sistem pertahanan dengan memborong arsenal dari lima pabrik di Eropa dan Amerika. Peralatan yang akan dibeli dengan dana APBN 2011 sebesar Rp 14 triliun itu dipastikan produk baru.

Dalam hal itu, kata Pramono, Indonesia diuntungkan dengan kondisi ekonomi Eropa yang tengah terbelit krisis sehingga banyak produk yang dihasilkan dijual dengan harga murah.

Alutsista yang akan dibeli tersebut, antara lain, main battle tank Leopard 2-A6 yang berbobot 62 ton. Indonesia akan membeli 100 unit tank yang sudah dipakai di 15 negara itu dengan harga per unit 280 juta dollar AS. TNI-AD juga akan membeli multiple launch rocket system
untuk kekuatan 2,5 batalion.

Untuk meriam 155 buatan Perancis dan helikopter serang darat AH-64 Apache buatan Boeing, Amerika Serikat, TNI-AD juga mendapatkan harga khusus yang relatif murah. Khusus untuk delapan helikopter, Amerika Serikat memberikan diskon lima juta dollar AS sehingga harganya turun menjadi 25 juta dollar AS
.

Pramono bersyukur karena dalam tiga tahun terakhir TNI-AD mendapatkan prioritas dalam hal pengadaan kebutuhan alutsista dan selalu mendapatkan anggaran berkisar Rp 14 triliun. (R018)
SUMBER ANTARA

1 comment:

  1. Harga Leopard tank per unit US$ 280 juta...ah yang bener..baru berita aja udah digelembungin...ohh bangsaku ..ohh..negaraku..

    ReplyDelete

DISCLAIMER : KOMENTAR DI BLOG INI BUKAN MEWAKILI ADMIN INDONESIA DEFENCE , MELAINKAN KOMENTAR PRIBADI PARA BLOGERSISTA
KOMENTAR POSITIF OK